

Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
tugas essay tentang berubahnya pph pasal 21
Typology: Study Guides, Projects, Research
1 / 3
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
BERUBAHNYA TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPh) ORANG PRIBADI, MENGUNTUNGKAN RAKYAT ATAU MALAH MERUGIKAN NEGARA? UU Nomor 7 Tahun 20 21 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan telah disepakati pada 7 Oktober kemarin. Dalam UU ini memuat beberapa pembaharuan akan peraturan perpajakan yang telah ada sebelumnya. Hal ini juga menjadi salah satu reformasi perpajakan yang ada di Indonesia guna memperbaiki sistem perpajakan yang ada. Seperti apa yang telah tertulis pada UU ini yang menyatakan disepakatinya Undang-undang ini dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan mendukung percepatan pemulihan perekonomian, mengoptimalkan penerimaan negara guna membiayai pembangunan nasional secara mandiri, mewujudkan sistem perpajakan yang lebih berkeadilan dan berkepastian hukum, melaksanakan reformasi administrasi kebijakan perpajakan yang konsolidatif dan memperluas basis perpajakan, juga guna meningkatkan kapatuhan sukarela Wajib Pajak. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah terhadap UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Di mana Perubahan akan Undang- undang ini diatur dalam Bab III Pajak Penghasilan UU HPP, dan diuraikan dalam Pasal 3 UU HPP. Perubahan ini salah satunya merubah lapisan tarif PPh Orang Pribadi ditambah dari empat lapis menjadi lima lapis, dan untuk batas atas lapisan diubah dari 50 juta menjadi 60 juta. Lalu dengan adanya perubahan ini tentunya akan membuat perubahan jumlah terhadap masyarakat yang terkena tarif pajak 5% untuk PPh. Di mana yang awalnya Orang Pribadi dengan penghasilan sampai 50 juta terkena pajak PPh sebesar 5%, kini Orang Pribadi yang terkena pajak PPh 5% adalah Orang Pribadi dengan Penghasilan sampai 6 0 juta. Tentunya
dengan ini jumlah Orang Pribadi yang terkena pajak 5% akan bertambah dan menyebabkan pemasukan dari pajak penghasilan menurun. Melihat kondisi Indonesia kini yang sedang menurun akibat adanya pandemi. Hal ini tentunya menguntungkan bagi sebagian masyarakat karena perekonomian sedang menurun selain itu kebutuhan juga semakin meningkat. Seperti kebutuhan akan masker, handsanitizer, dan barang- barang guna menjaga kesehatan lainnya. Selain itu melemahnya perekonomian masyarakat kita juga dapat dilihat dari melemahnya daya beli masyarakat secara luas. Selain itu dengan adanya perubahan ini dapat memberikan manfaat bagi dengan penghasilan rendah dan menengah untuk membayar pajak lebih sedikit. Selain menaikkan batas atas lapisan pertama, perubahan ini juga menambah satu lapisan. Yaitu untuk Orang Pribadi dengan Penghasilan diatas 5 miliar pertahun dikenai tarif pajak 35%. Hal ini dilakukan untuk memperadil lagi perpajakan di mana orang yang lebih mampu membayar pajak lebih besar. Jika dilihat tentunya hal ini dapat dibilang jumlah yang sangat besar, namun nyatanya hal ini tidaklah begitu berpengaruh karena di Indonesia orang dengan penghasilan sejumlah tersebut masih sedikit. Dan bagaimana dengan negara? Seperti yang telah diketahui bahwa sebagian besar pemasukan negara kita kini berasal dari pajak. Lalu apakah perubahan lapisan tarif pajak ini akan berdampak terhadap pamasukan negara? Tentunya hal ini telah dipikirkan terlebih dahulu oleh Menteri Keuangan kita, Ibu Sri Mulyani. Adanya perubahan atas Peraturan Perpajakan terlebih dahulu telah dipikirkan dengan baik. Karena selain perubahan akan lapisan tarif PPh, pada UU Nomor 7 ini juga mengatur tentang perubahan akan Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Atas Barang Mewah, Cukai, dan sebagainya. Yang nantinya dilakukan untuk