









Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Psikologi Belajar dan Prestasi Belajar sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan
Typology: Study notes
1 / 15
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Psikologi Belajar PAI Dosen Pengampuh : Dr. A. Fatimah Saguni, M.Si Disusun Oleh: Kelompok II
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan makalah “Lupa Dalam Belajar” dengan tepat waktu Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebaik-baiknya insan lintang pemimpin bagi umat manusia karena berkat beliaulah kita masih dapat merasakan nikmatnya islam Makalah ini juga disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Psikologi Belajar PAI” .selain itu,kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Palu, 09 Oktober 2022 Penulis ii
A. Latar Belakang Masalah Otak merupakan perangkat yang paling kompleks di dunia. Trilyunan sel otak memiliki fungsi spesifik tetapi saling berhubungan. Mengendalikan seluruh aspek fisik dan psikis manusia. Baik secara sadar maupun tak sadar Kapasitas penyimpanan memori di dalam otak jauh melebihi kapasitas hardisk komputer terbesar sekalipun. Otak memiliki kemampuan menangani algoritma rumit secara bersamaan dalam jumlah tak terbatas, jauh melebihi kemampuan prosesor komputer tercanggih sekalipun. Tapi sayangnya manusia tidak mampu mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut, sehingga otak tidak memungkinkan semua jejak ingatan itu tersimpan terus dengan sempurna, melainkan berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi ketika orang yang bersangkutan diminta untuk mengingat kembali hal yang sudah mulai terlupakan sebagian itu. Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa yang kita alami dan kita pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Padahal, menurut teori kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang system akal kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam subsistem akal permanen kita. Akan tetapi, kenyataan yang kita alami terasa bertolak belakang dengan teori itu. Sering kali terjadi, apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru sukar untuk diingat kembali bahkan mudah terlupakan. Sebaliknya, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.
B. Rumusan Masalah
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lupa merupakan ketidakmampuan untuk mengingat atau menimbulkan kembali hal-hal tertentu yang telah pernah dialaminya. Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau mereproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.^1 B. Proses Terjadinya Lupa Saat saat terjadinya lupa merupakan gejala yang sanga sensitif dalam proses pembelajaran. Kadang waktu ujian pengalaman peserta didik sangat penting untuk mengulang apa yang telah dipelajari, namun usaha untuk mengingat sulit dilakukan dan lupapun terjadi pada saat itu. Dalam proses pembelajaran sedikitnya ada tujuh fase yang dialami oleh peserta didik yakni: a. Fase motivasi c. Fase konsentrasi d. Fase megolah e. Fase menyimpan f. Fase - Menggali 1
Gambar di atas menunjukkan satu sistematika dimana saat terjadi lupa ada satu rangkaian dengan fase lain. Artinya lupa tidak berdiri sendiri sebagai satu gejala tunggal dalam pembelajaran, akan tetapi sebuah proses yang terkait antara satu fase dengan fase lain. Apabila kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan baik oleh pendidik, sejak fase konsentrasi peserta didik dengan fokus mengikuti kegiatan pembelajaran, kemudian dilibatkan dalam mengelolah informasi, maka penyimpanan informasi akan dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian ketika fase menggali apakah itu saat post test atau ujian, peserta didik akan dapat menghindari lupa. 2 C. Faktor Penyebab Terjadinya Lupa Ada beberapa penyebab lupa yang dialami oleh seseorang (Redzuan & Abdullah, 2008), antara lain
Kiat pengelompokkan adalah menata ulang item materi menjadi kelompok kecil yang dianggap lebih logi dalam arti item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Contoh : a. Daftar 1 terdiri atas nama-nama Negara serumpun: Indonesia, Malaysia, Brunei. b. Daftar 2 terdiri atas singkatan lembaga Negara.: MPR, DPR, BPK. c. Daftar 3 singkat lembaga internasional : UNESCO, ILO, WHO
dan baru ingat sedang tasyahud, hendaklah ia sujud sahwi dan salam. Jika ingatnya itu di tengah-tengah raka’at kelima, hendaklah langsung duduk tasyahud dan salam. setelah itu sujud sahwi dan salam. Syaikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin (2002).^8 Selain itu Al Qur' an memberikan petunjuk tentarig cara mengatasi lupa, antara lain: a. Membentuk pola b. Dalam belajar diharapkan tidak terburu-buru sehingga ilmu pengetahuan yang diterima dapat tersimpan di tempat penyimpanan yang baik, seperti yang terdapat dalam QS Al Qiyamah (75; 18) yang artinya: Apabila Kami telah selesai membacakannnya, maka ikutilah bacaannya itu. c. Materi yang dipelajari perlu terus diulang-ulang agar tidak mudah hilang dari ingatan, seperti ditegaskan dalam QS Al Qiyamah (75; 19) yang artinya: Kemudian sesunggulmya Kami yang akan menjelaskannya. d. Hendaknya materi yang diterima dapat dipahami sebaik mungkin sehingga akan mudah tersimpan dalam ingatan, seperti dinyatakan dalam Al Qur'an (75;
A. Kesimpulan Lupa merupakan ketidakmampuan untuk mengingat atau menimbulkan kembali hal-hal tertentu yang telah pernah dialaminya. Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau mereproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya lupa, antara lain : a). Gangguan konflik item informasi yang ada dalam system memory; b) Lupa terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataa upun tidak; c) Lupa terjadi karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali; e). Lupa tetjadi karena perubahan sikap dan minat terhadap proses dan situasi belajar; f) Karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pemah digunakan atau dihafalkan; dan g) Lupa tetjadi karena perubahan urat syaraf otak. Untuk mengurangi kelupaan dalam belajar, ada beberapa hal yang dilakukan antara lain, over learning (belajar lebih), extra study time (tambahan waktu belajar), mnemonic device, clustering (pengelompokkan), distribute practice (latihan terbagi, dan the serial position effect (pengaruh letak bersambung) a) Saran Dalam makalah ini kami berkeinginan pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun,agar kami dapat menulis makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang.