








Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Makalah ekonomi syariah bab tiga
Typology: Lecture notes
1 / 14
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
i MAKALAH/ REVISI PRINSIP ETOS KERJA UNTUK PERUBAHAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Hukum Ekonomi syariah Dalam Bidang Syariah Dan Hukum Islam Pada Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Oleh: HASBI NIM: 80100218063 Dosen Pengampu Dr .H. Misbahuddin, M.Ag Dr.Rahmawati Muin, M.Ag PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2019
1
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala pujian dan rasa syukur atas kehadirat allah swt karena rahmat dan hidayah wal inaya-nyalah sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun yang akan kami kaji dalam makalah ini ialah prinsip etos kerja untuk perubahan Penyusunan menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan yang membangun demi kesempurnaan ulasan makalah ini. Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang setulus- tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini, civitas akademi, teman sejawat pascasarjana wa bil khusus dosen pengampu mata kuliah Hukum Ekonomi Syariah Akhir kalimat, semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan dan memotivasi kita semua bil khusus kepada penyusun sendiri dalam mempelajari Hukum Ekonomi Syariah. Apabila terdapat kebenaran dari makalah ini itu datangnya dari allah dan apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan, datangnya dari penyusun makalah ini
1
A. Latr Belakang Masalah kelahiran sistem ekonomi bersamaan dengan lahirnya Islam. Sistem ekonomi islam bukan lahir karen gagalnya sistem ekonomilain saat ini, seperti kapitalisme, sosialisme, dan sebaginya. Sistem ekonomi syariah merupakan perwujudan dari paradigma islam, pengembangan ekonomi syariah dan sistem ekonomi syariah bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atu sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih di tujukan untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam di turunkan di muka bumi ini di maksudkan untuk mengatur hidup manusia guna untuk mewujudkan ketentraman hidup dan ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga ketentraman jiwa.^1 Di Indonesia, keberadaan tenaga kerja yang handal masih dipertanyakan. kenyataan bahwa perusahaanperusahaan asing selama ini lebih banyak memfokuskan diri pada investasi di sektor padat modal ketimbang padat karya, menunjukkan begitu ruwetnya persoalan yang dihadapi investor di negara ini, sehingga upah buruh murah pun sudah tidak mampu lagi menjadi daya tarik investor. Akibatnya, banyak perusahaan asing akhirnya terpaksa harus menggunakan staf ekspatriat. Selain itu, para investor asing juga resah dengan semakin meningkatnya kecenderungan radikalisme dan aktivisme buruh. Investasi yang masuk lebih banyak di industri-industri ekstraktif, seperti minyak dan gas (migas), yang biasanya berlokasi di wilayah-wilayah yang agak terpencil. Dengan demikian, lebih mudah menghindar dari potensi-potensi kerusuhan sosial, yang biasanya lebih mudah (^1) Rozalinda, ekonomi islam (jakarta: Rajawali pers, 2016), h. 1.
terpicu di daerah perkotaan. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia merupakan tenaga kerja berketerampilan rendah, sehingga produktivitasnya juga rendah. Banyak investor yang mengeluhkan sulitnya mencari, menyewa, atau mempertahankan staf yang berketerampilan tinggi Dilihat dari upah buruh, daya saing Indonesia setara dengan Cina. Dalam situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan al-Qur‟an dan as-Sunnah. Agama Islam sangat mementingkan semua jenis kerja produktif. Alquran tidak saja mengangkat al-amal (kerja produktif) ke tingkat ibadah, tetapi juga berulangulang menyebutnya, term amal dalam Alquran lebih dari 50 ayat, bersama dengan iman.13 Hubungan antara iman dengan amal seperti hubungan akar dengan pohon. Yang satu tidak bisa ada tanpa yang lainnya. Alquran misalnya, memerintahkan orang muslim supaya melanjutkan kembali pekerjaannya segera setelah menunaikan salat berjamaah. Sebagai khalifah, tugas manusia adalah bekerja keras membangun dunia, menggali sumber-sumber alamnya dengan cara yang paling baik. Alquran sangat menentang kemalasan dan membuang-buang waktu baik karena malas atau melibatkan diri pada kegiatan yang tidak produktif.^2 Oleh karena itu berangkat dari latar belakang tersebut kami selaku penulis tertarik untuk menyampaikan hasil kajian literature dalam bentuk sebuah makalah yang berjudul “ Etos Kerja Untuk Perubahan ” (^2) Misbahuddin, E-commerce dan Hukum Islam (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 6.
Etika atau etos adalah bagian dari ilmu filsafat yang membahas secara rasional dan mendetail tentang nilai-nilai, norma dan moralitas sesorang. Sebagai cabang filsafat, etos sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan mengamati nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang akan timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma moral itu sendiri. Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa etos kerja adalah sikap, keyakinan dan pandangan hidup akan nilai kerjayang sudah mendarah daging yang di hasilka oleh karya seseorang terhadap apa yang di yakininya, yang dibentuk oleh dimensi internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan dimensi internal adalah sesuatu yang berasal dari dalam diri, sedang dimensi eksternal adalah bentukan dari luar, baik itu keluarga, masyarakat, budaya bangsa dan sejenisnya.^3
mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran) dan tidak memboroskannya, karena memboroskan waktu adalah kerugian. Esensi waktu adalah rasa tanggungjawab yang sangat besar terhadap pemanfaatan kehidupan ini. Allah mengatakan, maka apabila engkau telah selesai dari suatu pekerjaan, maka kerjakanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh (QS. Al-Insyirah (94): 7), dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa-apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) (QS. Al-Hasyr (59): 18. b. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas). Salah satu kompetensi moral yang dimiliki seorang yang berbudaya kerja Islami itu adalah nilai keikhlasan. Menurut Sudirman Tebba, dalam bukunya Membangun Etos Kerja dalam Perspektif tasawuf, sikap ikhlas membuat orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan tempat dia bekerja. Sikap ikhlas itu sangat penting dalam pekerjaan dan etos kerja.^4 Orang yang ikhlas adalah orang yang melaksanakan tugasnya secara profesional, bekerja dengan ilmu, keahlian dan keterampilan serta tanpa motivasi lain kecuali bahwa pekerjaan itu merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. c. Memiliki kejujuran. Jujur dalam bahasa Arab disebut shidik. Kejujuran adalah bisikan hati yang secara terus menerus mendesak dan membisikkan nilai moral luhur yang didorong kecintaan pada Ilahi. Jujur pada diri sendiri berarti memiliki keterbukaan jiwa yang transparan. Tidak ada yang tersembunyi dari hati nurani, mengaku kelemahan diri sendiri dan menerima kebenaran atau kelebihan dari orang lain. Dalam diri seseorang harus di tanamkan jiwa kejujuran, dalam diri seseorang mempunyai komponen khusu yang dapat (^4) Sudirman Tebba, Membangun Etos Kerja dalam Perspektif tasawuf , (Bandung: Pustaka Nusantara Publishing, 2003), h. 37.
dirinya. Orang yang konsekuen juga memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai suatu tujan, menjaga apa yang telah menjadi keputusannya, dan memiliki rasa tanggungjawab yang besar.
Orang yang kreatif selalu mencari alternatif mengenai sesuatu yang dihadapi dan melakukan kegiatan yang bersifat renungan serta membiasakan diri untuk mencari jawaban dari pertanyaan, terutama yang bersifat konseptual. Beberapa ciri-ciri orang kreatif adalah : a. Kuatnya motivasi untuk berprestasi b. Komitmen terhadap tugas
B. Faktor-faktor Yang dapat Mempengaruhi Etos Kerja Seseorang Etos akan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
Luthans mengatakan bahwa sikap mental, tekad, disiplin dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya. Kemudian etos budaya ini secara operasional juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya maju akan memiliki etos kerja yang tinggi. Sebaliknya, masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja yang rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki etos kerja.^6
Dari uraian pembahasan mengenai Etos kerja untuk perubahan, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
Rozalinda, ekonomi islam. Cet. 3 jakarta: Rajawali pers, 2016, h. 1. Sudirman Tebba, Membangun Etos Kerja dalam Perspektif tasawuf. Bandung: Pustaka Nusantara Publishing, 2003, h. 37. Misbahuddin,”sistem bunga dalam bisnis modern dalam perfektif hukum islam,” Asy – ASYIRA’AH, vol. 44 no. 1(2010), h 715. http;//www.asy-syir'ah- sistem%20bunga.pdf (Di akses 25 Januari 2020) Misbahuddin, E-commerce dan Hukum Islam (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 6. Narulita sari, “etos kerja dalam islam” jurnal studi al Quran. http://journal.unj.ac.id unj index.php jsq/article/view/2411/1848. (15 oktoer 2019) Lubis Hadi Satria ttp. http://pknstan.ac.id/home/aspek aspek etos kerja dan faktor- faktor yang mempengaruhinya.html (15 oktober 2019)