Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Vector Calculus: Fundamentals and Applications, Study notes of Mathematics

This comprehensive overview covers key vector calculus concepts, including operations, functions, differentiation, and integration, with applications in physics and math. It explores vector properties, theorems, and coordinate systems, providing a valuable resource for students and researchers.

Typology: Study notes

2019/2020

Uploaded on 01/19/2023

Sheila1952
Sheila1952 🇮🇩

1 document

1 / 30

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
ANALISIS VEKTOR
Aljabar Vektor
Operasi vektor
Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran yang
hanya memiliki nilai tanpa arah disebut dengan skalar. Contohnya adalah massa, muatan,
kerapatan, dan temperatur. Untuk notasinya, besaran yang dinyatakan sebagai vektor akan
ditandai dengan tanda panah di atas simbolnya (
A,
B, dan seterusnya), sedangkan skalar
dinyatakan dengan huruf biasa. Besar (nilai) dari suatu vektor
A dapat dituliskan
A
atau dengan notasi skalar,
A
.
Gambar 1
Dalam diagram, vektor biasanya dinyatakan dengan panah. Panjang dari panah
sebanding dengan besar vektor dan kepala panah menyatakan arah dari vektor tersebut.
Minus
A (yaitu
A) adalah sebuah vektor dengan besar yang sama seperti
A, tetapi
pada arah sebaliknya (gambar 1). Perhatikan bahwa vektor memiliki besar dan arah, tetapi
tidak mutlak menyatakan lokasi. Sebagai contoh, sebuah perpindahan sejauh 4 km ke arah
utara dari Bandung direpresentasikan dengan vektor yang sama pada perpindahan sejauh 4
km ke utara Padang (kelengkungan Bumi diabaikan). Dengan demikian vektor dapat
digeser sesuka hati selama besar dan arahnya tidak diubah.
halaman 1
A
A
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e

Partial preview of the text

Download Vector Calculus: Fundamentals and Applications and more Study notes Mathematics in PDF only on Docsity!

ANALISIS VEKTOR

Aljabar Vektor

Operasi vektor

Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah

perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran yang

hanya memiliki nilai tanpa arah disebut dengan skalar. Contohnya adalah massa, muatan,

kerapatan, dan temperatur. Untuk notasinya, besaran yang dinyatakan sebagai vektor akan

ditandai dengan tanda panah di atas simbolnya (

A ,

B, dan seterusnya), sedangkan skalar

dinyatakan dengan huruf biasa. Besar (nilai) dari suatu vektor

A

dapat dituliskan ∣A∣

atau dengan notasi skalar, A.

Gambar 1

Dalam diagram, vektor biasanya dinyatakan dengan panah. Panjang dari panah

sebanding dengan besar vektor dan kepala panah menyatakan arah dari vektor tersebut.

Minus

A

(yaitu  A ) adalah sebuah vektor dengan besar yang sama seperti

A

, tetapi

pada arah sebaliknya (gambar 1). Perhatikan bahwa vektor memiliki besar dan arah, tetapi

tidak mutlak menyatakan lokasi. Sebagai contoh, sebuah perpindahan sejauh 4 km ke arah

utara dari Bandung direpresentasikan dengan vektor yang sama pada perpindahan sejauh 4

km ke utara Padang (kelengkungan Bumi diabaikan). Dengan demikian vektor dapat

digeser sesuka hati selama besar dan arahnya tidak diubah.

halaman 1

A
 A

halaman 2

Operasi vektor dapat dibagi menjadi empat kelompok:

(1) Penjumlahan dua vektor. Tempatkan ekor

B

pada kepala

A

sehingga dapat

diperoleh jumlah vektor

AB

, yaitu vektor dari ekor

A

hingga kepala

B

(gambar 2).

Penjumlahan vektor bersifat komutatif sehingga jika

B

ditukar dengan

A pada proses di

atas, maka hasilnya akan tetap sama:

AB=B A

Gambar 2

Penjumlahan ini juga bersifat asosiatif:

 ABC= AB C 

Untuk mengurangkan sebuah vektor (gambar 3), tambahkan kebalikannya:

AB= AB.

Gambar 3

(2) Perkalian dengan sebuah skalar. Perkalian suatu vektor oleh sebuah skalar k

positif merupakan perkalian besar vektor oleh skalar tersebut dengan arah yang tidak

berubah (gambar 4). Namun jika k negatif, arah vektor berubah menjadi sebaliknya.

A
B
B A 
A
B
B A 
A
B
 AB 

halaman 4

dengan n adalah sebuah vektor satuan (yang panjangnya 1) mengarah tegak lurus bidang

yang sisi-sisinya dibentuk oleh vektor

A

dan

B

. Namun ternyata ada dua arah yang

tegak lurus bidang tersebut, yaitu “masuk” dan “keluar”. Untuk mengatasi masalah ini,

digunakanlah kesepakatan aturan tangan kanan: jadikan keempat jari selain ibu jari agar

menunjuk pada vektor pertama (dengan ibu jari tegak lurus keempat jari), kemudian putar

keempatnya (pada sudut terkecil) ke arah vektor kedua, maka ibu jari menandakan arah

dari perkalian silang kedua vektor tersebut. Perhatikan bahwa

A×B

akan menghasilkan

sebuah vektor sehingga perkalian silang sering disebut dengan perkalian vektor.

Gambar 6.

 A×B mengarah keluar bidang kertas,

 B× A mengarah masuk bidang kertas.

Perkalian silang bersifat distributif,

A×B C = A×B A× C 

tetapi tidak komutatif, justru

A×B=B× A

Secara geometri, ∣A×B∣ adalah luas daerah jajaran genjang yang dibentuk oleh

A

dan

B

(gambar 6). Jika kedua vektor saling sejajar, maka perkalian silangnya nol dan secara

khusus

A× A= 0

untuk sembarang vektor

A

Bentuk komponen

Pada bagian sebelumnya telah didefinisikan beberapa operasi vektor dalam bentuk yang

masih kabur, yakni tanpa merujuk pada sistem koordinat tertentu. Dalam praktik biasanya

cukup mudah untuk bekerja dengan komponen vektor dalam sistem koordinat tertentu.

Misalkan pada koordinat kartesian:

i ,

j , dan

k masing-masing adalah vektor satuan

A
B

halaman 5

yang sejajar dengan sumbu-x, y, dan z (gambar 7). Sebuah vektor sembarang

A

dapat

dinyatakan dalam suku vektor basis tersebut (gambar 8), yaitu

A= A

x

i A y

j A z

k.

Gambar 7 Gambar 8

Bilangan

A

x

A

y

, dan

A

z

disebut komponen dari

A

. Tafsiran geometri dari

komponen vektor tersebut adalah proyeksi

A

sepanjang tiga sumbu koordinat. Dengan

hasil ini, keempat operasi vektor yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dirumuskan ulang

dalam bentuk komponen-komponennya:

(1) Penjumlahan dua vektor:

AB= A

x

B

x

i  A y

B

y

 j  A z

B

z

 k

(2) Perkalian dengan sebuah skalar:

k

A=k A x

i k A y

 j k A z

 k.

(3) Perkalian titik dua vektor:

i⋅i = j⋅j = k

k= 1 ;

i

j =i⋅k= j⋅k= 0

A⋅B= A

x

B

x

 A

y

B

y

 A

z

B

z

A⋅A= A

x

2

 A

y

2

A

z

2

⇒ A=
 A

x

2

A

y

2

 A

z

2

x

y

z

i

j

k

x

y

z

A

x

i

A

y

j

A

z

k

A

halaman 7

Posisi, perpindahan, dan jarak

Lokasi sebuah titik dalam tiga dimensi dapat dinyatakan dalam koordinat kartesian

x , y , z . Vektor yang mengarah ke titik tersebut dari titik asal disebut dengan vektor

posisi:

r =x

i  y

j z

k

Besarnya

r =  x

2

 y

2

z

2

,

adalah jarak dari titik asal, dan

r =

r

r

x

i  y

j z

k

 x

2

 y

2

z

2

merupakan vektor satuan yang mengarah radial keluar.

Bagian kecil vektor perpindahan, dari x , y , z  hingga xdx , ydy , z dz  adalah

d r =dx

i dy

j dz

k

Pada berbagai kasus fisika, kita akan sering berhadapan dengan permasalahan yang

melibatkan dua titik, yatu sebuah titik sumber  r ' (tempat sumber medan berada) dan titik

medan  r yang sedang ditinjau besar medannya. Akan memudahkan jika sejak awal

dibuatkan notasi baru untuk menyatakan posisi relatif dari titik sumber ke titik medan.

Notasi yang akan digunakan untuk keperluan ini adalah  r (gambar 9):

r =r r '.

Gambar 9. Vektor posisi relatif antara titik sumber dan titik medan.

r

r '

r

titik sumber

titik medan

halaman 8

Besar dari vektor posisi relatif tersebut adalah

r=∣r r '∣ ,

dan vektor satuannya (mengarah dari r ' ke r ):

r=

r

r

r r '

∣r r '∣

Kalkulus Vektor

Limit, kontinuitas, dan turunan fungsi vektor

Jika untuk setiap nilai suatu skalar u kita kaitkan sebuah vektor

A

, maka

A

disebut

fungsi dari u dan dinyatakan dengan

A u 

. Notasi ini dalam tiga dimensi dapat dituliskan

menjadi

A u =A x

u i  A y

u  j  A z

u  k

Konsep fungsi ini dapat diperluas dengan mudah. Jika setiap titik x , y , z  berkaitan

dengan sebuah vektor

A

, maka

A

adalah fungsi dari x , y , z  yang dinyatakan dengan

A x , y , z = A x

x , y , z  i A y

x , y , z  j  A z

x , y , z  k. Dapat dikatakan vektor

A

ini mendefinisikan sebuah medan vektor dan serupa dengannya x , y , z  mendefinisikan

medan skalar.

Aturan limit, kontinuitas, dan turunan untuk fungsi vektor mengikuti aturan yang sama

seperti skalar.

(1) Fungsi vektor yang dinyatakan dengan

A u  dikatakan kontinu pada u 0

jika untuk

setiap bilangan positif  dapat ditemukan suatu bilangan positif  sehingga

∣Au  Au 0

∣ dengan ∣uu 0

. Pernyataan ini ekuivalen dengan

lim

u  u 0

Au = A u 0

(2) Turunan dari

A u  didefinisikan

d

A

du

= lim

 u  0

A u  u  A u 

 u

, dengan syarat

limitnya ada. Pada kasus

A u =A x

u i  A y

u  j  A z

u  k dapat diperoleh

halaman 10

divergensi: div

A=
∇⋅A=
∂ A

x

∂ x

∂ A

y

∂ y

∂ A

z

∂z

curl: curl

A=
∇× A=

i

j

k

∂ x

∂ y

∂ z

A

x

A

y

A

z

Jika turunan parsial dari fungsi-fungsi

A
B

, U , dan V diasumsikan ada, maka

∇ U V =
∇ U 

∇ V atau grad U V =grad U grad V

∇⋅ A B=
∇⋅A

∇⋅B atau div  AB=div

Adiv

B
∇× AB =
∇ × A

∇ ×B atau curl  AB =curl

Adiv

B
∇⋅U
A =
∇ U ⋅AU 
∇⋅A
∇×U
A=
∇ U × AU 
∇× A 
∇⋅ A ×B=B⋅
∇ × A A⋅
∇ ×B 
∇× A×B = B⋅
∇  A B 
∇⋅A A⋅
∇ B A 
∇⋅B
∇  A⋅B = B⋅
∇  A A⋅
∇  BB×
∇ × A A×
∇ ×B
∇ U =∇

2

U =

2

U

∂ x

2

2

U

∂ y

2

2

U

∂z

2

disebut Laplacian dari U

dan ∇

2

2

∂ x

2

2

∂ y

2

2

∂ z

2

disebut dengan operator Laplacian.

∇×

∇ U =0. Curl dari gradien U adalah nol.

∇ × A =0. Divergensi dari curl

A

adalah nol.

∇×
∇× A =
∇⋅A ∇

2

A

Gradien, divergensi, dan curl bukanlah sekedar operasi matematik belaka. Ketiganya

dapat ditafsirkan secara geometri.

halaman 11

Tafsiran Gradien. Seperti vektor lainnya, gradien memiliki besar dan arah. Untuk

menentukan arti geometrinya, kita dapat memisalkan ada sebuah fungsi tiga variabel,

katakanlah temperatur dalam ruang, T x , y , z  , yang merupakan sebuah skalar.

Seberapa cepat perubahan temperatur tersebut dinyatakan dalam bentuk diferensial total

dT =

∂ T

∂ x

dx 

∂ T

∂ y

dy

∂ T

∂ z

dz.

(35)

Dalam bentuk perkalian titik, pernyataan di atas setara dengan

dT =

∂ T

∂ x

i 

∂T

∂ y

j 

∂ T

∂z

k

⋅dx

idy

j dz

k

∇ T ⋅d  r 

atau

dT =

∇ T⋅d  r =∣

∇ T∣∣d  r ∣cos

yang berarti

dT

dr

∇ T∣cos =

∇ T⋅u ,

dengan  adalah sudut antara

∇ T

dan d r , kemudian u adalah suatu vektor satuan

yang menyatakan arah gerak kita. Dengan demikian, laju perubahan temperatur ( dT /dr )

akan bernilai paling besar ketika geraknya searah dengan

∇ T

(yaitu saat =0 ).

Bayangkan kita berada pada sebuah lereng bukit. Lihat ke sekeliling dan temukan

bagian yang paling curam. Itu adalah arah dari gradien. Sekarang ukur kemiringan pada

arah tersebut. Itu adalah besar dari gradien. Lalu bagaimana jika gradiennya nol? Jika

∇ T = 0

pada x , y , z  , maka dT = 0 untuk perpindahan yang kecil di sekitar titik

x , y , z . Keadaan ini akan berarti sebuah titik stasioner dari fungsi T x , y , z . Titik

tersebut dapat berupa nilai maksimum (puncak), minimum (lembah), daerah pelana, atau

sebuah permukaan berbentuk seperti “bahu”.

Tafsiran Divergensi. Sesuai namanya, divergensi

∇⋅A

menyatakan ukuran

penyebaran vektor

A

. Perhatikan gambar 10 sebagai contoh pada kasus dua dimensi.

halaman 13

Koordinat lengkung

Misalkan persamaan transformasi

x= f u 1

, u 2

, u 3

, y = g u 1

, u 2

, u 3

, z =h u 1

, u 2

, u 3

(dengan asumsi f, g, h kontinu, memiliki turunan parsial kontinu, dan memiliki sebuah nilai

invers tunggal) membentuk korespondensi satu-satu antara titik-titik dalam sistem

koordinat xyz dan u 1

u 2

u 3

. Dalam notasi vektor, persamaan (39) dapat dituliskan

r =x

i  y

j z

k= f u 1

, u 2

, u 3

i  g u 1

, u 2

, u 3

 j h u 1

, u 2

, u 3

 k.

Sebuah titik P (gambar 12) dengan demikian dapat didefinisikan tidak hanya oleh

koordinat x , y , z  tetapi juga oleh koordinat u 1

, u 2

, u 3

. Kita sebut u 1

, u 2

, u 3

sebagai koordinat lengkung dari suatu titik.

Gambar 12

Dari persamaan (40), diperoleh

d  r =

∂r

∂ u 1

du 1

∂ r

∂ u 2

du 2

∂ r

∂ u 3

du 3

Dalam sistem koordinat lengkung ini, bentuk diferensial dari panjang busur suatu kurva

dapat dituliskan

ds

2

= g 11

du 1

2

 g 22

du 2

2

 g 33

du 3

2

dengan

y

z

P

r

x

e 

1

e

2

e

3

u

2

u

3

u 1

halaman 14

g 11

∂ r

∂ x

∂ r

∂ x

g 22

∂r

∂ y

∂ r

∂ y

g 22

∂ r

∂ z

∂ r

∂ z

Vektor ∂r /∂ u 1

bersinggungan dengan koordinat u 1

pada P. Jika e 1

merupakan

sebuah vektor satuan pada arah tersebut, maka ∂r /∂ u 1

=h 1

e 1

dengan h 1

=∣∂r /∂ u 1

Serupa dengannya, ∂r /∂ u 2

=h 2

e 2 dan ∂r /∂ u 3

=h 3

e 3 dengan h 2

=∣∂ r / ∂ u 2

dan

h 3

=∣∂ r /∂ u 3

. Dengan demikian,

d r =h 1

du 1

e 1

h 2

du 2

e 2

h 3

du 3

e 3

Besaran h 1

, h 2

, h 3

sering disebut sebagai faktor skala.

Jika e 1

, e 2

, e 3

saling tegak lurus pada titik P, koordinatnya dikatakan ortogonal. Oleh

karena itu, kita temukan kuadrat panjang busur adalah

ds

2

=d  r⋅d  r =h 1

2

du 1

2

h 2

2

du 2

2

h 3

2

du 3

2

yang bersesuaian dengan panjang diagonal ruang balok pada gambar 12, dan elemen

volumnya ( d  ) dapat ditulis

d =h 1

h 2

h 3

du 1

du 2

du 3

Misalkan  adalah sebuah fungsi skalar dan

A= A

1

e 1

 A

2

e 2

 A

3

e 3

adalah fungsi

dalam koordinat lengkung ortogonal u 1

, u 2

, u 3

, maka gradien, divergensi, curl, dan

laplacian-nya adalah:

∇ =grad =

h 1

∂u 1

e  1

h 2

∂ u 2

e  2

h 3

∂u 3

e  3

∇⋅A=div

A=

h 1

h 2

h 3

[

∂ u 1

 A

1

h 2

h 3

∂u 2

h 1

A

2

h 3

∂u 3

h 1

h 2

A

3

]

∇× A=curl

A=

h 1

h 2

h 3

h 1

e 1

h 2

e 2

h 3

e 3

∂ u 1

∂ u 2

∂u 3

A

1

A

2

A

3

2

=laplacian =

h 1

h 2

h 3

[

∂u 1

h 2

h 3

h 1

∂ u 1

∂ u 2

h 1

h 3

h 2

∂ u 2

∂ u 3

h 1

h 2

h 3

∂ u 3

]

halaman 16

Koordinat Bola , , . Perhatikan gambar 14.

Persamaan transformasi: x=r sin cos  , y=r sin  sin  , z =r cos 

dengan r ≥0 , 0≤≤, 0≤ 2 .

Faktor skala: h 1

=1 , h 2

=r , h 3

=r sin  .

Elemen panjang busur: ds

2

=dr

2

r

2

d 

2

r

2

sin

2

 d 

2

Elemen volum: d =r

2

sin  dr d  d 

Integral Garis, Permukaan, dan Volum

Dalam bahasan listrik magnet selanjutnya akan ditemui berbagai macam bentuk integral,

diantaranya yang paling penting adalah integral garis (atau lintasan), integral permukaan

(atau fluks), dan integral volum.

Integral Garis. Sebuah integral garis I adalah suatu pernyataan dalam bentuk

I =

a

b

v⋅d  r , (47)

dengan  v adalah sebuah fungsi vektor, d  r adalah elemen vektor perpindahan (pers. 22),

dan daerah integrasi berada pada lintasan antara titik a hingga titik b. Jika lintasan

integrasi membentuk loop tertutup, maka tanda integral diberi tambahan lingkaran:

v⋅d  r.

Integral Permukaan. Sebuah integral permukaan I didefinisikan

I =

S

v⋅d  a

,

dengan v adalah sebuah fungsi vektor dan d a adalah elemen vektor luas yang arahnya

tegak lurus permukaan yang dimaksud. Jika permukaannya tertutup (menjadi seperti

ruang), maka seperti sebelumnya tanda integral diberi tambahan lingkaran:

v⋅d 

a.

Untuk integral permukaan biasa (pers. 48) , dapat ditemui dua arah yang tegak lurus

halaman 17

permukaan sehingga pemilihan arah permukaan akan cukup membingungkan. Namun

biasanya kita bebas memilih salah satu dari kedua arah tersebut. Untuk kasus integral

permukaan tertutup, arah yang keluar (menjauh) dari permukaan disepakati sebagai arah

elemen luas, d  a.

Integral Volum. Sebuah integral volum I dinyatakan

I =

V

T d 

,

dengan T adalah sebuah fungsi skalar dan d  adalah elemen kecil dari volum. Untuk

koordinat kartesian,

d =dx dy dz

Sebagai contoh, jika T adalah kerapatan suatu materi (yang nilainya dapat bervariasi dari

titik ke titik), maka integral volum akan memberikan massa total.

Kadang akan ditemui juga bentuk integral volum dari suatu fungsi vektor:

v d =

v x

i v y

j v z

k d =i

v x

d  j

v y

d  k

v z

d 

Teorema fundamental

Untuk memudahkan perhitungan seringkali dibutuhkan penyederhanaan bentuk integral

yang berdasarkan pada teorema tertentu. Ada tiga teorema fundamental berkaitan dengan

operasi diferensial dan integral yang telah dijelaskan sebelumnya.

Teorema Gradien:

a

b

∇ T ⋅d  r =T b T a

Teorema Curl (Stokes):

S

∇ ×v ⋅d a=

v⋅d  r

Teorema Divergensi (Gauss):

V

∇⋅v d =

S

v⋅d 

a

Dari pers. 50 s.d. 52 dapat dilihat bahwa teorema gradien melibatkan operasi gradien dan

integral garis; teorema curl melibatkan operasi curl, integral permukaan, dan integral garis;

halaman 19

Jawab:

Dari gambar dapat kita tentukan:

C= AB

, kemudian

C⋅C = AB⋅ AB = A⋅A A⋅BB⋅AB⋅B

atau

C

2

=A

2

B

2

 2 AB cos  (aturan cosinus).

SOAL 2

Tentukan sudut antara dua buah diagonal ruang suatu kubus!

Jawab:

Berdasarkan gambar di samping,

A= 1

i  1

j  1

k

A=

B= 1

i  1

j  1

k

B=

A⋅B= 1  1  1 = 1 = A B cos= 

 3cos 

⇔cos =

sehingga =arc cos

o

SOAL 3

Dengan menggunakan perkalian silang, tentukanlah

komponen vektor satuan yang tegak lurus bidang seperti

ada gambar!

Jawab:

Perkalian silang antara dua vektor sembarang yang menjadi

sisi-sisi bidang pada gambar akan menghasilkan vektor

yang tegak lurus bidang tersebut. Sebagai contoh, ambil bagian alas dan sisi sebelah kiri

masing-masing menjadi vektor

A

dan

B

x

y

z

A

r

B

r

x

y

z

1

3

2

halaman 20

A= 1

i  2

j  0

k

B= 1

i  0

j  3

k

A×B=

i

j

k

i  3

j  2

k.

Vektor

A×B

ini arahnya sudah sesuai dengan n , tetapi besarnya belum cocok (ingat,

vektor satuan harus bernilai 1 satuan). Untuk menghasilkan vektor satuan n , bagi saja

A×B

dengan besarnya: ∣ A×B∣=  36  9  4 =7. Dengan demikian,

n =

A×B
∣ A×B∣

i 

j

k.

SOAL 4

Carilah vektor posisi relatif  r dari titik sumber (2, 8, 7) ke titik medan (4, 6, 8). Tentukan

besarnya dan bentuk vektor satuan 

r !

Jawab:

r=r r '= 4

i  6

j  8

k 2

i  8

j 7

k= 2

i  2

j 1

k

∣r∣=  4  4  1 = 3 , sehingga  r=

i 

j 

k.

SOAL 5

Tentukan gradien fungsi-fungsi berikut:

(a) f x , y , z =x

2

 y

3

z

4

; (b) f x , y , z =x

2

y

3

z

4

; (c) f x , y , z =e

x

sin y  lnz 

Jawab:

(a)

∇ f = 2 x

i  3 y

2

 j  4 z

3

 k

(b)

∇ f = 2 x y

3

z

4

 i  3 x

2

y

2

z

4

j  4 x

2

y

3

z

4

 k

(c)

∇ f =e

x

sin  y  ln z  i e

x

cos y  ln z  j e

x

sin y 

z

k