Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Laporan Praktikum Fisika Dasar L3, Lecture notes of Physics

Berisi Laporan Praktikum Fisika Dasar L3

Typology: Lecture notes

2020/2021

Available from 02/27/2023

ahmmad-azamuddiin
ahmmad-azamuddiin 🇮🇩

3 documents

1 / 8

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Laporan Praktikum “Fisika Dasar
Modul L3 Daya Hantar Larutan Elektrolit
Ahmmad Azamuddiin/21513075
Asisten: Ari Adrianto
Tanggal praktikum: 19 oktober 2021
Teknik LingkunganTeknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Abstrak Daya hantar atau biasa diseebut sebagai
konduktivitas merupakan kebalikan dari hambatan. Daya
hantar berhubungan dengan kemampuan suatu zat untuk
dapat menghantarkan listrik. Hambatan bergantung nilai
hambatan, panjang larutan, luas penampang. Dalam
penentuan nilai daya hantar suatu larutan, dapat dilakukan
dengan berbagai cara salah satunya dengan galvanometer dan
jembatan wheatstone. Jembatan wheatstone terdiri dari tiga
buah tahnan standar dan satu tahanan yang belum diketahui
nilainya merupakan CuSO₄, rangkaian jembatan ini berfungsi
mengukur hambatan larutan CuSO₄ untuk beberapa Panjang
larutan dan untuk konsentrasi larutan yang berbeda-beda.
Dari percoaan ini dapat disimpulkan bahwa larutan
mempengaruhi besar daya hantar jenis larutan, yaitu semakin
tinggi konsentrasi larutan maka semakin besar pula nilai daya
hantar serta daya hantar jenis larutannya.
Kata kumci Larutan elektrolit; Jembatan Wheatsone;
Galvanometer; Daya Hantar; Hambatan
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat
bersifat elektrolit atau nonelektrolit. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat
elektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik disebut larutan yang bersifat nonelektrolit. Pada
larutan elektrolit, yang menghantarkan arus listrik adalah
ion-ion yang terdapat di dalam larutan tersebut. Pada
elektroda negatif (katoda) ion positip menangkap elektron
(terjadi reaksi reduksi), sedangkan pada elektroda positip
(anoda) ion negatif melepaskan electron (terjadi reaksi
oksidasi). Jika di dalam larutan tidak terdapat ion, maka
larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.[1]
Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu
larutan dapat menghantarkan listrik. Daya hantar listrik
merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R), dimana: R =
ρ L/A Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω.
Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1
disingkat Ω-1.[2]
Praktikum ini menggunakan rangkaian alat yang
bernama jembatan wheatstone,jembatan wehatstone adalah
susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu hambatan
yang belum atau tidak diketahui besarnya. Alat yang dapat
menjadi indicator nol jembatan wheatstone adalah
galvanometer. Galvanometer ini berfungsi sebagai
pendeteksi adanya arus. Pengukuran menggunakan
galvanometer yaitu dilakukan dengan mengubah skala
hambatan hingga jarum galvanometer menunjukkan angka
nol. Apabila galvanometer telah menunjukkan angka nol, hal
itu menandakan bahwa tidak ada arus yang melewati
rangkaian. Tanpa adanya arus, maka hambatan yang terukur
tepat, karena nilai hambatannya tidak berubah
Kegunaan jembatan wheatstone yaitu untuk
mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang
mengalir pada galvanometer sama dengan nol sebab
potensial ujung ujungnya sama besar sehingga bisa
dirumuskan dengan perkalian silang. Jembatan wheatstone
berfungsi sebagai pembagi tegangan,sumber arusnya adalah
arus bolak balik, saat jarum detector diangka 0,maka tidak
ada arus yang mengalir dinyatakan dengan:
𝑅1× 𝑅3 = 𝑅2 × 𝑅1
Kemudian praktikan dapat menghitung persamaan
daya hantar dengan rumus:
Y = 𝐼
𝑅𝐿 = 𝑅2
𝑅1× 𝑅3
Selanjutnya rumus persamaan menghitung daya hantar jenis
suatu larutan yaitu: 𝜎 = 𝐿
𝐴𝑒 × Y
Dalam kehidupan sehari-hari kita dalam dapat
melihat contoh penerapan percobaan ini. Ada beberapa
larutan yang dapat kita temukan di sekitar kita, seperti air,
air laut, dan air cuka (asam asetat) yang memiliki daya
hantaran listrik sehingga dapat mengalirkan arus listrik. Saat
ini,beberapa penduduk yang berada di dekat laut
memanfaatkan air laut untukdijadikan sebagai sumber
pembangkit listrik meskipun dalam skala rumah. [3]
Percobaan ini cukup penting untuk dijadikan jurnal,
alasannya untuk mengetahui perbedaan dan persamaan
dalam larutan tersebut dan juga untuk menguji apakah
larutan tersebut mengandung daya hantar listrik atau tidak
perlu kita mengetahui teknik dasar dari percobaan daya
hantar listrik pada suatu larutan. Teknik dasar adalah hal
terpenting yang harus dipelajari terlebih dahulu sebelum
melakukan percobaan atau praktikum. Dan tujuan dibuatnya
jurnal ini adalah untuk mengetahui azas jembatan
Wheatstone dan menentukan daya hantar listrik dengan
berbagai jejenis senyawa dan larutan dengan berbagai
konsentrasi.
pf3
pf4
pf5
pf8

Partial preview of the text

Download Laporan Praktikum Fisika Dasar L3 and more Lecture notes Physics in PDF only on Docsity!

Laporan Praktikum “Fisika Dasar”

Modul L3 – Daya Hantar Larutan Elektrolit

Ahmmad Azamuddiin/ 21513075

Asisten: Ari Adrianto

Tanggal praktikum: 19 oktober 2021

Teknik Lingkungan–Teknik Sipil Dan Perencanaan

Universitas Islam Indonesia

Abstrak — Daya hantar atau biasa diseebut sebagai

konduktivitas merupakan kebalikan dari hambatan. Daya

hantar berhubungan dengan kemampuan suatu zat untuk

dapat menghantarkan listrik. Hambatan bergantung nilai

hambatan, panjang larutan, luas penampang. Dalam

penentuan nilai daya hantar suatu larutan, dapat dilakukan

dengan berbagai cara salah satunya dengan galvanometer dan

jembatan wheatstone. Jembatan wheatstone terdiri dari tiga

buah tahnan standar dan satu tahanan yang belum diketahui

nilainya merupakan CuSO₄, rangkaian jembatan ini berfungsi

mengukur hambatan larutan CuSO₄ untuk beberapa Panjang

larutan dan untuk konsentrasi larutan yang berbeda-beda.

Dari percoaan ini dapat disimpulkan bahwa larutan

mempengaruhi besar daya hantar jenis larutan, yaitu semakin

tinggi konsentrasi larutan maka semakin besar pula nilai daya

hantar serta daya hantar jenis larutannya.

Kata kumci— Larutan elektrolit; Jembatan Wheatsone;

Galvanometer; Daya Hantar; Hambatan

I. PENDAHULUAN

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat

bersifat elektrolit atau nonelektrolit. Larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat

elektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus

listrik disebut larutan yang bersifat nonelektrolit. Pada

larutan elektrolit, yang menghantarkan arus listrik adalah

ion-ion yang terdapat di dalam larutan tersebut. Pada

elektroda negatif (katoda) ion positip menangkap elektron

(terjadi reaksi reduksi), sedangkan pada elektroda positip

(anoda) ion negatif melepaskan electron (terjadi reaksi

oksidasi). Jika di dalam larutan tidak terdapat ion, maka

larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.[1]

Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu

larutan dapat menghantarkan listrik. Daya hantar listrik

merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R), dimana: R =

ρ L/A Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω.

Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm- 1

disingkat Ω-1.[2]

Praktikum ini menggunakan rangkaian alat yang

bernama jembatan wheatstone,jembatan wehatstone adalah

susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu hambatan

yang belum atau tidak diketahui besarnya. Alat yang dapat

menjadi indicator nol jembatan wheatstone adalah

galvanometer. Galvanometer ini berfungsi sebagai

pendeteksi adanya arus. Pengukuran menggunakan

galvanometer yaitu dilakukan dengan mengubah skala

hambatan hingga jarum galvanometer menunjukkan angka

nol. Apabila galvanometer telah menunjukkan angka nol, hal

itu menandakan bahwa tidak ada arus yang melewati

rangkaian. Tanpa adanya arus, maka hambatan yang terukur

tepat, karena nilai hambatannya tidak berubah

Kegunaan jembatan wheatstone yaitu untuk

mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang

mengalir pada galvanometer sama dengan nol sebab

potensial ujung ujungnya sama besar sehingga bisa

dirumuskan dengan perkalian silang. Jembatan wheatstone

berfungsi sebagai pembagi tegangan,sumber arusnya adalah

arus bolak balik, saat jarum detector diangka 0,maka tidak

ada arus yang mengalir dinyatakan dengan:

1

× 𝑅

3

2

× 𝑅

1

Kemudian praktikan dapat menghitung persamaan

daya hantar dengan rumus:

Y =

𝐼

𝑅

𝐿

𝑅

2

𝑅

1

× 𝑅

3

Selanjutnya rumus persamaan menghitung daya hantar jenis

suatu larutan yaitu:

𝐿

𝐴

𝑒

× Y

Dalam kehidupan sehari-hari kita dalam dapat

melihat contoh penerapan percobaan ini. Ada beberapa

larutan yang dapat kita temukan di sekitar kita, seperti air,

air laut, dan air cuka (asam asetat) yang memiliki daya

hantaran listrik sehingga dapat mengalirkan arus listrik. Saat

ini,beberapa penduduk yang berada di dekat laut

memanfaatkan air laut untukdijadikan sebagai sumber

pembangkit listrik meskipun dalam skala rumah. [3]

Percobaan ini cukup penting untuk dijadikan jurnal,

alasannya untuk mengetahui perbedaan dan persamaan

dalam larutan tersebut dan juga untuk menguji apakah

larutan tersebut mengandung daya hantar listrik atau tidak

perlu kita mengetahui teknik dasar dari percobaan daya

hantar listrik pada suatu larutan. Teknik dasar adalah hal

terpenting yang harus dipelajari terlebih dahulu sebelum

melakukan percobaan atau praktikum. Dan tujuan dibuatnya

jurnal ini adalah untuk mengetahui azas jembatan

Wheatstone dan menentukan daya hantar listrik dengan

berbagai jejenis senyawa dan larutan dengan berbagai

konsentrasi.

II. METODE PRAKTIKUM

Alat dan bahan :

Gambar 1. Tabung U (tokopedia.com)

Gambar 2. Corong (Rebanas.com)

Gambar 3. Jangka sorong (dentmasoci.com)

Gambar 4. Gelas Beker (Tokopedia.com)

Gambar 5. Kabel Jumper (Bukalapak.com)

Gambar 6. Gelas Ukur (Tokopedia.com)

Gambar 7. Pengaduk (Tokopedia.com)

Gambar 8. Pipet (ebay.com)

Gambar 9. Larutan CaSO4 (findartamerica.com)

Gambar 10. Air (healthyfully.com)

IV. ANALISIS DATA

  1. Mengkonversikan data diameter tabung dan

diameter elektroda ke dalam satuan m

a. Diameter tabung

diameter (D t

) = 2,22 cm = 2,22 x 10

  • 2

m

jari-jari (r t

1

2

x D t

1

2

x 2,22 x 10

  • 2

m =

1,11 x 10

  • 2

m

b. Diameter elektroda

diameter = 1,74 cm = 1,74 x 10

  • 2

m

jari-jari = (rt)=

1

2

x De =

1

2

x 1,74 x 10

  • 2

m =

8,7 x 10

  • 3

m

  1. Mengkonversikan data volume cairan kedalam

satuan m

3

volume cairan = 170 ml = 1,7 x 10

  • 4

m

3

  1. Menentukan luas tabung u

A

t

= 𝜋r t

2

= 3,14 x (1,11 x 10

  • 2

m)

2

= 3,868 x 10

  • 4

m

2

  1. Menentukan panjang tabung

I=

𝑣

𝐴 𝑡

I=

1 , 7 𝑥 10

− 4

𝑚

3

3 , 868 x 10 − 4 m 2

= 0,44 m

  1. Menentukan luas elektroda

A

e

= 𝜋r e

2

= 3,14 x (8,7 x 10

  • 3

m)

2

= 2,38 x 10

  • 4

m

2

  1. Menentukan nilai rerata 𝑅 2

dan ketidakpastiannya

a. konsentrasi larutan CuSO 4

R

2

𝛿R 2 (R 2 - 𝑅 2

̅̅̅̅

)

|𝛿R 2 (R 2 − 𝑅 2

̅̅̅̅ )|

2

2

2

2

2

∑𝑅 2

̅̅̅̅

𝑛

2290

3

|∑(𝑅 2 −𝑅 2

̅̅̅̅ )|

2

𝑛− 1

66 , 65 Ω

2

3 − 1

b. Konsentrasi larutan CuSO 4

R

2

𝛿R 2 (R 2 - 𝑅 2

̅̅̅̅

)

|𝛿R 2 (R 2 − 𝑅 2

̅̅̅̅ )|

2

2

2

2

2

∑𝑅 2

̅̅̅̅

𝑛

2170

3

|∑(𝑅 2 −𝑅 2

̅̅̅̅ )|

2

𝑛− 1

66 , 65 Ω

2

3 − 1

c. Konsentrasi larutan CuSO 4

R

2

𝛿R 2

(R 2

  • 𝑅 2

̅̅̅̅ )

|𝛿R 2 (R 2 − 𝑅 2

̅̅̅̅

)|

2

2

2

2

2

∑𝑅 2

̅̅̅̅

𝑛

2050

3

|∑(𝑅 2 −𝑅 2

̅̅̅̅ )|

2

𝑛− 1

66 , 65 Ω

2

3 − 1

d. Konsentrasi larutan CuSO 4

R

2

𝛿R 2

(R 2

  • 𝑅 2

̅̅̅̅

)

| 𝛿R 2 (R 2 − 𝑅 2

̅̅̅̅

)

|

2

2

2

2

2

∑𝑅 2

̅̅̅̅

𝑛

1570

3

| ∑(𝑅 2 −𝑅 2

̅̅̅̅ )

|

2

𝑛− 1

266 , 65 Ω

2

3 − 1

e. Konsentrasi larutan CuSO 4

R

2

𝛿R 2

(R 2

  • 𝑅 2

̅̅̅̅

)

| 𝛿R 2 (R 2 − 𝑅 2

̅̅̅̅

)

|

2

2

2

2

2

∑𝑅 2

̅̅̅̅

𝑛

1370

3

| ∑(𝑅 2 −𝑅 2

̅̅̅̅ )

|

2

𝑛− 1

466 , 67 Ω

2

3 − 1

f. Konsentrasi larutan CuSO 4

R

2

𝛿R 2

(R 2

  • 𝑅 2

̅̅̅̅

)

| 𝛿R 2 (R 2 − 𝑅 2

̅̅̅̅

)

|

2

2

2

2

2

∑𝑅 2

̅̅̅̅

𝑛

300

3

| ∑(𝑅 2 −𝑅 2

̅̅̅̅ )

|

2

𝑛− 1

0 Ω

2

3 − 1

  1. Menentukan nilai rerata 𝑅 3

dan ketidakpastiannya

a. konsentrasi larutan CuSO 4

R

3

𝛿R 3 (R 3 - 𝑅 3

̅̅̅̅

)

|𝛿R 3 (R3 − 𝑅 3

̅̅̅̅ )|

2

2

2

2

2

∑𝑅 3

̅̅̅̅

𝑛

770

3

|∑(𝑅 3 −𝑅 3

̅̅̅̅ )|

2

𝑛− 1

466 , 66 Ω

2

3 − 1

b. konsentrasi larutan CuSO 4

R

3

𝛿R 3 (R 3 - 𝑅 3

̅̅̅̅

)

|𝛿R 3 (R3 − 𝑅 3

̅̅̅̅ )|

2

2

2

2

2

∑𝑅 3

̅̅̅̅

𝑛

890

3

|∑(𝑅 3 −𝑅 3

̅̅̅̅ )|

2

𝑛− 1

466 , 66 Ω

2

3 − 1

c. konsentrasi larutan CuSO 4

R

3

𝛿R 3

(R 3

  • 𝑅 3

̅̅̅̅ )

|𝛿R 3 (R3 − 𝑅 3

̅̅̅̅

)|

2

2

2

2

2

∑𝑅 3

̅̅̅̅

𝑛

1030

3

|∑(𝑅 3 −𝑅 3

̅̅̅̅ )|

2

𝑛− 1

66 , 67 Ω

2

3 − 1

d. konsentrasi larutan CuSO 4

R

3

𝛿R 3

(R 3

  • 𝑅 3

̅̅̅̅ )

|𝛿R 3 (R3 − 𝑅 3

̅̅̅̅

)|

2

2

2

2

2

∑𝑅 3

̅̅̅̅

𝑛

1420

3

|∑(𝑅 3 −𝑅 3

̅̅̅̅ )|

2

𝑛− 1

66 , 67 Ω

2

3 − 1

e. konsentrasi larutan CuSO 4

R

3

𝛿R 3

(R 3

  • 𝑅 3

̅̅̅̅

)

| 𝛿R 3 (R3 − 𝑅 3

̅̅̅̅

)

|

2

2

2

2

2

∑𝑅 3

̅̅̅̅

𝑛

1740

3

|∑(𝑅 3 −𝑅 3

̅̅̅̅ )|

2

𝑛− 1

200 Ω

2

3 − 1

f. konsentrasi larutan CuSO 4

R

3

𝛿R 3 (R 3 - 𝑅 3

̅̅̅̅

)

|𝛿R 3 (R3 − 𝑅 3

̅̅̅̅ )|

2

2

2

2

2

∑𝑅 3

̅̅̅̅

𝑛

2670

3

|∑(𝑅 3 −𝑅 3

̅̅̅̅ )|

2

𝑛− 1

200 Ω

2

3 − 1

  1. Menentukan nilai hantar Y ± Y

a. konsentrasi larutan CuSO 4

(1) Y=

𝑅 2

̅̅̅̅

𝑅 1 𝑅 3

̅̅̅̅

763 , 34

2000 𝑥 256 , 67

= 1,49 x 10

  • 3
  • 1

(2) Y=

1

𝑅 1 𝑥𝑅 3

̅̅̅̅

2

2

𝑅 2

̅̅̅̅

𝑅 1 𝑥𝑅 3

̅̅̅̅

2

2

2

Y=

√ |

1

513340

|

2

𝑥 | 5 , 78 |

2

  • |−

763 , 34

2000 𝑥 256 , 67

2

|

2

𝑥 | 15 , 28 |

2

= 8,91 x 10

  • 5
  • 1

(3) Y ± Y= (149 ± 8,91) x 10

  • 5
  • 1

b. konsentrasi larutan CuSO 4

(1) Y=

𝑅 2

̅̅̅̅

𝑅 1 𝑅 3

̅̅̅̅

723 , 34

2000 𝑥 296 , 67

= 1,21 x 10

  • 3
  • 1

(2) Y=

1

𝑅 1 𝑥𝑅 3

̅̅̅̅

2

2

𝑅 2

̅̅̅̅

𝑅 1 𝑥𝑅 3

̅̅̅̅

2

2

2

Y=

1

593340

2

2

723 , 34

2000 𝑥 296 , 67

2

2

2

= 6,36 x 10

  • 5
  • 1

(3) Y ± Y= (121 ± 6,36) x 10

  • 5
  • 1

c. konsentrasi larutan CuSO 4

(1) Y=

𝑅 2

̅̅̅̅

𝑅 1 𝑅 3

̅̅̅̅

683 , 34

2000 𝑥 343 , 33

= 0,99 x 10

  • 3
  • 1

(2) Y=

1

𝑅 1 𝑥𝑅 3

̅̅̅̅

2

2

𝑅 2

̅̅̅̅

𝑅 1 𝑥𝑅 3

̅̅̅̅

2

2

2

Y=

1

68660

2

2

683 , 34

2000 𝑥 343 , 33

2

2

2

= 9,59 x 10

  • 5
  • 1

(3) Y ± Y= (99 ± 9,59) x 10

  • 5
  • 1

d. konsentrasi larutan CuSO 4

(1) Y=

𝑅 2

̅̅̅̅

𝑅 1 𝑅 3

̅̅̅̅

523 , 34

2000 𝑥 473 , 33

= 0,55 x 10

  • 3
  • 1

(2) Y=

1

𝑅 1 𝑥𝑅 3

̅̅̅̅

2

2

𝑅 2

̅̅̅̅

𝑅 1 𝑥𝑅 3

̅̅̅̅

2

2

2

Y=

√ |

1

2000 𝑥 473 , 33

|

2

𝑥

| 11 , 54

|

2

  • |−

523 , 34

2000 𝑥 473 , 33

2

|

2

𝑥

| 5 , 78

|

2

= 1,29 x 10

  • 5
  • 1

(3) Y ± Y= (55 ± 1,29) x 10

  • 5
  • 1

Artinya 85 mL larutan CuSO 4

ditambahkan

pengencer sebanyak 8 5 mL air agar volumenya

menjadi 1 7 0 mL.

e. Konsentrasi 0 % dari larutan 20 % CuSO 4

V1.M1=V2.M

V1.20%=1 7 0.0%

V1=0 mL

Artinya 0 mL larutan CuSO 4

ditambahkan

pengencer sebanyak 1 7 0 mL air agar volumenya

menjadi 1 7 0 mL

  1. Membuat grafik hubungan antara konsentrasi larutan

dengan daya hantar larutan (Y) dan daya hantar jenis

larutan (𝜎)

V. PEMBAHASAN

Daya hantar adalah kemampuan setiap At untuk

menghantarkan arus listrik. Sedangkan daya hantar jenis

larutan adalah kemampuan setiap satuan panjang untuk

menghantarkan arus listrik. hanya larutan elektrolit saja yang

dapat menghantarkan arus listrik.

Dalam praktikum ini, kita menggunakan larutan

CuSO4 sebagai sampelnya. Karena larutan CuSO

merupakan salah satu larutan elektrolit yang mana akan

terjadi ionisasi ketika dilarutkan dalam air. Sehingga,

molekul-molekul terpecah menjadi ion (+) dan ion negative

(-). Dan larutan CuSO4 merupakan larutan elektrolit kuat

sehingga ia mampu mengionisasi secara sempurna.

Biasanya, untuk menentukan daya hantar jenis

larutan menggunakan rangkaian jembatan wheatstone.

Kegunaa dari jembatan wheatstone adalah untuk mengukur

nlai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada

galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-

ujung nya sama besar). Syarat mutlak dari jembatan

wheatstone adalah jarum di galvanometer harus menunjukan

angka nol. Ini artinya arusnya harus sma dengan nol

(keadaan setimbang).

Factor – factor yang dapat mempengaruhi besar daya

hantar dan daya hantar jenis suatu larutan adalah banyak

faktornya. Salah satunya adalah konsentrasi/ kepekaan suatu

larutan. Karena semakin pekat suatu larutan, maka ion

ionnya mampu mengionisasi semakin besar. Sehingga daya

hantar jenis larutan tersebut semakin besar. Begitu

sebaliknya. Semakin encer suatu larutan, maka ion ion nya

semakin sedikit dan daya hantar jenis suatu larutan akan

semakin kecil.

Dalam praktikum ini, kita menggunakan cairan

sebanyak 170 ml didalam tabung U. lalu, didalam

galvanometer sudah diketahui hambatan (R1) yaitu 2000

ohm. Diameter tabung nya 2,2 2 cm. dan diameter elektroda

nya 1,7 4 cm.

Dalam praktikum kali ini, kita memiliki tujuan yaitu

untuk memahami asas jembatan wheatstone dan menentukan

daya hantar jenis suatu larutan. Jembatan wheatstone harus

pada kondisi seimbang (arus=0) atau tegangan kiri dan

kanan sama. Pada praktikum ini, kita memperoleh daya

hantar jenis suatu larutan dalam berbagai konsentrasi.

Untuk menghitung daya hantar jenis larutan, kita

menggunakan rumus:

𝑒

Dimana, l adalah volume tabung dibagi luas tabung,

karena volume tabung dan luas tabung nilainya sama tiap

konsentrasi, sehingga besar l tiap konsentrasi sama, yaitu

39,22 ml/cm2. Lalu, A e

adalah luas elektroda, yaitu sebesar

2,46 cm2. Nilai A e

tiap konsentrasi memiliki nilai nilai yang

sama karena tiap konsentrasi kita menggunakan elektroda

yang sama. Lalu, Y adalah daya hantar larutan. Setiap

konsentrasi memiliki daya hantar larutan (Y) yang berbeda

beda. Hal ini karena daya hantar dipengearuhi oleh hambatan

(R2 dan R3). Semakin pekat larutan, maka nilai hambatan

0

0,

1

1,

2

2,

3

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Hubungan konsetrasi larutan vs daya

hantar jenis larutan (𝜎)

0

0,

0,

0,

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Hubungan konsetrasi larutan vs daya hantar

larutan (Y)

nya semakin besar. Segitu sebaliknya. Semakin encer

larutan, maka nilai hambatan nya semakin kecil.

Pada larutan CuSO4 100% memiliki daya hantar jenis

larutan sebesar 2,75 Ω

  • 1

m

  • 1 . Sedangkan konsentrasi 80 %

memiliki daya hantar jenis sebesar 2,23 Ω

  • 1

m

  • 1 . Lalu, pada

larutan CuSO4 60 % memiliki daya hantar jenis sebesar 1,

  • 1

m

  • 1 . Lalu untuk konsentrasi 40 % memiliki daya hantar

sebesar 1,01 Ω

  • 1

m

  • 1 . Untuk konsentrasi 20 % memiliki daya

hantar sebesar 0,72 Ω

  • 1

m

  • 1 . Untuk konsentrasi 0 % memiliki

daya hantar 0,10 Ω

  • 1

m

  • 1 . Hal ini membuktikan bahwa

semakin pekat suatu larutan, maka daya hantar jenis

larutannya semakin besar. Karena ion ion nya semakin

banyak. Begitu sebaliknya. Semakin encer suatu larutan,

maka daya hantar jenis ya semakin kecil karena ion ion nya

semakin sedikit. Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada.

VI. KESIMPULAN

Jembatan wheatstone adalah sebuah rangkaian yang

digunakan untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan

cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol

(hambatan kanan dan kiri sama). Daya hantar jenis larutan

adalah kemampuan setiap satuan panjang untuk

menghantarkan arus listrik. Pada larutan pekat, ion ion nya

semakin banyak sehingga daya hantar nya semakin besar.

Begitu sebaliknya. Pada larutan CuSO4 100% memiliki daya

hantar jenis larutan sebesar 2,75 Ω

  • 1

m

  • 1 . Sedangkan

konsentrasi 80 % memiliki daya hantar jenis sebesar 2,23 Ω

1

m

  • 1

, pada larutan CuSO4 60 % memiliki daya hantar jenis

sebesar 1,83 Ω

  • 1

m

  • 1 . Lalu untuk konsentrasi 40 % memiliki

daya hantar sebesar 1,01 Ω

  • 1

m

  • 1 . Untuk konsentrasi 20 %

memiliki daya hantar sebesar 0,72 Ω

  • 1

m

  • 1 . Untuk

konsentrasi 0 % memiliki daya hantar 0,10 Ω

  • 1

m

  • 1

Menurut hasil percobaan yang kemudian diinterpretasikan

dengan grafik disimpulkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi suatu larutan makan daya hantar (Y) dan daya

hantar jenis larutannya (𝜎) semakin tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Justiana,Sandri.,Muchtaridi.2006.Kimia 1. Jakarta :

Yudistira

[2] Ahmad, Hiskia, 2007.Pengaruh Konsentrasi

Terhadap Daya Hantar Listrik. Bandung : PT Citra

Aditya Bakti

[ 3 ] Tim Laboratorium Fisika. 202 1. Modul Praktikum

Fisika Dasar I. UII. Yogyakarta

[4] Vera Nurchabibah, “Daya Hantar Larutan

Elektrolit” www.scribd.com , 2018.