Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

RESUME CONCEPTS OF HUMAN, NATURAL AND RELIGION IN ISLAM, Summaries of Islamic Studies and Culture

RESUME CONCEPTS OF HUMAN, NATURAL AND RELIGION IN ISLAM

Typology: Summaries

2020/2021

Available from 05/02/2022

fadhil-raihan-akbar
fadhil-raihan-akbar 🇮🇩

5 documents

1 / 3

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Nama : Fadhil Raihan Akbar
Kelas : 1D
Jurusan : Sistem Informasi
RESUME 2 KONSEP MANUSIA, ALAM SEMESTA DAN
AGAMA DALAM ISLAM
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari unsur materi dan
immateri. Unsur materi manusia seperti air, tanah, debu, tanah liat, sari pati tanah, sari
pati air yang hina, tanah hitam seperti tembikar. Dari berbagai perspektif ayat tersebut
dapat dipahami bahwa unsur materi yang menjadi asal kejadian manusia adalah dua
unsur yaitu tanah dan air.
Konsep manusia dalam Islam termaktub dalam alqur‟an dan hadits. Manusia
diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuthfah yang tersimpan dalam
tempat yang kokoh. Nufhfah dijadikan darah beku, darah beku jadi, mudghah
dijadikan tulang, tulang dibalut dengan daging, sehingga menjadi makhluk lain.
Dalam hadits Bukhari-Muslim mengartikulasikan bahwa ruh dihembuskan Allah
SWT dalam janin setelah mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari darah
beku dan 40 hari mudghah. Namun dalam Al-Quran dan As-Sunnah disebutkan
bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi
serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan
akhirat
Dalam Tafsir Ibn Katsir menjelaskan, kata „âlam‟ sebagai segala sesuatu yang ada
selain Allah. „âlam merupakan jama‟ yang tidak memiliki bentuk mufrad. Al-‟awâlim,
berarti berbagai macam makhluk yang ada di langit, bumi, daratan, maupun lautan.
Dan setiap angkatan dalam kurun zaman atau generasi juga disebut sebagai „âlam.
Menurut Ibn Katsir sendiri, kata ” م لاع” berasal dari kata “ةملاع لا” (tanda), karena
alam merupakan bukti yang menunjukkan adanya Pencipta serta keesaan-Nya
Konsep alam yang benar dalam pandangan seorang muslim akan membawa kepada
perilaku yang tepat. Bahwa pengenalan akan alam adalah pintu kepada entitas kekuata
yang lebih tinggi. Alam menunjuk kepada supranatural power, yang berada di luar
alam itu sendiri. Dan bahwa pengetahuan akan alam akan mengantarkan seorang
muslim sampai kepada penghambaan yang benar. Bertauhid kepada Allah Azza wa
Jalla, dengan segenap jiwa dan raga. Karena ia yakin bahwa, alam yang luas adalah
bukti kekuasaan-Nya (Wallohu a‟lam bi ash-Showab).
Alam semesta (universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi oleh
manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan
diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia
diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi‟i pernah
berkat; [kullama zaadanii „ilman, zaadanii fahman bijahli]
“setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku”.
Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa beberapa ayat pada kitab suci (misalnya Al-
Qur'an) terdapat kajian tentang sains. Tetapi itu harus dipahami secara metaforik,
karena sebagian dari ayat tersebut memliki makna yang berlapis (ayat-ayat
pf3

Partial preview of the text

Download RESUME CONCEPTS OF HUMAN, NATURAL AND RELIGION IN ISLAM and more Summaries Islamic Studies and Culture in PDF only on Docsity!

Nama : Fadhil Raihan Akbar

Kelas : 1D

Jurusan : Sistem Informasi

RESUME 2 KONSEP MANUSIA, ALAM SEMESTA DAN

AGAMA DALAM ISLAM

 Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari unsur materi dan immateri. Unsur materi manusia seperti air, tanah, debu, tanah liat, sari pati tanah, sari pati air yang hina, tanah hitam seperti tembikar. Dari berbagai perspektif ayat tersebut dapat dipahami bahwa unsur materi yang menjadi asal kejadian manusia adalah dua unsur yaitu tanah dan air.  Konsep manusia dalam Islam termaktub dalam alqur‟an dan hadits. Manusia diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuthfah yang tersimpan dalam tempat yang kokoh. Nufhfah dijadikan darah beku, darah beku jadi, mudghah dijadikan tulang, tulang dibalut dengan daging, sehingga menjadi makhluk lain. Dalam hadits Bukhari-Muslim mengartikulasikan bahwa ruh dihembuskan Allah SWT dalam janin setelah mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari darah beku dan 40 hari mudghah. Namun dalam Al-Quran dan As-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat  Dalam Tafsir Ibn Katsir menjelaskan, kata „âlam‟ sebagai segala sesuatu yang ada selain Allah. „âlam merupakan jama‟ yang tidak memiliki bentuk mufrad. Al-‟awâlim, berarti berbagai macam makhluk yang ada di langit, bumi, daratan, maupun lautan. Dan setiap angkatan dalam kurun zaman atau generasi juga disebut sebagai „âlam. Menurut Ibn Katsir sendiri, kata ” عال م” berasal dari kata “ال عالمة” (tanda), karena alam merupakan bukti yang menunjukkan adanya Pencipta serta keesaan-Nya  Konsep alam yang benar dalam pandangan seorang muslim akan membawa kepada perilaku yang tepat. Bahwa pengenalan akan alam adalah pintu kepada entitas kekuata yang lebih tinggi. Alam menunjuk kepada supranatural power, yang berada di luar alam itu sendiri. Dan bahwa pengetahuan akan alam akan mengantarkan seorang muslim sampai kepada penghambaan yang benar. Bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla, dengan segenap jiwa dan raga. Karena ia yakin bahwa, alam yang luas adalah bukti kekuasaan-Nya (Wallohu a‟lam bi ash-Showab).  Alam semesta (universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi‟i pernah berkat; [kullama zaadanii „ilman, zaadanii fahman bijahli] “setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku”.  Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa beberapa ayat pada kitab suci (misalnya Al- Qur'an) terdapat kajian tentang sains. Tetapi itu harus dipahami secara metaforik, karena sebagian dari ayat tersebut memliki makna yang berlapis (ayat-ayat

mutasyabihat). Penafsiran yang tekstual tidak hanya akan mempersempit pemahaman, tetapi juga sering kali menimbulkan kebingungan sipenafsir karena realitas di luar sana terus berkembang. Bagi saya, ayat-ayat tentang sains tersebut, bukan merupakan substansi tentang sainsnya, tetapi merupakan spirit agar manusia terus melakukan pembacaan, pengkajian dan penelitian tentang fenomena alam yang maha luas ini.  Kesimpulan bahwa hakekat manusia adalah makhluk biologis, psikologis, dan sosial yang mengemban tugas sebagai hamba Allah (QS. Adz Dzariyat [51]:56) dan fungsinya sebagai khalifah di bumi (QS. Al-Baqarah [2]:30) yang memiliki kewajiban memakmurkan dan mengatur segala sesuatu yang ada di bumi ini untuk mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri.  Allah menciptakan alam semesta beserta isinya untuk kepentingan manusia. Sudah seharusnya manusia menjaga dan melestarikannya. Konsep tauhid Islam melarang kita memandang alam secara berlebih-lebihan atau bahkan menyembah dan mensakralkan karena itu dapat membawa kita ke lembah syirik yang tidak terampuni Apa yang disebut dengan alam semesta sering disinonimkan dengan istilah-istilah lain, seperti semesta raya, jagad raya. Secara umum, alam semesta dapat dipahami sebagai mikro-kosmos beserta keseluruhan yang tersedia di dalamnya, dan berbagai keteraturan atau regularitas dan stabilitas yang terjadi dalam keberlangsungannya. Secara sederhana, alam semesta terdiri dari langit dan bumi, keduanya mewakili ciptaan Tuhan di dunia. Berbagai bentuk rupa bumi seperti; dataran tanah, laut, kutub, pegunungan, gurun dan pantai. Rupa langit yang terdiri dari planet-planet juga bintang-bintang yang hidup di atas bumi sana. pada hakikatnya, alam semesta haruslah dipahami sebagai wujud dari keberadaan Allah SWT, keesaan-Nya, kebesaran-Nya, kemahakuasan-Nya, dan belas kasih-Nya, sebab alam semesta dan seluruh isinya serta hukum-hukumnya tidak ada tanpa keberadaan Allah Yang Maha Esa. Segala sesuatu termasuk langit dan bumi merupakan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa (14:11). Allah adalah pemilik mutlak dari alam semesta dan penguasa alam semesta serta pemeliharanya Yang Maha Pengasih (1: 1-3) sebagai ciptaannya, alam semesta ini menyerah kepada kehendak Allah (3: 83) dan memuji Allah (57: 1), (59:1), (61:1), lihat pula ayat (17: 44), (24: 41). Antara alam semesta (makhluk) dan Allah (khaliq) mempunyai keterikatan erat, dan bahkan meskipun mempunyai hukumnya sendiri, ciptaan amat bergantung pada pencipta yang tak terhingga dan mutlak.  Keterangan yang diberikan Al Qur‟an bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan “Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik.  Pernyataan Allah dalam Al-Qur‟an tersebut diamini oleh para fisikawan dan astronom. Mengenai alam yang berasal dari suatu yang padum kemudian dipisahkan dan kelak saat kiamat akan disatukan lagi, semua ada dalam teori penciptaan dan akhir alam semesta. Big Bang (dentuman besar) adalah teori yang diajukan sebagai awal terjadinya alam semesta, semesta Big Crunch (kerkahan besar atau tumbukan besar) adalah akhirnya. Menurut Ahmad Baiquni, seorang fisikawan sekaligus pemikir dari kalangan Islam Indonesia ayat tentang penciptaan bumi dan langit di atas