






Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Insyaallah berkah bismillah bisa
Typology: Lecture notes
1 / 11
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Putusan Pengadilan
Di dalam Pasal 183 KUHAP menyebutkan, Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila terdapat dengan sekurang-kurangnya 2 alat bukti yang sah, sehingga ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tinda pidana benar-benar terjadi dan terkdawa telah melakukannya.
Pasal 36 ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara pidana dilakukan oleh jaksa.Sesuai dengan ketentuan pasal tersebut,dapat dikatakan bahwa pejabat yang diberi wewenang melaksanakan putusan pengadilan adalah jaksa. Dengan demikian, pundak jaksalah yang dibebani dengan tanggung jawab pelaksanaan putusan pengadilan.
Ada dua pelaksanaan pengadilan terhadap pidana, yaitu hukuman mati dan hukuman penjara/ kurungan Pelaksanaan pidana mati dilakukan dengan menembakmatiterdakwa, dilaksanakan oleh satu regu penembak dengan menggunakan senjata organik. Regu ini terdiriatas 12 tamtama yang dipimpin olehseorang perwira.Mengenai pelaksanaan pidana mati, sebenarnya sudah diatur dalam Pasal 11 KUHP. Kejaksaan negeri mengeluarkan surat perintah pelaksanaan putusan pengadilan. Dengandikeluarkannya surat perintah tersebut maka jaksa segera menjalankan tugasnya untuk melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan.Kemudian, apabila seorang terdakwadipidana penjara atau kurungan yang jumlahnya lebih dari satu putusan,makapidana itu dijalankan berturut- turut dimulai dengan pidana yang dijatuhkan lebih dahulu.
Adalah upaya hukum yang dilakukan oleh terdakwa/penasihat hukumnya atau penuntut umum pada tingkat banding atau tingkat kasasi untuk mengadili dan memutus sendiri suatu perkara yang sudah diputus oleh pengadilan tingkat pertama (untuk banding) atau putusan tingkat pengadilan tinggi (untuk kasasi) Upaya hukum biasa ini terdiri dari atas tiga upaya:
Adalah upaya yang dilakukan oleh terdakwa atau ahli warisnya, terhadap suatu putusan yang sudah memperoleh kekuatan hukum tetap atau kekuatan mengikat untuk dilakukan Peninjauan Kembali (PK) oleh Mahkamah Agung. Upaya hukum luar biasa ini terbagi atas dua macam: