Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling, Lecture notes of Educational Psychology

dokumen berisi tugas kuliah yang dikerjakan

Typology: Lecture notes

2020/2021

Available from 03/07/2023

sri-sulastri
sri-sulastri ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

4 documents

1 / 10

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
I. KONSEP DASAR BK
a. Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli (dikutip dari https://pengertianahli.id )
โ—Menurut James (1997): bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh
seseorang individu untuk menolong individu lain dalam membuat keputusan
ke arah yang dituju, dan mencapai tujuannya dengan cara yang baik.
โ—Menurut Shertzer dan Stone (1981): bimbingan adalah pertolongan yang
diberikan kepada individu yang biasanya sedang mengalami perkembangan
dan pertumbuhan mental, soisal, intelektual, fisik, emosi, kejiwaan, dan
kerohanian.
โ—Menurut Sunaryo Kartadinata (1998): bimbingan adalah proses membantu
individu untuk memcapai perkembangan optimal.
b. Pengertian Konseling Menurut Para Ahli (dikutip dari https://pengertianahli.id )
โ—Menurut Surya (1998): konseling adalah seluruh upaya bantuan yang
diberikan konselor kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki
tingkah lakunya pada masa yang akan datang.
โ—Menurut Prayitno (2004): mendefinisikan konseling adalah bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada klien dalam rangka pengentasan masalah
klien.
โ—Menurut Natawijaya (1987): konseling adalah terjemahan dari kata
counseling, mempunyai makna sebagai hubungan timbal balik antara dua
orang indivu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain
(klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
c. Tujuan Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan aspek pribadi sosial, belajar dan
karir (dikutip dari https://www.kompasiana.com)
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa

Partial preview of the text

Download Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling and more Lecture notes Educational Psychology in PDF only on Docsity!

I. KONSEP DASAR BK

a. Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli ( dikutip dari https://pengertianahli.id ) โ— Menurut James (1997): bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang individu untuk menolong individu lain dalam membuat keputusan ke arah yang dituju, dan mencapai tujuannya dengan cara yang baik. โ— Menurut Shertzer dan Stone (1981): bimbingan adalah pertolongan yang diberikan kepada individu yang biasanya sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan mental, soisal, intelektual, fisik, emosi, kejiwaan, dan kerohanian. โ— Menurut Sunaryo Kartadinata (1998): bimbingan adalah proses membantu individu untuk memcapai perkembangan optimal. b. Pengertian Konseling Menurut Para Ahli ( dikutip dari https://pengertianahli.id ) โ— Menurut Surya (1998): konseling adalah seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. โ— Menurut Prayitno (2004): mendefinisikan konseling adalah bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien dalam rangka pengentasan masalah klien. โ— Menurut Natawijaya (1987): konseling adalah terjemahan dari kata counseling, mempunyai makna sebagai hubungan timbal balik antara dua orang indivu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang. c. Tujuan Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan aspek pribadi sosial, belajar dan karir ( dikutip dari https://www.kompasiana.com )

โ— Aspek Pribadi-Sosial o Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan alam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. o Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan mengembangkannya untuk kegiata-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari hari maupun peranan dimasa depan. o Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. o Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangan. o Pemantapan kemampuan mengambil keputusan. o Pemantapan kemampuan megarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya. o Pemantapan dalam perencanaan dan penyelengaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah. o Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. o Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif. o Pemantapan kemampuan bertingkah laku dalam hubungan social, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlalu. o Hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, disekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya. o Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab. o Orientasi tentang hidup berkeluarga. โ— Aspek Belajar

Bimbingan dan konseling yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari permasalahan yag timbul dan menghambat proses perkembangannya. โ— Fungsi Pengentasan Pelayanan bimbingan konseling berusaha membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik. โ— Fungsi Pemeliharaan Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999) fungsi pemeliharaan berarti memelihara sesuatu yang baik (positif) yang ada pada diri individu agar tetap utuh, tidak rusak dan agar hal-hal tersebut bertambah baik dan berkembang. โ— Fungsi Penyaluran Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya mengenali masing-masing perorangan , selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan ke arah yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. โ— Fungsi Penyesuaian Pelayanan bimbingan dan konseling juga berfungsi membantu terciptanya penyesuian siswa dengan lingkungan. โ— Fungsi Pengembangan Bimbingan dan konseling membantu para siswa mengembangkan potensi yang dimiliki secara terarah. โ— Fungsi Perbaikan Pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa. โ— Fungsi Advokasi Layanan bimbingan konseling dalam fungsi ini, membantu peserta didik memperoleh pembelajaran atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian. e. Manfaat Bimbingan dan Konseling โ— Bimbingan dan konseling akan membuat kita menjadi lebih bahagia, tenang, baik, dan merasa lebih nyaman sebab kita mampu menyelesaikan masalah kita. โ— Bimbingan dan konseling dapat membantu mengurangi dan menurunkan tingkat stress dan depresi yang terjadi dalam diri kita. Kita dibantu

menyelesaikan stress kita dan menyelesaikannya dengan menggunakan solusi yang terbaik. โ— Bimbingan dan konseling membuat kita mampu menerima diri kita. Kita dibantu memahami diri kita dan menerima diri kita. โ— Bimbingan dan konseling membantu kita membuat relasi yang lebih baik lagi dengan orang lain di sekitar kita, membantu strategi belajar, serta membantu merencanakan masa depan kita dengan lebih baik lagi. f. Asas-Asas Dalam Bimbingan Konseling ( dikutip dari Prayitno, 2004 ; 196-217) โ— Asas Kerahasiaan Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain. Asas kerahasiaan ini merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling. Jika asas ini benar-benar dilaksanakan, maka penyelenggara atau pemberi bimbingan akan mendapat kepercayaan dari semua pihak; terutama penerima bimbingan klien sehingga mereka akan mau memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan dengan baik, maka hilanglah kepercayaan klien,sehingga akibatnya pelayanan bimbingan tidak dapat tempat di hati klien dan para calon klien; mereka takut untuk meminta bantuan, sebab khawatir masalah dan diri mereka akan menjadi bahan gunjingan. Apabila hal terakhir itu terjadi, maka tamatlah riwayat pelayanan bimbingan dan konseling di tangan konselor yang tidak dapat dipercaya oleh klien itu. โ— Asas Kesukarelaan Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing atau klien, maupun dari pihak konselor. Klien diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya, serta mengungkapkan segenap fakta, data, dan seluk-beluk berkenaan dengan masalahnya itu kepada konselor; dan konselor juga hendaknya dapat memberikan bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas. โ— Asas Keterbukaan Asas keterbukaan ini meliputi keterusterangan dan kejujuran. Keterbukaaan disini ditinjau dari dua arah. Pertama, klien diharapkan pertama-tama harus mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat diketahui oleh konselor. Kedua,, harus mau membuka diri dalam arti mampu menerima saran-saran dan masukan dari pihak luar.

Untuk terselenggarakannya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan konseling. โ— Asas Kenormatifan Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma-norma yang ada. Demikian pula prosedur, teknik, dan peralatan yang dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang dimaksudkan. Dilihat dari permasalahan klien, barangkali pada awalnya ada materi bimbingan dan konseling yang tidak bersesuaian dengan norma (misalnya klien mengalami masalah melanggar, norma-norma tertentu), namun justru dengan pelayanan bimbingan dan konselinglah tingkah laku yang melanggar norma itu diarahkan kepada yang lebih bersesuaian dengan norma. โ— Asas Keahlian Usaha bimbingan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat (instrumentasi bimbingan dan konseling) yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapat latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan. Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan profesional yang diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Asas keahlian selain mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling), juga kepada pengalaman. Teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu dipadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktek konseling secara baik. โ— Asas Alih Tangan Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli. Di samping itu asas ini juga mengisyaratkan bahwa pelayanan bimbingan konseling hanya menangani masalah-masalah individu sesuai dengan kewenangan petugas yang bersangkutan, dan setiap masalah yang ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu. โ— Asas Tutwuri Handayani Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Lebih-lebih di lingkungan di sekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan "ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso". Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah

dan menghadap kepada konselor saja, namun di luar hubungan proses bantuan bimbingan bimbingan dan konseling itu. g. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling( dikutip dari Yusuf dan Juntika,2005:17-18 ) โ— Bimbingan diperuntukkan untuk semua individu Bimbingan diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah atau yang bermasalah; baik pria atau wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; serta bersifat preventif dan pengembangan; mengutamakan teknik kelompok daripada perseorangan. โ— Bimbingan bersifat individualisasi Setiap individu bersifat unik, artinya berbeda satu sama lainnya. Melalui bimbingan individu tersebut, individu dibantu untuk memaksimalkan keunikannya. Fokus sasaran bantuan dalam hal ini adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok. โ— Bimbingan merupakan usaha bersama Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan. โ— Bimbingan menekankan hal yang positif Bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara membangun pendangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang. โ— Pengambilan keputusan merupakan hal yang esential dalam bimbinngan Bimbingan diarahkan untuk membantu individu dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Konselor hanya berfungsi sebagai pemberi nasihat dan informasi kepada konseli, konseli sendirilah yang harus memilih pilihannya dan membuat keputusannya sendiri. โ— Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting/adegan kehidupan Artinya proses bimbingan ini tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan, lembaga pemerintah/swasta dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan pun bersifat multi aspek, meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan. h. Langkah-Langkah Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ( dikutip dari https://www.academia.edu ) Langkah Fungsi dan tujuan Skil yang umumnya digunakan

untuk mengatahui apa yang klien inginkan. Arah yang yang diinginkan klien dan konselor harus dibuat harmonis. Untuk beberapa klien, lewati langkah 2 dan tentukan tujuan terlebih dahulu. dilakukan sebelum langkah

  1. Mencari alternatif dan mengkonfrontasi client incongruities โ€œApa yang akan kita lakukan terhadap masalah ini?โ€ Untuk mencari pemecahan dari masalah klien. Hal ini bisa meliputi pemecahan masalah kreatif (menemukan sebanyak mungkin alternatif pemecahan dengan tidak menilai terlebih dahuluโ€”biar pun alternatifnya tampak bodoh dan tak masuk akal) untuk kemudian memutuskan alternatif mana yang akan diambil. Langkah ini memerlukan waktu yang paling lama dalam konseling Dapat dimulai dengan kesimpulan tentang discrepancy (ketidaksesuaian). Influencing skills amat dibutuhkan di sini. Attending skills juga dibutuhkan untuk menyeimbangkan. 5. Generalization dan transfer of learning โ€œWill you do it?โ€ Untuk memungkinkan perubahan dalam pikiran, perasaan, dan perilaku dalam kehidupan klien sehari-hari. Banyak klien yang mengikuti konseling untuk kemudian tidak melakukan apa-apa untuk mengubah perilakunya, dan tetap hidup dengan pola seperti sedia kala Influencing skills, seperti directive dan information/explanation umumnya bermanfaat_._ Attending skills digunakan untuk mengecek apakah klien memahami pentingnya tahap/langkah ini.