Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Laporan Laboratorium Fisika Modern Mikrometer Michelson-Morley, Lab Reports of Physics

File tersebut merupakan laporan laboratorium Fisika Modern Mikrometer Michelson-Morley pada tahun 2022

Typology: Lab Reports

2021/2022

Uploaded on 07/04/2022

nrl.husnah
nrl.husnah 🇮🇩

3 documents

1 / 22

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
LAPORAN LENGKAP
EKSPERIMEN FISIKA MODERN
“INTERFEROMETER MICHELSON”
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Selasa/10 Mei 2022
ASISTEN : Imam Ramadhan
NAMA : Nurul Husnah
NIM : 200103501019
KELAS/KELOMPOK : A/4
ANGGOTA KELOMPOK : 1. Aulia Cahyani
2. Ayu Zaskiah
3. Oliv Jumani Rahmah
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16

Partial preview of the text

Download Laporan Laboratorium Fisika Modern Mikrometer Michelson-Morley and more Lab Reports Physics in PDF only on Docsity!

LAPORAN LENGKAP

EKSPERIMEN FISIKA MODERN

“INTERFEROMETER MICHELSON”

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022

HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Selasa/10 Mei 2022

ASISTEN : Imam Ramadhan

NAMA : Nurul Husnah

NIM : 200103501019

KELAS/KELOMPOK : A/

ANGGOTA KELOMPOK : 1. Aulia Cahyani

**2. Ayu Zaskiah

  1. Oliv Jumani Rahmah**

DAFTAR ISI

EKSPERIMEN FISIKA MODERN...................................................................................ii UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR...............................................................................ii DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv Pergeseran d

  • BAB I................................................................................................................................. DAFTAR GRAFIK............................................................................................................v
  • PENDAHULUAN..............................................................................................................
    • A. Latar Belakang............................................................................................................
    • B. Rumusan Masalah......................................................................................................
    • C. Tujuan Eksperimen.....................................................................................................
    • D. Manfaat Eksperimen..................................................................................................
  • BAB II................................................................................................................................
  • LANDASAN TEORI.........................................................................................................
  • BAB III..............................................................................................................................
  • METODE EKSPERIMEN.................................................................................................
    • A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................................
    • B. Alat dan Bahan...........................................................................................................
    • C. Identifikasi Variabel....................................................................................................
    • D. Definisi Operasional Variabel.....................................................................................
    • E. Prosedur Kerja............................................................................................................
    • F. Prinsip Kerja................................................................................................................
    • G. Teknik Analisis Data...................................................................................................
      • NST Mikrometer = - - - m = 1 μm = - nm...............................................................
        • Mikrometer = 0,5 x - nm......................................................................................
      • No.............................................................................................................................
      • Jumlah Frinji N.......................................................................................................... - (μm).................................................................................................. m
  • BAB V.............................................................................................................................
  • PENUTUP........................................................................................................................
    • A. Kesimpulan...............................................................................................................
    • B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GRAFIK

Dilakukan eksperimen Interferometer Michelson agar dapat mengetahui

prinsip kerja interferometer Michelson sehingga dan dapat mengetahui

panjang gelombang yang digunakan selama eksperimen.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana prinsip kerja interferometer Michelson?
  2. Berapa panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan dalam

eksperimen?

C. Tujuan Eksperimen

Tujuan eksperimen yaitu:

  1. Mampu menjelaskan prinsip kerja interferometer Michelson
  2. Dapat mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan

dalam eksperimen

D. Manfaat Eksperimen

  1. Manfaat Praktis

Mengetahui prinsip kerja interferometer Michelson dan dapat

mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan dalam

eksperimen.

  1. Manfaat Teoritis

Dapat dimanfaatkan pada mikrsokop untuk mengontrol

pencahayaan dan tampilan gambar sehingga menghasilkan resolusi

yang lebih besar dan bagus. Pembuatan kembang api yang

menghasilkan warna dan percikan yang indah, pengangkutan oksigen

ke seluruh tubuh, dan dapat digunakan sebagai terapi radiasi.

2

3

BAB II

LANDASAN TEORI

Sifat-sifat gelombang cahaya telah dikaji secara detail dalam eksperimen

interferensi oleh Thomas Young pada tahun 1802, dan satu dekade kemudian

Augustin Fsenel mempublikasikan perhitungan detail untuk gejala interferensi,

difraksi dan polarosasi dari cahaya. Pada saat itu, semua gelombang yang ada di

alam seperti gelombang air dan gelombang bunyi diketahui memerlukan medium

dalam perambatannya. Oleh sebab itu, diperidksi bahwa cahaya juga memerlukan

sebuah medium untuk perambatannya yang disebut ether. Ether di prediksi

memiliki beberapa sifat yang unik, yaitu kerapatan yang rendah dan sifat

elastisnya yang sangat kuat. Walaupun diketahui bahwa cahaya dapat merambat

diluar angkasa (Sutjahja. 2019: 10).

Ada dua hukum dasar yang menghubungkan gejala kelistrikan dan

kemagnetan. Yang pertama, arus listrik dapat menghasilkan medan magnet atau

induksi magnet. Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhdapat waktu dapat

menghasilkan medan listrik dalam bentuk arus listrik atau induksi

elektormagnetik. Dari kedua prinsip dasar listrik magnet dan perimbangan konsep

simetri yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell mengusulkan

bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan medan

listrik. Dari ketiga prinsip dasar tersebut Maxwell melihat adanya suatu pola

dasar, medan magnet yang berubah terhadapt waktu dapat membangkitkan medan

listrik yang juga berubah-ubah terhadap waktu dan medan listrik yang berubah

terhadap waktu juga dapat menghasilkan medan magnet. Jika proses ini

berlangsung secara terus-menerus maka akan mneghasilkan medan magnet dan

medan listrik yang juga terus-menerus. Dengan demikian maka medan magnet

dan medan listrik akan serentank menyebar dalam suatu ruang ke segala arah

maka hal ini disebut gejala gelombang. Gelombang semacam ini disebut

gelombang elektromagnetik karena terdiri dari medan listrik daan medan magnet

yang merambat terus-menerus dalam ruang yang sama (Hari, S. B. 2019: 7-8).

  1. Bentuk umum dari hukum Coloumb yang menghubungkan medan listrik

dengan sumbernya, muatan listrik yang dikenal sebagai hukum Gauss.

  1. Hukum yang serupa untuk medan magnet kecuali, garis medan magnet selalu

kontinu atau medan magnet yang tidak memiliki awal dan akhir (seperti yang

dimiliki medan listrik pada muatan).

  1. Sebuah muatan listrik dihasilkan melalui perubahan medan magnet atau

hukum Fariday.

  1. Medan magnet dihasikan oleh arus listrik atau hukum Ampere atau perubahan

medan listrik.

Karena seluruh karakteristik elektromagnetik merangkum empat persamaan

tersebut maka dianggap sebagai suatu pencapaian besar bagi pemikir manusia.

Maxwel berargumen bahwa “ Jika perubahan medan magnet menghasilkan medan

listrik, maka hal yang sebaliknya juga bisa terjadi ”. Hipotesis Maxwell ini

didasari oleh gagasan mengenai sifat simetri di alam. Ternyata, ukuran

pengaruhnya pada sebagian besar kasus terlalu kecil sehingga Maxwell

menyatakan bahwa sukar untuk mendeteksi melalui eksperimen (Giancoli, C. D.

Interferometer Michelson merupakan suatu alat eksperimen yang didasarkan

dari dua gelombang cahaya yang mempunyai lintasan optisnya berbeda dari gejala

interferensi cahaya. Perubahan optis akan mempengaruhi pola interferensi.

Interferometer Michelson menggunakan cahaya monokromatik dari sumber

tunggal laser, kemudian mengenai cermin pemecah berkas atau beam spliter

dimana sebagian berkas cahaya dipantulkan dan mengenai cermin yang bergerak

atau movable mirror dan sebagian berkas cahaya yang lain dibiaskan dan

mengenai cermin tetap. Pada kedua sinar tersebut dipantulkan oleh cermin yang

bergerak kemudian dibiaskan dan sinar dari cermin yang tetap dipantulkan oleh

cermin pemecah berkas. Kedua sinar tersebut menuju kepengamat. Pada posisi

pengamat, ditempatkan detektor cahaya agar dapat diamati intensitas cahaya yang

terjadi pada posisi tersebut (Utomo, dkk. 2013: 65-66).

Seberkas cahaya yang berasal dari sumber S ( source ) di depannya

diletakkan gelas kaca setengah cermin yang di belakangnya lagi disimpan sebuah

5

cermin. Pada arah vertikal, di bagian atas disimpan sebuah cermin lagi dan di

bagian bawahnya disimpan teropong sebagai pengamat. Ketika sinar atau cahaya

akan dipantulkan ke cermin bagian atas (B) maka sebagian cahaya akan

diteruskan ke cermin A oleh cermin B, kemudian cahaya yang dipantulkan oleh

cermin A dan di tangkap oleh pengamat. Dengan beranggapan bahwa orbit atau

lintasan mengelilingi/revolusi bumi hampir berbentuk lingkaran dengan keliling

±9,36x

11

m dalam waktu 1 tahun (3,16x

7

s) maka diperoleh kecepatan ether

relatif terhadap matahari adalah 3x

4

m/s (Djudin, T. 2021: 26-28).

Gambar 2. 1 Visualisasi percobaan Michelson-Morley

( Sumber : Djudin, T. 2021: 27)

Dari hasil eksperimen Michelson dan Morley tidak mendapatkan pergeseran

pola fringe walaupun dilakukan secara berulang dan ketelitian yang sangat tinggi.

Sehingga Michelson dan Morley menyimpulkan bahwa hipotesis tentang

keberadaan ether tidaklah benar, dengan kata lain ether tidak ada di alam.

Penjelasan mengenai tidak adanya ether Hendrik Antoon lorentz dan Fits Gerald

secara independen mengusulkan konsep kontraksi panjang. Dimana panjang l 1

dalam arah gerak ether mengalami kontraksi sengan faktor √

1 − u

2

/ c

2

, tetapi

panjang l 2

dalam arah tegak lurus ether tidak berubah sehingga Δt = 0, sehingga

pada perbedaan waktu antara kedua perjalanan tersebut adalah:

Δt = t

2

t

1

c (

l

2

1 − u

2

/ c

2

l

2

1 − u

2

/ c

2

)

Dari persamaan 2.2 seperti yang diperoleh secara eksperimen. Postulat kontraksi

panjang ini di kenal sebagai kontraksi Lorentz-FitzGerald (Sutjahja. 2019: 13-15).

6

8

BAB III

METODE EKSPERIMEN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Telah dilakukan eksperimen yang berjudul Interferometer Michelson yang

dilakukan di Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika, Fakultas MIPA

Universitas Negeri Makassar, pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2022, pukul 13.

00-17.00 WITA.

B. Alat dan Bahan

  1. Bangku pelurusan laser (1 buah) berfungsi untuk menopang laser dan

tetap menjaga posisi laser agar tetap lurus.

  1. Beam Spliter (1 buah) berfungsi untuk memecah gelombang cahaya

menjadi dua gelombang cahaya.

  1. Cermin (2 buah) berfungsi untuk memantulkan gelombang cahaya.
  2. Kompensator (1 buah) berfungsi untuk agar panjang gelombang

cahaya datang sama dengan panjang gelombang setelah dipantulkan

pada cermin dua.

  1. Laser He-Ne 155 (1 buah) berfungsi sebagai sumber cahaya.
  2. Layar Pengamat (1 buah) berfungsi untuk menampilkan pola frinji.
  3. Lensa cembung (1 buah) berfungsi untuk meluruskan gelombang

cahaya agar tepat pada beam spliter.

  1. Mikrometer Sekrup (1 buah) berfungsi untuk mengukur pola frinji

berdasarkan skala yang ditentukan.

C. Identifikasi Variabel

  1. Variabel Terukur

a. Pergeseran cermin (d m

b. Jumlah frinji (N)

  1. Variabel Terhitung

a. Panjang gelombang (λ)

D. Definisi Operasional Variabel

  1. Pergeseran cermin (d

m

) merupakan besarnya pergeseran pada cermin

ketika ditambahkan jumlah frinji yang diukur dengan menggunakan

miktrometer sekrup dengan satuan mikro meter (

μ m)

  1. Jumlah frinji (N) merupakan banyaknya jumlah frinji yang terbentuk

akibat dari pergeseran cermin yang diukur dengan kelipatan 20

  1. Panjang gelombang (λ) merupakan panjangnya gelombang yang

terbentuk ketika mengukur pergeseran cermin dan jumlah frinji dengan

satuan nano meter (nm)

E. Prosedur Kerja

  1. Diatur posisi laser dan interferometer sesuai dengan mode Michelson.
  2. Diatur posisi viewing screen agar salah satu tanda pada skala milimeter

segaris dengan frinji pola interferensi.

  1. Ditentukan skala pada layar untuk satu frinji
  2. Diputar skala mikrometer dengan arah berlawanan arah jarum jam.

Kemudian dihitunga jumlah frinji sebanyak 20 frinji

  1. Dicatat nilai pergeseran cermin pada setiap kelipatan 20 frinji
  2. Diulangi langkah 4 dan 5 hingga diperoleh 400 frinji.

F. Prinsip Kerja

Menurut Djudin (2021: 26-28) menjelaskan bahwa prinsip kerja pada

Interferometer Michelson adalah ketika seberkas cahaya yang berasal dari

sumber S ( source ) di depannya diletakkan gelas kaca setengah cermin yang di

belakangnya lagi disimpan sebuah cermin. Pada arah vertikal, di bagian atas

disimpan sebuah cermin lagi dan di bagian bawahnya disimpan teropong

sebagai pengamat. Ketika sinar atau cahaya akan dipantulkan ke cermin

bagian atas (B) maka sebagian cahaya akan diteruskan ke cermin A oleh

cermin B, kemudian cahaya yang dipantulkan oleh cermin A dan di tangkap

oleh pengamat.

G. Teknik Analisis Data

  1. Analisis grafik

9

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

NST Mikrometer = 10

m = 1 μm = 10

3

nm

∆ x Mikrometer = 0,5 x 10

3

nm

Tabel 2.1 Hubungan Jumlah Frinji (N) dan Pergeseran Cermin (d m

No

Jumlah Frinji N Pergeseran d m

(μm)

12

δλ =

( 2 d

m

. N

− 1

∂ d

m

δdm

δλ =

| 2_. N_

− 1

| δdm

∆ λ =

2 ∆ d

m

N

∆ λ =

2 ( 0,5 μm )

∆ λ =

( 1 μm )

∆ λ =0,05 μm

∆ λ = 50 nm

  1. Pelaporan Fisika (PF)

λ = | λ ± ∆ λ |nm

λ = |0,65 ± 0,05| μm

λ =

nm

  1. Presentasi perbedaan

Teori

= 632,8 nm

Praktikum

= 657,2 nm

% diff =

λ

teori

λ

prak

λ

teori

  • λ

prak

x 100%

% diff =

632,8 nm −657,2 nm

632,8 nm +657,2 nm

x 100%

% diff = 0,38 %

D. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan percobaan yang berjudul Interferometer

Michelson yang merupakan suatu instrumen pengukuran yang digunakan oleh

Michelson untuk menguji keberadaan eter, yaitu suatu medium yang dipercaya

merupakan medium tempat merambat gelombang elektromagnetik. Hasil dari

percobaan tersebut cukup akuran untuk membuktikan bahwa eter tidak ada.

14

Interferensi sendiri merupakan suatu peristiwa dua gelombang atau lebih yang

saling tumpang tindih satu gelombang dengan gelombang yang lainnya didalam

satu ruang yang sama dan mengalami superposisi. Interferensi dapat terjadi

akibat penyatuan dua interferensi yaitu interferensi konstruktif dan interferensi

destruktif sehingga akan membentuk pola gelap dan terang. Pola gelap dan terang

ini pada hasil pengamatan tidak terlihat sama bentuk dan besar cincinya, hal ini

dikarenakan jarak dan panjang lintasan dari sinar laser yang ditembakan.

Setelah melakukan percobaan diperoleh hasil pengukuran dari plot grafik 4.

yang menggunakan grafik linier untuk mengetahui hubungan frinji dan

pergeseran cermin. Dari hasil grafik 4.1 tersebut diperoleh panjang gelombang

dari laser monokromatik yang digunakan yaitu sebesar

λ

prak.

= 657,2 nm

kemudian dihitung perbandingan panjang gelombang teori dengan panjang

gelombang praktikum dengan presentasi perbedaam yaitu %diff = 0,38% dimana

nilai secara teori adalah

λ

teori

= 632.8 nm. Dari hasil analisis dapat dikatakan

bahwa panjang gelombang dari hasil percobaan melebihi rentang nilai panjang

gelombang secara teori yang dikarenakan kurang telitir dalam pengambilan data.

15