











Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Pemikiran ekonomi telah muncul sejak kehadiran manusia dimuka bumi, sedangkan Islam sebagai way of life yagn merupakan sisitem kehidupan yagn komperhensif (diterima dengan baik) yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, politik, dan kehidupan yagn bersifat rohani
Typology: Study notes
1 / 19
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
A. Latar Belakang Pemikiran ekonomi telah muncul sejak kehadiran manusia dimuka bumi, sedangkan Islam sebagai way of life yagn merupakan sisitem kehidupan yagn komperhensif (diterima dengan baik) yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, politik, dan kehidupan yagn bersifat rohani, hal ini ditegaskan dalam firman Allah Swt Q.S. Al-Maidah ayat 3:
0 6E 1 0 6E 1 0 67 1 0 6D 7 0 6E 1 0 6E 1 0 6D A 0 6E 1 0 6E 1 0 67 1
Terjemahannya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang- orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-maidah : 3)
Dari firman Allah Swt, tersebut dapat kita ketahui bahwasanya islam adalah agama yagn sempurna yang mempunyai sisitem tersendiri dalam mengatasi permasalahan kehidupan.1 Islam mengatur segala bentuk aktifitas manusia yang berkenaan dengan ibadah maupun muammalah dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta tatanan masyarakat yagn maslahah. Setiap kegiatan yagn dilakukan manusi adalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dinamakan kegiatan ekonomi. Bagaimanakah pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi. Untuk mengetahui pola perilaku konsumen dan produsen kita perlu memperhatikan semua kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : produksi, konsumsi dan distribusi. Dari pemaparan diatas penulis ingin membahas tentang Al-qur’an dan Sains modern yang berkaitan tentang ekonomi khususnya dalam bidang produksi, distribusi, dan konsumsi. Karena tiga komponen itulah yang melatar belakangi adanya perekonomian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui bagaimana konsep di dalam al-qur’an yagn berkaitan dengan perekonomian (produksi, distribusi, dan konsumsi). Dalam hal tersebut penulis mengambil dari pendapat sebagai bahan acuan dari berbagai sumber agar penulisan makalah ini dapat dibaca sebagai bahan ilmiah bagi pembaca. Dalam kaitannya dengan perumusan masalah diatas, maka penulis perlu memfokuskan pembahasan pada ranah konsep Al-qur’an mengenai sains ekonomi (pengetahuan ekonomi) yang didalamnya berkaitan dengan Produksi, Distribusi dan Konsumsi
1Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, ( Jakarta :KencanaPrenada Media Grup, Cetakan 2, 2001), hal. 1
Secara Etimologis, terdapat beberapa pendapat para ulama, diantaranya dikemukakan oleh Al-Lihyani (w 355 H). sekumpulan ulama bahwa Al- Qur’an adalah bentuk mashdar yang sinonim dengan kata qira’atan yang berarti bacaan, walaupun yang dimaksud adalah maf’ul -nya yakni al-maqru (yang dibaca), sebagaimana Allah SWT berfirman :
Terjemahnya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (QS Al-Qiyamah: 17-18) 7
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Rasululllah melalui malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang dinukilkan, dan secara mutawaatir sebagai bentuk mukjizat Rasulullah. Inilah yang membedakan Al- Qur’an dengan kitab-kitab terdahulu seperti, Taurat, Injil, dan Zabur. Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT, diantaranya memiliki nama-nama yang harus kita ketahui, diantaranya: a. Al-Kitab, diberi nama Kitab,dikarenakan ayat-ayatnya tertulis di dalam bentukkitab kitab.
Terjemahnya : Alif laam miin, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS Al- Baqaroh: 1-2) 8
b. Al-Furqan, yang berarti pembeda, maksudnya ialah sebagai pembeda mana yang baik, dan yang bathil, mana yang salah dan mana yang benar.
Terjemahnya: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS Al-Furqan: 1) 9
6 Umi Sumbullah, Akhmad Kholil, Nasrullah, Op.cit , hlm. 2 7 Lihat QS Al-Qiyamah: 17- 8 Lihat QS Al-Baqarah:1- 9 Lihat QS Al-Furqan: 1
c. Al-Dzikr, yang berarti peringatan, Al-Qur’an mengandung peringatan- peringatan, nasihat, serta informasi mengenai umat terdahulu yang tentunya menjadi peringatan bagi orang yang bertaqwa.
Terjemahnya: Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah: "Unjukkanlah hujjahmu! (Al Quran) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang-orang yang sebelumku. sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling. (QS Al-Anbiya’:24) 10
d. Al-Mushaf, Allah SWT menyebut Shuhuf untuk kitab-kitab yang diturnkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Ayat 18-19 surat Al-A’la menegaskan akan hal ini:
Terjemahnya: Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa. (QS Al-A’la: 18-19) 11
B. Definisi Sains dan Ekonomi Istilah Sains sering kita dengar pada kehidupan sehari-hari. Sains (sebagai hasil penyerapan ke bahasa Indonesia dari kata science ), berasal dari bahasa Latin Scientia dari bentuk kerja Scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Dalam masyarakat indonesia pada umumnya mengenal sains sebagai ilmu. The Liang Gie mendefinisikan ilmu sebagai rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia. Dapat berwujud penelaahan ( study ), penyelidikan ( inquiry ), usaha menemukan ( attempt to find ) atau pencarian (research). Oleh karenanya tindakan penelitian ( research ) sering dilakukan berulang kali untuk aktivitas ilmiah guna menemukan penemuan baru.14 Manusia adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah SWT atas izinnya manusia mampu untuk membuat
10 Lihat QS Al-Anbiya’ : 24 11 Lihat QS Al-A’la : 18- 12 Hanafi Muljohardjono, Sains, Humaniora, dan Agama Diskursus tentang Ilmu dan Agama dari Aspek Perilaku, (Surabaya: Salsabila Putra Pratama, 2013), hlm. 174 13 Fuad Ihsan, Cet. X, Filsafat Ilmu , (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 108 14 Ibid , hlm. 109
terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya. (QS Al- Hasyr: 7) 18
Peran kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari sesungguhnya adalah mengatasi masalah kelangkaan (Scarcity) sehingga dapat menggapai kesuksesaan yang dapat diukur dengna maslahah. Ekonomi konvensional memiliki dua pemahaman yakni ekonomi positif dan ekonomi normative. Ekonomi positif membahas tentang realitas hubungan ekonomi atau sesuatu yang sudah pasti terjadi, sedangkan ekonomi normative membahas tentang apa yang seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan.19 Berbeda halnya dengan ekonomi islam, yang pada dasarnya mengedapankan pendekatan integrative antara normative dan positif. Islam menempatkan nilai yang tercermin dalam etika pada posisi yang tinggi.
C. Hubungan Al-Qur’an dan Sains Modern Bidang Ekonomi Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi dan Allah telah menundukkan semesta ini untuk kepentingan manusia.20 Sebagai khalifah adalah menjadi kewajiban manusia untuk membangun dunia ini dan untuk mengeksploitasi sumber-sumber alamnya dengan cara yagn adil dan sebaik- baiknya. Monzer Kahf memberikan pengertian ekonomi islam dengan kajian tentang proses dan penangguhan kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim.
18 Lihat QS. Al-Hasyr: 7 19 Pusat Pengkajian Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Op.cit, hlm. 23 20 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2003), hlm. 7 21 Monzer Kahf, Ekonomi Islam, Penerjemah Machnun Husein (Yogyakarta, Pustaka Pelajar), hlm. 6
Ketidak adilan menimbulkan optimalisasi proses produksi, sehingga menghambat peningkatan produksi. Selain itu ketidak adilan tidak akan menimbulkan rasa memiliki satu dengan yang lain sehingga mengurangi etos kerja masyarakat secara umum. Hasanuzzaman menyatakan : ilmu ekonomi islam adalah pengetahuan dalam memperoleh sumber-sumber daya material sehingga tercipta kepuasan manusia dan memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah dan masyarakat. Menurut para ahli ekonom, produksi didefinisikan sebagai “menciptakan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber- sumber kekayaan.” Imam Al-Ghazali seperti dikutip oleh Adiwarman, menggunakan kata kasab dan islah dalam hal produksi, yang berarti usaha fisik yang dikerahkan manusia, dan yang kedua adalah upaya manusia untuk mengelola dan mengubah sumber-sumber daya yang tersedia agar mempunyai manfaat yang lebih tinggi. Ada dua jenis sistem produksi menurut proses penghasilan outputnya, yaitu : a. Proses produksi terus menerus (continue) Proses produksi yang dilakukan secara terus menerus dengan tidak memerlukan waktu set up yang lama. b. Proses Produksi terputus Proses memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang yang sesuai dengan pesanan, dengan memerlukan waktu set up yang lebih lama. Berkaitan dengan teori produksi, dalam pandangan ekonomi islam motivasi produsen selain mencari keuntungan serta efisiensi terhadap faktor produksinya, konsep meraih maslahah juga harus terwujud agar tercapai falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia dan akhirat). Dari pemaparan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa produksi adalah setiap bentuk aktifitas yang dilakukan manusia dengan cara megelola sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah Swt untuk
22 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, ( Yogyakarta, Ekonisia, 2002), hlm. 23 23 Ismail Yusanto dan Karabet Widjajakusuma,^ Menggagas Bisnis Islam, ( Jakarta, Gema Insani Press,2002), hlm. 18 24 Adiwarman A Karim,^ Ekonomi Mikro Islam, Ed. 3 ( Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007), , Hlm. 102 25 Arman Hakim Nasution, Manajemen Industri (Yogyakarta, Andi Offset, 2008) Edisi 1, hlm 230
Ayat yang berkaitan dengan produksi tersirat didalam surat As- Sajdah ayat 27, ayat yang berkaitan dengan faktor yang berkaitan dengan faktor produksi tanah. 0 6E 1 0 6E 1 0 67 1 0 6E 1 0 67 1 0 6E 1 0 6E 1
Terjemahannya : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan” (Q.S. As-Sajdah : 27) 27
Ayat diatas menjelaskan tentang tanah yagn berfungsi sebagai penyerap air hujan dan akhirnya tumbuh tanaman-tanaman yagn terdiri dari berbagai jenis. Tanaman itu dapat dimanfaatkan manusia sebagai faktor produksi alam, dari tanaman tersebut juga dikonsumsi oleh hewan ternak yagn pada akhirnya juga hewan ternak tersebut diambil manfaatnya (diproduksi) dengan berbagai bentuk seperti diambil dagingnya, susunya dan lain sebagainya. Siklus rantai makanan yagn berkesinambungan yagn dijelaskan dalam ayat tersebut tentu harus pula disertai dengan prinsip efisiensi dalam memanfaatkan seluruh batas produksinya.
27 Lihat QS. As-Sajdah: 27 28 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol. 14 (Jakarta, Lentera Hati, 2002), hlm. 113
ditawarkan ekonomi islam dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan seperangkat aturan yagn menjadi prinsip dalam proses distribusi dan institusi yang berperan dalam menciptakan keadilan distribusi.
29 Afzalur Rahman, Economic Doktrines Of Islam, Terjemahan Soeroyo dkk (Yogyakarta : dana bakti wakaf, 1995) hlm. 12
Dalam berdistribusi pun seharusnya menggunakan etika yang tidak melanggar aturan yagn berlaku dalam syariat islam, etika berdistribusi dalam islam yaitu :
Terjemahannya : “ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Q.S. Al-Araf : 31) Ayat diatas menerangkan bahwa sesuatu yagn kita konsumsi (dimanfaatkan) tidak boleh dengan berlebihan, karena sesungguhnya segala yang berlebihan itu tidak baik. Kehalalan adalah salah satu kendala untuk memperoleh maksimalisasi kegunaan konsumsi dari adanya keburukan yang ditimbulkan oleh barang tersebut. Ajaran Al-Qur’an menegaskan bahwa dalam berkonsumsi manusia dianjurkan untuk tidak boros dan tidak kikir. Tujuan konsusmsi dalam islam adalah untuk mewujudkan maslahah duniawi dan ukhrawi. Etika dalam berkonsumsi diantaranya yaitu : 1.e.Tauhid Karakteristik utama dan pokok dalam islam adalah “tauhid” yagn menurut Qardhawi di bagi menjadi dua kriteria, yaitu tujuan dan sudut pandang. Kriteria pertama menunjukkan maksud bahwa tujuan akhir dan sasaran islam adalah menjaga hubungna baik dan mencapai Ridho- Nya. Sehingga pengabdian kepada Allah merupakan tujuan akhir, sasaran, puncak cita-cita, usaha dan kerja keras manusia dalam kehidupan yang fana ini. Kriteria kedua adalah sumber hukum dan sistem. Kriteria ini merupakan suatu sistem yagn ditetapkan untuk mencapai sasaran dan tujuan puncak (kriteria pertama) yagn bersumber al-qur’an dan hadis Rasul. 1.f. Adil (keadilan) Krursid Ahmad mengatakan, kata ‘adl dapat diartikan seimbang. Keseimbangan akan mengantarkan manusia kepada ketaqwaan, dan ketaqwaan akan menghasilkan kesejahteraan bagi manusia itu sendiri. 1.g. Amanah (pertanggung jawaban) Etika dari kehendak bebas adalah pertanggung jawaban. Dengan kata lain, setelah manusia melakukan perbuatan maka ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, degan demikian prinsip tanggung jawab merupakan suatu hubungan logis dengan adanya prinsip kehendak bebas. 1.h. Halal
31 Lihat QS. Al-A’raf: 31 32 Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islam, ( Yogyakarta, Pustaka Belajar, 1997), hlm 38
A. Kesimpulan
Monzer Kahf memberikan pengertian ekonomi islam dengan kajian tentang proses dan penangguhan kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim.