



Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Panduan penulisan skripsi, dalam membuat skripsi
Typology: Schemes and Mind Maps
1 / 5
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
1.1 Latar Belakang Energi adalah sumber daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai operasi pengolahan, termasuk bahan bakar, listrik, energi mekanik, dan panas. Penggunaan sumber daya fosil untuk berbagai kegiatan pengolahan perlu dimanfaatkan lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan konsumsi energi. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya menimbulkan tiga ancaman serius, yaitu menipisnya cadangan minyak bumi, fluktuasi harga, dan polusi gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil [1]. Berbagai cara telah dicoba sebagai solusi untuk mengatasi ketergantungan terhadap energi yang berasal dari sumber fosil. Fuel cell adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat. Sistem ini bersifat ramah lingkungan karena tidak mencemari lingkungan, bahkan dapat digunakan untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan energi yang menghasilkan limbah. Cara kerja fuel cell adalah kebalikan dari elektrolisis, khususnya di mana hidrogen dan oksigen bereaksi di dalam baterai untuk menghasilkan air dan arus listrik [2]. Unit dasar sel bahan bakar terdiri dari dua elektroda, anoda dan katoda, bahan bakar dan membran elektrolit. Anoda merupakan tempat berlangsungnya reaksi oksidasi, dan katoda merupakan tempat berlangsungnya reaksi reduksi. Sekarang pemanfaatan membran elektrolit yang bersifat sintetis masih banyak ditemukan pada fuel cell , yang mana memiliki kelemahan mulai dari biaya yang tinggi dan tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu membran elektrolit yang memiliki sifat listrik yang baik, biaya yang rendah dan sifat mekanik yang baik [3]. Baru-baru ini penelitian mengenai bahan komposit yang dapat menggantikan peranan membran elektrolit dengan menggunakan serat- serat sedang meningkatnya. Mulai dari penggunaan pati, kitosan [4] dan karboksil metil selulosa [5]. Dari serat-serat tersebut dipilihlah bakteri selulosa ( nata de
coco ) yang memiliki sifat tidak beracun, biaya rendah, biodegradable dan sifat mekanis yang kuat [6]. Nata de coco merupakan hasil dari fermentasi air kelapa dengan Acetobacter xylinum. Selama proses pembuatan nata de coco , glukosa pada air kelapa di metabolisme oleh Acetobacter xylinum sehingga menghasilkan karbon yang diubah menjadi serat selulosa [7]. Acetobacter xylinum adalah bakteri asam asetat, yang dikenal karena kemampuannya mengoksidasi berbagai jenis alkohol dan gula menjadi asam asetat. Menurut pengklasifikasian terbaru, bakteri asam asetat terdiri atas beberapa genera yaitu Acetobacter, Acidomonas, Asaia, Gluconacetobacter, Gluconobacter, Kozakia, Swaminathania dan Saccaharibacter [8]. Untuk genera seperti Acetobacter , memiliki sifat mudah mengoksidasi asam asetat menjadi karbon dioksida dan air melalui aktivitas enzim siklus Krebs. Sedangakan genera lain, seperti Gluconobacter , tidak dapat mengoksidasi asam asetat karena kekurangan enzim ini [9]. Serat selulosa bakteri (BC) yang terkandung pada nata de coco memiliki tingkat kemurnian lebih tinggi dibandingkan serat selulosa tumbuhan. Selain itu, serat selulosa bakteri juga memiliki kelebihan yaitu tidak mudah korosi dan memiliki kekuatan tarik yang tinggi [10]. Dari kelebihan-kelebihan tersebut, serat selulosa bakteri sering dimanfaatkan sebagai komponen utama pada pembuatan komposit. Bahan komposit bersifat listrik merupakan kajian yang penting terhadap perkembangan ilmu kelistrikan. Bahan komposit merupakan suatu bahan baru yang didapatkan dari kombinasi dua bahan atau lebih yang memiliki sifat-sifat unggul. Hal tersebut juga dibantu dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat sehingga mendorong kreativitas manusia [11]. Bahan komposit terdiri atas matriks sebagai bahan pengikatnya dan filler sebagai bahan pengisinya. Untuk mendapatkan suatu material komposit yang bersifat listrik, maka dilakukan peninjauan terhadap bahan-bahan yang memiliki sifat mekanis dan sifat listrik yang baik, dengan harapan hasil komposit tersebut dapat nantinya digunakan sebagai bahan pengganti logam. Berdasarkan paparan di atas, nata de coco dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk pembuatan komposit penelitian ini, dikarenakan memiliki sifat mekanis yang baik, tetapi memiliki sifat tidak dapat menghantarkan listrik dengan
pemanjangan ketika ditarik [16]. Dapat diasumsikan, waktu dilakukan penarikan pada nano komposit, serat-serat nano komposit bisa lebih lurus dan beraturan [17]. Sehingga saat serat-serat pada nano komposit menjadi lurus, polipirol yang terserap akan lebih banyak serta meminimalisir kemungkinan terjadinya hambatan pada penyebaran polimer konduktif polipirol. Dan juga penarikan ini dilakukan, dikarenakan dari beberap metoda lain seperti perebusan [18], swelling [19] dan ultrasonfikasi [20], masih memiliki nilai sifat listrik yang masih kecil. Berdasarkan paparan diatas, penelitian ini akan melihat bagaimana pengaruh penarikan terhadap sifat listrik nano komposit TOBC/Ppy pada fuel cell yang mana didukung oleh pengujian karakteristik (SEM, XRD dan FTIR). Dimana dari hasil penelitian ini didapatkan bahan membran listrik yang bersifat fleksibel, kuat dan ramah lingkungan. Sehingga nantiknya material nano komposit ini dapat digunakan sebagai bahan pengganti logam elektronik. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: