













Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Lembaga perbankan yang hadir di Indonesia pertama kali tentunya tidak terlepas dari kolonial Hindia Belanda. pada tahun 1746, VOC mendirikan De Bank van Leening untuk mempermudah aktivitas perdagangan VOC di Indonesia. Seiring perjalanannya, De Bank van Leening tidak beroperasi dengan baik.
Typology: Assignments
1 / 21
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Setiap bank di dalam lingkungan industri perbankan akan menghadapi risiko. Risiko operasional telah menjadi bagian dalam perhatian Bank Indonesia sebagai regulator perbankan di Indonesia. Bank Indonesia mendorong bank-bank di Indonesia agar dapat melakukan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang baik. Hal ini tidak terkecuali pada bagian pasar uang di Divisi Treasuri. Penelitian ini hendak mengidentifikasi bagaimana profil risiko-risiko operasional apa yang dihadapi Treasuri bagian pasar uang (money market). Diharapkan perusahaan kedepannya dapat melakukan pemetaan, kemudian membuat respon penanganan yang tepat serta pengendalian atas profil risiko-risiko yang dihadapinya disertai dengan sistem pelaporan yang akurat. Hasil identifikasi profil risiko pada bagian pasar uang terdapat 40 risiko yang akan dihadapi oleh PT. Bank MNC Internasional, Tbk. Risiko-risiko operasional yang dihadapi oleh bagian pasar uang tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal. Penyebab risiko operasional yang berasal dari internal terdapat 29 risiko, sedangkan penyebab risiko operasional yang berasal dari eksternal terdapat 11 risiko. Dampak risiko operasional pada bagian pasar uang (money market) dengan menggunakan metode Standa rdized Approach (SA) sebesar Rp. 29,055,106,469.20. Hal ini menggambarkan modal risiko operasional yang harus dihadapi oleh PT. Bank MNC Internasional, Tbk. PT. Bank MNC Internasional, Tbk hendaknya menerapkan enterprise r isk management terintegrasi untuk keseluruhan perusahaan, dimana didalamnya terdapat Divisi Treasuri. Hal ini diawali dengan membuat sistem dan mengumpulkan data-data historis di perusahaan mengenai risiko-risiko yang telah terjadi agar dapat disimpan dengan baik.
Keywords: r isk, operat iona l r isk, treasury, pa sar uang.
Every bank within the banking industry will take on risks. Operational risk has been a part of Bank Indonesia’s concern as national bank regulator in Indonesia. Bank Indonesia encourages every bank to carry out good corporate governance and risk management. This also not limited to the money market in the Tresury Division. This study will (attempt to) elaborate and identify operational risk profiles faced by the the money market in the treasury division; in the hopes that companies will have the tools to plan and establish a correct response to contain various risk profiles that they encounter, along with a detailed and accurate information report. According to the risk profile identification, PT. Bank MNC International will encounter about forty risks. These money market operational risks can come from both internal and external source. Internal contribute about twenty nine risks, where external provides eleven. The impact of operational risks on money market department using the Standardized Approach (SA) Rp 29.055.106.469,20. This illustrates the operational risk capital that must be faced by PT. MNC Bank International, Tbk. It is believed that PT. Bank MNC Internasional, Tbk ought to apply an integrated enterprise risk management for all the branch in the company. The first important step is making a system and by collecting and storing accurate historical risk datas that the company have encountered before.
Keywords: r isk, operat iona l r isk, treasury, money market.
operasional pada bagian money market tidak dimanajemen dengan baik, maka dapat menimbulkan risiko dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi bank itu sendiri di kemudian hari. Dampak secara pendek adalah kerugian yang langsung diderita oleh bank dalam pengelolaan dananya, sedangkan secara jangka panjang dapat mengakibatkan bank berhenti secara operasional. Hingga saat ini belum ada penelitian manajemen risiko yang membahas risiko operasional Treasury bagian pasar uang (money market).
1.2. PERUMUSAN MASALAH Kegiatan pada Divisi Treasuri di bagian pasar uang (money market) juga mengandung risiko yang mengancam baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh sebab itu maka dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti antara lain:
1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penulisan ini adalah:
market) di PT. Bank MNC Internasional, Tbk.
1.4. MANFAAT PENELITIAN Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam hal manajemen risiko perusahaan, terutama Divisi Treasuri di P T. Bank MNC Internasional, Tbk untuk mengetahui profil risiko yang akan dihadapi pada setiap transaksi atau kegiatan yang dilakukan sehingga perusahaan kedepannya dapat melakukan respon penanganan yang tepat serta pengendalian atas risiko-risiko yang dihadapinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PASAR UANG (MONEY MARKET) 2.1.1. Penge rtian Pasar uang (money market) merupakan pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan biasanya kurang dari satu tahun. Karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas primer (Kasmir (2012).
2.1.2. Fungsi pasar uang Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembaga- lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya (Kasmir (2012).
2.1.3. Instrume n pasar uang Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan di pasar uang ada beberapa macam, yaitu (Kasmir, 2012):
Perusahaan atau lembaga yang menjadi investor utama dalam T-Bills ini antara lain Bank Sentral, bank- bank umum, mutual funds, BUMN, lembaga- lembaga keuangan non bank, perusahaan-perusahaan, dan badan pemerintah negara lain, dan individu.
surat-surat berharga yang telah dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat berharga yang sering digunakan untuk transaksi Repo adalah surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto misalnya SBI, SPBU, CD dan T-Bills.
a) Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa: Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank untuk membiayai kegiatan tertentu. Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank. b) Surat Wesel, dapat berupa: Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka pemebrian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
2.2. DIVISI TREASURI Setiap Bank pasti memiliki unit kerja yang mengelola dana, biasanya dilakukan oleh suatu Divisi atau urusan atau Biro yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi, unit kerja ini
biasanya disebut Divisi, yaitu ”Divisi Treasuri” atau Divisi Treasuri dan Dana”, sebutan ini bergantung pada kebijakan manajemen bank yang bersangkutan tetapi memiliki tugas dan tanggungjawab serta fungsi yang sama, yaitu mengelola likuiditas dalam rangka optimalisasi pendapatan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap operasional bank (Riyadi, 2006). Pada Lampiran 1 dapat dilihat Divisi Treasury pada struktur organisasi PT. Bank MNC Internasional, Tbk.
2.3. RISIKO BANK Menurut Tampubolon (2004) Risiko Bank dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari tingkat kemungkinan sebuah peristiwa terjadi disertai konsekuensi (dampak) dari peristiwa tersebut pada Bank. Setiap kegiatan mengandung potensi sebuah peristiwa terjadi atau tidak terjadi, dengan konsekuensi/dampak yang memberi peluang untuk untung (upside) atau mengancam sebuah kesuksesan (downside). Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 - Perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum , Bank Umum Konvensional wajib menerapkan Manajemen Risiko yang mencakup 8 risiko, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik, dan risiko kepatuhan. Sementara itu, Bank Umum Syariah wajib menerapkan Manajemen Risiko paling kurang untuk 4 jenis risiko, sebagaimana diatur dalam pengaturan sebelumnya untuk Bank yang tidak memiliki ukuran dan kompleksitas usaha yang tinggi, yaitu
risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional. Untuk mempermudah integrasi antara Manajemen Risiko dan Tingkat Kesehatan Bank, peringkat risiko dikategorikan menjadi 5 peringkat, yaitu 1 (Low), 2 (Low to Moder ate), 3 (Moderate), 4 (Moderate to High), dan 5 ( High). Basel II bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem keuangan, dengan menitikberatkan pada perhitungan permodalan yang berbasis risiko, supervisor y review process, dan market discipline. Hal ini untuk memastikan bahwa framework Basel II dapat mengikuti perubahan yang terjadi di pasar maupun perkembangan-perkembangan dalam manajemen risiko^1.
2.4. MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko (Kountur, 2004). Menurut Djohanputro (2008), Manajemen risiko korporat terintegrasi, atau ERM (Enterpr ise Risk Management) merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan dalam memonitor dan mengendalikan implementasi penanganan risiko. Proses manajemen risiko meliputi tahapan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi Risiko Risiko merupakan peristiwa yang menghambat pencapaian tujuan (^1) www.bi.go.id Basel II
merupakan perkiraan atau aproksimasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan kemungkinan dan dampak. Pengumpulan informasi pada metode ini dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara yaitu: pendapat ahli (expert opinion), konsensus (concencus) dan delphy. Djohanputro (2008), pengukuran risiko dampak risiko terbagi atas empat (4) cara yaitu:
Risiko yang tidak termasuk dalam risiko yang dapat diterima atau ditoleransi merupakan risiko yang menjadi prioritas untuk segera ditangani. Setelah diketahui besarnya tingkat risiko dan prioritas risiko, maka perlu disusun peta risiko. d. Menangani Risiko Risiko yang tidak dapat diterima/ ditoleransi segera dibuatkan rencana tindakan untuk meminalkan kemungkinan atau dampak terjadinya risiko dan personil yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tindakan. e. Memantau Risiko Perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan menimbulkan risiko baru bagi perusahaan, mengubah tingkat kemungkinan atau dampak terjadinya risiko, dan cara penanganan risikonya. Sehingga setiap risiko yang teridentifikasi masuk dalam Register Risiko dan Peta Risiko perlu dipantau perubahannya. f. Mengkomunikasikan Risiko Setiap tahapan kegiatan identifikasi, analisis, evaluasi, dan penanganan risiko dikomunikasikan atau dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan untuk memastikan bahwa tujuan manajemen risiko dapat tercapai sesuai dengan keinginan pihak yang berkepentingan.
STANDARDIZED APPROACH (SA) Risiko operasional adalah semua risiko yang tidak masuk pada kelompok risiko keuangan. Risiko operasional disebabkan oleh faktor manusia, alam, dan teknologi. ( Kountur, 2004).
Tahapan perhitungan risiko operasional dengan Standardized Approa ch. a) Membagi aktivitas dalam 8 jenis bisnis yaitu: Corporate finance, Trading and sa les, Retail banking, Commercia l ba nking, Pa yment and settlement, Agency service, Asset management, dan Reta il brokerage. Berdasarkan committee basel (basel capital accord I) perhitungan nilai rata-rata standardised approach (SA) selalu dihitung tiga tahun terakhir, dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana; KSA = pembebanan modal risiko operas ional menurut metode SA GIi = n ilai laba kotor untuk masing-masing lin i bisnis dalam satu tahun untuk jangka tiga tahun. nilai beta (suatu konstanta) yang telah ditetapkan o leh Basel untuk tiap lin i b isnis
b) Menggunakan pendapatan kotor (gross income) dari tiap jenis bisnis digunakan sebagai indikator risiko operasional atas masing- masing bisnis. Dasar perhitungan SA
dirumuskan dalam consultative document committee Basel on Banking Supervision^2.
Setiap kegiatan dibagian pasar uang (money market) di divisi Treasury mengandung risiko. Oleh sebab itu penulis berusaha untuk mengidentifikasi profil risiko – risiko apa saja yang mempengaruhi kegiatan pasar uang (money market) tersebut. Pada Gambar 1 dapat dilihat kerangka berpikir dari penelitian ini.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
(^2) Consultative documents operational risk, Supporting document to the New Basel Capital Accord, issued forcomment by 31 Ma y 2011.
Profil risiko pasar uang (money ma rket)
IDENTIFIKASI RISIKO
EKSTERNAL INTERNAL
RISIKO - RISIKO
MENGUKUR RISIKO
ST ANDARDIZED APPROACH
BEBAN MODAL RISIKO OPERASIONAL
sembilan kasus pembobolan bank di berbagai industri perbankan. Hal itu bukan hanya soal penipuan (fraud), tetapi lemahnya pengawasan interna l control bank terhadap sumberdaya manusia juga menjadi titik celah kejahatan perbankan^3. Basel committee on banking supervision telah membobot risiko bisnis berdasarkan business line di perbankan. Ada terdapat 8 aktivitas bisnis yaitu corporate finance, trading sa les, reta il banking, commercia l banking, payment and settlement, retail br okerage dan asset management. Treasury termasuk ke dalam aktivitas trading and sales dengan bobot risiko antara 15 hingga 23 persen.
Tabel 1. Bobot Risiko Bisnis Line dalam Perbankan
Sumber: Basel committee on banking supervision, 2001
Risiko operasional yang dapat timbul diakibatkan kegiatan Divisi Treasuri tersebut meliputi: proses Internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan problem eksternal. Risiko operasional karena proses internal disebabkan oleh adanya pelanggaran prosedur dan ketentuan.
(^3) www.kompas.com, selas a 3 Mei 2011, oleh Erlangga Djumena
Kesalahan manusia terjadi karena petugas operasional tidak menjalankan proses operasional dengan baik. Kegagalan pada sistem terjadi karena sistem tidak sistem yang dikembangkan tidak mendukung proses berjalan dengan baik. Risiko operasional dari problem eksternal terjadi di luar kemampuan atau kontrol Divisi Treasuri. Risiko operasional terbesar pada kontrak money market adalah tidak membuat deal slip money market dan lambatnya proses transaksi system treasuri yang masih manual sehingga melalui ketentuan jam (cut off time). Tidak dibuatnya deal slip transaksi mengakibatkan transaksi antar bank tidak dijalankan, sehingga gagal penyelesaian (settlement fail) dan gagal secara pembukuan. Dari transaksi kontrak pasar uang (money market) dapat identifikasi risiko operasional sebanyak 40 risiko. Daftar risiko operasional pada transaksi kontrak pasar uang (Money Market) penyebabnya dapat dibagi menjadi internal dan eksternal. Alur skema transaksi pasar uang (money market) dapat dilihat pada Lampiran 2. Penyebab risiko yang berasal dari internal sebagai berikut:
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 6.5 persen dari dana pihak ketiga.
sendiri. Setiap kebijakan fasilitas (limit) interbank harus dipatuhi dealer dalam melakukan transaksi pasar uang.
teguran dan sanksi biaya dari Bank Indonesia.
melakukan transaksi pasar uang (money market).
Penyebab risiko yang berasal dari eksternal sebagai berikut:
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan GWM bank.
PT. Bank MNC Internasional, Tbk salah satunya adalah risiko operasional pada bagian pasar uang (money market). Hasil identifikasi profil risiko terhadap dari bagian pasar uang (money ma rket) terdapat sebanyak 40 risiko. Risiko yang berasal dari internal terdapat 29 risiko, sedangkan penyebab risiko operasional yang berasal dari eksternal terdapat 11 risiko.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Bank Indonesia. 2009. Manajemen Risiko Likuiditas Untuk Perbankan Indonesia. Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan. Jakarta
Djohanputro, Bramantyo. 2008. Manajemen Risiko korpor at. Penerbit PPM, Februari
Website: http://www.ebsco.com http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Arsip+Pera turan/ http://www.bi.go.id/id/moneter/operasi/penjelasa n/Contents/Proses_om.aspx
LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Bank MNC Inte rnasional