




























































































Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Olahraga pada saat ini menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat. Olahraga merupakan aktifitas fisik yang sangat penting dan erat hubungannya dengan kehidupan. Mereka beranggapan bahwa olahraga merupakan salah satu jalan alternatif untuk melepas ketegangan pikiran akibat pekerjaan dan juga sebagai upaya menjaga kebugaran jasmani yang akan menunjang kehidupan sehari hari. Olahraga merupakan proses yang sistematis yang merupan kegiatan yang untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok (Iskandar et al., 2021). Kegiatan olahraga seorang atlet tidak akan luput dari kemungkinan untuk mengalami cedera. Cedera adalah kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Cedera dimaknai sebagai peristiwa kekerasan yang mengenai (jaringan) tubuh secara tiba-tiba, keras dan intensif. Salah satu cedera yang paling sering dialami oleh seorang atlet adalah kesleo ankle atau sprain ankle
Typology: Study Guides, Projects, Research
1 / 114
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
i
iii
Oleh : BAGUS HAKIM PRASETYO NIM : 306200 08 Telah diuji Pada tanggal : Oleh Tim Penguji : Penguji I : Diyah Proboyekti, SSt.FT., M.Or ( ) Penguji II : Whida Rahmawati, SST.FT., M.Kes ( ) Penguji III : Alfian Noha Z, S. Fis., Ftr., M. Or., AIFO ( ) Mengetahui, Fakultas Kesehatan Insitut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri Christina Dewi Prasetyowati, S.Kep., Ns., M.Kep Dekan Fakultas Kesehatan
iv
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Bagus Hakim Prasetyo NIM : 306200 08 Program Studi : D 3 Fisioterapi Judul KTI : Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Sprain Ankle dengan Modalitas Ultrasound dan Terapi Latihan . Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah, yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Kediri, Yang membuat pernyataan Bagus Hakim Prasetyo NIM. 306200 08 Materai
vi
vii
Bagus Hakim Prasetyo, Diyah Proboyekti¹ Program Studi D 3 Fisioterapi Fakultas Kesehatan, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri Sprain ankle didefinisikan sebagai suatu keadaan terjadinya peregangan yang berlebihan ataupun robekan pada ligamen pergelangan kaki. Sprain ankle disebabkan adanya gaya inversi dan plantar fleksi yang tiba-tiba, saat kaki tidak menumpu dengan sempurna pada lantai atau tanah, umumnya terjadi pada permukaan yang tidak rata. Kaki yang menjadi tumpuan saat berdiri, berjalan dan berlari akan cenderung mengalami gangguan akibat trauma mekanik yang disebabkan oleh sprain ankle. Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengetahui manfaat pelaksanaan fisioterapi pada kasus Sprain Ankle dengan modalitas Ultrasound dan Terapi latihan. Metode yang digunakan adalah studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal 06 Desember 2022 s/d 28 Desember 2022 di Klinik Wage Sportphysio Sidoarjo sebanyak 6 kali pertemuan. Hasil yang diperoleh yaitu penurunan nyeri tekan 2,4cm menjadi 0 cm dan nyeri gerak 4,7cm menjadi 1 , 3 cm. Peningkatan nilai MMT gerakan inversi nilai 3 menjadi 4. Peningkatan LGS gerakan inversi 90 menjadi 10 o, Peningkatan kemampuan fungsional 93 % menjadi 96 %. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pemberian modalitas Ultrasound dan Terapi latihan pada kasus sprain ankle yang dilakukan sebanyak 6 kali dapat mengurangi intensitas nyeri tekan dan nyeri gerak, meningkatkatkan nilai MMT, meningkatkatkan nilai LGS serta meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional. Saran pasien dianjurkan tetap rutin melakukan fisioterapi dan latihan dirumah ( home program ) sesuai yang telah diberikan fisoterapis agar hasil fisioterapi lebih maksimal. Kata kunci : Sprain Ankle, Ultrasound, Terapi latihan****.
ix
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH........................ xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5 C. Tujuan ............................................................................................................ 5
xii
Tabel II. 1 Otot-otot penggerak ankle. .............................................................. 11 Tabel II. 2 Hasil evaluasi nyeri menggunakan VAS pada ankle sinistra .......... 67 Tabel II. 3 Hasil evaluasi kekuatan otot menggunakan MMT pada ankle sinistra ............................................................................................. 67 Tabel II. 4 Hasil evaluasi LGS menggunakan goniometer pada ankle sinistra 68 Tabel II. 5 Hasil evaluasi LGS menggunakan goniometer ................................ 68 Tabel IV. 1 Pemeriksaan Gerak Aktif ................................................................. 39 Tabel IV. 2 Pemeriksaan Gerak Pasif ................................................................. 40 Tabel IV. 3 Pemeriksaan Gerak Isometrik .......................................................... 41 Tabel IV. 4 Hasil pemeriksaan nyeri VAS pada ankle sinistra .......................... 43 Tabel IV. 5 Penilaian Manual Muscle Testing.................................................... 44 Tabel IV. 6 Penilaian MMT plantar fleksi .......................................................... 44 Tabel IV. 7 Hasil pemeriksaan kekuatan otot dengan MMT pada ankle sinistra .................................................................................... 46 Tabel IV. 8 Hasil pemeriksaan LGS pada ankle sinistra dengan goniometer .... 47 Tabel IV. 9 Hasil pemeriksaan kemampuan aktifitas fungsional pada ankle sinistra dengan Foot and Ankle Disability Index (FADI)................ 51 Tabel IV. 10 Hasil evaluasi nyeri menggunakan VAS pada ankle sinistra .......... 67 Tabel IV. 11 Hasil evaluasi kekuatan otot menggunakan MMT pada ankle sinistra ............................................................................................. 67 Tabel IV. 12 Hasil evaluasi LGS menggunakan goniometer pada ankle sinistra 68 Tabel IV. 13 Hasil evaluasi LGS menggunakan goniometer ................................ 68
xv
Daftar Arti Lambang : ( ) : kurung buka tutup % : persen O (^) : derajat Daftar Singkatan : ROM LGS : Range Of Motion : Lingkup Gerak Sendi MMT : Manual Mucle Testing VAS FADI : Visual Analogue Scale : Foot and Ankle Disability Indeks WHO PERMENKES : World Health Organizization : Peraturan Menteri Kesehatan BAK : Buang Air Kecil BAB PON : Buang Air Besar : Pekan Olahraga Nasional Daftar Istilah : Os : tulang Ankle : pergelangan kaki Joint Ligament Sprain : sendi : serabut penyambung tulang :cedera sendi yang melibatkan robeknya ligament Fleksi : gerakan menekuk anggota gerak Ekstesi Inversi Eversi : gerakan meluruskan anggota gerak : gerakan ke arah dalam : gerakan ke arah luar Rotasi : gerakan memutar Posterior : belakang Spasme Lying Vital sign : kekakuan : berbaring : pemeriksaan tanda vital
A. Latar Belakang Olahraga pada saat ini menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat. Olahraga merupakan aktifitas fisik yang sangat penting dan erat hubungannya dengan kehidupan. Mereka beranggapan bahwa olahraga merupakan salah satu jalan alternatif untuk melepas ketegangan pikiran akibat pekerjaan dan juga sebagai upaya menjaga kebugaran jasmani yang akan menunjang kehidupan sehari hari. Olahraga merupakan proses yang sistematis yang merupan kegiatan yang untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok (Iskandar et al ., 2021). Kegiatan olahraga seorang atlet tidak akan luput dari kemungkinan untuk mengalami cedera. Cedera adalah kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Cedera dimaknai sebagai peristiwa kekerasan yang mengenai (jaringan) tubuh secara tiba-tiba, keras dan intensif. Salah satu cedera yang paling sering dialami oleh seorang atlet adalah kesleo ankle atau sprain ankle (Nasution dan Melianita,
Hasil penelitian The Electronic Injury National Surveillance System (NEISS) yang dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa setengah cidera sprain ankle (58%) terjadi saat melakukan olahraga atletik, yaitu basket (41,1%), sepak bola (9,3%), dan soccer (7,9%) (Anggita et al ., 2013). Hal ini
Peran fisioterapi sebagai pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak serta fungsi secara manual, peralatan, pelatihan fungsi maupun komunikasi (PMK no. 65 tahun 2015). Cedera sprain ankle dapat dilakukan penanganan dengan beberapa modalitas fisioterapi salah satunya adalah ultrasound dan terapi latihan. Ultrasound adalah salah satu modalitas fisik yang paling banyak digunakan dalam pelayanan fisioterapi, ultrasound dapat menghasilkan efek thermal dan non thermal , proses penggunaan ultrasound dalam pemulihan memiliki sejumlah kegunaan termasuk pengobatan gangguan muskuloskeletal seperti nyeri, cedera jaringan, dan kontraktur sendi (Kacaribu, 2021). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nasution dan Melianita, (2006) dengan judul “ Pengaruh Penambahan Terapi ultrasound pada Intervensi MWD terhadap Penurunan Nyeri Akibat Sprain Ankle ” menyatakan bahwa Ultrasound dapat menurunkan nyeri secara lebih bermakna dibandingkan dengan terapi Micro Wave Diathermy. Penelitian yang dilakukan oleh Dwianto (2022) dengan judul “Pengaruh Pemberian Intermitten dan Continuous Ultrasound dalam Pengurangan Nyeri pada Ankle Sprains ” menyatakan bahwa ultrasound efektif dalam merangsang penyembuhan luka dan menurunkan nyeri. Efek ultrasound untuk merangsang penyembuhan luka dengan menimbulkan reaksi radang baru secara fisiologis, sedangkan untuk menurunkan nyeri melalui efek mekanik dari ultrasound. Sprain ankle dengan struktur jaringan yang terkena adalah ligamen t collateral lateral ankle , terletak
superfisial dengan kulit sehingga efek ultrasound dapat mencapai kedalaman jaringan tersebut (Nasution dan Melianita, 2006). Terapi Latihan adalah salah satu metode fisioterapi dengan menggunakan gerakan fungsi tubuh baik secara aktif maupun pasif untuk memelihara, memperbaiki kekuatan, ketahanan, dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan kemampuan fungsional (Arovah, 2010). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Moghanibashi et al (2014) dengan judul “Effects of a selected exercise programme on balance and performance improvement in patients with incomplete ankle sprain (Grades I, II)” menyatakan bahwa terapi latihan efektif untuk meningkatkan lingkup gerak sendi, kekuatan otot, keseimbangan dan kemampuan fungsional. Terapi latihan bertujuan untuk kembali menguatkan otot dan ligament ankle yang sebelumnya telah mengalami cedera. Efektivitas program terapi latihan setelah cedera atau operasi sering menentukan keberhasilan fungsi dan kinerja di masa depan. Terapi latihan yang dilakukan adalah range of motion training, isometric training, isotonic training, dan balance training. Judul Karya Tulis Ilmiah yang dipilih penulis berdasarkan latar belakang di atas yaitu “Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus sprain ankle dengan modalitas Ultrasound dan Terapi Latihan” yang diharapkan dapat membantu dalam mengurangi rasa nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi, kekuatan otot, keseimbangan dan kemampuan fungsional pada pasien.