






Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Hukum pernikahan dalam Islam yang pertama adalah wajib. Pernikahan hukumnya menjadi wajib jika orang yang akan membina rumah tangga tersebut sudah siap dari segi fisik, mental, dan finansial. Selain itu, orang tersebut juga merasa kesulitan untuk menghindari dari perbuatan zina.
Typology: Slides
1 / 11
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
KELOMPOK 7
Dalam bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata “kawin” yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis, melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh. Perkawinan disebut juga “pernikahan”, berasal dari nikah yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukan, dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi). Adapun dasar hukum perkawinan dalam Islam adalah firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 21
Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn Artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
Rukun yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah). Syarat yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu itu tidak termasuk dalam rangkai pekerjaan itu. Sah yaitu sesuatu pekerjaan (ibadah) yang memenuhi rukun dan syarat. Pernikahan yang didalamnya terdapat akad, layaknya akad-akad lain yang memerlukan adanya persetujuan kedua belah pihak yang mengadakan akad. Adapun rukun nikah adalah:
1. Syarat-syarat mempelai laki-laki (calon suami). a. Bukan mahram dari calon isteri; b. Tidak terpaksa atas kemauan sendiri; c. Orangnya tertentu, jelas orangnya; d. Tidak sedang ihram. 2. Syarat-syarat mempelai perempuan (calon istri). b. Tidak ada halangan syarak, yaitu tidak bersuami, bukan mahram, tidak sedang masa iddah; b. Merdeka, atas kemauan sendiri; c. Jelas orangnya; dan d. Tidak sedang berihram.
5. Syarat-syarat ijab qabul. a. Ada ijab (pernyataan) mengawinkan dari pihak wali b. Ada qabul (pernyataan) penerimaan dari calon suami c. Memakai kata-kata “nikah”, “tazwij” atau terjemahannya seperti “kawin”; d. Antara ijab dan qabul, bersambungan, tidak boleh terputus; e. Antara ijab dan qabul jelas maksudnya; f. Orang yang terkait ijab dan qabul tidak sedang dalam keadaan haji dan umrah; g. Majlis ijab dan qabul itu harus dihadiri minimal empat orang yaitu calon mempelai pria atau wakilnya, wali dari calon mempelai wanita atau wakilnya, dan dua orang saksi.