Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Linguistik, semantik dan pragmatik memiliki peran yang berbeda dalam mengkaji makna., Cheat Sheet of Literature

Dalam linguistik, semantik dan pragmatik memiliki peran yang berbeda dalam mengkaji makna bahasa. Semantik mempelajari makna bahasa dalam lingkup bahasa itu sendiri, sedangkan pragmatik mempertimbangkan konteks di luar bahasa ketika mengkaji makna bahasa. Oleh karena itu, semantik dianggap sebagai cabang linguistik yang mempelajari makna secara intralingual, sedangkan pragmatik dianggap sebagai cabang linguistik yang mempelajari makna secara ekstralingual. Perbedaan ini disebabkan karena semantik hanya mempertimbangkan aspek bentuk dan makna yang ada dalam lingkungan bahasa, sedangkan pragmatik juga mempertimbangkan aspek konteks yang berada di luar lingkungan bahasa.

Typology: Cheat Sheet

2019/2020

Available from 09/16/2023

fitriyani-rahman
fitriyani-rahman 🇮🇩

1 document

1 / 3

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Dalam linguistik, semantik dan pragmatik memiliki peran yang berbeda dalam
mengkaji makna bahasa. Semantik mempelajari makna bahasa dalam lingkup bahasa itu
sendiri, sedangkan pragmatik mempertimbangkan konteks di luar bahasa ketika
mengkaji makna bahasa. Oleh karena itu, semantik dianggap sebagai cabang linguistik
yang mempelajari makna secara intralingual, sedangkan pragmatik dianggap sebagai
cabang linguistik yang mempelajari makna secara ekstralingual. Perbedaan ini
disebabkan karena semantik hanya mempertimbangkan aspek bentuk dan makna yang
ada dalam lingkungan bahasa, sedangkan pragmatik juga mempertimbangkan aspek
konteks yang berada di luar lingkungan bahasa.
Semantik dan pragmatik adalah dua cabang utama dalam ilmu bahasa. Meskipun
keduanya berkaitan erat dengan makna bahasa, tetapi terdapat perbedaan signifikan
dalam objek kajiannya. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna kata, frasa, dan
kalimat dalam bahasa. Secara khusus, semantik mempelajari hubungan antara makna
dan bentuk linguistik dari sebuah struktur bahasa. Objek kajian semantik meliputi
makna denotatif dan konotatif dari kata-kata, frasa, dan kalimat (Gani, 2019). Makna
denotatif merujuk pada makna literal atau arti yang tercantum dalam kamus, sementara
makna konotatif merujuk pada makna tersirat atau yang dihasilkan oleh konteks.
Sebagai contoh, kata "anak" secara denotatif merujuk pada keturunan manusia
yang belum dewasa. Namun, kata tersebut juga memiliki makna konotatif yang
beragam, tergantung pada konteksnya. Dalam konteks keluarga, "anak" bisa merujuk
pada hubungan antara seorang anak dengan orangtuanya. Namun, dalam konteks
politik, "anak" bisa merujuk pada keturunan politikus yang memiliki pengaruh.
Pragmatik, di sisi lain, mempelajari makna bahasa dalam konteks sosial dan
situasional (Rahardi, 2022). Objek kajian pragmatik meliputi cara bahasa digunakan
dalam situasi komunikasi tertentu dan dampaknya pada perilaku, tindakan, dan
hubungan antarindividu. Pragmatik mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan
komunikasi, peran pembicara dan pendengar, norma sosial, dan situasi.
Sebagai contoh, ketika seseorang mengucapkan "Bisakah Anda menutup
jendela?" dalam sebuah ruangan, pertanyaan tersebut tidak hanya meminta tindakan
konkret (menutup jendela), tetapi juga memiliki implikasi pragmatik yang lebih luas,
seperti "Saya merasa kedinginan" atau "Saya merasa terganggu oleh suara di luar".
Pembicara juga mempertimbangkan norma sosial dan konteks situasional ketika
mengajukan permintaan tersebut. Misalnya, jika pembicara dan pendengar memiliki
hubungan yang akrab, maka pembicara dapat mengucapkan "Bisakah Anda menutup
jendela?" dengan nada yang lebih santai dan informal.
Dalam kesimpulan, perbedaan utama antara objek kajian semantik dan pragmatik
adalah semantik mempelajari makna bahasa secara langsung dalam struktur bahasa,
sedangkan pragmatik mempelajari makna bahasa dalam konteks sosial dan situasional.
Metode kajian semantik dan objek kajian pragmatik adalah dua metode yang
berbeda dalam linguistik. Keduanya mempelajari bahasa, namun fokus pada aspek yang
berbeda. Metode kajian semantik adalah metode yang mempelajari makna kata atau
kalimat dalam bahasa. Metode ini fokus pada struktur bahasa dan arti yang terkandung
di dalamnya. Metode kajian semantik mengasumsikan bahwa bahasa memiliki arti yang
pf3

Partial preview of the text

Download Linguistik, semantik dan pragmatik memiliki peran yang berbeda dalam mengkaji makna. and more Cheat Sheet Literature in PDF only on Docsity!

Dalam linguistik, semantik dan pragmatik memiliki peran yang berbeda dalam mengkaji makna bahasa. Semantik mempelajari makna bahasa dalam lingkup bahasa itu sendiri, sedangkan pragmatik mempertimbangkan konteks di luar bahasa ketika mengkaji makna bahasa. Oleh karena itu, semantik dianggap sebagai cabang linguistik yang mempelajari makna secara intralingual, sedangkan pragmatik dianggap sebagai cabang linguistik yang mempelajari makna secara ekstralingual. Perbedaan ini disebabkan karena semantik hanya mempertimbangkan aspek bentuk dan makna yang ada dalam lingkungan bahasa, sedangkan pragmatik juga mempertimbangkan aspek konteks yang berada di luar lingkungan bahasa. Semantik dan pragmatik adalah dua cabang utama dalam ilmu bahasa. Meskipun keduanya berkaitan erat dengan makna bahasa, tetapi terdapat perbedaan signifikan dalam objek kajiannya. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna kata, frasa, dan kalimat dalam bahasa. Secara khusus, semantik mempelajari hubungan antara makna dan bentuk linguistik dari sebuah struktur bahasa. Objek kajian semantik meliputi makna denotatif dan konotatif dari kata-kata, frasa, dan kalimat (Gani, 2019). Makna denotatif merujuk pada makna literal atau arti yang tercantum dalam kamus, sementara makna konotatif merujuk pada makna tersirat atau yang dihasilkan oleh konteks. Sebagai contoh, kata "anak" secara denotatif merujuk pada keturunan manusia yang belum dewasa. Namun, kata tersebut juga memiliki makna konotatif yang beragam, tergantung pada konteksnya. Dalam konteks keluarga, "anak" bisa merujuk pada hubungan antara seorang anak dengan orangtuanya. Namun, dalam konteks politik, "anak" bisa merujuk pada keturunan politikus yang memiliki pengaruh. Pragmatik, di sisi lain, mempelajari makna bahasa dalam konteks sosial dan situasional (Rahardi, 2022). Objek kajian pragmatik meliputi cara bahasa digunakan dalam situasi komunikasi tertentu dan dampaknya pada perilaku, tindakan, dan hubungan antarindividu. Pragmatik mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan komunikasi, peran pembicara dan pendengar, norma sosial, dan situasi. Sebagai contoh, ketika seseorang mengucapkan "Bisakah Anda menutup jendela?" dalam sebuah ruangan, pertanyaan tersebut tidak hanya meminta tindakan konkret (menutup jendela), tetapi juga memiliki implikasi pragmatik yang lebih luas, seperti "Saya merasa kedinginan" atau "Saya merasa terganggu oleh suara di luar". Pembicara juga mempertimbangkan norma sosial dan konteks situasional ketika mengajukan permintaan tersebut. Misalnya, jika pembicara dan pendengar memiliki hubungan yang akrab, maka pembicara dapat mengucapkan "Bisakah Anda menutup jendela?" dengan nada yang lebih santai dan informal. Dalam kesimpulan, perbedaan utama antara objek kajian semantik dan pragmatik adalah semantik mempelajari makna bahasa secara langsung dalam struktur bahasa, sedangkan pragmatik mempelajari makna bahasa dalam konteks sosial dan situasional. Metode kajian semantik dan objek kajian pragmatik adalah dua metode yang berbeda dalam linguistik. Keduanya mempelajari bahasa, namun fokus pada aspek yang berbeda. Metode kajian semantik adalah metode yang mempelajari makna kata atau kalimat dalam bahasa. Metode ini fokus pada struktur bahasa dan arti yang terkandung di dalamnya. Metode kajian semantik mengasumsikan bahwa bahasa memiliki arti yang

tetap dan tidak berubah, dan bahwa arti kata atau kalimat dapat dipelajari melalui analisis struktur gramatikalnya (Wifen, 2020). Metode kajian semantik mengidentifikasi arti kata dan kalimat berdasarkan makna konvensional yang terdapat dalam bahasa tersebut. Sedangkan metode kajian pragmatik mengasumsikan bahwa arti bahasa terbentuk dari penggunaan bahasa dalam situasi komunikatif yang spesifik dan bahwa penggunaan bahasa berbeda-beda tergantung pada konteksnya. Metode kajian pragmatik mencakup pemahaman tentang bagaimana bahasa digunakan untuk menghasilkan efek sosial dan interaksi dalam situasi percakapan (Gani, 2019). Perbedaan antara kajian semantik dan pragmatik dapat dilihat dalam pendekatan yang digunakan dalam analisis bahasa. Metode kajian semantik mempelajari bahasa dari segi struktur gramatikalnya, sementara metode kajian pragmatik mempelajari bahasa dalam konteks penggunaannya. Oleh karena itu, pendekatan kajian semantik lebih terfokus pada struktur bahasa dan makna konvensionalnya, sedangkan pendekatan kajian pragmatik lebih terfokus pada situasi komunikatif dan interaksi sosial. Selain itu, metode kajian semantik dan objek kajian pragmatik juga berbeda dalam tujuan penelitiannya. Tujuan kajian semantik adalah untuk memahami arti konvensional dari kata dan kalimat dalam bahasa, sementara tujuan kajian pragmatik adalah untuk memahami bagaimana penggunaan bahasa terkait dengan situasi komunikatif yang spesifik. Kajian pragmatik berfokus pada hubungan antara bahasa dan konteksnya, sedangkan kajian semantik lebih terfokus pada arti konvensional dari bahasa. Fungsi utama semantik adalah untuk menganalisis dan menjelaskan makna dari kata, frasa, dan kalimat, serta bagaimana makna ini dipengaruhi oleh konteks penggunaannya (Iye, dkk., 2020). Beberapa fungsi semantik yang paling umum adalah:  Mengidentifikasi dan menjelaskan makna kata: Semantik membantu mengidentifikasi makna dari kata dalam bahasa, dan menjelaskan perbedaan makna antara kata-kata serupa. Misalnya, semantik dapat menjelaskan perbedaan antara kata "baik" dan "buruk".  Menjelaskan makna frasa dan kalimat: Selain kata, semantik juga mempelajari makna frasa dan kalimat dalam bahasa. Hal ini membantu kita memahami bagaimana makna dibentuk dan dipengaruhi oleh konteks.  Menganalisis hubungan antara makna dan konteks: Semantik membantu kita memahami bagaimana makna kata, frasa, dan kalimat dipengaruhi oleh konteks penggunaannya. Sebagai contoh, makna sebuah kata dapat berbeda-beda tergantung pada konteksnya.  Menjelaskan perubahan makna dalam bahasa: Semantik juga mempelajari bagaimana makna kata dan frasa dapat berubah seiring waktu, serta faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Sedangkan fungsi utama pragmatik adalah untuk mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam situasi sosial yang berbeda, serta bagaimana konteks mempengaruhi makna dan pemahaman kita terhadap bahasa (Setiawati & Arista, 2018). Beberapa fungsi pragmatik yang paling umum adalah: