
Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
dalam tulisan ini menjelaskan secara singkat bagaimana peran pancasila dalam melawan korupsi
Typology: Schemes and Mind Maps
1 / 1
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Seperti yang kita ketahui bahwa negara Indonesia memiliki dasar negara yang kita kenal dengan sebutan Pancasila. Pancasila mengandung sila-sila yang mengatur kehidupan negara dan masyarakat sesuai dengan norma-norma yang ada. Sila-sila ini dirancang oleh para pejuang kemerdekaan demi membangun negara yang aman dan sejahtera serta menjaga ketertiban bangsa. Apa jadinya jika sila-sila ini dilanggar dalam kehidupan bernegara ?, tentu saja akan mengakibatkan dampak negative bagi masyarakat bahkan seluruh rakyat Indonesia. Salah satu bentuk pelanggaran terhadap Pancasila adalah korupsi. Bukan lagi sebuah rahasia bahwa Indonesia masih memiliki banyak ‘pr’ dalam menghadapi kasus ini. Korupsi banyak merajalela dalam instansi dan Lembaga negara, mereka inilah yang kita sebut sebagai pemerintah, kelompok yang seharusnya menjadi pihak pertama yang merealisasikan Pancasila sebagai contoh kepada masyarakat. Betapa ironisnya keadaan ini dimana orang- orang yang diberikan kepercayaan oleh rakyat untuk mengatur hukum negara serta mengelola harta negara untuk kesejahteraan rakyat malah menjadi salah satu factor yang membuat rakyat menderita. Padahal orang-orang inilah yang dulunya menjanjikan kesejahteran rakyat, menjanjikan pembangunan manufactur negara, dan menjanjikan segala hal yang terdengar manis ditelinga rakyat yang membuat rakyat memberikan kepercayaan mereka. Setelah rakyat memberikan kepercayaan kepada mereka apa yang didapatkan rakyat malah sebuah pengkhianatan, manufaktur yang dibangun tidak sesuai ekspetasi, jembatan yang seharusnya dapat bertahan hingga 20 sampai 30 tahun kedepan dengan beban ber ton ton malah roboh di tahun ke-5 setelah dibangun, bukan karena kurangnya dana namun demi mengenyangkan perut para ‘tikus negara’ yang rakus. Banyak kasus seperti ini yang mengakibatkan masyarakat sulit untuk bepergian karena jalur kendaraan yang tidak memadai bahkan anak sekolahpun harus rela terjun ke sungai untuk sampai ke sekolah. Kasus seperti ini pernah terjadi di aceh dengan terdakwa tiga orang yaitu Teuku Raja Alkausar selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA). Serta terdakwa Ahmad Zakiani Hasan dan terdakwa Murtadha selaku konsultan pengawas pembangunan jembatan yang dalam kasus mereka, kasus ini menyebabkan negara mengalami kerugian sebesar 950,6 juta. Jika seperti ini sebenarnya apa yang salah? Mengapa fenomena ini terus terjadi di negara kita ?Apakah dasar negara kita keliru? Ataukah aturan-aturan didalamnya masih kurang?. Jawabannya adalah kurangnya kesadaran untuk mengamalkan Pancasila. Jika kita perhatikan oknum-oknum yang menjadi pelaku tindak korupsi adalah orang-orang yang paham betul apa itu Pancasila, apa itu makna sila pertama kedua ketiga dan seterusnya, lalu jika mereka paham kenapa masih ada koruptor? Karena orang-orang yang paham itu tidak mengamalkannya dan mengabaikan nilai-nilai itu jika mereka mengamalkan Pancasila maka tidak akan ada yang namanya korupsi mereka akan memikirkan sila pertama Pancasila “ketuhanan yang maha Esa” mereka ingat akan adanya tuhan yang memiliki hukum untuk manusia dan selalu mengawasi manusia sehingga mereka takut untuk melakukan korupsi, mereka juga akan mengingat sila kedua “kemanusiaan yang adil dan beradap” mereka akan mengingat bahwa harus bertindak adil dalam menjalankan pemrintahan dan menjalankan norma-norma yang ada, mereka juga akan mengingat sila ketiga “persatuan Indonesia” persatuan Indonesia bukan hanya berbicara tentang persatuan antar suku bangsa namun juga persatuan antar pemerintahan dan rakyat, orang-orang itu akan mengingat bahwa Ketika mereka melakukan korupsi dan terungkap maka kepercayaan rakyat kepada mereka akan hilang dan mengakibatkan perpecahan antara rakyat dan pemerintahan, yang membuat sila ke tiga tidak terealisasikan.