Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Psikologi Belajar, Evaluasi dan Prestasi Belajar, Study notes of Performance Evaluation

Psikologi Belajar dan Prestasi Belajar sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan

Typology: Study notes

2010/2011

Uploaded on 12/14/2022

mohammad-jafar-1
mohammad-jafar-1 🇮🇩

2 documents

1 / 15

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Makalah
“Lupa Dalam Belajar”
Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Psikologi Belajar PAI
Dosen Pengampuh : Dr. A. Fatimah Saguni, M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok II
1. Mohammad Jafar (201010083)
2. Nur Safiah (201010073)
3. Nur Agusti (201010092)
4. Muhammad Mas
Zaifudin (201010071)
5. Muh. Rezki Budiman (201010084)
6. Moh. Alfirmansyah (201010097)
7. Lika AlFathia (201010085)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
TAHUN AJARAN
2022
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff

Partial preview of the text

Download Psikologi Belajar, Evaluasi dan Prestasi Belajar and more Study notes Performance Evaluation in PDF only on Docsity!

Makalah

“Lupa Dalam Belajar”

Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Psikologi Belajar PAI Dosen Pengampuh : Dr. A. Fatimah Saguni, M.Si Disusun Oleh: Kelompok II

  1. Mohammad Jafar (201010083)
  2. Nur Safiah (201010073)
  3. Nur Agusti (201010092)
  4. Muhammad Mas Zaifudin (201010071)
  5. Muh. Rezki Budiman (201010084)
  6. Moh. Alfirmansyah (201010097)
  7. Lika AlFathia (201010085)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU

TAHUN AJARAN

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan makalah “Lupa Dalam Belajar” dengan tepat waktu Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebaik-baiknya insan lintang pemimpin bagi umat manusia karena berkat beliaulah kita masih dapat merasakan nikmatnya islam Makalah ini juga disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Psikologi Belajar PAI” .selain itu,kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Palu, 09 Oktober 2022 Penulis ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Otak merupakan perangkat yang paling kompleks di dunia. Trilyunan sel otak memiliki fungsi spesifik tetapi saling berhubungan. Mengendalikan seluruh aspek fisik dan psikis manusia. Baik secara sadar maupun tak sadar Kapasitas penyimpanan memori di dalam otak jauh melebihi kapasitas hardisk komputer terbesar sekalipun. Otak memiliki kemampuan menangani algoritma rumit secara bersamaan dalam jumlah tak terbatas, jauh melebihi kemampuan prosesor komputer tercanggih sekalipun. Tapi sayangnya manusia tidak mampu mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut, sehingga otak tidak memungkinkan semua jejak ingatan itu tersimpan terus dengan sempurna, melainkan berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi ketika orang yang bersangkutan diminta untuk mengingat kembali hal yang sudah mulai terlupakan sebagian itu. Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa yang kita alami dan kita pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Padahal, menurut teori kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang system akal kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam subsistem akal permanen kita. Akan tetapi, kenyataan yang kita alami terasa bertolak belakang dengan teori itu. Sering kali terjadi, apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru sukar untuk diingat kembali bahkan mudah terlupakan. Sebaliknya, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian lupa?
  2. Bagaimana proses terjadinya lupa?
  3. Apa faktor penyebab terjadinya lupa?
  4. Bagaimana cara mengurangi lupa dalam belajar? C. Tujuan Penulisan
  5. Untuk mengetahui pengertian lupa
  6. Untuk mengetahui tujuan prorses terjadinya lupa
  7. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya lupa
  8. Untuk mengetahui cara mengurangi lupa dalam belajar

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lupa merupakan ketidakmampuan untuk mengingat atau menimbulkan kembali hal-hal tertentu yang telah pernah dialaminya. Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau mereproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.^1 B. Proses Terjadinya Lupa Saat saat terjadinya lupa merupakan gejala yang sanga sensitif dalam proses pembelajaran. Kadang waktu ujian pengalaman peserta didik sangat penting untuk mengulang apa yang telah dipelajari, namun usaha untuk mengingat sulit dilakukan dan lupapun terjadi pada saat itu. Dalam proses pembelajaran sedikitnya ada tujuh fase yang dialami oleh peserta didik yakni: a. Fase motivasi c. Fase konsentrasi d. Fase megolah e. Fase menyimpan f. Fase - Menggali 1

  • Menggali 2 g. Fase prestasi h. Fase umpan balik. (WS.Winkel,1997:209). Pembagian fase fase pembelajaran seperti di atas, disatu sisi adalah menjadi rambu rambu bagi para pendidik untuk mendisain rancangan pengajaran yang akan dilakukan. Kemudian proses pembelajaran tersebut dalam hal ini akan dilihat saat mana terjadi lupa menurut WS.Winkel dapat dipetakan dimana pendidik dapat melakukan interaksi dengan peserta didiknya. Saat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: (^1) Halim Purnomo, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: LP3M Unismuh Yogyakarta, 2019), 200-

Gambar di atas menunjukkan satu sistematika dimana saat terjadi lupa ada satu rangkaian dengan fase lain. Artinya lupa tidak berdiri sendiri sebagai satu gejala tunggal dalam pembelajaran, akan tetapi sebuah proses yang terkait antara satu fase dengan fase lain. Apabila kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan baik oleh pendidik, sejak fase konsentrasi peserta didik dengan fokus mengikuti kegiatan pembelajaran, kemudian dilibatkan dalam mengelolah informasi, maka penyimpanan informasi akan dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian ketika fase menggali apakah itu saat post test atau ujian, peserta didik akan dapat menghindari lupa. 2 C. Faktor Penyebab Terjadinya Lupa Ada beberapa penyebab lupa yang dialami oleh seseorang (Redzuan & Abdullah, 2008), antara lain

  1. Gangguan konflik item informasi yang ada dalam system memory. Dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a) Proactive Interference, yaitu: bila materi pelajaran mirip satu sama lainnya. Sehingga materi yang tersimpan di dalam subsistem akal mengganggu masuknya materi pelajaran baru. b) Retroactive Interference, yaitu: bila materi baru membawa konflik dan gangguan terhadap pemanggilan kembali materi pelajaran lama yang lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal permanen
  2. Lupa terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak. Hal ini tetjadi karena beberapa kemungkinan (berdasarkan teori penekanan (Repression theory, Reber, 1988)): a) Item informasi (pengetahuan, tanggapan, kesan, dan sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran. (^2) Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2014), 209-
  1. Extra study time Extra study time (tambahan waktu belajar) adalah upaya penamabahan alokasi waktu belajar dan aktivitas belajar. Penamabahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar misalnya dari 1 jam menjadi 2 jam.
  2. Mnemonic device Mnemonic device (muslihat memori) adalah kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan informasi ke dalam sistem akal siswa. Muslihat Mnemonic device banyak ragamnya dan yang paling menononjol adalah sebagai berikut : a. Rima Rima adalah sajak yang dibuat yang isinya terdiri atas kata dan istilah yang harus diingat siswa. Contoh nyanyian anak-anak TK yang berisi pesan moral. b. Singkatan Singkatan yaitu terdiri atas huruf-hurf awal nama atau istilah yang harus diingat oleh siswa. Contoh jika seorang siswa mempermudah mengingat nama Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa maka siswa dapat menyingkatnya ANIM. Singkatan ini akan menarik dan memiliki kesan tersendiri.^4 c. System kata pasak (peg word system). System kata pasak yakni sejenis teknik mnemonic yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah di kuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini di bentuk berpasangan yang memiliki kesamaan watak (baik itu warna, rasa, dan seterusnya). Misalnya langit-bumi; panas-api; merah-darah; dan seterusnya^5
  3. Clustering (Pengelompokkan) (^4) Firman, Psikologi Pendidikan, (Gowa: Aksara TImur, 2020), 121- (^5) Halim Purnomo, Psikologi Pendidikan………, 203

Kiat pengelompokkan adalah menata ulang item materi menjadi kelompok kecil yang dianggap lebih logi dalam arti item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Contoh : a. Daftar 1 terdiri atas nama-nama Negara serumpun: Indonesia, Malaysia, Brunei. b. Daftar 2 terdiri atas singkatan lembaga Negara.: MPR, DPR, BPK. c. Daftar 3 singkat lembaga internasional : UNESCO, ILO, WHO

  1. Distribute practice (Latihan terbagi) Latihan terbagi adalah siswa melakukan latihan dengan alokasi waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan antara waktu istirahat.
  2. The serial position effect (pengaruh letak bersambung) Untuk memperoleh efek yang posifif siswa dianjurkan menyusun daftar kata nama, istilah dll yang diawali dan diakhir dengan kata yang harus diingat.^6 Usaha mengurangi lupa yang dapat dilakukan oleh pihak pendidik adalah diawali dari sejak perancangan pembelajaran. Paling tidak ada tiga hal yang harus diperhatikan secara seksama yakni: a. Seorang pendidik harus menata disain pembelajaran dengan memperhatikan titik materi apa yang harus dikuasai peserta didik setelah pembelajaran berlangsung. b. Seorang pendidik harus berbahasa yang sistematis agar dipahami dan diingat artinya tidak dilupakan peserta didik. c. Seorang pendidik harus memberi penguatan dalam proses pembelajaran, agar materi yang disampaikan benar benar sampai kepada sasaran yang diinginkan.^7 E. Lupa Dalam Referensi Agama Islam Dalam agama Islam referensi tentang “lupa” banyak dijumpai, apakah dalam kisah, maupun dalam berbagai perintah dan ajaran. Lupa menurut Usman Najati (1985:228) dibedakan dalam tiga jenis: (^6) Firman, Psikologi Pendidikan, ……….. (^7) Mardianto, Psikologi Pendidikan,………. 214

dan baru ingat sedang tasyahud, hendaklah ia sujud sahwi dan salam. Jika ingatnya itu di tengah-tengah raka’at kelima, hendaklah langsung duduk tasyahud dan salam. setelah itu sujud sahwi dan salam. Syaikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin (2002).^8 Selain itu Al Qur' an memberikan petunjuk tentarig cara mengatasi lupa, antara lain: a. Membentuk pola b. Dalam belajar diharapkan tidak terburu-buru sehingga ilmu pengetahuan yang diterima dapat tersimpan di tempat penyimpanan yang baik, seperti yang terdapat dalam QS Al Qiyamah (75; 18) yang artinya: Apabila Kami telah selesai membacakannnya, maka ikutilah bacaannya itu. c. Materi yang dipelajari perlu terus diulang-ulang agar tidak mudah hilang dari ingatan, seperti ditegaskan dalam QS Al Qiyamah (75; 19) yang artinya: Kemudian sesunggulmya Kami yang akan menjelaskannya. d. Hendaknya materi yang diterima dapat dipahami sebaik mungkin sehingga akan mudah tersimpan dalam ingatan, seperti dinyatakan dalam Al Qur'an (75;

  1. yang artinya: Tidak! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia^9. (^8) Ibid, 215- (^9) Ulfiani Rahman, Memahami Psikologi Dalam Pendidikan…………, 142-

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan Lupa merupakan ketidakmampuan untuk mengingat atau menimbulkan kembali hal-hal tertentu yang telah pernah dialaminya. Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau mereproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya lupa, antara lain : a). Gangguan konflik item informasi yang ada dalam system memory; b) Lupa terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataa upun tidak; c) Lupa terjadi karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali; e). Lupa tetjadi karena perubahan sikap dan minat terhadap proses dan situasi belajar; f) Karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pemah digunakan atau dihafalkan; dan g) Lupa tetjadi karena perubahan urat syaraf otak. Untuk mengurangi kelupaan dalam belajar, ada beberapa hal yang dilakukan antara lain, over learning (belajar lebih), extra study time (tambahan waktu belajar), mnemonic device, clustering (pengelompokkan), distribute practice (latihan terbagi, dan the serial position effect (pengaruh letak bersambung) a) Saran Dalam makalah ini kami berkeinginan pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun,agar kami dapat menulis makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang.