








Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
The document contains a review of the international Journal of Experimental Psychology entitled Effortful control, depression, and anxiety correlate with the influence of emotion on executive attentional control. and the Indonesian National Journal with the title The Effect of Expressive Writing Therapy on Reducing Public Speaking Anxiety Levels in Students.
Typology: Study Guides, Projects, Research
1 / 14
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Review Jurnal Psikologi Eksperimen Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Eksperimen Dosen Pengampu Dr. Quroyzhin Kartini Rini, S.psi.,M.Si. Disusun Oleh : Nama : Murni Cahyaningsih Kelas : 4PA NPM : 14519517 Mata Kuliah : Psikologi Eksperimen FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2022
Judul : Effortful control,depression, and anxiety correlate with the influence of emotion on executive attentional control. Volume dan Hal : Vol. 91, Hal 88- 95 Tahun : September 2012 Penulis : Philipp Konske, Sonja A. Kotz Reviewer : Murni Cahyaningsih Tanggal : 18 Oktober 2022 Abstrak : Pada bukti terbaru yang ditemui oleh peneliti menegaskan bahwa emosi dapat memicu kontrol perhatian eksekutif. Subjek dapat menyelesaikan konflik yang diberikan lebih cepat ketika menghadapi rangsangan emosional negatif maupun positif. Efek yang terjadi disertai dengan negativitas konflik yang membesar dalam potensi otak terkait sebuah peristiwa (ERP) dan aktivasi Anterior Ventral Cingulate Cortex (ACC) dalam fMRI. Peneliti menguji apakah temperamen (sifat kontrol effortful) dan faktor subklinis (kecemasan, depresi) dapat mempengaruhi modulasi emosional perhatian eksekutif. Faktor tersebut memiliki korelasi dengan memproses konflik dalam en percobaan yang menggunakan tugas konflik yang berbeda (Flanker, Simon) dan berbagai jenis rangsangan emosional (visual, auditori). Subjek yang tinggi dalam effortful kontrol dan rendah kecemasan dan depresi merespon dengan cepat terhadap pemprosesan konflik dalam rangsangan emosional, menunjukkan negativitas konflik ERP yang ditingkatkan, dan aktivasi
fungsional karena emosi sudah memodulasi tahap pertama pemprosesan potensi konflik dalam otak (ERP; Kanske dan Kotz,2010b,2011a,e). Rekaman dari electroencephalogram menunjukkan kecepatan dari mekanisme tersebut, karena emosi sudah memodulasi tahap pertama pemprosesan konflik dalam potensi otak terkain peristiwa (ERP, Kanske dan Kotz, 2010b, 2011a,e). Perbedaan yang terkait dengan temperamen dalam kontrol penuh terlah terbukti memiliki hubungan dengan kontrol prhatian (Rueda dkk., 2005) dan keadaan emosional individu memodulasi persepsi rangsangan emosional (Li dkk, 2008). Kontrol usaha yang temperamental menggambarkan kapasitas individu untuk pengaturan diri (Robthbat,2007). Secara definisi sebagai kemampuan untuk memilih tindakan dibawah kondisi konflik, untuk merencanakan masa depan dan untuk mendeteksi kesalahan (Rothbat, 2007). Hubungan kontrol yang penuh usaha dan perhatian eksekutif dipelajari secara eksetensif pada anak-anak. Anak-anak yang tinggi dalam pengendalian usaha biasanya menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas konflik (Gerardi-Caulton, 2000; Rothbat dkk., 2003). Definisi Variabel
Effortful Control Effortful kontrol merupakan komponen pengaturan temperamen yang didefinisikan sebagai efisiensi perhatian eksekutif yang termasuk dalam kemampuan untuk menghambat respon dominan atau bertindak respon
subdominan untuk merencanakan dan untuk mendeteksi kesalahan (Rothbart & Bates, 2006). Kontrol effortfull merupakan bagian dari array proses atau kemampuan bagian dari kantong trik yang dapat digunakan untuk mengelola emosi dan ekspresi dalam perilaku. Depresi dan Anxiety Menurut Beck dan Alford (2009) Depresi merupakan sebuah gangguan psikologis yang disertai dengan adanya penyimpangan perasaan, kognitif, dan perilaku individu. Seseorang yang mengalami gangguan depresi merasakan kesedihan, kesendirian, konsep diri yang menurun, dan menunjukkan sebuah perilaku menarim diri dari lingkungan sekitar. Menurut Nevid (2005) Anxiety atau biasa disebut dengan kecemasan merupakan suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan aka terjadi sesuatu yang buruk dan akan segera terjadi. Anxiety adalah salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu yang tidak begitu jelas. Kecemasan yang intensitas wajar dapat dianggap memiliki nilai posistif sebagai motivasi, jika tingkat intensitasnya tinggu akan bersifat negatif dapan menimbulkan karena dapat menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik maupun psikis seseorang yang bersangkutan (Gustia,2010) Hipotesis : Hipotesis pada jurnal peneliti menilai upaya pengendalian, depresi, kecemasan memelui kuesioner dan menghubungkannya dengan kecepatan pemprosesan
Anxiety Stress Scale (DASS) dari Lovibond dan Lovibond (1995b) yang terdiri dari 14 item dengan skala 0 sampai 3. Selain menggunakan DASS, peneliti juga menggunakan Kuesioner Temperamen Dewasa (ATQ) dari Rothbat dkk, (2000) yang terdiri dari 35 item dengan skor 1 sampai 7. Pelaksanaan Penelitian
Pertama, peserta memeberikan persetujuan tertulis sebelum berpartisipasi dalam penelitian yang diadakan oleh peneliti. Kedua, Peserta mengisi Kuesioner menggunakan skala Depresi Anxiety Stress Scale (DASS) dan Kuesioner Tempramen Dewasa (ATQ). Ketiga, Peserta mulai berpartisipasi dalam eksperimen yang terbagi menjadi 6 percobaan. Metode Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan adalah one – way repeated measures ANOVA. Selain itu, dilakukan juga uji fMRI. Hasil Penelitian : Data individu dalam upaya pengendalian depresi, kecemasan dan stress berkorelasi dengan kinerja respons saraf disetiap percobaan. Hal ini, menghasilkan pola hubungan yang sebagian besar konsisten. Kesimpulan : Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemahaman kita tentang interaksi emosi dan kontrol perhatian eksekutif berkontribusi pada berbagai tingkatan. Diseluruh modalitas visual dan pendengaran, diseluruh rangsangan emosional positif maupun negatif dan tugas konflik Simon dan Falnker, emosi meningkatkan kontrol perhatian dengan meningkatkan aktivasi sumber daya
saraf yang terlibat dalam resolusi konflik. Menggunakan pendekatan korelasional peneliti dapat menunjukkan bahwa variasi individu dalam pengendalian yang penuh dengan usaha, kecemaasan, dan depresi terkait dengan efek ini diseluruh permutasi metodologi yang berbeda. JURNAL NASIONAL Judul Penelitian : Pengaruh Expressive Writing Therapy Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Berbicara Di Muka Umum Pada Mahasiswa. Volume : Volume 9 Nomor 2 Tahun : Desember 2013 Penulis : Reni Susanti, Sri Supriyantini. Reviewer : Murni Cahyaningsih Tanggal : 1 November 20 22 Abstrak : Expressive writing therapy adalah terapi yang menggunakan aktivitas menulis sebagai sarana untuk merefleksikan pikiran serta perasaan terdalam terhadap suatu peristiwa yang tidak menyenangkan (menimbulkan trauma). Expressive writing therapy juga dapat digunakan sebagai terapi utama atau juga dapat diintegrasikan dengan pendekatan psikoterapi atau konseling lainnya, dan dapat dilakukan secara individual atau kelompok. Pada penelitian ini expressive writing therapy dilakukan secara berkelompok dan merupakan terapi utama untuk membantu subjek mengembangkan insight yang lebih
writing therapy terhadap penurunan tingkat kecemasan berbicara di muka umum terbukti. Pendahuluan : Proses perkuliahan dengan pendekatan student center learning dapat memfasilitasi penguasaan keterampilan kominukasi lisan melalui metode diskusi kelompok dan presentasi. Pada kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu berperan secara aktif dengan metode ini. Menurut Santrock (2008) terdapat beberapa faktor perhatian, meredakan tekanan emosional, yang mempengaruhi keaktifan mahasiswa, diantaranya adalah faktor motivasi, emosi, pada tujuan dan perilakunya serta keyakinan dan ekspektasi mahasiswa terhadap kemampuannya yang dapat Perubahan ini akan membuat memperkuat atau melemahkan kualitas masalah individu lebih mudah diatasi dan pemikiran dan pemrosesan informasi membebaskan individu dari tekanan mental selama proses perkuliahan. Berdasarkan penelitian McCroskey Morreale(1989) terdapat 15 - 20% mahasiswa di Amerika Serikat menderita kecemasan sebagai ketakutan atau kecemasan yang dalam berkomunikasi. Anwar (2009) juga dihubungkan dengan situasi berbicara menemukan 16,3% mahasiswa Fakultas yang nyata atau dibayangkan Psikologi Universitas Sumatera Utara mulai dari level normal terdapat perbedaan kecemasan yang sampai kepada gangguan. Kecemasan signifikan antara mahasiswa dari
berbagai dikelompokkan sebagai suatu gangguan angkatan. Definisi Variabel : Kecemasan Berbicara di Muka Umum Menurut Morreale, Spitzberg, & Barge (2007) merupakan public speaking anxiety sebagai ketakutan atau kecemasan yang dihubungkan dalam situasi berbicara yang nyata atau dibayangkan. Vye, Scholl- jegerdes, & Welch (2007) juga menambahkan bahwa kecemasan bergerak dalam suatu kontinum, mulai dari level normal sampai kepada gangguan. Kecemasan dikelompokkan sebagai suatu gangguan. jika hal tersebut mengakibatkan individu terhambat untuk mengaktualisasikan potensi termasuk kemampuan beriteraksi dengan orang lain untuk mendapatkan kepuasan dari dalam hidupnya. Expressive Writing Therapy Menurut Wright (dalam Bolton,2004) Expressive writing therapy didefinisikan sebgaia proses menulis yang sifatnya ekspresif dan refleksi individu dan dilakukan dengan keinginan sendiri atau dengan bimbingan seorang terapis atau peneliti. Expressive writing therapy bertujuan untuk meningkatkan pemahaman diri sendiri maupun orang lain, meningkatkan kreativitas, ekspresi diri, dan juga harga diri (Gorelick, dalam Malchodi, 2007). Hipotesis : Adanya pengaruh pemberian Expressive writing therapy terhadap penurunan tingkat kecemasan berbicara dimuka umum.
pengumpulan data, peneliti juga melakukan wawancara kepada subjek penelitian untuk mengetahui frekuensi dan pengalaman subjek saat presentasi. Pada kelompok eksperimen juga digali informasi tentang persepsi dan manfaat yang sudah dirasakan subjek terhadap proses menulis. Metode Analisis Data : Teknik Analisis data parametrik yang digunakan adalah one-way repeated measures anova. Selain itu dilakukan juga uji independent sample denga kelompok kontrol. Analisis dari variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS. Tahap pertama yaitu persiapan langkah yang digunakan yaitu ; 1)penentuan skala kecemasan berbicara di muka umum; 2) melakuka screening subjek penelitian; 3) Penyusunan modul; 4) Uji coba modul; 5) persiapan terapis dan observer. Tahap kedua yaitu ; 1) menetapkan baseline dan Briefing ; 2) Pelaksanaan Eksperimen dan Post-Test. Hasil Penelitian : Pada hasil uji beda Mann-Whitney Test setelah diberikan perlakukan Expressive Writing Therapy terdapat perbedaan yang secara signifikan tingkat kecemasan berbicara di muka umum antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pemberian Expressive Writing Therapy (Mean=18), U-7.50, p.05, serta effect size tergolong sedang r = - .49 (Z= - 1,684).
Hipotesis kedua berbunyi “ada pengaruh pemverian Expressive Writing Therapy terhadap penurun tingkat kecemasan berbicara dimuka umum pada mahasiswa terbukti.” Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa Expressive Writing Therapy dapat digunakan sebagai terapi alternatif bagi permasalahan psikologis yang mempengaruhi kondisi fisiologis, kognitif, dan emosional individu.