






Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
An overview of the concept of civil law in Indonesia. It explains the difference between public and private law and focuses on the latter. It defines civil law and its scope, and provides different definitions from various legal experts. It also discusses the structure of civil law in Indonesia, which is divided into four books. The document concludes by discussing the sources of civil law, which include the Burgelijk Wetbook (B.W) and the government. useful for students studying law in Indonesia or those interested in understanding the basics of civil law in the country.
Typology: Lecture notes
1 / 10
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
A. Pengertian Hukum Perdata Pada mulanya zaman Romawi secara garis besar terdapat 2 kelompok pembagian hukum, yaitu:
mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan haknya apabila dilanggar oleh orang lain. Jika dilihat dalam bahasa Inggrisnya, Hukum Perdata dikenal dengan istilah Civil Law. Kata Civil berasal dari bahasa Latin yakni, Civis yang berarti warga negara. Hal tersebut berarti, bahwa Civil Law atau Hukum Sipil merupakan hukum yang mengatur tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan hak-hak warga negara dan atau perseorangan. Jika dilihat dari berbagai literatur yang ditulis para sarjana, juga dijumpai berbagai macam definisi Hukum Perdata, terkadang satu sama lainnya berbeda-beda, namun tidak menunjukkan perbedaan yang prinsipil. Kebanyakan para sarjana menganggap Hukum Perdata sebagai hukum yang mengatur kepentingan perseorangan (pribadi) yang berbeda dengan Hukum Publik sebagai hukum yang mengatur kepentingan umum (masyarakat). Berikut pengertian hukum perdata oleh beberapa pakar hukum, yaitu:
peraturannya dilanggar, yang berdampak dijatuhinya pidana pada si pelaku. B. Sistematika Hukum Perdata Sistematika Hukum Perdata menurut KUHPerdata terdiri atas 4 buku: BUKU I : Tentang orang ( van personen ) Yaitu memuat hukum tentang diri seseorang dan hukum keluarga. BUKU II : Tentang benda ( van zaken ). Yaitu memuat hukum kebendaan serta hukum waris. BUKU III : Tentang perikatan ( van verbintenissen ) Yaitu memuat hukum kekayaan yang mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang berlaku terhadap orang-orang atau pihak-pihak tertentu. BUKU IV : Tentang pembuktian dan daluarsa ( van bewijs en verjaring ) (memuat ketentuan alat-alat bukti dan akibat lewat waktu terhadap hubungan- hubungan hukum). Sedangkan Sistematika Hukum Perdata menurut ilmu pengetahuan dibagi dalam 4 bagian, yaitu:
berarti pembentuk UUD 1945 ikut menyatakan berlakunya B.W. yang disebut dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang bersifat memaksa, yaitu aturan-aturan yang apabila dilanggar mengakibatkan sanksi tegas dan nyata. Pada dasarnya sumber hukum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
pengadilan tersebut dijadikan pedoman oleh para hakim di Indonesia dalam memutuskan sengketa. Dari keempat sumber tersebut dibagi lagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu sumber hukum perdata tertulis dan sumber hukum perdata tidak tertulis. Sumber hukum perdata tertulis, yaitu tempat ditemukannya kaidah-kaidah hukum perdata yang berasal dari sumber tertulis, umumnya kaidah hukum perdata tertulis terdapat di dalam peraturan perundang-undangan, traktat dan yurisprudensi. Sumber hukum perdata tidak tertulis adalah tempat ditemukannya kaidah hukum perdata yang berasal dari sumber tidak tertulis, seperti dalam hukum kebiasaan. Secara khusus, sumber Hukum Perdata Indonesia terulis, yaitu:
jaminan tersebut perlu didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Fidusia.