Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Guillain-Barre Syndrom with a Snake Bite, Slides of Medical Sciences

Guillain – Barre Syndrome (GBS) merupakan polyneuropathy didapat dengan onset akut. Insidensi tahunan berkisar 0,5 – 2 kasus per 100.000. Lebih dari setengah pasien memiliki riwayat penyakit pernafasan atau gastrointestinal sebelumnya. Hubungan GBS dengan riwayat gigitan ular sebelumnya jarang dan hanya dilaporkan sebanyak empat kasus di literatur.

Typology: Slides

2018/2019

Uploaded on 11/21/2022

dandeta
dandeta 🇮🇩

1 document

1 / 19

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Guillan – Barre
Syndrome Following
a Snakebite : A Case
Report and Review of
Literature
1900034036 | Dandy Dewanto Priyangga
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
2022
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13

Partial preview of the text

Download Guillain-Barre Syndrom with a Snake Bite and more Slides Medical Sciences in PDF only on Docsity!

Guillan – Barre

Syndrome Following

a Snakebite : A Case

Report and Review of

Literature

1900034036 | Dandy Dewanto Priyangga Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 2022

Latar Belakang

Guillain – Barre Syndrome (GBS) merupakan polyneuropathy didapat dengan onset akut. Insidensi tahunan berkisar 0,5 – 2 kasus per 100.000. Lebih dari setengah pasien memiliki riwayat penyakit pernafasan atau gastrointestinal sebelumnya. Hubungan GBS dengan riwayat gigitan ular sebelumnya jarang dan hanya dilaporkan sebanyak empat kasus di literatur.

Bahan &

Metode

BAB 3

Pemeriksaan Penunjang

  • (^) Laboratorium Darah Lengkap
  • (^) MRI

Tatalaksana Pengobatan

  • (^) Non invasive ventilation
  • (^) Antibiotik Spektrum
  • (^) Inisiasi plasmapheresis
  • (^) Ekstubasi
  • (^) NGT

HASIL

Pemeriksaan Fisik

  • (^) Tekanan darah 90/60 mmHg
  • (^) Nadi 85x/menit
  • (^) Suhu98.2 ˚F atau 36.8 ˚C
  • (^) Menggunakan non invasive ventilation
  • (^) Penyembuhan luka bersih, berbatas tegas, dengan diameter 2 cm di telapak tangan kiri
  • (^) Terjaga dengan fungsi mental lebih tinggi

Hasil

Pemeriksaan Motorik

  • (^) Massa normal tanpa fasikulasi
  • (^) Tonus otot sedikit berkurang di semua anggota badan
  • (^) Kekuatan otot pada kedua ekstremitas atas > Medical Research Council (MRC) grade 3/5 pada kelompok otot proksimal, grade 4/5 pada kelompok otot distal
  • (^) Kekuatan otot ekstremitas bawah > MRC grade 4/5 pada kedua kelompok otot proksimal dan distal
  • (^) Refleks tendon dalam pada keempat tungkai (-)

Hasil

Pemeriksaan Sensorik (Normal)

  • (^) Laboratorium (di tabel)

Pemeriksaan Penunjang

Hasil

Tatalaksana

  • (^) Non invasive ventilation
  • (^) Antibiotik spektrum luas untuk pneumonia aspirasi
  • (^) Inisiasi plasmapheresis setelah mendapatkan hasil EMG/NCV. Setelah 3 sesi plasmapheresis > Distress pernafasan berat dan saturasi turun hingga 65% meskipun menggunakan NIV dan setelah itu diintubasi
  • (^) 2 sesi plasmapheresis terakhir dilakukan di ICU

Hasil

  • (^) Kapasitas vital dimonitor secara regular
  • (^) Pasien diekstubasi pada hari ke – 9
  • (^) Fisioterapi dan rehabilitasi > hari 9 – 14
  • (^) Pulang dengan kondisi stabil dengan menggunakan selang NGT > hari ke – 14

Diskusi

BAB 5

Sindrom Guillain-Barre adalah polineuropati akut yang diperantarai autoimun yang biasanya muncul dengan paralisis flaccid asenden bilateral simetris. Namun, variasi dalam presentasi klinis GBS memang ada, seperti dalam kasus kami. Sekitar 70% pasien dengan GBS memiliki kejadian sebelumnya, paling sering penyakit pernapasan atau gastrointestinal. Selain itu, GBS dilaporkan terkait dengan operasi, kanker, dan vaksin

Diskusi

Laporan kasus gigitan ular dengan

GBS

Diskusi

  • (^) Semua pasien membaik dengan pengobatan dan mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari pada kunjungan tindak lanjut. Satu pasien menerima IVIG dan tiga pasien menerima plasmapheresis, di mana satu pasien juga menerima metilprednisolon tambahan. Perawatan pasien yang tersisa tidak diketahui.
  • (^) Baik IVIG dan plasmapheresis sama-sama efektif dalam pengobatan GBS, sementara steroid tidak terbukti berperan.

Kesimpulan

Hubungan temporal gigitan ular dengan GBS dalam semua kasus yang disebutkan di atas menunjukkan kemungkinan hubungan. Pasien dengan gigitan ular harus diobservasi untuk kelemahan flaccid onset baru selama beberapa minggu dan jika ada, harus segera ditangani. Prognosisnya sangat baik jika intervensi tepat waktu dilakukan.