












Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
This Week 5-7 Summary Material
Typology: Study Guides, Projects, Research
1 / 20
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Pertemuan 5 A. PINJAMAN YANG DITERIMA Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain termasuk dari Bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga keuangan luar negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun valuta asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Jenis pinjaman yang diterima umumnya berupa
Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas Pasar Modal Disamping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan perlindungan positif Perlindungan negatif adalah persyaratan yang bersifat melarang emiten untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi Syarat syarat penerbitan obligasi adalah a) Badan usaha berbentuk badan hukum dan bertujuan untuk mencari keuntungan b) Berkedudukan di Indonesia c) Mempunyai modal dasar sekurang-kurangnya 500 juta rupiah dan disetor penuh sekurang-kurangnya 100 juta rupiah serta nilai kekayaan bersih sekurang-kurangnya 100 juta rupiah Dalam dua tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh labe dengan ketentuan perbandingan laba bersih tahun terakhir dan modal sendiri sekurang-kurangnya 10% Laporan keuangan telah diperiksa oleh Akuntan Publik BPKP untuk dua tahun buku terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat setuju untuk tahun terakhir Pertemuan 6 A. AKUNTANSI GIRO Pada saat pembukaan, giran (nasabah) diberikan ketentuan saldo minimum, setoran perdana, cara penarikan/penyetoran, jasa giro, penutupan giro dan biaya yang menjadi beban giran. Setoran perdana dan saldo minimum setiap bulan pada setiap bank berbeda, karena ketentuan ini diserahkan pada bank masing-masing. Bila calon giran sepakat, maka giro bisa langsung dibuka dan giran dibebani penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro. Transaksi giro dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai kewajiban bank terhadap nasabah giran. Nilai nominal adalah nilai nominal setoran penarikan, sedangkan nilai kewajiban adalah nilai saldo setelah mengalami mutasi pendebetan atau penarikan. Pendebetan misalnya akibat adanya penarikan dan beban biaya bagi giran. Pengkreditan rekening giro akibat adanya setoran uang tunai/cek, bilyet giro atau adanya jasa giro yang diperhitungkan bank. Pada posisi normal , giro akan bersaldo kredit. Namun demikian tidak menutup kemungkinan terdapat giran yang melakukan transaksi bisnis yang menimbulkan penarikan cek atau bilyet giro melebihi saldo giro yang dimilikinya. Bila hal ini terjadi maka akan terjadi saldo negatif ( saldo debet untuk giro ). Saldo negatif ini (dalam arti cek/BG bisa dicairkan oleh pemegangnya) karena bank memberikan talangan /cerukan terlebih dahulu. Dalam istilah perbankan disebut overdraft. Overdraft ini diperlakukan sebagaimana pemberian kredit kepada nasabah. Giran akan dikenakan biaya provisi, administrasi dan biaya lainnya. Contoh: Transaksi di bawah ini adalah transaksi yang dilakukan oleh Nugroho nasabah giro Bank Prima Yogyakarta selama bulan Mei 2013. 1 Mei, Dibuka rekening giro atas nama Nugroho dengan setoran perdana Rp3.000.000 secara tunai. Biaya penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro sebesar Rp100.000 yang dibayar tunai.
5 Mei , Nugroho setor tunai untuk giro sebesar Rp1.500.000. 9 Mei , Nugroho menyetor giro berupa cek BRI Yogyakarta Rp3.500.000 dan kliring dinyatakan berhasil hari ini. 12 Mei , Nugroho menarik cek no. 1234 sebesar Rp3.000.000 untuk membayar hutang kepada Arifin nasabah giro Bank Prima Yogyakarta. 15 Mei , Nugroho mentransfer dananya ke cabang Jakarta atas beban giro sebesar Rp2.000.000. 22 Mei , Bank Prima Yogyakarta menerima transfer masuk dari Cabang Semarang sebesar Rp2.200.000 untuk keuntungan giro Nugroho. 26 Mei , Penarikan giro oleh Nugroho untuk ditransfer ke Cabang Surabaya sebesar Rp3.500.000. Bank Prima menentukan jasa giro 4% akan diberikan dengan saldo minimal Rp1.000.000. Jasa giro dihitung dari saldo akhir dalam bulan yang bersangkutan. Pajak Penghasilan Bunga (PPh) sebesar Rp 15% dan biaya administrasi Rp50.000 setiap bulan. Dengan informasi tersebut di atas, maka jurnal pembukuannya adalah: Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) 2013 1 Mei Dr. Kas 3.100. Cr. Giro Tn. Nugroho 3.000. Cr. Barang Cetakan-buku cek 100. 5 Mei Dr. Kas 1.500. Cr. Giro Tn. Nugroho 1.500. 9 Mei Dr. Giro BI 3.500. Cr. Giro Tn. Nugroho 3.500. 12 Mei Dr. Giro Tn. Nugroho 3.000. Cr. Giro Arifin 3.000. 15 Mei Dr. Giro Tn. Nugroho 2.000. Cr. RAK. Cabang Jakarta 2.000. 22 Mei Dr. RAK. Cabang Semarang 2.200. Cr. Giro Tn. Nugroho 2.200. 26 Mei Dr. Giro Tn. Nugroho 3.500. Cr. RAK. Cabang Surabaya 3.500. 31 Mei Dr. Bunga Giro (1.700.000 x 4% x 1/12 = Rp
Contoh: 12 Juli 2013 , Aditya melakukan penarikan tabungan di Cabang Jakarta sebesar Rp2.500. 22 Juli 2013, Aditya mencairkan tabungan di Cabang Semarang Rp5.000. Pencatatan transaksi di cabang Semarang maupun cabang Jakarta sebagai berikut: Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) Di Cabang 12/7-13 Dr. RAK Cabang Semarang 2.500. Jakarta Cr. Kas 2.500. Di Cabang 12/7-13 Dr. Tabungan Simaskot- Aditya
Semarang Cr. RAK Cab. Jakarta 2.500. 22/7-13 Dr. Tabungan Simaskot- Aditya
Cr. Kas 5.000. Mutasi Tabungan Simaskot a/n Aditya Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp) 3 Juli Setor pembukaan 9.494.000 9.494. 7 Juli Setor dari Cabang Solo 5.000.000 14.494. 12 Juli Penarikan tunai di Cab. Jakarta 2.500.000 11.994. 22 Juli Penarikan tunai 5.000.000 6.994. C. BUNGA TABUNGAN DAN PERHITUNGANNYA Bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan langsung dikreditkan ke rekening tabungan. Dengan demikian bunga tabungan akan menambah saldo tabungan. Perhitungan bunga bisa dilakukan secara harian atau bulanan dengan mendasarkan pada saldo terendah, suku bunga tetap atau berubah. Bunga diperhitungkan dengan dasar lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga berubah- ubah. Bila pendekatan ini yang digunakan, lamanya waktu mengendap dihitung sejak perubahan sampai terjadi perubahan bunga. Contoh: Perhitungan suku bunga pada Bank Omega Semarang berdasarkan floating. Tingkat suku bunga tabungan pada bulan Juli adalah sebagai berikut: Tanggal Tingkat Suku Bunga Tabungan 1 Juli 2013 3% 10 Juli 2013 4% 20 Juli 2013 3%
25 Juli 2013 5% Bila diminta untuk menentukan bunga yang diperoleh Aditya pada bulan Juli 2007, maka perhitungan bunganya adalah: Waktu Dana Mengendap Hari Bunga Saldo (Rp) Suku Bunga Jumlah Bunga 3/7 sampai 7/7 2013 4 9.494.000 3% 3.164, 7/7 sampai 10/7 2013 3 14.494.000 3% 3.623, 10/7 sampai 12/7 2013 2 14.494.000 4% 3.220, 12/7 sampai 20/7 2013 8 11.994.000 3% 7. 20/7 sampai 22/7 2013 2 11.994.000 3% 1. 22/7 sampai 25/7 2013 3 6.994.000 3% 1.748, 25/7 sampai 31/7 2013 6 6.994.000 5% 5.828, Jumlah 27.580, Keterangan: Perhitungan 4/360 x 9.494.000 x 3% = 3.164, Pencatatan bunga dan PPh sebesar 15% sebagai berikut: Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) Pencatatan bunga Dr. Biaya Bunga 27. Cr. Tabungan Simaskot 27.580, Pencatatan pajak Dr. Tabungan Simaskot 4. 15% Cr. Hutang PPh 4.137, Bila PPh disetor ke Dr. Hutang PPh 4.137, kas Negara Cr. Giro Kantor Kas Negara 4.137, Perhitungan bunga berdasarkan lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga tetap. Dengan mengunakan contoh sebelumnya dan tingkat suku bunga tetap 4%, maka dapat ditentukan bunga sebagai berikut: Tanggal Hari Bunga Saldo (Rp) Suku Bunga Jumlah Bunga 3/7 sampai 7/7 2013 4 9.494.000 4% 4.219, 7/7 sampai 12/7 2013 5 14.494.000 4% 8.052, 12/7 sampai 22/ 2013
22/7 sampai 31/ 2013
Jumlah 32.592,
Kediri 1.250.000.000 0,098039 6.750.000 1.125. Jember 1.450.000.000 0,113725 7.830.000 1.305. Jumlah 12.750.000.000 1 68.850.000 11.475. Keterangan :
Di Kantor Pusat Dr. Biaya Promosi 3.825. Surabaya Cr. Biaya Promosi Dimuka 3.825. Di Cabang Gresik Dr. Biaya Promosi 3.330. Cr. Biaya Promosi Dimuka 3.330. Di Cabang Dr. Biaya Promosi 1.890. Malang Cr. Biaya Promosi Dimuka 1.890. Di Cabang Kediri Dr. Biaya Promosi 1.125. Cr. Biaya Promosi Dimuka 1.125. Di Cabang Jember Dr. Biaya Promosi 1.305. Cr. Biaya Promosi Dimuka 1.305. Bila dalam undian terdapat penabung yang memenangkan hadiah, maka cabang akan mendebet rekening antar kantor (RAK) kantor pusat dan mengkredit rekening tabungan nasabah yang bersangkutan. Pencatatan seperti ini dilakukan karena pada saat pembagian hadiah, asumsinya dana promosi telah di pool di kantor pusat sebagaimana ditunjukkan dalam jurnal di atas sehingga pada saat pembagian ke nasabah, kantor cabang meminta ke kantor pusat. Contoh: Indra Prasetya nasabah Tabungan Prima Utama Cabang Gresik memenangkan hadiah utama sebesar Rp25.000.000. Pencatatannya pada saat pelimpahan ke rekening nasabah: Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) Jurnal di Cabang Gresik Dr. RAK Kantor Pusat 25.000. Cr. Tabungan Indra Prasetya
Jurnal Di Kantor Pusat Dr. Biaya Promosi 25.000. Cr. RAK Cabang Gresik 25.000. E. TABUNGAN ONH ONH merupakan singkatan dari Ongkos Naik Haji. Terdapat dua jenis ONH, yaitu ONH biasa dan ONH plus. Perbedaan keduanya terletak pada penyelenggara, biaya, durasi pelaksanaan, dan fasilitas yang didapat selama di tanah suci. ONH biasa biayanya lebih terjangkau yaitu mulai dari Rp 35 juta, diselenggarakan oleh pemerintah, dan harus melalui masa tunggu keberangkatan yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan biaya ONH plus mulai dari Rp 150 juta, diselenggarakan oleh pihak swasta (tour and travel), dengan masa tunggu yang lebih singkat.
tidak dijurnal. Tapi hanya diarsip sehingga saldo dana kas kecil akan tetap bila arsip tersebut diperhitungkan Transaksi dana kas kecil dapat meliputi pembentukan dana kas kecil, pemakaian dana kas kecil, dan pengisian dana kas kecil. Pada sistem dana tetap yang berubah komposisi kasnya, karena komposisi kasnya menjadi uang tunai dan arsip yang bernilai untuk ditukarkan pada saat pengisian kembali Jumlah uang berkurang tapi bukti pemakaiannya bertambah sehingga secara absolut tetap. Pada saat pengisian kembali, bank akan mendebit biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan mengkredit rekening kas.
Giro Bank Indonesia Giro Bank Indonesia adalah rekening giro milik bank umum/ komersial dalam valuta asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia (BI). Dana pada giro BI adalah penyediaan likuiditas. Dengan giro BI, bank dapat membiayai transaksi antar cabang maupun antar bank melalui penyelesaian kliring dan transfer. Di samping itu dapat digunakan untuk membayar penarikan deposito yang relatif besar, pemberian kredit bank, dan sebagainya. Mutasi giro BI sering dilakukan semakin banyak transaksi antar bank atau antar cabang. Namun demikian, pada setiap hari, saldo harus dapat memenuhi ketentuan BI mengenai Giro Wajib Minimum (GWM). Transaksi giro BI lebih banyak berkaitan dengan transaksi kliring (nota debit nota kredit), pemindahbukuan, pengambilan, penyetoran uang tunai ke BI oleh Bank Komersial. Contoh Penarikan Kliring
Giro Wajib Minimum Bank Indonesia (Reserve Requirement) Rekening Giro BI adalah rekening pihak eksternal tertentu di Bank Indonesia yang merupakan sarana bagi penata-usahaan transaksi dari simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Giro Bank Indonesia juga dapat didefinisikan sebagai saldo rekening giro milik bank yang bersangkutan yang berada di Bank Indonesia. Rekening ini tidak boleh dikurangi dengan pinjaman dari Bank Indonesia dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas pinjaman dari BI yang belum digunakan tapi sudah disetujui (dalam komitmen) misalnya Kredit Likuiditas Bank Indonesia Rekening ini dalam valuta rupiah maupun valuta asing. Rekening giro dalam rupiah adalah rekening giro dalam mata uang rupiah yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek Bank Indonesia, bilyet Bank Indonesia, atau sarana lainnya Sebagaimana dimaksud dalam ketentuan BI yang berlaku tentang hubungan rekening giro antara BI dengan pihak ekstern Giro wajib minimum (statutory reserve) adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga adalah bank adalah kewajiban bank kepada penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing. Kriteria Pemenuhan Giro Wajib Minimum
e. LDR 40-50% dikenakan tambahan 4%, dan f. LDR kurang dari 40% akan dikenakan tambahan 5% Tata Cara Pemeliharaan dan Perhitungan Giro Wajib Minimum Bank wajib memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) secara harian. Kewajiban pemeliharaan dan pemenuhan persentase GWM dihitung dengan membandingkan jumlah saldo rekening Giro Bank pada BI setiap hari dalam satu masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam satu masa laporan pada dua masa laporan sebelumnya. Persentase GWM bank dalam rupiah atau valuta asing tersebut didasarkan pada DPK bank sebagai berikut: a. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan 7 adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 bulan sebelumnya b. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 adalah persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan akhit bulan sebelumnya. c. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 bulan yang sama. d. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama Sebagai catatan bahwa informasi mengenai DPK diperoleh dari data DPK yang disampaikan bank kepada BL Sesuai dengan ketentuan BI tentang Laporan Berkala Bank Umum Sedangkan informasi tentang saldo rekening giro bank pada BI diperoleh dari sistem akunting BI. Hal ini berlaku untuk GWM dalam rupiah dan GWM dalam valuta asing. Jumlah DPK yang dimaksud dalam perhitungan ini adalah terdiri dari jumlah DPK dalam rupiah pada seluruh kantor bank di Indonesia dan jumlah DPK dalam valuta asing pada seluruh kantor ban di Indonesia. Khusus untuk DPK dalam rupiah meliputi kewajiban dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukan penduduk, yang terdiri dari: a. Giro Nasabah, yaitu simpanan massyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat perintah pemindahbukuan yang lain. b. Simpanan berjangka; Hal ini bisa berupa deposito berjangka dan sertifikat deposito. Dalam pos ini termasuk deposito berjangka, deposito asuransi, dan deposito oncall dalam rupiah yang penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang disepakti antara bank dengan pihak ketiga c. Tabungan yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu
Perlu diperhatikan bahwa:
= 0.00686% x (3% x Rp50.000.000.000.000,00) = 0,00686% x Rp1.500.000.000.000. = Rp 102.900.000. Contoh kasus perhitungan sanksi pelanggaran giro wajib minimum Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan Januari sebesar Rp20.000.000.000.000.00 (dua puluh triliun rupiah). GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan Januari adalah sebesar: c. 5% (lima perseratus) dari Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah) yaitu sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), ditambah dengan d. 2% (dua perseratus) dari Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah) yaitu sebesar Rp400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah) Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank Indonesia pada tanggal 24 Januari adalah sebesar Rp1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar rupiah) atau 6% dari DPK dalam rupiah, sehingga terdapat kekurangan pemenuhan GWM sebesar Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah). Suku Bunga JIBOR pada tanggal 24 Januari adalah sebesar 6%. Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas pelanggaran GWM rupiah untuk Bank A pada tanggal 24 Januari adalah sebagai berikut: