Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Laporan Praktikum Bioproses, Lab Reports of Biochemistry

Dalam file tersebut berisi beberapa laporan-laporan praktikum yang praktikum tersebut telah dilakukan secara offline maupun online. Meskipun laporan tersebut belum sempurna, harapannya laporan tersebut dapat memberikan pengetahuan dan ide-ide yang dapat membantu para pembaca.

Typology: Lab Reports

2021/2022
On special offer
30 Points
Discount

Limited-time offer


Uploaded on 10/23/2022

rizschaa
rizschaa 🇮🇩

5

(1)

3 documents

1 / 43

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Bioproses
Dosen Pengampu: Mutia Devi Hidayanti, S.Si, M.Si
Oleh:
Rizka Marwah Solicha
2231410050
1A
POLITEKNIK NEGERI MALANG
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
2022
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e
pf1f
pf20
pf21
pf22
pf23
pf24
pf25
pf26
pf27
pf28
pf29
pf2a
pf2b
Discount

On special offer

Partial preview of the text

Download Laporan Praktikum Bioproses and more Lab Reports Biochemistry in PDF only on Docsity!

LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bioproses Dosen Pengampu: Mutia Devi Hidayanti, S.Si, M.Si Oleh: Rizka Marwah Solicha 2231410050 1A POLITEKNIK NEGERI MALANG PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA

ii

DAFTAR ISI

iv D. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 38 DAFTAR REFERENSI ........................................................................................................................... 39

PRAKTIKUM 1

PENGAMATAN VISUAL SUBSTRAT

A. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum mandiri sterilisasi adalah sebagai berikut.

  1. Menerapkan prinsip sterilisasi alat dan media di bidang ilmu bioproses.
  2. Mendapatkan pengalaman langsung dalam mengamati perubahan substrat pada berbagai keadaan. **B. Metodologi
  3. Alat dan Bahan**
  • Panci dan penyekat panci
  • Air
  • Wadah plastik berbahan PP
  • Buah labu siam
  • Kamera **2. Langkah kerja C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
  1. Data Pengamatan** Berikut adalah tabel yang menyajikan data hasil pengamatan. Labu siam Dicuci bersih Dikupas bagian kulitnya Dimasukkan pada wadah plastik PP Wadah plastik PP Diberi kode A, B, C Air Kukus seluruh bahan selama 1 jam sejak air mendidih Wadah A Simpan bahan di suhu ruang Wadah B Simpan bahan di lemari pendingin Wadah C Simpan bahan di suhu ruang tanpa ditutup Lakukan pengamatan 5x24 jam Catat perubahan yang terjadi

Hari Ke- Variabel Foto Keterangan Bentuk Warna Tekstur Aroma B Tidak berubah Hijau kekuningan segar Lunak Sedikit bau masam C Tidak berubah Kuning pucat dengan bercak putih yang menutupi substrat Lunak berair Bau masam 3

A

Tidak berubah Kuning kecokelatan dengan bercak putih yang semakin meluas Lunak Bau masam bertambah B Tidak berubah Hijau kekuningan segar Lunak Bau masam

Hari Ke- Variabel Foto Keterangan Bentuk Warna Tekstur Aroma C Beruba h Kuning kecokelatan dengan bercak putih yang menutupi substrat Lunak sedikit membu bur Bau masam bertambah 4

A

Tidak berubah Kuning kecokelatan dengan bercak putih yang hampir menutupi substrat Lunak Bau masam bertambah B Tidak berubah Hijau kekuningan segar Lunak Bau masam C Beruba h menjadi bubur dengan memen uhi bentuk wadah Kuning kecokelatan Kental Bau masam bertambah

mengubah bentuk dan warna bahan tersebut. Labu siam merupakan buah yang mengandung getah, maka sebelum terjadi proses sterilisasi buah tersebut berbau getah. Tetapi setelah melalui proses sterilisasi, buah tersebut mengeluarkan sedikit bau masam dan itu juga terjadi pada saat pengamatan hari pertama pada ketiga variabel. Pada saat dilakukan pengamatan hari pertama, substrat yang tidak menunjukkan perubahan adalah substrat pada variabel B yang mana substrat tersebut disimpan pada lemari pendingin. Hal itu berbeda untuk substrat pada variabel A dan C yang menunjukkan perubahan dengan munculnya bercak dan titik-titik putih pada permukaannya. Selain munculnya bercak dan titik-titik putih, substrat tersebut juga menunjukkan adanya perubahan warna yang mulanya berwarna hijau kekuningan segar menjadi kuning pucat. Pada pengamatan hari berikutnya substrat pada variabel A dan C terus mengalami perubahan yang sangat terlihat, terutama pada hari keempat. Substrat bervariabel A pada hari keempat bagian permukaannya hampir tertutupi oleh bercak putih, sedangkan variabel C bercak putih yang menutupi substrat menghilang dengan diikuti munculnya belatung-belatung dan bentuknya sendiri telah berubah menjadi bubur yang memenuhi bentuk wadah. Belatung tersebut dapat muncul karena terdapat lalat yang hinggap dan bertelur di buah yang telah membusuk. Teksturnya juga berubah menjadi kental dari yang mulanya lunak. Pengamatan hari terakhir yaitu hari kelima, dengan terdapatnya salah satu substrat yang benar-benar tidak memperlihatkan perubahan yakni variabel B. Untuk variabel A, bercak putih telah menutupi permukaan substrat dan diikuti adanya bau busuk. Sedangkan variabel C, jumlah belatung semakin meningkat dan bau busuk semakin tercium. D. Kesimpulan Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa masa simpan suatu bahan akan lebih panjang bila melalui proses sterilisasi, serta pengemasan, pengolahan, dan penyimpanan yang tepat. Selain itu, sterilisasi merupakan hal yang penting di dalam laboratorium atau industri karena dapat menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum juga dapat membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pengamatan.

PRAKTIKUM 2

PENGAMATAN MIKROBA PADA BAHAN BUSUK

A. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum mandiri mikroba pada bahan busuk adalah sebagai berikut.

  1. Mendapatkan pengalaman langsung dalam mengamati fenomena yang disebabkan oleh mikroorganisme.
  2. Mengetahui perkembangan mikroba di berbagai keadaan. **D. Metodologi
  3. Alat dan Bahan**
  • Wadah plastik
  • Buah terong
  • Kamera **2. Langkah kerja E. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
  1. Data Pengamatan** Berikut adalah tabel yang menyajikan data hasil pengamatan. Dua wadah Beri tanda A dan B^ Masukkan terong segar di wadah A Masukkan terong berbumbu atau perlakuan lain di wadah B Simpan bahan pada suhu ruangan selama 5x24 jam Catat perubahan yang terjadi

Hari Ke- Dokumentasi Keterangan Bentuk Warna Tekstur Aroma Tidak berubah Bagian dalam berwarna cokelat Lunak Bumbu basi 4 Melingkar kecil di pinggir buah Putih kusam bagian dagingnya Seperti spons kering Tidak ada Tidak berubah Bagian dalam berwarna cokelat Lunak Sedikit busuk 5 Kerutan bagian luar semakin terlihat Lingkar pinggir semakin cokelat Seperti spons kering Tidak ada Berubah menjadi hancur Cokelat Membubur tidak berair Busuk

2. Pembahasan Terong tergolong dalam tanaman yang dapat diserang oleh bakteri Ralstonia Solancearum atau yang sebelumnya dikenal dengan Pseudomonas Solanacearum. Bakteri ini merupakan salah satu patogen tular tanah ( soil borne ) yang hidup pada suasana aerobik, berkembang biak dengan membelah diri, bergerak secara mandiri ( motile ) dan berpindah lokasi lebih jauh dengan bantuan aliran air. Ralstonia

solanacearum mampu bertahan di tanah selama bertahun-tahun dalam kondisi dorman (tidur). Sewaktu-waktu aktif kembali dan virulen pada saat kondisi lingkungan sesuai yaitu tanah lembab, cukup oksigen dengan suhu hangat berkisar 24° – 35°, dan tentu saja terdapat terdapat tanaman inang yang sedang lemah. Ralstonia solanacearum menginfeksi tanaman melalui pelukaan pada organ tanaman, biasanya akar atau bagian bawah pangkal batang. Pelukaan tersebut bisa karena serangan nematoda, hama tanah seperti ulat tanah, luka mekanis karena taju atau alat, bahkan melalui akar yang mati dan membusuk oleh patogen lain (Dripp, 2019). Berdasarkan data di tabel, variabel A yang merupakan potongan terong segar terlihat bahwa tekstur dan aromanya tidak ada yang berubah sejak pengamatan hari pertama hingga hari kelima. Hal itu dapat terjadi karena terong atau bahan yang digunakan tidak tercampur dengan bahan-bahan yang mudah basi, sehingga akan lebih lama untuk hancur seperti terong pada variabel B. Untuk bentuk dan warna pada terong variabel A terjadi perubahan, yaitu yang mulanya bulat segar menjadi berkerut seiring berjalannya waktu. Sedangkan warnanya berubah mejadi hitam di bagian pinggir dan bijinya. Hal ini terjadi karena buah berkontak dengan oksigen, dan ini disebut proses oksidasi. Menurut Wiley-Blackwell (2012), terjadinya proses pengcokelatan pada buah dapat terjadi karena enzim dapat kontak dengan substrat yang biasanya merupakan asam amino tirosin dan komponen fenolik seperti katekin, asam kafeat, dan asam klorogena sehingga substrat fenolik pada tanaman akan dihidroksilasi menjadi 3,4- dihidroksifenilalanin (dopa) dan dioksidasi menjadi kuinon oleh enzim phenolase. Untuk buah pada variabel B diperlakukan sama seperti variabel A, yaitu ditempatkan pada ruang terbuka. Namun terong pada variabel ini telah terkena bumbu. Berdasarkan data di tabel, variabel B mengalami perubahan dari hari ke hari. Tekstur yang mulanya lunak menjadi hancur karena muncul belatung-belatung pada buah tersebut. Belatung dapat muncul karena terdapat lalat yang hinggap dan bertelur di buah yang telah membusuk. Aromanya pun menjadi semakin busuk karena adanya aktivitas dari belatung tersebut dan juga didukung oleh buah tersebut berbumbu. Bentuk dan warnanya mudah berubah karena buah tersebut tercampur dengan bahan-bahan yang mudah basi atau bersifat tidak tahan lama. Sehingga pembusukan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan pembusukan pada variabel A. Mikroba dalam dunia pangan memiliki peran yang berpotensi pada kerusakan bahan pangan. Mikroba paling berperan dalam menyebabkan kerusakan makanan berpotensi adalah bakteri yang dapat memecah protein menjadi senyawa sederhana seperti cadaverin, putrescin, skatol, H 2 S, dan NH 3 yang menyebabkan bau busuk. Sebagai

PRAKTIKUM 3

STERILISASI

A. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum sterilisasi dan pembuatan mikroorganisme adalah sebagai berikut.

  1. Menerapkan prinsip sterilisasi alat dan media di bidang ilmu bioproses.
  2. Menggunakan autoclave Hirayama dengan baik dan benar sesuai SOP autoclave. B. Metodologi
  3. Alat dan Bahan
  • Cawan petri
  • Tabung reaksi beserta rak
  • Pipet ukur 10 mL
  • Labu takar 1000 mL
  • Batang pengaduk
  • Cawan arloji
  • Kertas pembungkus
  • Kain kassa
  • Kapas berlemak
  • Tali kasur
  • Hot plate
  • Gunting
  • Autoklaf Hirayama
  • Neraca analitis
  • Nutrient agar bubuk (NA)
  • Akuades
  1. Langkah kerja a) Sterilisasi alat Cuci semua alat dengan sabun dan air Bilas dengan akuades atau alkohol Keringkan Kapas berbungkus kain kassa steril Sumbat tabung reaksi dan peralatan berleher Bungkus semua alat dengan kertas kecuali erlenmeyer Masukkan dalam autoklaf Simpan dalam oven Simpan dalam kotak peralatan steril Suhu 121 °C selama 30 menit Suhu 80 °C selama 24 jam

b) Sterilisasi media NA c) SOP Autoklaf Hirayama Tahap persiapan

  1. Letakkan autoklaf Hirayama HVE 50 pada permukaan yang stabil dan rata, serta hindarkan dari sinar matahari secara langsung.
  2. Hubungkan dengan sumber tenaga listrik.
  3. Tekan tombol “ ON ” yang berada di sisi kanan. Tahap pengoperasian
  4. Power on. Tekan power ON/OFF dibagian depan alat.
  5. Menuangkan 2 L air akuades.
  6. Memuat bahan. Tempatkan substansi yang akan disterilkan ke dalam chamber. Tekan bagian depan-tengah tutupnya sampai magnet catch tertarik ke magnet. Sambil menekan tutup, geser tuas “ OPEN/CLOSE ” ke sisi LOCK.
  7. Pilih mode ( process ) Mode Aplikasi 1 LIQ Sterilisasi^ medium^ agar^ (dihangatkan^ untuk^ pencegahan koagulasi setelah sterilisasi). 2 LIQ Sterilisasi cairan, seperti air, media, reagen, dan obat-obatan cair, yang bertahan pada suhu tinggi dan uap bertekanan tinggi. 3 SOLID Sterilisasi alat dari bahan kaca, logam keramik, atau karet yang tahan terhadao suhu tinggi, uap tekanan tinggi dan penurunan tekanan uap secara tiba-tiba selama proses pembuangan.
  8. Mengubah nilai set a. Tekan tombol SENT/ENT. b. Tekan tombol NEXT untuk memilih item untuk mengubah. Nutrient Agar (NA) + akuades Dilarutkan Larutan NA Sterilisasi dalam autoklaf Suhu 121 °C selama 30 menit
  • Membungkus peralatan dengan kertas bersih dan menyumbat alat yang berleher dengan kapas.
  • Meletakkan autoklaf di permukaan yang stabil.
  • Menghubungkan stop kontak dengan sumber tenaga listrik. - Peralatan telah terbungkus dan tersumbat. - Autoklaf terletak di permukaan yang stabil dan rata. - Autoklaf telah disambungkan ke sumber listrik.
  1. Pelaksanaan^ •^ Menekan tombol^ ON
  • Memastikan tangki exhaust memiliki batas air yang telah ditentukan yaitu 2 L akuades.
  • Memasukkan peralatan yang akan disterilkan ke dalam autoklaf.
  • Mengubah nilai SET
  • Mengeluarkan pelatan dan media yang telah disterilisasi.
  • Mematikan tombol power setelah operasi selesai.
  • Menekan tombol ON di bagian depan.
  • Air perlu dikurangi bila melebihi batas yang dtitentukan.
  • Peralatan yang terbungkus diletakkan pada bagian paling bawah.
  • Mengubah nilai SET/ENT dengan menekan tombol next.
  • Mengubah nilai ditampilan menggunakan tombol increase/decrease (↑↓).
  • Memastikan pengukuran tekanan dalam chamber tertera 0 Mpa.
  • Menekan tombol Start/Stop.
  1. Penyelesaian^ •^ Mengeluarkan^ pelatan dan media yang telah disterilisasi.
  • Untuk peralatan dikeringkan di dalam oven dan untuk media
  • Menekan tombol off dan mencabut stop kontak. disimpan di dalam inkubator.
  • Pastikan autoklaf telah terputus dengan sumber listrik. 2. Pembahasan Sterilisasi di dalam laboratorium bertujuan untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam mikroorganisme. Alat dan bahan yang steril dibutuhkan dalam melakukan praktikum bioproses. Sterilisasi yang dapat dilakukan pada tingkat laboratorium adalah dengan menggunakan alat autoklaf. Sebelum melakukan sterilisasi dengan alat ini, harus dipastikan bahwa seluruh alat dalam keaadaan bersih dan terbungkus atau tersumbat. Kemudian memasukkannya ke dalam autoklaf. Sebelum memulai proses sterilisasi, autoklaf terlebih dahulu disambungkan pada sumber listrik dan memastikan bahwa air akuades telah tercukupi, serta tidak melebihi batas yang telah ditentukan. Setelah semuanya terprogram dengan baik, maka proses sterilisasi dapat berlangsung. Ketika autoklaf telah mengeluarkan bunyi pengingat, maka diperlukan waktu untuk membuka autoklaf. Autoklaf dapat dibuka bila suhu telah turun mencapai 70 °C. Setelah alat dan bahan dikeluarkan dari autoklaf, maka dilanjutkan dengan proses pengeringan menggunakan oven untuk alat dan inkubator untuk bahan. D. Kesimpulan Proses sterilisasi adalah suatu proses atau tahapan untuk menghilangkan mikroorganisme pada bahan ataupun alat. Sterilisasi dapat dilakukan melalui beragam cara dan alat yang digunakan. Seperti contohnya sterilisasi menggunakan mesin Hirayama. Sterilisasi dengan menggunakan alat ini termasuk dalam setrilisasi yang membutuhkan uap panas, alatnya sendiri tergolong dalam autoklaf otomatis karena dapat dilakukan pengaturan suhu dan waktu untuk proses sterilisasi, dan itu lebih aman dibandingkan dengan autoklaf manual.