Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Laporan Praktikum Teknik Kimia, Study Guides, Projects, Research of Anglo-American Law

Menjelaskan tentang suatu aliran fluida dan mengobservqsi melalui pipa

Typology: Study Guides, Projects, Research

2021/2022

Uploaded on 05/20/2024

fauziah-hanum
fauziah-hanum 🇮🇩

1 / 35

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES TEKNIK KIMIA I
ALIRAN FLUIDA
Diajukan untuk Memenuhi Laporan Praktikum Proses Teknik Kimia I
Disusun Oleh :
Kelompok V (A3)
Desi Fitriani Daulay NIM. 220140080
Fauziah Hanum NIM. 220140097
Anisa Fitri Tarihoran NIM. 220140127
LABORATORIUM PROSES DAN PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2024
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e
pf1f
pf20
pf21
pf22
pf23

Partial preview of the text

Download Laporan Praktikum Teknik Kimia and more Study Guides, Projects, Research Anglo-American Law in PDF only on Docsity!

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES TEKNIK KIMIA I

ALIRAN FLUIDA

Diajukan untuk Memenuhi Laporan Praktikum Proses Teknik Kimia I Disusun Oleh : Kelompok V (A3) Desi Fitriani Daulay NIM. 220140080 Fauziah Hanum NIM. 220140097 Anisa Fitri Tarihoran NIM. 220140127

LABORATORIUM PROSES DAN PRODUKSI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

ABSTRAK

Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Pada sistem perpipaan selalu diletakkan venturi meter dan orifice meter. Pada percobaan ini diamati tekanan yang terjadi pada orifice meter. Orifice meter adalah suatu alat pengukuran pada fluida untuk mengetahui permukaan air yang sehingga besarnya tekanan dapat dihitung. Dengan demikian untuk mendapat nilai laju alir pada percobaan ini dilakukan dengan cara mengukur nilai orifice meter. Adapun hasil yang didapat pada tahap pengambilan data orifice meter pada bukaan 25% laju alir didapat sebesar 0,0003426 m^3 /s dan bilangan reynold 27267,63. Pada bukaan 35% laju alirnya sebesar 0,0003956 m^3 /s dengan bilangan reynold nya 31486,2. Pada bukaan 45 % laju alir menjadi 0,0003956 m^3 /s dengan bilangan reynold nya 31486,2. Dan pada bukaan 55 % laju alir menjadi 0,0004117 m^3 /s yang dengan bilangan reynold nya 32771,8. Berdasarkan hasil yang didapat aliran pada percobaan ini merupakan aliran turbulen, dikarenakan bilangan reynold nya lebih dari 4000. Kata Kunci : Bilangan Reynold , Debit Air, Fluida, Laju Alir, dan Orifice Meter

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Fluida Dalam bidang industri aliran fluida merupakan bagian ilmu mekanika fluida yang berperan penting dalam merancang sistem perpipaan. Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruangan. Fluida adalah suatu zat yang dpat mengalir bisa berupa cairan atau gas. Fluida mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai gas, mempunyai volume yang sama dengan volume aduk yang membatasi gas tersebut.. Perpipaan merupakan alat transportasi fluida yang banyak digunakan di industri. Sistem perpipaan lebih efisien dan efektif digunakan karena fluida memiliki sifat yang tidak tetap sehingga selalu mengikuti bentuk wadah yang ditempati atau lalui (Warren L. Mc Cabe, 1985). Fluida didefinisikan sebagai zat yang mengalami perubahan bentuk bila mendapat tekanan, meskipun tekanan tersebut sangat kecil. Fluida dapat dipandang sebagai struktur molekul atau media kontinu, tetapi untuk memodelkan fluida secara matematis, maka fluida diasumsikan sebagai media kontinu. Menurut Darren, 201 6. Fluida berdasarkan pengaruh tekanan terhadap volume, dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:

  1. Fluida tak termampatkan ( incompressible ) Pada kondisi ini fluida tidak mengalami perubahan dengan adanya perubahan tekanan, sehingga fluida tak termampatkan. Contohnya Air
  2. Fluida termampatkan ( compressible ) Pada keadaan ini, fluida mengalami perubahan volume dengan adanya perubahan tekanan, sehingga fluida ini secara umum disebut fluida termampatkan. Contohnya Gas.

2.2 Aliran Fluida Dan aliran fuida merupakan proses yang sering dijumpai dilingkungan dan kehidupan sehari-hari terlebih dari bidang teknik. Proses ini memiliki peranan penting, misalnya aliran air pada sungai, aliran air pada perpipaan rumah tangga bahkan aliran darah pada tubuh manusia (Efendi J, 2021). Aliran fluida atau zat cair dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida yang bergerak (mengalir) akan membentuk suatu pola aliran tertentu. Fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan (Hariyono, 2016). Zat padat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya, sedangkan zat cair dan gas tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya yang sangat besar. Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap, gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian kedua-duanya sering secara kolektif disebut sebagai fluida (Marzuky, 2018). Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokkan sebagai berikut:

  1. Aliran Tunak ( Steady) Suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan waktu sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mempunyai percepatan). Contoh aliran tunak adalah arus air yang mengalir dengan tenang (kelajuan alir rendah).
  2. Aliran Tidak Tunak ( unsteady ) Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu. Contoh aliran tak tunak adalah gelombang pasang air laut. Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang tak berdimensi yang dapat

yang dapat digunakan antara lain pompa, blower , kipas, dan kompresor. Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Keadaan peralihan ini tergantung pada viskositas fluida dan kecepatan dimana nilai bilangan Reynolds nya antara 2300 sampai dengan 4000 (2300<Re<4000). Dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini. Gambar 2.2 Aliran Transisi

  1. Aliran Turbulen Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran. Aliran turbulen sebagai aliran yang dimana pergerakan dari partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian lainnya. Dimana nilai bilangan Renolds nya lebih besar dari 4000 (Re>4000). Dapat dilihat pada gambar 2. dibawah ini. Gambar 2.3 Aliran Turbulen. 2.2.2 Jenis Alat Ukur Aliran Fluida Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantara alat ukur lainnya adalah alat ukur aliran fluida jenis beda tekanan. Hal ini dikarenakan oleh konstruksinya yang sederhana dan pemasangannya yang mudah. Alat ukur aliran beda tekanan dibagi atas empat jenis: a. Venturi Meter Tabung venturi adalah suatu alat yang terdiri dari pipa dengan penyempitan dibagian tengah yang dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk

mengukur kecepatan aliran suatu zat cair. Fluida yang pada venturi meter ini dapat berupa cairan gas dan uap. Pada venturi ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan kebagaian inlet cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida akan masuk kebagian throat , pada bagian throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar. Laju fluida akan melewati bagian akhir dari tabung venturi yaitu outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimanan bagian kecil berada pada throat dan pada outlet cone ini tekanan akan kembali normal. Jika aliran melalui tabung venturi benar - benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang meninggalkan meteran tentulah sama persis dengan tekanan fluida yang memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen. Gambar venturi meter dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini. Gambar 2.4 Venturi Meter b. Plat Orifice Plat orifice merupakan pengukur aliran yang paling murah, paling mudah pemasangannya tetapi kecil juga ketelitiannya di antara pengukur - pengukur aliran jenis head flow meter. Pelat orifice merupakan plat yang berlubang dengan piringan tajam. Pelat - pelat ini terbuat dari bahan - bahan yang kuat. selain terbuat dari logam, ada juga orifice nya yang terbuat dari plastik agar tidak

orifice , pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukur tekanan untuk menghasilkan sesuatu beda tekanan. Pada pitot tube ini biasanya fluida yang digunakan adalah jenis cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless dan kuningan. Gambar pitot tube dapat dilihat pada gambar 2.6 dibawah ini. Gambar 2.6 Pitot Tube Pada dasarnya prinsip kerja dari keempat alat ini sama yaitu bila aliran fluida yang menglir melalui alat ini maka akan terjadi perbedaan tekanan sebelum dan sesudah alat ini. Beda tekanan menjadi lebih besar bila laju arus yang diberikan kepada alat ini bertambah. Konsep aliran fluida yang berkaitan dengan aliran fluida dalam pipa adalah:

  1. Hukum kekentalan massa
  2. Hukum kekentalan energi
  3. Hukum kekentalan momentum
  4. Katup
  5. Orifice meter
  6. Arcameter (rotari meter). Cairan dengan rapat massa yang akan lebih mudah mengalir dalam keadaan laminer. Dalam aliran fluida perlu ditentukan besarannya, atau arah vektor kecepatan aliran pada suatu titik ke titik yang lain. Agar memperoleh penjelasan tentang medan fluida, kondisi rata-rata pada daerah atau volume yang kecil dapat ditentukan dengan instrument yang sesuai. Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran, volume aliran. Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga, kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut.

Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit, gradien kecepatan, turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan pengukuran-pengukuran, misalnya langsung, tak langsung, gravimetrik, volumetrik, elektronik, elektromagnetik dan optik. Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat fluida yang melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metode tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran perhitungan debit. Metode pengukuran aliran yang paling adalah penentuan gravimerik atau penentuan volumetrik dengan berat atau volume diukur atau penentuan dengan mempergunakan tangki yang dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur. 2.3 Bilangan Reynolds Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen. Re = V D ρ μ

Dimana: V = kecepatan (rata - rata) fluida yang mengalir (m/s) D = adalah diameter dalam pipa (m) ρ = adalah masa jenis fluida (kg/m^3 ) μ = adalah viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/m^2 ) Dengan μ adalah kekentalan kinematik. Dari percobaan yang dilakukan untuk aliran air melalui pipa dapat disimpulkan bahwa pada angka Reynolds rendah gaya kental dominan sehingga aliran adalah laminer. Dengan bertambahnya angka Reynolds baik karena bertambahnya kecepatan atau berkurangnya kekentalan zat cair atau bertambah besarnya dimensi medan aliran (pipa), akan bisa menyebabkan kondisi aliran laminer menjadi tidak stabil. Sampai pada suatu angka Reynolds di atas nilai tertentu aliran berubah dari laminer menjadi turbulen.

geser dengan gerakan fluida. Viskositas dinamik tampaknya sama dengan rasio tegangan geser terhadap gradien kecepatan. μ = τ du/dy

Dimana: μ = viskositas dinamik (kg/m.s) τ = tegangan geser (N/m^2 ) du/dy = gradien kecepatan [(m/s)/m]

  1. Viskositas Kinematik Viskositas kinematik adalah perbandingan antara viskositas dinamik dengan kerapatan fluida. υ = μ ρ

Dimana: υ = viskositas kinematik (m^2 /s) μ = viskositas dinamik (kg/m.s) ρ = kerapatan fluida (kg/m^3 ) 2.4.3 Kerapatan ( Density ) Kerapatan atau density (ρ) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam massa per satuan volume. Sifat ini ditentukan dengan cara menghitung perbandingan massa zat yang terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume bagian tersebut. ρ = m v

Dimana: v = volume fluida (m^3 ) m = massa fluida (kg) ρ = rapat massa (kg/m^3 ) Berat jenis γ adalah gaya gravitasi terhadap massa yang terkandung dalam

sebuah satuan volume zat, maka: γ = ρ.g ....................................................................................................(2. 8 ) Dimana: ρ = rapat massa (kg/m^3 ) g = percepatan gravitasi (9,81m/s^2 ) 2.4.4 Spesific Grafity Spesific grafity ( s.g ) adalah sifat yang digunakan untuk memperbandingkan kerapatan suatu zat dengan kerapatan air. Karena kerapatan semua zat cair bergantung pada temperatur serta tekanan, maka temperatur zat cair yang dipertanyakan, serta temperatur air yang dijadikan acuan, harus dinyatakan untuk mendapatkan harga-harga gravitasi jenis yang tepat. s.g = ρ ρw

Dimana: s.g = spesific grafity ρ = rapat massa (kg/m^3 ) ρ (^) w = kerapatan air (kg/m^3 ) 2.4.5 Tekanan Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dengan gaya F dianggap bekerja secara tegak lurus terhadap luas permukaan A, maka: P =

F

A

dimana P = tekanan (kg/m^2 ) F = gaya (kg) A = luas permukaan (m^2 ) Satuan tekanan dalam SI adalah N/m^2. Satuan ini mempunyai nama resmi Pascal (Pa), untuk penghormatan terhadap Blaise Pascal dipakai 1 Pa1 N/m^2. Namun untuk penyederhanaan, sering menggunakan N/m^2. Satuan lain yang

penurunan tekanan pada zat cair atau gas tersebut. Artinya, akan terdapat penurunan energi potensial pada aliran fluida tersebut. Hukum Bernoulli sebenarnya dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari konsep mekanika fluida secara umum yang dikenal dengan persarnaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida yang tertutup, banyaknya energi suatu fluida di suatu titik sama dengan banyaknya energi di titik lain. Suatu fluida dengan aliran termampatkan merupakan suatu aliran fluida yang mempunyai karakteristik khusus adanya perubahan kerapatan massa (densitas) pada sepanjang aliranya. Adapun fluida dikatakan mempunyai aliran tak termampatkan adalah fluida yang mempunyai karakteristik tidak terdapat perubahan kerapatan massa (densitas) pada sepanjang aliran fluida tersebut. Hukum Bernoulli juga menyatakan bahwa semakin panjang suatu penampang pipa maka tekanan fluida akan berkurang. Hal ini berpengaruh juga terhadap gaya gesek yang dihasilkan semakin panjang lintasan fluida maka potensi gesekannya semakin tinggi. Selain itu, semakin kecil luas penampang pipa maka semakin besar potensi gaya gesek antara fluida dengan dinding pipa (Fiqri dkk, 2021). 2.7 Orifice Meter Orifice meter adalah alat pengukuran laju alir yang didasarkan kepada beda tekanan. Penurunan penampang arus aliran melalui orifice itu menyebabkan head kecepatan meningkat tetapi head tekanan menurun, dan penurunan tekanan antara kedua titik dapat diukur dengan manometer, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. 7. Gambar 2. 7 Manometer U

Persamaan Bernoulli memberikan dasar untuk mengkorelasi peningkatan- peningkatan head kecepatan dengan penurunan head tekanan. Persamaan Bernoulli yang dapat diterapkan pada orifice meter ini adalah: ½ (v 22 —v 12 ) + g (h 2 —h 1 ) +1/ρ (P 2 — P 1 ) = hL ................................(2.1 2 ) Dimana: ΔV = perbedaan kecepatan (m/s) Δh = perbedaan ketinggian (m) ΔP = perbedaan tekanan (N/m^2 ) g = percepatan gravitasi (m/s^2 ) ρ = densitas fluida (kg/m^3 ) hL = energi yang tidak termanfaatkan ( head loss ), J/kg 2.8 Kalibrasi Orifice Meter Prinsip kalibrasi orifice meter ialah mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menampung fluida sampai mencapai volume tertentu pada setiap ∆h orifice yang berbeda. Laju alir fluida dalam orifice adalah sebagai berikut: Q=

V

t

Dimana: Q = laju alir volumetrik (m^3 /s) V = volume fluida (m^3 ) t = waktu (s) Beda ketinggian pada orifice meter dapat di gunakan untuk menentukan beda tekan yang terjadi dalam orifice meter. Beda tekan yang terjadi dalam orifice meter adalah sebagai berikut: ΔP 0 = ρ.g. Δh 0 ......................................................................................(2. 14 ) Dengan: ΔP 0 = beda tekan pada orifice meter (N/m²) ρ = berat jenis fluida (kg/m³) g = percepatan gravitasi (m/s²)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat - alat Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

  1. Ember 1 unit
  2. Gayung 1 unit
  3. Gelas ukur 1000 mL 1 unit
  4. Manometer pipa U 1 unit
  5. Penggaris 1 unit
  6. Sistem jaringan tata pipa 1 unit
  7. Stopwatch 1 unit 3.1.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
  8. Air Secukupnya 3.2 Langkah Kerja Adapun langkah kerja yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut: 3.2.1 Tahap Kalibrasi
  9. Pastikan keadaan valve dalam keadaan off
  10. Bukalah V2 dan V
  11. Nyalakan pompa dan biarkan sesaat agar aliran cairan dalam pipa dapat

penuh

  1. Tutup V2, buka V1 (25% dengan melihat busur) dan dihidupkan stopwatch
  2. Pada waktu mencapai 1 menit tutup V1, buka V2 dan matikan stopwatch
  3. Takar air dengan menggunakan gelas ukur dan catat
  4. Ulangi prosedur diatas untuk bukaan V1(35%, 45%, 55%). 3.2.2 Tahap Pengambilan Data Adapun tahap pengambilan data meliputi sebagai berikut:
  5. Pastikan semua valve dalam keadaan tertutup
  6. Buka valve V2 dan nyalakan pompa
  7. Buka valve V4, V6, V8, V10 dan V
  8. Tutup V2 dan buka V1 25%
  9. Biarkan sesaat agar aliran penuh, ukur dan catat perbedaan tekanan
  10. Ulangi prosedur diatas pada bukaan 35%, 45%,55%.