Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Politik dan Katholik, Study Guides, Projects, Research of Political Science

sebuah makalah tentang hubungan antara politik dan kekatholikan

Typology: Study Guides, Projects, Research

2022/2023

Available from 08/18/2023

dionisius-intipunku
dionisius-intipunku 🇮🇩

11 documents

1 / 10

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
i
PAPER PENGGANTI UAJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
MATA KUIAH AGAMA KATOLIK
Judul:
AGAMA SEBAGAI MAHAR POLITIK
Disusun Oleh:
Dionisius Inti De Intipunku (F1F019026) HI
Stanislas Kostka Jesias Leks Tabori (F1F019024) HI
Birgitta Purindraswari (F1A019088) Sosiologi
Felisitas Radita Maharani (F1F019072) HI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PURWOKERTO
2020
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa

Partial preview of the text

Download Politik dan Katholik and more Study Guides, Projects, Research Political Science in PDF only on Docsity!

i

PAPER PENGGANTI UAJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MATA KUIAH AGAMA KATOLIK

Judul:

AGAMA SEBAGAI MAHAR POLITIK

Disusun Oleh: Dionisius Inti De Intipunku (F1F019026) HI Stanislas Kostka Jesias Leks Tabori (F1F019024) HI Birgitta Purindraswari (F1A019088) Sosiologi

Felisitas Radita Maharani (F1F019072) HI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PURWOKERTO

ii

  • BAB I......................................................................................................................................... DAFTAR ISI
  • Pendahuluan...............................................................................................................................
  • 1.1 Latar Belakang....................................................................................................................
  • Bab II..........................................................................................................................................
  • Pembahasan................................................................................................................................
  • Saran :.........................................................................................................................................
  • Daftar pustaka :..........................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan agama?
  2. Apa yang dimaksud dengan politik
  3. Bagaimana hubungan antara agama dengan politik di Indonesia?
  4. Bagaimana kondisi agama dan dunia perpolitikan di Indonesia? 1.3 Tujuan Sebagai mahasiswa pengampu mata kuliah Agama Katholik. Selain kami diberi tugas untuk membuat paper dengan tema ‘peran agama dalam dunia politik’. kami memilih ‘agama sebagai mahar politik’ karena, belum banyak yang mengetahui dan membahas hal tersebut. Kami juga ingin pembaca atau orang lain mengetahui seluk beluk peran agama dalam dunia perpolitikan.

Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Agama Agama merupakan suatu ajaran dan sistem yang mengatur tata keimanan atau kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah terkait pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang secara umum berarti suatu tradisi, dimana “A” artinya tidak dan “Gama” artinya kacau. Sehingga bila dilihat dari asal katanya, definisi agama adalah suatu peraturan yang dapat menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengarahkan manusia menjadi lebih teratur dan tertib. Agama suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola perilaku yang memenuhi syarat untuk disebut “agama” (religious). Banyak dari apa yang berjudul agama termasuk dalam suprastruktur: agama terdiri dari tipe-tipe simbol, citra, kepercayaan, dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk manusia menginterpretasikan eksistensi mereka. Sedangkan menurut pandangan sosiolog, Emile Durkheim mengemukakan makna agama, bahwa adanya perbedaan yang –sakral dan yang –profan serta terangkatnya beberapa aspek kehidupan sosial ke level yang –sakral memang merupakan syarat mutlak bagi keberadaan agama. Yang –sakral tercipta melalui ritual-ritual yang mengubah kekuatan moral masyarakat menjadi simbol-simbol religius yang mengikat individu dalam suatu kelompok. Syarat-syarat lain dari agama adalah kepercayaan, ritual agama dan gereja (tempat ibadah). Sedangkan definisi agama menurutnya adalah: “kesatuan sistem kepercayaan dan praktik yang menyatu dalam sebuah komunitas moral tunggal yang dinamai Gereja, semua melekat padanya”. Definisi agama menurut sosiologi adalah definisi empiris. Agama dipandang sebagai suatu institusi yang lain yang mengemban tugas atau fungsi agar masyarakat berfungsi dengan baik, baik dalam lingkup local, regional, nasional, maupun mondia maka dalam tinjauannya, yang dipentingkan ialah daya guna, dan pengaruh agama terhadap masyarakat, sehingga berkat eksistensi dan fungsi agama cita-cita masyarakat (akan keadilan dan kedamaian, dan akan kesejahteraan jasmani dan rohani).

Menujuk kepada “satu rangkaian tujuan yang hendak dicapai” atau “cara-cara atau arah kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu”. Lebih mengarah pada kebijakan (policy). Misal: politik luar negeri, politik dalam negeri, politik keuangan. Menunjuk pada pengaturan urusan masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Pemerintah mengatur urusan masyarakat, masyarakat melakukan koreksi terhadap pemerintah dalam melaksanakan tugasnya (siyasah). Di antara ketiga definisi tersebut, tentunya definisi pertama lebih memiliki konotasi negatif dibandingkan definisi kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan orientasi yang pertama adalah politik kekuasaan, untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan dapat dilakukan dalam jalan apapun entah baik entah buruk, dapat menghalalkan segala cara dan lebih berorientasi pada kepentingan pemimpin atau elit yang berkuasa. Sedangkan definisi politik yang kedua dan ketiga lebih berorientasi pada politik pelayanan terhadap masyarakat, dimana posisi pemimpin merupakan pelayan masyarakat bukan penguasa aset-aset strategis. Pengertian politik menurut pendapat beberapa ahli yaitu;  Aristoteles : bahwa arti pengertian politik adalah upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki.  Joice Mitchel : pengertian politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum masyarakat seluruhnya.  Prof. Miriam Budhiarjo : pengertian politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan dari tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, dapat dikatakan bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan negara maupun proses pengambilan keputusan ketatanegaraan.  Johan Kaspar Blunchli : politik adalah ilmu yang memerhatikan masalah kenegaraan, dengan memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dan keadaannya, sifat- sifat dasarnya dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya. Menurutnya, politik juga membuat konsep-konsep pokok tentang negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision marking), kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).  Roger F. Soltau : ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan negara, dan lembaga- lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu. 2.3 Hubungan antara agama dengan politik di Indonesia

Indonesia memang negara yang sangat religius bahkan dalam dasar negara Indonesia tercantum unsur “Ketuhanan” pada poin pertamanya. Hal tersebut menyatakan bahwa bangsa Indonesia membiarkan dirinya untuk dipimpin di bawah Tuhan. Bercampur aduknya konsepsi tentang Tuhan dan negara, seringkali membingungkan aktor politik di tanah air, hubungan agama dan politik menjadi simbiosis mutualisme : layaknya ahli-ahli taurat pada zaman Yesus, yang menggunakan ilmunya demi kepentingan pribadi. Di bawah ini beberapa kasus yang menyeret agama dan politik. Beberapa waktu lalu terdapat pemberitaan yang cukup mengejutkan. Dilansir dari CNN Indonesia, pada waktu kontestasi Pemilu 2019 yang lalu, salah satu pendukung calon presiden terjerat kasus rasuah. Dalam penyelidikan yang dilakukan, terseret nama Menteri Agama. Dalam kasus tersebut, didapatkan bahwa telah terjadi jual beli jabatan di Kemenag. Politik di Indonesia juga sarat dengan bumbu agama. Kembali lagi, Pilpres 2019 yang lalu menjadi sarat akan kepentingan politis yang dibalut dengan bingkisan agama. Politik identitas sangat kental pada pesta demokrasi lalu. Pendukung pasangan calon berbondong- bondong menyodorkan proposal pilihan mereka (pasangan calon yang mereka dukung) dengan landasan agama dan menjatuhkan lawannya dengan landasan yang sama juga. Padahal sudah jelas bahwa politik dan agama tidak dapat berjalan dalam satu hal. Negara Indonesia memang berasaskan Ketuhanan, namun bukan berarti Pancasila bersatu dengan agama; negara demokratis bercampur dengan teokratis^1. Keduanya dapat berjalan bersama, namun beriringan. (^1) 1 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik : untuk perguruan tinggi, (Jakarta : Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016), hlm. 71

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. 2016. Pendidikan Agama Katolik : untuk perguruan tinggi. Jakarta : Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan