Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Norma dan Etika dalam Pemasaran, Summaries of Marketing

Ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dilakukan dengan perbuatan baik dan buruk sesuai pemahaman individu agar dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial dengan cara yang menguntungkan

Typology: Summaries

2020/2021

Available from 01/31/2023

NoctricX
NoctricX 🇮🇩

6 documents

1 / 5

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
NORMA DAN ETIKA DALAM PEMASARAN
1. Pengertian Norma dan Etika Pemasaran
Norma adalah aturan yang mengikat pada masyarakat tertentu. Sedangkan Etika
merupakan tindakan atau perilaku manusia tentang baik dan buruk.
Norma dan etika dalam pemasaran adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku
manusia dalam masyarakat yang dilakukan dengan perbuatan baik dan buruk sesuai
pemahaman individu agar dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan
sosial dengan cara yang menguntungkan. Atau lebih sederhananya adalah standar moral
yang digunakan untuk mengatur tingkah laku serta memandu sebuah keputusan dan
tindakan dalam pemasaran.
Etika pemasaran terbagi dalam 4 (empat) konteks, yaitu:
1) Etika pemasaran dalam konteks produk
a) Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat;
b) Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit;
c) Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi;
d) Produk yang dapat memuaskan masyarakat.
2) Etika pemasaran dalam konteks harga
a) Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat;
b) Perusahaan mencari margin laba yang layak;
c) Harga dibebani cost produksi yang layak;
3) Etika pemasaran dalam konteks tempat/distribusi
a) Barang dijamin keamanan dan keutuhannya;
b) Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat.
4) Etika Pemasaran dalam konteks promosi
a) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif;
b) Sebagai sarana untuk membangun image positif;
c) Tidak ada unsur memanipulasi atau memperdaya konsumen;
d) Selalu berpedoman pada prinsip kejujuran;
e) Tidak mengecewakan konsumen.
2. Konsep Etika dan Faktor Tindakan Tidak Etis
Konsep Etika dalam Pemasaran menurut John R. Boatright:
1) Fairness (Justice)
pf3
pf4
pf5

Partial preview of the text

Download Norma dan Etika dalam Pemasaran and more Summaries Marketing in PDF only on Docsity!

NORMA DAN ETIKA DALAM PEMASARAN

  1. Pengertian Norma dan Etika Pemasaran Norma adalah aturan yang mengikat pada masyarakat tertentu. Sedangkan Etika merupakan tindakan atau perilaku manusia tentang baik dan buruk. Norma dan etika dalam pemasaran adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dilakukan dengan perbuatan baik dan buruk sesuai pemahaman individu agar dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial dengan cara yang menguntungkan. Atau lebih sederhananya adalah standar moral yang digunakan untuk mengatur tingkah laku serta memandu sebuah keputusan dan tindakan dalam pemasaran. Etika pemasaran terbagi dalam 4 (empat) konteks, yaitu:
  1. Etika pemasaran dalam konteks produk a) Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat; b) Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit; c) Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi; d) Produk yang dapat memuaskan masyarakat.
  2. Etika pemasaran dalam konteks harga a) Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat; b) Perusahaan mencari margin laba yang layak; c) Harga dibebani cost produksi yang layak;
  3. Etika pemasaran dalam konteks tempat/distribusi a) Barang dijamin keamanan dan keutuhannya; b) Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat.
  4. Etika Pemasaran dalam konteks promosi a) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif; b) Sebagai sarana untuk membangun image positif; c) Tidak ada unsur memanipulasi atau memperdaya konsumen; d) Selalu berpedoman pada prinsip kejujuran; e) Tidak mengecewakan konsumen.
  1. Konsep Etika dan Faktor Tindakan Tidak Etis Konsep Etika dalam Pemasaran menurut John R. Boatright :
    1. Fairness ( Justice )

Setiap pertukaran atau transaksi dianggap fair atau adil ketika satu sama lain memberikan keuntungan ( mutually beneficial ) dan memberikan informasi yang memadai.

  1. Freedom Freedom berarti memberikan jangkauan pada pilihan konsumen. Freedom dapat dikatakan tidak ada apabila pemasar melakukan praktik manipulasi, dan mengambil keuntungan dari populasi yang tidak berdaya seperti anak-anak, orang-orang miskin, dan kaum lansia.
  2. Well-being Suatu pertimbangan untuk mengevaluasi dampak social dari produk dan juga periklanan, dan juga product safety. Faktor yang mempengaruhi manajer pemasaran untuk melakukan tindakan tidak etis menurut Schermerhorn :
  3. Manajer sebagai pribadi Manajer sebagai pribadi ingin memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri, faktor lain yang mendorong manajer melakukan perilaku tidak etis yaitu agama dan tingkat pendidikan
  4. Organisasi Adanya aturan tertulis serta kebijakan resmi dari top manajemen akan mempengaruhi tindakan etis para manajer, sehingga kadangkala mereka mengabaikan prinsip-prinsip mereka untuk kepentingan organisasi.
  5. Lingkungan Seperti peraturan pemerintah, norma dan nilai masyarakat serta keadaan industri atau pesaing mempengaruhi perilaku mereka dalam organisasi
  1. Etika dalam Periklanan a. Fungsi Periklanan Iklan dilukiskan sebagai komunikasi antara produsen dengan pasaran dan antara penjual dengan calon pembeli. Proses komunikasi itu iklan menyampaikan sebuah “pesan”, dengan demikian kita mendapat kesan bahwa periklanan terutama bermaksud memberi informasi. Tujuannya yang penting adalah memperkenalkan sebuah produk atau jasa. b. Periklanan dan Kebenaran

contohnya melalui Food and Drug Administration dan terutama Federal Trade Commission. b) Kontrol oleh Para Pengiklan Cara paling ampuh untuk menanggulangi masalah etis tentang periklanan adalah pengaturan diri (self-regulation) oleh dunia periklanan. Di Indonesia kita memiliki Tata krama dan tata cara periklanan Indonesia yang disempurnakan (1996) yang dikeluarkan oleh AMLI, ASPINDO , GPBSI, PPPI, PRSSNI, SPS dan TVRI. c) Kontrol oleh Masyarakat Selain menjaga agar periklanan tidak menyalahi batas-batas etika melalui pengontrolan terhadap iklan-iklan dalam media massa. Ada juga cara lebih positif untuk meningkatkan mutu etis dari iklan dengan memberikan penghargaan kepada iklan yang dinilai paling baik. e. Penilaian Etis Terhadap Iklan Refleksi tentang masalah etis di sekitar praktek periklanan merupakan contoh bagus mengenai kompleksitas pemikiran moral. Tersedianya prinsip etis tidak cukup untuk menilai moralitas sebuah iklan, dalam penerapannya banyak faktor lain ikut berperan. Prinsip-prinsip etis yang penting dalam konteks periklanan yaitu tidak boleh berbohong dan otonomi manusia harus dihormati. Empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan prinsip-prinsip dalam peningkatan etis terhadap iklan diantaranya: maksud si pengiklan, isi iklan, keadaan publik yang tertuju, dan kebiasaan di bidang periklanan.

  1. Maksud si pengiklan Jika maksud si pengiklan tidak baik, dengan sendirinya moralitas iklan itu menjadi tidak baik juga. jika si pengiklan tahu bahwa produk yang diiklankan merugikan konsumen atau dengan sengaja ia menjelekkan produk dari pesaing, iklan menjadi tidak etis.
  2. Isi iklan Isi iklan harus benar dan tidak boleh mengandung unsur yang menyesatkan, seperti misalnya iklan tentang obat di televisi yang pura-pura ditayangkan oleh tenaga medis yang memakai baju putih dan stetoskop. Konsumen sendirilah yang harus mengambil keputusan setelah ia mendapat informasi
  3. Keadaan publik yang tertuju

Yang dimengerti disini dengan publik adalah orang dewasa yang normal dan mempunyai informasi cukup tentang produk dan jasa yang diiklankan. Secara umum bisa dikatakan bahwa periklanan mempunyai potensi besar untuk mengipas-ngipaskan kecemburuan sosial dalam masyarakat dengan memamerkan sikap konsumerisme dan hedonisme dari suatu elite kecil. Hal ini merupakan aspek etis yang sangat penting, terutama dalam masyarakat yang ditandai kesenjangan sosial yang besar seperti di Indonesia.

  1. Kebiasaan di bidang periklanan Menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam suatu tradisi periklanan yang sudah lama dan terbentuk kuat. Seperti misalnya iklan yang tanpa kesulitan diterima masyarakat Amerika serikat, di Indonesia dianggap tidak etis. Bisa terjadi juga bahwa di Indonesia sekarang suatu iklan dinilai biasa saja, sedangkan 30 tahun lalu dianggap tidak etis. Dalam refleksi etika tentang periklanan rupanya tidak mungkin dihindarkan dari suatu nada relativitas.