Download Tr5 Pelabuhan Teknik Sipil Unimed and more Study Guides, Projects, Research Port Engineering in PDF only on Docsity!
MAKALAH
ALUR PELAYARAN TERMINAL LOGISTIK PETI
KEMAS
Oleh :
Nama : Arya Pramudita Hadibroto
NIM : 5211250001
Kelas : TS C Stambuk 2021
Dosen Pengampu : Ir. HAMIDUN BATUBARA, M.T.
DODY TAUFIK SIBUEA, ST., M.T.
Mata Kuliah : PELABUHAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat mengerjakan makalah ini.
Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Alur Pelayaran Terminal Logistik
Peti Kemas”. Tujuan saya menyelesaikan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas saya dari
mata kuliah “PELABUHAN”.
Saya sadar bahwa tugas yang saya kerjakan ini masih terdapat beberapa kekurangan.
Baik dari segi penulisan maupun dari segi materi yang dituangkan pada tugas ini, karena
keterbatasan ilmu yang saya miliki, saya mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam tugas saya ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi saya sebagai penulis maupun pembaca.
Medan, 24 Mei 2023
Arya Pramudita Hadibroto
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelabuhan merupakan pintu gerbang masuk ke suatu wilayah atau negara dan berfungsi sebagai sarana penghubung antar wilayah, antar pulau, atau bahkan antar negara dan benua. Pelabuhan merupakan hub penting dalam arus perdagangan dan distribusi barang di Indonesia maupun di dunia. Hampir 95% kegiatan distribusi barang dan jasa dilakukan melalui laut karena lebih menguntungkan karena kapal dapat memuat barang dalam jumlah besar dengan biaya rendah. Faktor ekonomi yang diinginkan dalam angkutan laut harus dapat memenuhi beberapa syarat yaitu cepat, kapasitas muat besar, bongkar muat sederhana atau penanganan kapal cepat. Pelabuhan adalah suatu tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas- batas tertentu, yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan perekonomian, serta tempat tambat, berlabuh, menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang, dan lain-lain dari kapal yang dilengkapi dengan fasilitas seperti tempat berlabuh. , gudang dan dermaga tempat kapal menurunkan muatannya. Saat ini, pelayaran internasional dan domestik cenderung mendistribusikan barang dari satu daerah ke daerah lain menggunakan peti kemas, karena memberikan tingkat pelayanan yang cepat dan efisien serta menjamin keamanan barang. Pengiriman dengan peti kemas lebih mudah ditangani, karena semua proses diatur oleh penyedia jasa pengiriman dan pengirim hanya perlu memberikan informasi lengkap tujuan barang. Perusahaan ekspedisi bisa melayani banyak pelanggan dalam waktu bersamaan karena shipper menggunakan container yang sebenarnya berukuran besar dan bisa menampung banyak barang. Sejarah timbulnya peti kemas dimulai sejak Perang Dunia II, dimana untuk memperlancar arus angkutan bahan-bahan perlengkapan perang dalam jumlah banyak dengan cepat tanpa menimbulkan risiko angkutan, serta untuk mengimbangi kebutuhan medan laga. Kemudian akibat perkembangan perdagangan internasional yang pesat, pada tahun 1958 mulai dioperasikan secara komersial. Perkembangan peti kemas terutama permintaan akan jasa peti kemas meningkat disebabkan oleh pertumbuhan teknologi angkutan laut (sistem angkutan peti kemas). Di Indonesia kontainer dikenal dengan peti kemas yang terbuat dari bahan logam dan beberapa macam ukuran dan tipe. Peti kemas dapat dikatakan sebagai “the moving gedown” yaitu gudang mini yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain sebagai akibat dari adanya pengangkutan. Perhatian serius pemerintah untuk membangun sistem logistik yang efektif dan efisien dituangkan dalam Cetak Biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Tahun 2012 dan Paket Kebijakan Ekonomi XV Tahun 2017. Sistem logistik ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing lokal ditingkat global sehingga akan tercipta peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Aktivitas logistik di setiap negara memiliki kesamaan namun berbeda pada setiap proses yang dilewatinya, tergantung dari budaya masyarakat, regulasi, dan teknologi. Pemahaman yang detail dan komprehensif dari setiap proses logistik perlu diketahui oleh para pemangku kepentingan, sehingga sistem logistik yang dibangun bisa terwujud menyesuaikan dengan keunikan yang ada. Pelabuhan yang memiliki terminal peti kemas berusaha menawarkan pelayanan logistik peti kemas yang maksimal. Perdagangan antar negara yang menggunakan peti kemas terus menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Berbagai negara berlomba-lomba
membangun terminal peti kemas modern yang dilengkapi dengan peralatan terkini, otomasi sistem, peralatan keselamatan yang canggih, pelayanan operasional yang cepat dan tenaga terampil yang ahli di bidangnya. Kelancaran arus peti kemas di pelabuhan merupakan salah satu faktor pendukung berkembangnya suatu daerah, yang secara langsung dapat mempengaruhi perkembangan perekonomian daerah atau lokal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , maka rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana alur pelayaran terminal logistik peti kemas termasuk operasionalnya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui alur pelayaran terminal logistik peti kemas yang meliputi
proses operasionalnya.
1.4 Manfaat
1. Untuk penulis
Tulisan ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti tentang alur
pelayaran terminal logistik peti kemas termasuk proses pengoperasiannya.
2. Untuk pembaca Karya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan juga
menjadi bahan referensi bagi para ilmuwan dalam meneliti bahan serupa dan
untuk pemahaman lebih lanjut.
Stakeholder yang terlibat dalam alur logistik peti kemas ini antara lain: operator terminal peti kemas, perusahaan ekspedisi, perusahaan ekspedisi, pengelola buffer stock (depot dan TPS), Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepabeanan (PPJK), perusahaan ekspedisi dan termasuk instansi pemerintah terkait (bea cukai, karantina, dll .). Gambar di atas memberikan detail dari proses berikut:
Kegiatan bongkar kapal
- Proses Sandar kapal bagian perencanaan kapal membuat “berthing window” berdasarkan berthing contract dari bagian pemasaran yang merupakan gambaran layanan kapal yang dilayani dan alokasi waktunya dalam setiap minggu berdasarkan ketersediaan dermaga; bagian perencanaan membuat “berthing plan” untuk alokasi dermaga mengacu kepada “berthing window” dan berdasarkan data yang diterima dari “shipping line”/ perusahaan pelayaran; perusahaan pelayaran/ agen menginformasikan rencana kedatangan kapal kepada bagian terminal peti kemas, paling lambat 1 x 24 jam sebelum kapal tiba.
- Dokumen permohonan bongkar/ muat: container vessel identification advice (CVIA), pemberitahuan rencana kegiatan kapal di terminal; edi baplie, data yang berisi informasi tentang posisi peti kemas di atas kapal; list container special handling; ship particular (data kapal); general stowage (gambar stowage kapal).
Bagian perencanaan membuat “berthing plan” untuk alokasi dermaga mengacu kepada “berthing window” dan berdasarkan data yang diterima dari “shipping line” atau perusahaan pelayaran; Rapat kapal (8 jam sebelum kapal sandar), kegiatan di terminal peti kemas oleh bagian perencanaan untuk membahas urutan penyandaran kapal berdasarkan master cable dengan prioritas utama dan weekly ship’s schedule. o penentuan Estimate Time Berthing (ETB) dan Estimate Time Departure (ETD); o posisi sandar kapal, posisi kade meter tempat sandar; o jumlah peti kemas yang akan dibongkar/muat; o jumlah restorage dan special cargo (bila ada); o kesiapan dan kebutuhan lapangan penumpukan; o kesiapan dan kebutuhan peralatan bongkar/ muat; o penetapan waktu closing time; o permintaan tenaga kerja bongkar muat (TKBM).
- Shipping lines mendaftarkan Rencana Penyandaran Kapal dan Operasi (RPKOP) dan Rencana Kerja Bongkar Muat (RKBM) di sistem Inaportnet untuk mendapatkan ijin sandar dan pelayanan kepanduan;
- Terminal selaku perusahaan bongkar muat juga menginput rencana penyandaran dan rencana kerja bongkar muat di Inaportnet berdasarkan data yang dimasukkan oleh shipping lines;
- Pihak kepanduan akan melakukan pemanduandan penarikan kapal tersebut untuk dilakukan penyandaran di kade yang sudah ditentukan;
- Kapal siap bongkar.
- Kegiatan bongkaran/Impor (stevedoring & cargodoring) setelah perencanaan kapal menerima dokumen hasil rapat kapal dan memposting data EDI/ Baplie peti kemas impor, membuat crane working program (CWP), print hasil posting profile, bay plan bongkar, dan crane working program untuk kegiatan bongkar; pengendalian operasi menerima copy bay plan bongkar untuk monitoring kegiatan bongkar sesuai dengan CWP; bagian lapangan, menerima, dan mempelajari dokumen (bayplan, crane working program/ CWP, dan profil bongkar) kemudian menyiapkan personil dan peralatan, serta menginformasikan ke pengendalian; operator quay container crane (QCC) melaksanakan pembongkaran peti kemas sesuai CWP dan urutan bongkar pada BP, koordinasi dengan operator assistant di kapal (solo), dan operator assistant di dermaga (whiskey). Whiskey mengecek segel dan kondisi peti kemas, membuat container damage report (CDR) bila ada kerusakan, meng-update peti kemas ke dalam sistem; bila ada masalah operator rubber tyred gantry (RTG) dibantu pengawas lapangan menginformasikan ke pengendalian;
- Menuju Pelabuhan Peti kemas tujuan ekspor bergerak menuju gate terminal peti kemas, selanjutnya terminal menerima/ receiving peti kemas untuk diproses lebih lanjut. Penerimaan peti kemas ekspor (receiving)
- Petugas lapangan dan gate menerima dan mempelajari lay out ekspor sebagai panduan penempatan peti kemas ekspor di lapangan;
- Gate Operator (GO) menerima peti kemas ekspor, kartu ekspor (KE) yang sudah di Fiat B/C dan Equipment Interchange Receipt (EIR). GO melakukan penimbangan peti kemas, mengecek segel dan kondisi PK, serta memverifikasi KE & EIR. Bila tidak sesuai dikembalikan ke sopir/ shipper, dan bila sesuai dilakukan gate in transaction;
- GO melakukan gate in transaction, dimonitor oleh pengendalian, yard planner untuk ketersediaan blok pada sistem;
- Petugas di lapangan memastikan kesiapan personil dan alat, menginformasikan ke pengendalian. Lift off peti kemas oleh RTG operator, dan dilakukan update posisi peti kemas;
- Gate confirm dan cetak EIR. Proses muatan peti kemas (cargoring & stevedoring)
- Petugas operasi lapangan menerima dan mempelajari dokumen (CSL dan profile muat bay plan muat) dari pengendalian, kemudian menyiapkan personil, dan alat, dan menginformasikan ke pengendalian;
- Operator RTG menerima job list dari pengendalian dan mengirim peti kemas ke dermaga sesuai urutannya, dan meng-update kedalam sistem;
- Operator QCC melaksanakan pemuatan keatas kapal sesuai bay plan muat, koordinasi dengan Solo. Solo meng-update posisi peti kemas sesuai posisi aktual diatas kapal, dimonitor oleh pengendalian;
- Membuat laporan hasil kegiatan per-shift dan time sheet per kapal berupa: gross berth productivity (GBP), vessel occupation ratio (VOR), dan quay crane rate (QCR);
- Perencanaan lapangan melakukan pengecekan data terhadap semua peti kemas ekspor di sistem komputer disesuaikan dengan permintaan khusus dari shipping line;
- Perencanaan kapal membuat bay plan muat berdasarkan profil muat yang diberikan oleh “shipping line” disesuaikan dengan kondisi penumpukan peti kemas ekspor di lapangan apakah sudah sesuai dengan profile muat yang diberikan “shipping line“. Jika belum sesuai maka perencanaan kapal menginformasikannya ke S/L;
- Perencanaan kapal membuat bay plan muat untuk kapal tersebut kemudian perencanaan kapal mengajukan bay plan muat kepada “shipping line/ chief officer” untuk diverifikasi;
- Chief officer melakukan verifikasi (ACC) terhadap bay plan Perencanaan Kapal melakukan revisi terhadap bay plan muat dan membuat CWP untuk kegiatan muat, kemudian terminal mengarsip copy bay plan muat tersebut pengendalian operasi menerima copy bay plan muat untuk didistribusikan ke bagian terkait;
- Pembuatan laporan RBM;
- Pembuatan invoice.
Aliran dokumen
- Pembuatan berthing contract Bagian pemasaran, memberikan informasi tentang syarat-syarat berthing contract kepada pelanggan (shipping line) yang akan rutin sandar dan yang belum memiliki berthing contract; Pelanggan, menerima surat penawaran dan draft berthing contract (dari bagian pemasaran) sebagai bahan dalam memutuskan setuju atau tidaknya dilakukan berthing contract; Bagian pemasaran, menerima surat persetujuan kontrak dari pelanggan dan menyampaikan ke bagian hukum untuk segera dibuatkan draft berthing contract; Membuat draft berthing contract yang didasarkan pada master berthing contract yang dihasilkan oleh tim berthing contract; Pelanggan, menyerahkan berthing contract yang sudah ditandatangani berikut dokumen legalnya; Bagian pemasaran, menerima berthing contract yang sudah ditandatangani (2 rangkap) dan dokumen legal dari pelanggan. Dokumen legal diserahkan kepada bagian hukum. Berthing contract dibawa ke untuk juga ditandatangani.
- Pembuatan dokumen ekspor-impor Prosedur pembuatan dokumen ekspor/ impor dimulai setelah menerima dokumen persetujuan open stack dan rapat kapal; Shipper/ consignee mengajukan form aplikasi dan dokumen pendukung; Customer service melakukan validasi dan verifikasi pada dokumen yang diajukan, apabila belum lengkap segera dikembalikan kepada pelanggan untuk dilengkapi, bila lengkap mencetak No. BAT untuk diberikan kepada pelanggan; Data Entry Operator (DEO) melakukan updating (peng-entry-an) dan melakukan pengecekan; Bila membutuhkan konfirmasi, maka courier approval akan mendatangi bagian terkait untuk mendapatkan konfirmasi/ approval maupun klarifikasi; Customer service menerima bundel dokumen, mengecek, dan memverifikasi. Kemudian menyerahkan hasil dokumen billing kepada pelanggan dengan menukar No. BAT dan nota yang telah dibayar di bank oleh pelanggan.
- Pembuatan nota RBM – A/R Jurnal Entry Agent (JEA) menerima lembaran data realisasi bongkar muat (RBM) yang telah ditandatangani, atas hasil kegiatan operasional bongkar muat di dermaga suatu vessel untuk segera diproses menjadi nota tagihan (A/R) kepada shipping line, selanjutnya JEA akan memasukan data vessel, agent, dan account bank sesuai bank penerima serta nilai kurs pajak (PPn) yang berlaku jika diperlukan;
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Pelabuhan yang memiliki terminal peti kemas berusaha menawarkan pelayanan logistik peti kemas yang maksimal. Perdagangan antar negara yang menggunakan peti kemas terus menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Berbagai negara berlomba-lomba membangun terminal peti kemas modern yang dilengkapi dengan peralatan terkini, otomasi sistem, peralatan keselamatan yang canggih, pelayanan operasional yang cepat dan tenaga terampil yang ahli di bidangnya. Kelancaran arus peti kemas di pelabuhan merupakan salah satu faktor pendukung berkembangnya suatu daerah, yang secara langsung dapat mempengaruhi perkembangan perekonomian daerah atau lokal.
B. Saran
Saya mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki, oleh
karena itu saya mengharapkan rekomendasi, saran ataupun kritik yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas saya ini, agar dalam pembuatan tugas
yang sama kedepannya jauh lebih baik. Dan juga saya menyarankan kepada penulis
supaya bisa memperbaharui isi Jurnal tersebut.
Daftar Pustaka
Nurul Fajri T Rizal, T. J. (2021). PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG (BREAKWATER) DI DAERAH PANTAI DESA SAONEK KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT. Jurnal Sipil Statik , 717-723.
Sarwono, D. A. (2017). Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek. JURNAL TEKNIK ITS , 284-289.