Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Hukum Waris Adat: Materi dari Buku Karangan Dr. Yulia, S.H., M.H, Summaries of Law

The concept of adat law inheritance, including its definition, characteristics, and principles. It also explains the system of inheritance according to adat law, including the three types of inheritance systems based on descent lines. useful for students studying law, anthropology, or cultural studies.

Typology: Summaries

2022/2023

Available from 01/04/2024

Zarwaril
Zarwaril 🇮🇩

5 documents

1 / 3

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
RESUME MATERI HUKUM WARIS ADAT
DARI BUKU KARANGAN DR. YULIA, S.H., M.H
A. Istilah dan Pengertian Hukum Adat Waris
Istilah hukum waris adat disebut hukum adat waris, istilah waris dialih dari
Bahasa Arab yang telah menjadi Bahasa Indonesia, dengan pengertian bahwa di
dalam hukum waris adat tidak semata-mata hanya akan menguraikan tentang waris
dalam hubungannya dengan ahli waris, tetapi lebih luas dari itu1. Hukum waris adat
adalah hukum adat yang memuat garis-garis ketentuan tentang sistem dan azas-azas
hukum waris, tentang harta warisan, pewaris dan ahli waris serta cara bagaimana harta
warisan itu dialihkan penguasaan dan pemilikannya dari pewaris kepada ahli waris.
Menurut Ter Haar, hukum waris adat adalah aturan-aturan hukum yang
mengenai cara bagaimana dari abad ke abad penerusan dan peralihan dari harta
kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud dari generasi ke generasi. Jadi, hukum
waris itu mengandung 3 unsur yaitu adanya harta peninggalan harta warisan, adanya
pewaris yang meninggalkan harta kekayaan dan adanya ahli waris atau waris yang
akan meneruskan pengurusannya atau yang akan menerima bagiannya.
B. Sifat Hukum Waris Adat
Adapun sifat hukum waris adat secara umum, yaitu:
1. Harta warisan dalam sistem hukum adat tidak merupakan kesatuan yang dapat
dinilai harganya, tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat terbagi atau dapat
terbagi tetapi menurut jenis macamnya dan kepentingan para ahli waris.
2. Hukum waris adat tidak mengenal asas legitieme portie atau bagian mutlak.
3. Hukum waris adat tidak mengenal adanya hak bagi ahli waris untuk sewaktu-
waktu menuntut agar harta warisan segera dibagikan.
C. Azas Pewarisan dalam Hukum Adat
1. Azas ketuhanan dan pengendalian diri.
Dengan dasar hukum orang berpegang pada ajaran Ketuhanan Yang Maha
Esa, karena iman dan taqwanya ia mengendalikan diri menahan nafsu kebendaan
dan untuk dapat mengendalikan diri dalam masalah kewarisan, sehingga akan
1 Dr. Yulia, Buku Ajar Hukum Adat (2016). Halaman 79.
pf3

Partial preview of the text

Download Hukum Waris Adat: Materi dari Buku Karangan Dr. Yulia, S.H., M.H and more Summaries Law in PDF only on Docsity!

RESUME MATERI HUKUM WARIS ADAT

DARI BUKU KARANGAN DR. YULIA, S.H., M.H

A. Istilah dan Pengertian Hukum Adat Waris Istilah hukum waris adat disebut hukum adat waris, istilah waris dialih dari Bahasa Arab yang telah menjadi Bahasa Indonesia, dengan pengertian bahwa di dalam hukum waris adat tidak semata-mata hanya akan menguraikan tentang waris dalam hubungannya dengan ahli waris, tetapi lebih luas dari itu^1. Hukum waris adat adalah hukum adat yang memuat garis-garis ketentuan tentang sistem dan azas-azas hukum waris, tentang harta warisan, pewaris dan ahli waris serta cara bagaimana harta warisan itu dialihkan penguasaan dan pemilikannya dari pewaris kepada ahli waris. Menurut Ter Haar, hukum waris adat adalah aturan-aturan hukum yang mengenai cara bagaimana dari abad ke abad penerusan dan peralihan dari harta kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud dari generasi ke generasi. Jadi, hukum waris itu mengandung 3 unsur yaitu adanya harta peninggalan harta warisan, adanya pewaris yang meninggalkan harta kekayaan dan adanya ahli waris atau waris yang akan meneruskan pengurusannya atau yang akan menerima bagiannya. B. Sifat Hukum Waris Adat Adapun sifat hukum waris adat secara umum, yaitu:

  1. Harta warisan dalam sistem hukum adat tidak merupakan kesatuan yang dapat dinilai harganya, tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat terbagi atau dapat terbagi tetapi menurut jenis macamnya dan kepentingan para ahli waris.
  2. Hukum waris adat tidak mengenal asas legitieme portie atau bagian mutlak.
  3. Hukum waris adat tidak mengenal adanya hak bagi ahli waris untuk sewaktu- waktu menuntut agar harta warisan segera dibagikan. C. Azas Pewarisan dalam Hukum Adat
  4. Azas ketuhanan dan pengendalian diri. Dengan dasar hukum orang berpegang pada ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa, karena iman dan taqwanya ia mengendalikan diri menahan nafsu kebendaan dan untuk dapat mengendalikan diri dalam masalah kewarisan, sehingga akan (^1) Dr. Yulia, Buku Ajar Hukum Adat (2016). Halaman 79.

selalu menjaga kerukunan hidup antara para ahli waris dan anggota keluarga dari pertentangan.

  1. Azas kesamaan hak dan kebersamaan hak. Adanya sikap dalam hukum waris adat sesungguhnya bukan menentukan banyaknya bagian warisan yang harus diutamakan, tetapi kepentingan dan kebutuhan para waris yang dapat dibantu oleh adanya warisan itu. Sehingga pembagian tidak selalu sama hak dan sama banyak bagian pria dan wanita.
  2. Asas kerukunan dan kekeluargaan. Suatu azas yang dipertahankan untuk tetap memelihara hubungan kekeluargaan yang tentram dan damai dalam mengurus menikmati dan memanfaatkan warisan yang tidak terbagi-bagi ataupun dalam menyelesaikan masalah pembagian pemilikan harta warisan yang dibagi.
  3. Asas musyawarah dan mufakat. Dalam mengatur atau menyelesaikan harta warisan setiap anggota waris mempunyai rasa tanggung jawab yang sama dan atau hak dan kewajiban yang sama berdasarkan musyawarah dan mufakat bersama.
  4. Asas keadilan dan pengasuhan. Azas belas kasih terhadap para anggota keluarga pewaris, dikarenakan keadaan, kedudukan, jasa, karya dan sejarahnya. Dengan demikian, meskipun bukan ahli waris juga wajar untuk diperhitungkan mendapat bagian harta warisan. D. Sistem Pewarisan Menurut Hukum Adat
  5. Sistem Garis Keturunan Berdasarkan sistem garis keturunan, maka dapat dibagi menjadi 3 kelompok pewarisan, yaitu: a. Sistem Patrilinial. Sistem keturunan yang ditarik menurut garis bapak, dimana kedudukan pria lebih menonjol pengaruhnya dari kedudukan wanita di dalam pewarisan. Suku-suku yang bergaris keturunan kebapakan antara lain adalah Gayo, Alas, Batak, Nias, Lampung, Buru, Seram, Nusa tenggara, Irian. b. Sistem Matrilinial Sistem keturunan yang ditarik menurut garis ibu, dimana kedudukan wanita lebih menonjol pengaruhnya dari kedudukan pria di dalam pewarisan. Suku-suku yang bergaris keturunan ini adalah Minangkabau, Enggano. c. Sistem Parental atau Bilateral