


Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Hubungan logika dan ilmu bahasa
Typology: Essays (university)
1 / 4
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Dalam beberapa Karya sastra yang sering kita lihat atau dibaca, mungkin kita bertanya-tanya, apa tujuan dibuatnya karya sastra ini? Kenapa penulis menulis sastra ini? Bagaimana Penulis menuangkan imajinasinya yang lebih ke tulisannya sendiri? Dari pertanyaan- pertanyaan yang sering muncul begitu banyak di pikiran kita sebenarnya sudah termasuk ilmu logika dalam esai yang dibahas ini. Bahasa adalah pengantar konsep persepsi seperti dalam esai ini. Bahasa yang terdiri dari kata, tata bahasa, dan kalimat tidak serta merta memiliki kemampuan untuk dipahami kecuali disertai dengan logika (Siregar & Nasution, 2005). Maka tulisan ini bertujuan untuk menyajikan konsep dasar logika sebagai pengantar pengertian logika itu sendiri. Penerapan logika dalam bahasa sangat signifikan. Kebenaran kalimat dan logika bahasa adalah konsep yang terkait erat. Jika sebuah kalimat secara akurat mewakili suatu kejadian, maka itu dikatakan benar. Ada makna di setiap kalimat. Kalimat yang masuk akal menurut hukum penalaran dikatakan logis. Terkadang bahasa yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak logis atau tidak masuk akal. Misalnya, kita sering berkata: bintang kecil di langit cerah. Sebenarnya, bintang hanya ada di malam hari, dan langit malam secara alami gelap atau tidak biru. Ada kata lain yang sering kita gunakan, seperti sunset dan sunrise. Logikanya, matahari hanya tetap pada posisinya saat ini. Tidak naik juga tidak turun. Matahari dan bumi hanya mengorbit satu sama lain. seolah-olah matahari sedang terbenam atau terbit. Kedua, banyak orang percaya bahwa bulan berwarna jingga. Bulan berwarna abu-abu, menurut Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA). Permukaan bulan, yang sebagian besar terdiri dari oksigen, silikon, magnesium, besi, kalsium, dan aluminium, merupakan tempat asal warna abu-abunya. Saat bulan rendah di langit,
kita bisa melihat seberapa banyak atmosfer yang diterangi oleh cahayanya. Cahaya merah dihamburkan, tetapi cahaya di ujung spektrum biru tidak. Ini menjelaskan mengapa bulan tampak lebih merah. Bulan akan memiliki lebih banyak atmosfer yang menutupinya jika semakin tinggi di langit. Akibatnya, warna bulan berubah menjadi lebih kuning atau jingga. Lirik lagu seperti "Pelangi-pelangi alangkah indahmu" adalah contoh lainnya. Merah, kuning, dan hijau melawan biru langit. Lirik lagu tersebut memberikan kesan bahwa pelangi hanya memiliki warna merah, kuning, dan hijau. Sebenarnya, ada tujuh warna yang menyusun pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Bagaimana dengan warna lainnya, seperti jingga, biru, nila, dan ungu? Pelangi, menurut Wikipedia, adalah fenomena meteorologis yang disebabkan oleh cahaya yang dipantulkan, dibiaskan, dan dibiaskan oleh tetesan air, menciptakan spektrum cahaya yang dapat dilihat di langit. Ketika awan mendung cerah dan sinar matahari dapat kembali menyinari bumi, pelangi akan muncul. Saat ini terjadi, sinar matahari akan bersinar melalui tetesan hujan yang tersisa, memantulkan air, dan melayang di udara hingga warna pelangi terlihat. Validitas fakta dan kebenaran penalaran logis belum tentu berlaku untuk bahasa. Masih banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau bertentangan dengan akal sehat. Dalam situasi ini, bahasa sangat bergantung pada logika atau nalar. Akibatnya, logika bahasa frase digunakan. Logika atau pemikiran seseorang terhadap bahasa yang digunakannya untuk mengungkapkan dirinya disebut sebagai logika atau penalaran bahasa. Selain itu, ini berkaitan dengan seberapa baik orang lain memahami bahasa itu sendiri. Pentingnya logika dalam pendidikan bahasa tidak dapat diremehkan karena penalaran yang keliru akan lazim terjadi tanpa campur tangan logika (Isnaeni, 2021). Keilmiahan didasarkan pada serangkaian hipotesis. Misalnya, “awan di atas adalah tanda hujan” adalah sebuah hipotesis (Sitompul & Nasution, 2006). Hipotesis dapat berupa argumen hukum, bukti matematis, atau
disebut tetapan, atau pernyataan rambang, yang disebut peubah, agar kebingungan terhindar. Definisi 1. Pernyataan yang tidak mengandung sebarang komponen penghubung disebut pernyataan atomik. Peubah yang berkaitan dengan pernyataan atomik disebut peubah atomik. Negasi Setiap pernyataan memiliki kebalikan, atau dinyatakan sebagai kalimat deklaratif negatif. Negatif dari suatu pernyataan secara umum dibentuk oleh pengantar kata bukan atau penidakan pada tempat yang tepat di dalam pernyataan. Definisi 2. Jika p menandakan pernyataan, maka negasi dari p ditulis sebagai ¬p dibaca bukan p. Jika kebenaran dari p adalah B, maka nilai kebenaran dari ¬p adalah S. Sebaliknya, jika nilai kebenaran dari p adalah S, maka nilai kebenaran dari ¬p adalah B. Referensi Isnaeni, M. (2021, May 9). Logika Alam, Logika Bahasa. Media Indonesia. Nasution, M. K. M. (2001). Basis sains dan teknologi sebagai basis perekonomian. Suara USU , 24 (13), 11. Nasution, M. K. M., Elfida, M., & Mahfudz, S. (2010). Diskoveri pengetahuan: Suatu kritik. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer , 309–318. Siregar, M. S., & Nasution, M. K. M. (2005). Dimensi informasi dalam bahasa. Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science , 1 (2), 47–53. Sitompul, O. S., & Nasution, M. K. M. (2006). Data dan pengetahuan: Suatu tinjauan. Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science , 2 (2), 1–11.