












Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
The document files is oun work in university. So, don't open it, alright? I just want download the dokumen from website. So I upload it. Thank you
Typology: Schemes and Mind Maps
1 / 20
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
i
Nama NIM Audy Septia 2105110976 Dede Safira 2105125268 Dzaidatul Masyhurah 2105111829 Japerson Robinsar Mulana Sembiring 2105125269 Shahfa Rizkya Ananda 2105134662
ii
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “Manajemen Pelayanan Bimbingan dan Konseling ”. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Zulhelmi, M.Pd dan diharapkan dapat menambah wawasan penulis serta pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Pengantar Pengelolaan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Pekanbaru, 24 Oktober 2023
Kelompok 4
1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses bantuan untuk mencapai kedewasaan pada diri anak yang diberikan oleh orang dewasa. Dewasa memiliki arti lepas dari ketergantungan kepada orang lain dan hidup mandiri. Proses pendidikan dapat dilaksanakan secara formal, informal, dan nonformal. Anak membutuhkan bantuan orang dewasa untuk mencapai kedewasaan pada dirinya, karena tidak mudah untuk mencapai kedewasaan itu sendiri. Anak berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosiokultural dalam proses pedewasaan dirinya. Ketika berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosiokultural, anak mendapatkan proses pendidikan atau pengaruh sosiokultural yang bermanfaat bagi tercapainya perkembangan ke arah kedewasaanya secara optimal. Bimbingan dan Konseling adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri, atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengunggkap maslah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan siswa, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat, perkembangan, kondisi serta peluang-peluang yang dimiliki (Depdiknas, 2016).
Melalui manajemen yang baik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, maka diharapkan tercapai efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan bagian inti pendidikan karakter yang dilaksanakan dengan berbagai strategi pelayanan dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai kemandirian, dengan memiliki karakter yang dibutuhkan saat ini dan masa depan. Untuk mendukung implementasi pendidikan karakter agar sesuai dengan visi dan misi yang menjadi tujuan sekolah, perlu proses kegiatan manajemen. Manajemen tentang bagaimana sekolah dalam perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan melakukan karakter pendidikan kegiatan pengawasan tersebut melalui berbagai kegiatan pembangunan karakter dalam sekolah (Guntama & Ningrum, 2019). Dengan demikian peranan bimbingan dan konseling dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan pendidikan dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Layanan bimbingan memberikan bantuan agar peserta didik mengetahui kebutuhan, minat, bakat dan nilai-nilai yang dianut berdasarkan pengalaman penting dalam kehidupan serta memberikan arah bagi individu menemukan cara belajar efektif sesuai bakat dan kemampuannya. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat terlaksana dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan akan terlaksana dalam kerangka program bimbingan (guidence program). Dalam program bimbingan terdapat beberapa komponen, yaitu saluran-saluran formal untuk melayani para peserta didik, orangtua, dan tenaga pendidikan (Winkel& Sri Hastuti 2012:775). Pelayanan bimbingan dan konseling bertugas melayani individu-individu normal yang sedang dalam proses memperkembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang dijalaninya. Pelayanan bimbingan dan konseling mengupayakan pengembangan segenap potensi individu secara optimal pada setiap tahap perkembangan, berperan aktif dalam pembentukan manusia produktif. Pengembangan ini akan dilengkapi dan meningkatkan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan dengan pengembangan nilai dan sikap (Mungin Edi Wibowo, 2000). Pelayanan bimbingan dan konseling juga memungkinkan individu terbebas dari berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses perkembangan dan kehidupannya, baik kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam kaitan ini semua pelayanan bimbingan dan konseling selain dapat menjembatani pengembangan intelektual, keterampilan dan pengembangan sikap dan nilai, serta pencapaian tujuan pendidikan sekolah dan kebutuhan masyarakat, juga dapat mengisi berbagai kekosongan dan mengatasi berbagai permasalahan
e. Menjelaskan permasalahan management pelayanan bimbingan dan koseling disekolah? 1.4 Metode Penulisan Metode yangkami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi dan data yang berasal dari buku dan internet yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
2.1 Pengertian Managemen Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Kata ‘manajemen’ berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata ‘manus’ yang berarti tangan, dan agere’ yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata kerja ‘managere’ yang artinya menangani. Manajemen adalah suatu perangkat kegiatan yang saling berkaitan (link), terpadu (integrated) dan berurutan (sequencing) satu sama lain untuk mensinergikan sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan teknologi sesuai dengan tujuantujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Manajemen pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan proses pendidikan yang lebih baik sehingga hasil yang diperoleh pun menjadi lebih optimal. Dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan pendidikan dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor adalah seseorang yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Konselor Bimbingan dan Konseling.
Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling diantaranya:
2.2 Tujuan Management Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Setiap organisasi dan kegiatan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga tujuan yang dicapai secara efektif dan efisien. Tujuan manajemen dilakukan secara sistematis agar mencapai produktif, berkualitas, efektif dan efisien. Manajemen bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan diri konseli (peserta didik) secara efektif dan efisien (Sugiyo 2014: 27).
Kegiatan manajemen bimbingan dan konseling dikatakan produktif apabila dapat menghasilkan keluaran baik secara kualitas dan kuantitas. Kualitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari tingkat kepuasan dari konseli yang mendapatkan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan kuantitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari jumlah konseli yang mendapat layanan bimbingan dan konseling.
Efektif berarti kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan. Keefektifan dari layanan bimbingan dan konseling adalah melihat dari ketercapaian layanan bimbingan dan konseling, yaitu konseli mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Sedangkan efisien apabila kesesuaian antara sumber daya dengan keluaran atau penggunaan sumber dana yang minimal dapat dicapai tujuan yang diharapkan. Layanan bimbingan dan konseling dapat dinyatakan efisien apabila tujuan bimbingan dan konseling yaitu pengembangan diri konseli dapat segera dicapai dengan penggunaan sumber daya yang sedikit. Tujuan-tujuan manajemen bimbingan dan konseling ini dapat dicapai secara efektif dan efisien apabila memenuhi prinsip- prinsip manajemen
2.3 Prinsip-prinsip Manajemen Bimbingan dan Konseling Manajemen bimbingan dan konseling perlu memperhatikan prinsip-prinsip manajemen agar tujuan dari manajemen dapat tercapai. Lima prinsip dalam pengelolaan manajemen, yaitu (1) prinsip efisiensi dan efektivitas, dimana fungsi manajemen dilakukan dengan mempertimbangkan sarana prasarana, keadaan dan kemampuan organisasi agar relevan dengan tujuan yang dicapai; (2) prinsip pengelolaan, dimana suatu manajemen dilakukan secara sistematik dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan; (3) prinsip pengutamaan tugas pengelolaan, dimana seorang manajer bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan manajemen, baik pelayanan internal maupun eksternal; (4) prinsip kepemimpinan yang efektif, dimana seorang manajer harus memiliki sifat yang bijaksana
dalam mengambil suatu keputusan dan mampu berhubungan baik dengan semua personel di dalam organisasi tersebut; (5) prinsipkerjasama, kerjasama didasarkan pada pengorganisasian manajemen terkait dengan melaksanaan tugas sesuai dengan keahlian dan tugas masing-masing personil (Hikmat, 2011: 41).
Prinsip-prinsip manajemen meliputi: (a) efisiensi adalah kegiatan yang dilakukan dengan modal yang minimal dapat memberikan hasil yang optimal; (b) efektifitas adalah apabila terdapat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan; (c) pengelolaan adalah dalam aktivitas manajemen seorang manajer harus mengelola sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun non manusia; (d) mengutamakan tugas pengelolaan artinya seorang manajer harus mengutamakan tugas manajerialnya dibandingkan tugas yang lain; (e) kerjasama adalah seorang manajer harus mampu menciptakan suasana kerjasama dengan berbagai pihak; dan (f) kepemimpinan yang efektif (Sugiyo, 2014: 29).
Kesimpulan dari kedua pendapat di atas bahwa prinsip-prinsip manajemen bimbingan dan konseling adalah
2.4 Fungsi Manajemen Bimbingan dan konseling Manajemen bisa berhasil bila dalam pengelolaan fungsi-fungsi dari manajemen dapat dioperasionalisasikan atau dapat dilakukan dengan baik dan sistematik. Perencanaan Program Layanan Bimbingan dan konseling Perencanaan (planning) adalah pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standart yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi
(3) penentuan tujuan (5) penentuan jenis, teknik, dan stategi kegiatan (6) penentuan waktu dan tempat kegiatan (7) penentuan fasilitas dan anggaran biaya.
Pengorganisasian Petugas Layanan BK Setelah perencanaan dibuat maka selanjutnya konselor melakukan organizing atau pengorganisasian. Fungsi pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu (Terry, 1986: 4). Pengorganisasian adalah upaya mengatur tugas perseorangan atau kelompok dalam organisasi dan merancang bagaimana hubungan kerja antar unit organisasi (Sugiyo, 2011: 32). Pengorganisasian program bimbingan dan konseling adalah upaya melibatkan orang-orang ke dalam organisasi bimbingan di sekolah serta upaya melakukan pembagian kerja antara anggota organisasi bimbingan dan konseling di sekolah (Juntika, 2011: 63). Konselor perlu memperhatikan hal-hal berikut dalam pengorganisasian yaitu (1) semua personel sekolah harus dihimpun dalam suatu wadah sehingga terwujud dalam kesatuan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling (2) melakukan persamaan persepsi dalam melakukan layanan meliputi mekanisme kerja, pola kerja, dan prosedur kerja (3) adanya perincian yang jelas tentang tugas, tanggung jawab dan wewenang masing- masing. Selain itu, pelibatan orang- 33 orang dalam organisasi bimbingan dan konseling ini tidak hanya semata-mata dari personel sekolah akan tetapi dari pihak diluar sekolah (Sukardi, 2008: 40). Pelibatan orang-orang tersebut sebagai koordinasi dapat membantu dalam menetapkan hubungan antar personalia dan sumber daya yang lain termasuk stakeholder lain diluar lembaga sehingga dapat berfungsi secara optimal.
Pembagian tugas personel sekolah dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:
b) Menyediakan serta melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. c) Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. d) Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling. e) Menetapkan koordinator konselor yang bertanggung jawab atas pelaksanaan bimbingan dan konseling. f) Membuat surat tugas untuk konselor dalam proses bimbingan dan konseling. g) Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan konseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. h) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling; serta i) Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40 siswa, bagi kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.
e) Ikut serta dalam konferensi kasus (Juntika 2009: 63).
Kesimpulan dari uraian diatas bahwa pengorganisasian adalah upaya mengatur tugas orang-orang dalam suatu organisasi secara tepat dan menjaga hubungan antar orang tersebut sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam kegiatan kegiatan bimbingan dan konseling pengorganisasian adalah proses untuk merancang, mengelompokkan dan mengatur serta membagi-bagi tugas diantara anggota organisasi bimbingan dan konseling agar tujuan organisasi BK dapat dicapai dengan efisien.
Pelaksanaan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Pelaksanaan merupakan kegiatan yang paling utama dalam kegiatan manajemen, pelaksanaan menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang lain dalam suatu organisasi. Artinya pelaksanaan merupakan upaya dalam mewujudkan perencanaan menjadi kenyataan dengan berbagai pengarahan. Siagian menyatakan pergerakan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif, efisien dan ekonomis (Sugiyo, 2014: 33). 36 Pelaksanaan bimbingan dan konseling mengarah pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah direncanakan, dalam hal ini terkait dengan layanan-layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling meliputi orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling perorangan, konsultasi, dan mediasi. Sedangkan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling melipuiti himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, intrumentasi bimbingan dan konseling, dan alih tangan kasus. Pelaksanaan adalah kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang terkait dengan secara langsung dengan konseli (Sukardi, 2008: 56). Agar pelaksanaan dari layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan lancar, konselor harus (a) mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif, (b) mensinkronkan antara tujuan bimbingan dan konseling dengan tujuan petugas bimbingan dan konseling, (c) menciptakan hubungan yang harmonis, (d) mengoptimalkan potensi petugas bimbingan dan konseling, (e) mengakui dan menghargai setiap prestasi petugas bimbingan dan konseling, dan (f) menempatkan petugas bimbingan sesuai dengan kemampuan dan karakteristiknya. Kesimpulan dari uraian diatas bahwa pelaksanaan kegiatan layanan
BK adalah seluruh kegiatan atau upaya dalam memotivasi konselor dalam menggunakan cara pendekatan, teknik, metode dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling secara efektif dan efisien. 37
Pengawasan Hasil Layanan BK Pengawasan di dalam manajemen bimbingan dan konseling disebut dengan evaluasi, evaluasi adalah fungsi manajemen yang terakhir yaitu kegiatan yang dikendalikan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Evaluasi terkait dengan bagaimana mengawasi dan mensupervisi kegiatan bimbingan dan konseling, apakah pelaksanaan bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang telah dibuat. Pengawasan adalah proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah diterapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut (Usman 2011: 503). Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk mengetahui dan mengontrol pelaksanaan atau aktivitas organisasi, menentukan keberhasilan organisasi dan menganalisis kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi. Hersey dan Blanchard menyatakan manajemen merupakan proses pemberian balikan hasil dan tindak lanjut perbandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian yang diperlukan apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan (Sugiyo 2014: 34). Kegiatan dalam evaluasi meliputi: (1) menetapkan standar kinerja, (2) mengukur kinerja, (3) membandingkan prestasi kerja dengan standar yang ditetapkan, dan (4) mengambil tindakan korektif saat ditemukan penyelewengan. Sedangkan Santoadi (2010: 7) menyatakan proses evaluasi meliputi (1) recording (administrasi/ pencatatan), (2) evaluasi (pengukuran dan penilaian hasil dan 38 proses kerja serta kinerja organisasi), dan (3) pengambilan langkah perbaikan dan pengembangan (Sugiyo 2014: 44-45). Kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai pengertian diatas bahwa pengawasan layanan BK adalah pendampingan yang dilakukan dalam mengawasi, mensupervisi dan menilai aktivitas layanan bimbingan dan konseling apakah pelaksanaannya sesuai dengan program yang direncanakan.
2.5 Permasalahan Manajemen dan Solusi Diantara masalah yang timbul berkaitan dengan konsep pengelolaan dan manajemen ini adalah:
3.1 Kesimpulan Pendidikan adalah proses bantuan untuk mencapai kedewasaan pada diri anak yang diberikan oleh orang dewasa. Dewasa memiliki arti lepas dari ketergantungan kepada orang lain dan hidup mandiri. Proses pendidikan dapat dilaksanakan secara formal, informal, dan nonformal. Anak membutuhkan bantuan orang dewasa untuk mencapai kedewasaan pada dirinya, karena tidak mudah untuk mencapai kedewasaan itu sendiri. Anak berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosiokultural dalam proses pedewasaan dirinya. Ketika berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosiokultural, anak mendapatkan proses pendidikan atau pengaruh sosiokultural yang bermanfaat bagi tercapainya perkembangan ke arah kedewasaanya secara optimal. Bimbingan dan Konseling adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri, atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengunggkap maslah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya. 3.2 Saran Bimbingan Konseling merupakan wadah bagi siswa untuk menyalurkan aspirasi ataupun permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu, guru pembimbing harus sesuai dengan Manajemen Pelayanan yang ada. Guru pebimbing diharapkan mampu menghadapi aspirasi siswa.
Hasmin, H. (2016). Manajemen Layanan Bimbingan Dan Konseling (Studi Kasus Di Smk Negeri 1 Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat). Bandar Lampung : Universitas Lampung. Masbur & Nuzliah. (2017). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Banda Aceh :Forum Intelektual al-Qur’an dan Hadits Asia Tenggara (SEARFIQH). Widia, Y. T. (2021). Manajemen Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Universitas Negeri Padang : Jurusan Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan. Sugiyo. 2012. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya. Santoadi, F. (2010). Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Neviyarni, Pelayanan Bimbingan dan Konseling (Berorientasi Khalifah Fil Ardh), Alfabeta Bandung 2009.