



















Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
makalah ini berisikan sejarah islam di nusantara
Typology: Exercises
1 / 27
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
i
Dosen Pengampu: Fathul Khair, M. Pd Disusun Oleh: Kelompok 2 Thosimah M
ii
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang bab yang sedang kami pelajari yaitu “Dakwah Islam Di Nusantara Dan Asal Usul Muhammadiyah”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Pontianak, 04 Oktober 2023 Penyusun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam di Indonesia terbentuk melalui proses pergaulatan sejarah yang panjang, yang tidak dapat di lepaskan dan merupakan sambungan dari perkembangan Islam di seluruh Dunia. Dalam perjalanan masuknya Islam di Indonesia terdapat persambungan maupun perubahan dari mata rantai sejarah Islam yang luas itu. Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti anamisme, dinamisme, hindu dan budha sudah banyak di anut bangsa Indonesia bahkan di beberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu dan budha. Misalnya kerajaan di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah tersebut dapat diterima dengan baik karena Islam membawa prinsip perdamaian, persamaan antar manusia menghilangkan perbudakan dan yang paling penting masuk Islam sangatlah mudah hanya dengan membaca dua kalimat syahadat dan tidak ada paksaan. Islam masuk ke Indonesia pada tanggal 17-20 maret 1963. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik rumusan masalah “Bagaimana Dakwah Islam Di Nusantara dan Asal Usul Muhammadiyah?” C. Tujuan Penulisan
nusantara di abad ke 13, ajaran yang marak saat itu adalah ajaran syiah yang berasal dari persia. Selain itu adanya beberapa kesamaan tradisi Indonesia dengan persia dianggap sebagai salah satu penguat (Sarkawi, 2017). Penguat tersebut seperti: a) peringatan 10 Muharram islam persia yang serupa dengan upacara peringatan bernama Tabuik/ tabut di beberapa wilayah sumatera. b) Persamaan dalam sistem mengeja huruf arab bagi pengajian al-quran tingkat awal, tentang huruf sin yang tidak bergigi berasal dari persia, sedangkan sin bergigi berasal dari arab c) Adanya persamaan batu nisan yang ada di makam malik al-shalih (1297 M) di pasai dengan makam maulana malik ibrahim di gresik yang dipesan dari gujarat
yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.
didatangi oleh santri dari luar pulau Jawa, seperti Ternate, dan Situ. Di samping itu, beliau mengirimkan murid-muridnya ke Madura, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama Islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, pada masa pemerintahan Somba Opu, kerajaan Gowa dan Tallo banyak dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk berdagang, mereka juga bermaksud untuk mengembangkan agama Katolik. Akan tetapi, Islam telah lebih dahulu berkembang di daerah itu.
Undang Sultan Adam. Dalam Undang-Undang ini timbul kesan bahwa kedudukan mufti mirip dengan Mahkamah Agung sekarang yang bertugas mengontrol dan kalau perlu berfungsi sebagai lembaga untuk naik banding dari mahkamah biasa. Tercatat dalam sejarah Banjar, di berlakukannya hukum bunuh bagi orang murtad, hukum potong tangan untuk pencuri dan mendera bagi yang kedapatan berbuat zina. Guna memadu penyebaran agama Islam dipulau jawa, maka dilakukan upaya agar Islam dan tradisi Jawa didamaikan satu dengan yang lainnya, serta dibangun masjid sebagai pusat pendidikan Islam. Dengan kelonggaran-kelonggaran tersebut, tergeraklah petinggi dan penguasa kerajaan untuk memeluk agama Islam. Bila penguasa memeluk agama Islam serta memasukkan syari’at Islam ke daerah kerajaannya, rakyat pun akan masuk agama tersebut dan akan melaksanakan ajarannya. Begitu pula dengan kerajaan-kerajaan yang berada di bawah kekuasaannya. Ini seperti ketika di pimpin oleh Sultan Agung. Ketika Sultan Agung masuk Islam, kerajaan-kerajaan yang ada di bawah kekuasaan Mataram ikut pula masuk Islam seperti kerajaan Cirebon, Priangan dan lain sebagainya. Lalu Sultan Agung menyesuaikan seluruh tata laksana kerajaan dengan istilah- istilah keislaman, meskipun kadang-kadang tidak sesuai dengan arti sebenarnya.
susul Belanda dan Inggris. Tujuannya adalah menaklukkan kerajaan- kerajaan Islam Indonesia di sepanjang pesisir kepulauan Nusantara ini. Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalinkan hubungan dagang karena Indonesia kaya akan rempah-rempah, tetapi kemudian mereka ingin memonopoli perdagangan tersebut dan menjadi tuan bagi bangsa Indonesia. Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat urusan pribumi dan Arab, pemerintah Hindia- Belanda lebih berani membuat kebijaksanaan mengenai masalah Islam di Indonesia karena Snouck mempunyai pengalaman dalam penelitian lapangan di Negeri Arab, Jawa dan Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang di kenal dengan politik Islam di Indonesia. Dengan politik itu ia membagi masalah Islam dalam tiga kategori, yaitu : a. Bidang agama murni atau ibadah b. Bidang sosial kemasyarakatan; dan c. Politik. Terhadap bidang agama murni, pemerintah kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda. Dalam bidang kemasyarakatan, pemerintah memanfaatkan adat kebiasaan yang berlaku sehingga pada waktu itu dicetuskanlah teori untuk membatasi keberlakuan hukum Islam, yakni teori reseptie yang maksudnya hukum
persatuan dalam syarikat Islam itu berdasarkan ideologi Islam, yakni hanya orang Indonesia yang beragama Islamlah yang dapat di terima dalam organisasi tersebut, para pejabat dan pemerintahan (pangreh praja) ditolak dari keanggotaan itu. Persaingan antara partai-partai politik itu mengakibatkan putusnya hubungan antara pemimpin Islam, yaitu santri dan para pengikut tradisi Jawa dan abangan. Di kalangan santri sendiri, dengan lahirnya gerakan pembaruan Islam dari Mesir yang mengompromikan rasionalisme Barat dengan fundamentalisme Islam, telah menimbulkan perpecahan sehingga sejak itu dikalangan kaum muslimin terdapat dua kubu: para cendekiawan Muslimin berpendidikan Barat, dan para kiayi serta Ulama tradisional. Selama pendudukan jepang, pihak Jepang rupanya lebih memihak kepada kaum muslimin dari pada golongan nasionalis karena mereka berusaha menggunakan agama untuk tujuan perang mereka. Ada tiga perantara politik berikut ini yang merupakan hasil bentukan pemerintah Jepang yang menguntungkan kaum muslimin, yaitu: a. Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama yang menggantikan Kantor Urusan Pribumi zaman Belanda. b. Masyumi, yakni singkatan dari Majelis Syura Muslimin Indonesia menggantikan MIAI yang dibubarkan pada bulan oktober 1943. c. Hizbullah (Partai Allah dan Angkatan Allah), semacam organisasi militer untuk pemuda-pemuda Muslimin yang dipimpin oleh Zainul Arifin.
D. Kedatangan Dan Penjajahan Bangsa Barat Di Nusantara
perdagangan rempah-rempah. Pada tahun 1595, orang-orang Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman dan Piter de Kaizer berangkat menuju Indonesia melalui Lautan Atlantik. Karena kurang berpengalaman, mereka mengalami banyak kesulitan dan memakan waktu yang cukup lama, yaitu sampai 14 bulan sehingga pada tahun 1596 baru tiba di Banten.
dengan harga lebih murah. b. Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti penemuan kompas yang dapat memperlancar kegiatan penjelajahan samudra. c. Adanya keinginan untuk menyebarkan agama Kristen ke luar benua Eropa. d. Semangat mencari daerah baru juga didorong oleh semangat 3G (gold, gospel, glory). Dari segi ekonomi (glory) ambisi mereka terkait upaya mencari untung yang sebesar-besarnya melalui kegiatan perdagangan, terutama rempah- rempah. Dari segi agama (gospel), ambisi mereka ke kawasan timur (Nusantara) berkaitan dengan adanya semangat bangsa-bangsa barat untuk melanjutkan perang salib (perang umat Islam dan Kristen) dan menyebarkan agama Kristen. Mereka bersemangat menyebarkan agama Kristen ke daerah- daerah yang baru. Dari segi petualangan dan kemuliaan (glory) kedatangan orang-orang Eropa ke negara-negara di Timur berkaitan dengan hobi berpetualang dari tempat yang satu ke tempat yang lain sebagai wujud mencari kemuliaan, keharuman, atau kejayaan. Jiwa petualang bagi orang-orang Eropa untuk pergi ketimur juga di dorong oleh dua hal, yakni cerita Marcopolo tentang kemajuan di dunia timur dan adanya keyakinan bahwa bumi itu bulat. Kepeloporan melakukan penjelajahan ini di pandang ikut memberikan unsur kejayaan bagi bangsa-bangsa Barat. E. ASAL USUL MUHAMMADIYAH