Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Financial Management of Political Parties in Indonesia: A Comprehensive Guide, Summaries of Accounting

A comprehensive overview of financial management practices for political parties in indonesia. It delves into the legal framework governing party finances, including regulations on funding sources, reporting requirements, and auditing procedures. The document also highlights the role of the general election commission (kpu) in overseeing party finances and ensuring transparency and accountability. Key aspects covered include the types of permissible funding sources, the process of financial reporting, and the audit procedures conducted by independent auditors. This document serves as a valuable resource for students, researchers, and practitioners interested in understanding the financial landscape of political parties in indonesia.

Typology: Summaries

2023/2024

Uploaded on 03/12/2025

kartika-puspamukti
kartika-puspamukti ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

1 document

1 / 8

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Nama : Kartika Puspamukti
NIM : 143231106
MK : Akuntansi Sektor Publik
TM 12
Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Partai Politik)
Organisasi sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu organisasi yang berbentuk pemerintahan
(instansi pemerintah), seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta organisasi lainnya
yang tidak berbentuk pemerintah, seperti yayasan, partai politik, dll.
Aturan untuk Organisasi Nirlaba Khususnya Partai Politik
Partai Politik
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik adalah organisasi yang
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok WNI secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan NKRI berdasar Pancasila dan
UUD 1945.
โ—Secara umum, partai politik berfungsi sebagai sarana untuk:
a. Pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar warga negara Indonesia
sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbanga bernegara
b. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa
c. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat
d. Wadah partisipasi politik bagi WNI
e. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik.
โ—Partai politik terdiri atas organisasi tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
โ—Sumber keuangan partai politik:
- Iuran anggota
- Sumbangan yang sah menurut hukum
- Bantuan keuangan dari APBN/APBD
โ—Adapun sumbangan yang dapat diterima oleh partai politik, yakni:
1. perseorangan partai politik sama dengan iuran anggota
2. perseorangan bukan anggota partai politik paling banyak Rp1.000.000.000 per orang
dalam waktu 1 tahun anggaran
3. perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak Rp7.500.000.000 per
perusahaan/badan usaha dalam waktu 1 tahun anggaran
โ—Atas keuangan yang dikelola, pengurus partai di setiap tingkatan wajib menyusun laporan
keuangan setelah tahun anggaran berakhir. Hasil pemeriksaan atas laporan pertanggung
jawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan partai politik tersebut terbuka untuk
publik.
Aturan untuk Organisasi Nirlaba Khususnya Partai Politik
Undang-undang (UU) No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2008 Tentang Partai Politik
pf3
pf4
pf5
pf8

Partial preview of the text

Download Financial Management of Political Parties in Indonesia: A Comprehensive Guide and more Summaries Accounting in PDF only on Docsity!

Nama : Kartika Puspamukti NIM : 143231106 MK : Akuntansi Sektor Publik TM 12 Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Partai Politik) Organisasi sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu organisasi yang berbentuk pemerintahan (instansi pemerintah), seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta organisasi lainnya yang tidak berbentuk pemerintah, seperti yayasan, partai politik, dll. Aturan untuk Organisasi Nirlaba Khususnya Partai Politik Partai Politik Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok WNI secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan NKRI berdasar Pancasila dan UUD 1945. โ— Secara umum, partai politik berfungsi sebagai sarana untuk: a. Pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar warga negara Indonesia sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbanga bernegara b. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa c. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat d. Wadah partisipasi politik bagi WNI e. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik. โ— Partai politik terdiri atas organisasi tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. โ— Sumber keuangan partai politik:

  • Iuran anggota
  • Sumbangan yang sah menurut hukum
  • Bantuan keuangan dari APBN/APBD โ— Adapun sumbangan yang dapat diterima oleh partai politik, yakni:
  1. perseorangan partai politik sama dengan iuran anggota
  2. perseorangan bukan anggota partai politik paling banyak Rp1.000.000.000 per orang dalam waktu 1 tahun anggaran
  3. perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak Rp7.500.000.000 per perusahaan/badan usaha dalam waktu 1 tahun anggaran โ— Atas keuangan yang dikelola, pengurus partai di setiap tingkatan wajib menyusun laporan keuangan setelah tahun anggaran berakhir. Hasil pemeriksaan atas laporan pertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan partai politik tersebut terbuka untuk publik. Aturan untuk Organisasi Nirlaba Khususnya Partai Politik Undang-undang (UU) No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik

โ— Partai Politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kepada Badan Pemeriksa Keuangan secara berkala 1 (satu) tahun sekali untuk diaudit paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir. โ— Audit laporan dilakukan 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Hasil audit atas laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran disampaikan kepada Partai Politik paling lambat 1 (satu) bulan setelah diaudit. โ— Pengelolaan keuangan Partai Politik dilakukan secara transparan dan akuntabel. Pengelolaan keuangan Partai Politik diaudit oleh akuntan publik setiap 1 (satu) tahun dan diumumkan secara periodik. โ— Partai Politik wajib membuat laporan keuangan untuk keperluan audit dana yang meliputi: a. laporan realisasi anggaran Partai Politik b. laporan neraca c. laporan arus kas โ— Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 orang warga negara Indonesia yang telah berusia 21 tahun atau sudah menikah dari setiap provinsi. Partai Politik didaftarkan oleh paling sedikit 50 orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri parpol dengan akta notaris. Pendirian dan pembentukan parpol menyertakan 30% keterwakilan perempuan. Pengesahan Partai Politik menjadi badan hukum dilakukan dengan Keputusan Menteri paling lama 15 hari sejak berakhirnya proses penelitian dan/atau verifikasi yang diumumkan dalam berita negara RI. โ— Anggota Partai Politik diberhentikan keanggotaannya dari Partai Politik apabila: (a) meninggal dunia; (b) mengundurkan diri secara tertulis; (c) menjadi anggota Partai Politik lain; atau (d) melanggar AD dan ART. Tata cara pemberhentian anggota parpol diatur dalam AD/ART. Dalam hal anggota Partai Politik yang diberhentikan adalah anggota lembaga perwakilan rakyat, pemberhentian dari keanggotaan Partai Politik diikuti dengan pemberhentian dari keanggotaan di lembaga perwakilan rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan Menyusun Laporan Keuangan untuk Partai Politik Acuan penyusunan: a. ISAK 35 Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba (yang mencabut dan menggantikan PSAK 45 tentang Laporan Keuangan organisasi Nirlaba) b. PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (yang mencabut dan menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 35 (ISAK 35) Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba Alasan penggantian PSAK 45 โ†’ Adanya proses konvergensi SAK ke IFRS mengakibatkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis industri harus dicabut karena SAK berbasis IFRS menganut prinsip "transaction based" bukan "entity based".

UU No 31 Tahun 2002 pasal (9) menjelaskan bahwa partai politik diwajibkan untuk membuat pembukuan cara daftar penyumbang dan jumlah sumbangan yang diterima serta terbuka untuk diketahui oleh masyarakat pemerintah. Partai politik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan dan laporan dana kampanye pemilihan umum kepada KPU secara berkala 1 tahun sekali dan memiliki rekening khusus dana kampanye pemilu serta menyerahkan laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik kepada KPU paling lambat 6 bulan setelah hari pemungutan suara. โ— Audit atas laporan keuangan tahunan partai politik dilakukan oleh auditor independen yaitu KAP dengan melakukan seleksi dan penetapan KAP sesuai dengan prosedur internal partai. Sebelum menunjuk, partai politik dapat melakukan konsultasi kepada asosiasi profesi akuntan publik yaitu IAPI. Dalam setiap audit, KAP harus dilengkapi dengan perikatan yang mengatur tentang audit tersebut. Dalam melaksanakan audit, KAP akan menjalankan serangkaian prosedur yang diperlukan pekerjaan dan dituangkan dalam kertas pemeriksaan di mana kertas kerja tersebut akan disimpan KAP. Produk dari audit oleh KAP adalah laporan auditor independen. Parpol dapat meminta KAP untuk melakukan jenis audit lain yang relevan yang diperlukan oleh parpol terkait dengan pelaporan keuangan. Peraturan BPK RI No 2 Tahun 2015 โ— Laporan Pertanggungjawaban Laporan pertanggungjawaban parpol terdiri dari laporan pertanggungjawaban DPP, laporan pertanggungjawaban DPC, dan laporan pertanggungjawaban DPD. Laporan ini wajib dibuat parpol yang menerima bantuan keuangan yang disalurkan oleh kemendagri, pemda, melalui transfer dana rekening kas umum negara/daerah atau pun rekening khusus untuk menerima bantuan keuangan. Laporan pertanggungjawaban yang diserahkan kepada BPK terdiri atas: (1) rekapitulasi realisasi penerimaan dan belanja bantuan keuangan parpol per kegiatan; (2) rekapitulasi barang investasi atau modal barang persediaan pakai habis dan penggunaan jasa yang dibiayai dengan bantuan keuangan parpol. โ— Pemeriksaan Laporan Pertanggungjawaban oleh BPK BPK melakukan pemeriksaan laporan pertanggungjawaban paling lambat 1 bulan setelah tahun anggaran berakhir. Pemeriksaan dilakukan di kantor BPK, kantor Kemendagri, kantor Pemda atau kantor Parpol. BPK dapat melakukan konfirmasi atau prosedur pemeriksaan lainnya sesuai dengan SPKN yang berlaku atau pedoman lain yang ditetapkan BPK. Apabila dokumen tidak lengkap, parpol segera melengkapi dokumennya. Pemeriksaan diselesaikan paling lambat 3 bulan setelah laporan diterima. Pemeriksaan dinyatakan selesai apabila Laporan Hasil pemeriksaan diserahkan BPK atau BPK perwakilan kepada Kemendagri, Pemda, DPP/DPD/DPC. Laporan pertanggungjawaban dilampiri dengan dokumen bukti pendukung yang lengkap dan sah serta surat pernyataan tanggungjawab yang ditandai ketua DPD/DPP/DPC. โ— Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Pertanggungjawaban

Parpol Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. BPK menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Parpol. Apabila berasal dari APBN diserahkan kepada DPP dan Mendagri, apabila berasal dari APBD diserahkan kepada DPP, DPC, Gubernur/walikota. Laporan Hasil pemeriksaan diserahkan juga kepada DPR/DPD/DPRD bersamaan dengan penyerahan hasil ikhtisar pemeriksaan semester. DPP/DPD/DPC menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan dan memberikan jawaban atau kejelasan kepada BPK paling lambat 60 hari setelah Laporan Hasil Pemeriksaan diterima.

Laporan Perubahan Arus Kas Laporan Perubahan Aset Neto Catatan Atas Laporan Keuangan