Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Observasi PLTMH Semawung, Study Guides, Projects, Research of Natural Science

Pemanfaatan energi terbarukan untuk menekan penggunaan energi tak terbarukan dapat dilakukan dengan menggunakan energi air (hydropower) dalam skala sangat kecil atau microhydro. Prinsip pemanfaatan energi air menjadi energi listrik yaitu dengan memanfaatkan kuat arus yang dihasilkan oleh aliran air. Semakin kuat aliran yang digunakan, maka semakin besar energi yang dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan energi air dalam skala sangat kecil ini disebut sebagai Pembangkit Listik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Typology: Study Guides, Projects, Research

2022/2023

Uploaded on 02/16/2023

elsa-nur-ariyani
elsa-nur-ariyani 🇮🇩

1 document

1 / 31

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
MAKALAH MATERI DAN ENERGI
OBSERVASI PLTMH SEMAWUNG
Disususn untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Materi dan Energi
Dosen Pengampu Ayu Lestari, M.Pd.
Disusun oleh :
1. Ummu Habibah 2110303025
2. Elsa Nur Ariyani 2120303062
3. Vika Yuniar Rizkianti 2120303038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2022
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e
pf1f

Partial preview of the text

Download Observasi PLTMH Semawung and more Study Guides, Projects, Research Natural Science in PDF only on Docsity!

MAKALAH MATERI DAN ENERGI

OBSERVASI PLTMH SEMAWUNG

Disususn untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Materi dan Energi Dosen Pengampu Ayu Lestari, M.Pd.

Disusun oleh :

  1. Ummu Habibah 2110303025
  2. Elsa Nur Ariyani 2120303062
  3. Vika Yuniar Rizkianti 2120303038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Observasi PLTMH Semawung” tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ayu Lestari, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Materi dan Energi yang telah membimbing sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan apapun.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Materi dan Energi. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah pemahaman mengenai materi energi terbarukan, sumber energi air, serta mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari para membaca demi tercapainya makalah yang sempurna. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Magelang, 21 November 2022

  • BAB I DAFTAR ISI iii
  • PENDAHULUAN
    • A. Latar Belakang
    • B. Rumusan Masalah
    • C. Tujuan
    • D. Manfaat
  • BAB II
  • KAJIAN PUSTAKA
    • A. Pengertian PLTMH
    • B. PLTMH Semawung
    • C. Klasifikasi PLTMH
    • D. Prinsip Kerja PLTMH
    • E. Komponen-Komponen PLTMH
    • F. Cara Pengambilan Air
    • G. Pemilihan Lokasi PLTMH
    • H. Debit
    • I. Tinggi Jatuh Air (Head)
    • J. Perhitungan Daya dan Energi.....................................................................
    • K. Bangunan Sipil PLTMH
  • BAB III
  • METODE OBSERVASI
    • A. Tempat dan waktu
    • B. Narasumber iv
    • C. Instrumen observasi
  • BAB IV
  • HASIL DAN PEMBAHASAN
      1. Teknologi PLTMH Semawung
    • Semawung 2. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Konservasi Lingkungan dalam PLTMH
  • BAB V...................................................................................................................
  • PENUTUP
    • A. Simpulan
    • B. Saran
  • DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bahan bakar fosil merupakan sumber daya energi yang awam digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Seiring berjalannya waktu, konsumsi atau pnggunaan energi tak terbarukan atau energi fosil, termasuk listrik terus mengalami peningkatan. Untuk menjaga pasokan energi tak terbarukan agar tidak habis, maka diperlukan adanya pemanfaatan energi alternatif seperti yang dijelaskan oleh pemerintah dalam UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi: a) bahwa sumber daya energi merupakan kekayaan alam sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat; b) bahwa peranan energi sangat penting artinya bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional, sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, optimal, dan terpadu; c) bahwa cadangan sumber daya energi tak terbarukan terbatas, maka perlu adanya kegiatan penganekaragaman sumber daya energi agar ketersediaan energi terjamin; d) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Energi; Pemanfaatan energi terbarukan untuk menekan penggunaan energi tak terbarukan dapat dilakukan dengan menggunakan energi air (hydropower) yang dalam skala sangat kecil atau microhydro. Prinsip pemanfaatan energi air menjadi energi listrik adalah dengan memanfaatkan kuat arus yang dihasilkan oleh aliran air. Semakin kuat aliran air yang digunakan, maka semakin besar energi yang dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan energi air dalam skala sangat kecil ini disebut sebagai Pembangkit Listik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

D. Manfaat

  1. Bagi Mahasiswa Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan pada saat kuliah dan berfikir ilmiah tentang pengembangan sumber daya air. Serta untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya terbarukan.
  2. Bagi Instasi Pemerintah terkait Sebagai bahan masukan dalam pengembangan PLTMH Semawung serta dapat mengembangkan potensi PLTMH di kawasan lain. Sebagai nilai ekonomi, hal ini didasarkan pada penjualan energi listrik yang dihasilkan PLTMH Semawung ke PLN
  3. Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat setempat dapat lebih tertarik dengan pemanfaatan energi serta mengambil peran lebih dalam inovasi PLTMH. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi utntuk masyarakat.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian PLTMH PLTMH adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan ( head ) dan jumlah debit air. Tenaga air berasal dari aliran air yang dibendung dengan ketinggian tertentu dan memiliki debit sehingga dapat memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Pada dasarnya, PLTMH memanfaatkan energi potensial jatuhan air ( head ). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Perbedaan tinggi yang semakin besar membuat energi potensialnya semakin besar juga. Perbedaan tinggi dalam PLTMH disebut dengan tinggi jatuh air ( head ), tinggi jatuh air tersebut nantinya akan dikalikan dengan hambatan-hambatan lain agar didapatkan tinggi jatuh efektif. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Pembangkit tenaga air merupakan suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. Bentuk pembangkit tenaga mikro hidro bervariasi, tetapi prinsip kerjanya adalah sama, yaitu: “ Perubahan tenaga potensial menjadi tenaga elektrik (listrik)”. Perubahan memang tidak langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan sebagai berikut:

C. Klasifikasi PLTMH

  1. Berdasarkan head
  • Head tinggi : H > 100 m biasanya digunakan turbin pelton
  • Head menengah : 30 m < H < 100 m biasanya digunakan turbin cross-flow
  • Head rendah : 2 m <H< 30 m biasanya digunakan turbin propeller
  1. Berdasarkan Jenis Desain
  • Run-Of The-River Bentuk yang paling sederhana dalam konteks PLTA mikro dan mini, hal ini dikarenakan tidak memanfaatkan bendungan untuk mengarahkan air ke bangunan penyadap, melainkan mengubah lajur aliran air menuju turbin melalui pipa atau penstock.
  • Sistem Penyimpanan Dalam penggunaan sistem ini. Air ini akan disimpan terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu (beberapa jam atau dalam beberapa bulan) dan akan digunakan untuk menghasilkan energi ketika dibutuhkan. (Dalam pengertiannya air dimasukkan dalam wadah sehingga dalam kurun waktu tertentu, volume air yang mula-mula sedikit akan meningkat. Dengan bertambah besarnya volume air yang tersimpan akan menambah besarnya energi air.
  • Sistem Pompa Penyimpan Ketika terjadi kebutuhan listrik yang rendah atau kelebihan kebutuhan listrik secara tiba-tiba, maka pompa secara otomatis akan mengisi penuh tangki penyimpanan. Namun, apabila terjadi lonjakan kebutuhan listrik yang tinggi, maka tangki akan segera dikosongkan menuju turbin untuk memenuhi kebutuhan produksi yang mencukupi.

D. Prinsip Kerja PLTMH Tahap pengubahan menjadi energi air dan listrik yang pertama adalah energi potensial dari air berubah menjadi energi kinetik. Air pada ketinggian tertentu mempunyai energi potensial, semakin tinggi elevasinya maka energi potensialnya semakin besar. Ketika air pada ketinggian tertentu mengalir

kebawah, maka terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik. Ketika air mengalir menabrak turbin, maka terjadi perubahan kinetik menjadi energi mekanik. Dan yang terakhir ketika turbin berputar dan ikut menggerakkan rotor generator, maka terjadi perubahan energi mekanik menjadi energi listrik.

Sebuah skema PLTMH memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh (biasa disebut ‘ head’ ) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam bentuk daya listrik atau daya gagang mekanik. Tidak ada sistem konversi daya yang dapat mengirim sebanyak yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem itu sendiri dalam bentuk gesekan, panas, suara dan sebagainya. Persamaan konversinya adalah:

Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (Loss);

atau

Daya yang keluar = Daya yang masuk × Efisiensi konversi

Umumnya PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air jenis Run of River di mana head diperoleh tidak dengan cara membangun bendungan besar, tetapi dengan mengalihkan sebagian aliran air sungai ke salah satu sisi sungai dan menjatuhkannya lagi ke sungai yang sama pada suatu tempat dimana head yang diperlukan sudah diperoleh. Dengan melalui pipa pesat, air diterjunkan untuk memutar turbin yang berada di dalam rumah pembangkit. Energi mekanik dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Dengan sumber air yang kontinyu maka bangunan intake/reservoir/forebay tank yang dibutuhkan tidak perlu besar.

2. Bangunan Intake / Forebay-Tank / Reservoir Air dari suatu sumber dialirkan ke tangki/bendung untuk mengarahkan dan mengatur aliran air ke bangunan intake. Bangunan intake didesain untuk menjamin debit aliran air ke sistem microhydro sesuai dengan debit yang dibutuhkan. Tergantung dari kualitas fisik air, suatu unit penyaring air berupa graveltrap atau trashrack mungkin dibutuhkan dalam bangunan intake untuk menghindari tersumbatnya turbin air pada sistem PLTMH. Demikian juga, intake perlu dilengkapi dengan sistem pelimpah untuk menghindari berlebihnya kapasitas air, serta dilengkapi dengan sistem penguras untuk sewaktu-waktu membersihkan intake dari endapan yang terjadi dalam suatu periode tertentu. 3. Pipa Pesat atau Penstock Pipe Pipa penstock digunakan untuk mengalirkan air dari bak intake ke turbin, dimana energi potensial air dirubah menjadi energi kinetik untuk memutar turbin. Ukuran dari pipa penstock tergantung dari besarnya debit air yang harus dialirkan, semakin besar diameter pipa yang digunakan akan memperkecil head losses yang terjadi namun capital costnya makin besar, dan sebaliknya semakin kecil ukuran pipanya akan memperbesar head losses yang terjadi namun capital cost nya semakin kecil. Sebagai acuan dalam penentuan ukuran pipa adalah bahwa kecepatan aliran air dalam pipa adalah berkisar antara 0,6 m/detik sampai dengan 2,5 m/det. 4. Powerhouse dan Tailrace Adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi turbin, generator, dan unit kontrol. Powerhouse bisa dibuat sederhana namun fondasinya harus solid. Tailrace adalah adalah kanal untuk mengarahkan aliran air kembali ke saluran irigasi/sungai untuk pemanfaatan lebih lanjut. 5. Turbin Air yang mengalir mempunyai energi hidrolis yang dialirkan ke suatu turbin. Turbin terdiri dari runner yang dihubungkan dengan poros adalah untuk mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis atau daya

poros. Turbin bisa dihubungkan langsung dengan generator atau melalui roda-gigi atau belt dan pulley, tergantung pada putaran turbin yang dihasilkan dan putaran generator yang harus diputar. Pemilihan turbin yang benar merupakan bagian paling penting dalam mendesain sistem microhydro, yang tergantung pada kondisi lapangan dimana turbin akan dipasang, variasi head dan debit aliran dan kualitas airnya.

6. Generator Generator mengubah energi mekanik (putaran poros) menjadi energi listrik. Ada dua tipe generator, yaitu generator synchronous dan asynchronous (umumnya disebut induction generator). Generator sinkron adalah standar generator yang digunakan dalam pembangkit daya listrik dan digunakan pada kebanyakan power plant. Semua generator harus digerakkan pada putaran konstan untuk mengahsilkan daya yang konstan pada frekuensi 50 Hz. Untuk microhydro umumnya digunakan generator 4 kutub dengan putaran sekitar 1.500 rpm. Generator sinkron mempunyai efisiensi antara 75% sampai dengan 90% pada beban penuh, tergantung pada ukuran generatornya. Efisiensi generator induksi berkisar 65% (pada beban sebagian) sampai dengan 75% (pada beban penuh). 7. Drive Systems Untuk menyesuaikan putaran generator dan turbin, pada umumnya pada sistem microhydro dibutuhkan belt dan pulley atau gearbox 8. Controller Turbin air, demikian pula mesin diesel atau bensin, putarannya akan bervariasi sesuai dengan beban yang diberikan. Variasi putaran ini akan sangat mempengaruhi frekuensi dan tegangan output generator yang seharusnya dijaga konstan. Untuk itu dibutuhkan suatu alat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Jaman dahulu, biasanya digunakan mechanical speed governor untuk mengatur debit aliran air ke turbin sesuai dengan variasi beban. Namun belakangan ini, Electronic Load Controller (ELC) telah dikembangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut pada sistem microhydro. ELC ini didesain untuk mengatur daya output sistem

  • Saluran Pembuangan
  1. Langsung mengambil air dari waduk (bendungan tinggi) Cara pengambilan seperti ini umumnya banyak digunakan pada PLTA modern. Umumnya terdiri dari bagian seperti berikut:
  • Bendungan
  • Tempat Pemasukan
  • Pipa Pesat
  • Gedung Sentral (Rumah Pembangkit)
  • Saluran Pembuangan Cara pengambilan air menentukan skema PLTA yang akan dibangun. Namun untuk PLTA dengan skala yang lebih kecil (PLTMH), skemanya dapat disederhanakan mengikuti kondisi di lapangan.

G. Pemilihan Lokasi PLTMH Faktor yang menentukan dalam pemilihan lokasi PLTMH adalah:

  1. Debit Air Debit di suatu lokasi di sungai dapat diperkirakan dengan cara berikut : ₋ Pengukuran di lapangan (di lokasi yang ditetapkan). ₋ Berdasarkan data debit dari stasiun di dekatnya. ₋ Berdasarkan data hujan. ₋ Berdasarkan pembangkitan data debit. Sering di suatu lokasi yang akan dibangun bangunan air tidak terdapat pencatatan debit sungai dalam waktu panjang. Dalam keadaan tersebut terpaksa debit diperkirakan berdasarkan: ₋ Debit di lokasi lain pada sungai yang sama. ₋ Debit di lokasi lain pada sungai di sekitarnya ₋ Debit pada sungai lain yang berjauhan tetapi mempunyai karakteristik yang sama.
  2. Kondisi Geologis dan Keadaan Air Dalam menentukan lokasi kedua faktor ini, didapat dari hasil penelitian, kita dapat menentukan hal-hal sebagai berikut:

₋ Kemungkingan untuk membangun dilokasi tersebut. ₋ Perencanaan. ₋ Kontruksi bangunan. ₋ Perhitungan anggaran biaya. ₋ Kondisi sedimentasi ₋ Akses jalan yang mudah ₋ Minim bencana alam ₋ Kondisi air, agar dapat menentukan jenis material untuk komponen turbin yang akan dipasang.

  1. Faktor Sosial dan Ekonomi Kedua faktor ini dapat diperkirakan dengan cara: ₋ Lokasi tidak terlalu jauh dari pemukiman (konsumen). ₋ Objek yang akan dialiri listrik adalah relatif makmur, jadi jumlah pemakainya cukup banyak, dengan demikian keperluan operasional dan pemeliharaannya akan tercukupi karena menjadi tanggungan bagi pemakainya yang banyak.

H. Debit Debit yang digunakan dalam perencanaan PLTMH adalah debit andalan. Debit andalan didefinisikan sebagai debit yang tersedia guna keperluan tertentu misalnya untuk keperluanirigasi, PLTA, air baku dan lain-lain sepanjangtahun, dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan (C.D. Soemarto, 1986:214). Flow Duration Curve (FDC) adalah suatu grafik yang memperlihatkan debit sungai selama beberapa waktu tertentu dalam satu tahun. Flow Duration Curve dihasilkan dari kurva debit aliran sungai dengan mengelompokkan keseluruhan 365 data yang ada. Analisis FDC adalah sebuah teknik plot yang menunjukkan hubungan antara nilai dari sebuah besaran dengan frekuensi terjadinya. Informasi penting yang diberikan oleh FDC adalah debit aliran yang melewati lokasi tertentu dan dalam rentang waktu tertentu akan bermanfaat untuk merancang struktur PLTMH yang dibutuhkan.

dibangkitkan tiap tahun. Jika tinggi jatuh efektif maksimum adalah Heff (m), Debit maksimum turbin adalah Q (m^3 /s), efisiensi dari turbin dan generator masing-masing adalah ηt dan ηg maka daya atau tenaga yang dibangkitkan oleh suatu Pembangkit Listrik. Cara kerja pembangkit listrik tenaga mikrohydro ini sangat bergantung pada tiga faktor, yaitu debit air, jatuh ketinggian, dan efisiensi.

K. Bangunan Sipil PLTMH Bangunan sipil yang dimaksud adalah semua bangunan mulai dari bangunan pengambilan, saluran pengarah, bak pengendap hingga rumah pembangkit.

  1. Bangunan Pengambilan Berupa pintu air yang berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap yang dilengkapi dengan trashrack yang berfungsi untuk menyaring sampah terapung.
  2. Saluran Pengarah Saluran pengarah direncanakan untuk mengalirkan air dari bangunan pengambilan menuju ke bak pengendap sedimen, serta merupakan bangunan tambahan yang diperlukan menyesuaikan letak bangunan pengambilan dan bak pengendap. Saluran pengarah sebaiknya menggunakan pasangan batu ataupun beton untuk meminimalisir kehilangan air.
  3. Bak Pengendap Bak pengendap merupakan bangunan yang berfungsi menangkap dan mengendapkan sedimen yang ukurannya lebih besar dari ukuran minimum yang dapat merusak turbin. Sedimen merupakan faktor yang sering merusak PLTMH baik ketika masuk ke pipa, turbin maupun saluran pembuangan. Untuk masalah pengoperasian, bak pengendap dibagi menjadi beberapa ruang agar ketika salah satu ruang sedang dikuras, maka air masih dapat

mengalir dan PLTMH tetap dapat beroperasi. Bak pengendap dilengkapi dengan pintu air di hulu saluran. Kemudian diwajidkan terdapat trashrack yang lebih rapat dari trashrack yang terdapat di bangunan pengambilan.

  1. Rumah Pembagkit Rumah pembangkit merupakan bangunan tempat beroperasinya turbin yang didalamnya terjadi putaran turbin, sehingga konstruksi rumah pembangkit harus dapat menahan beban operasional dari turbin dan generator.
  2. Trashrack Merupakan penyaring kotoran yang dipasang pada beberapa titik sesuai dengan fungsinya. Yaitu pada bangunan pengambilan (untuk menyaring sampah terapung), pada bak pengendap (untuk menyaring sampah yang masih tersisa) dan terdapat pada sebelum penstock (untuk memastikan air benar-benar bebas sampah).