






Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Latihan Soal mengenai Ekonomi dan Bisnis Internasional
Typology: Exercises
1 / 11
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Nama : Natasya Octavia Indrawan Rabu, 8 April 2020 NPM : 1118217029 Matakuliah: Kewirausahaan dan Praktek Bisnis Fakultas Ekonomi Bisnis ā S1 Regsus Jurusan Manajemen Dosen : Ibu Setiarini S.E., M.Si. TUGAS KULIAH DARING / ONLINE ā RPS 5
sebagi contoh, adalah Perjanjian āProtocolā, yang kerangka sanksinya untuk kegagalan melaksanakan kontrak jual beli atau memerlukan jual beli untuk mendahuli penjualan.(Jones,1984) Jual beli barang-barang adalah bukan hasil dari produksi dari penjualan asli, dan kerapkali mereka tidak berhubungan garis produksi ekspor yang asli. Kewajiban perdagangan antar negara dapat berkembang definisinya memasuki setiap dan semua produksi manufaktur lokal, dengan sempit mendefinisikan termasuk hanya produk spesifik yang pasti. Ia hampir menunjuk kepada industri manufaktur barang-barang mereka, atau persentase dari kandungan lokal. Biasanya, nilai dari jual beli adalah kurang dari pada nilai penjualan asli. Ia mungkin untuk suatu perusahan mengatur untuk manufaktur jual beli barang-barang kepada spesifikasi miliknya sendiri, di dalam rangka membuat mereka mengatur lebih mudah. Kadang-kadang pemasok asing mempunyai hak untuk mengalihkan kredit perdagangan antar negara (jumlah suatu persentase dari impornya) ke perusahaan yang lain yang ingin mengimpor dari rekanan perdagangan antar negaranya. Kredit perdagangan antar negara ini yang akan membebaskan eksportir dari kewajiban perdagangan antar negara. Sebuah variasi baru di dalam bisnis jual beli untuk membeli jasa lokal sebagai bagian dari komitmen perdagangan antar negara. Biasanya, jasa harus digunakan di dalam rumah oleh perusahan yang komit atau subdiarinya, dan tidak dialihkan kepada pihak ketiga. c. Kompensasi. Kompensasi, juga disebut dengan beli kembali (buy-buck), melibatkan penjualan pabrik, teknologi atau peralatan dengan suatu komitmen kontrak atas sebagian penjual membeli kembali barang-barang yang dihasilkan oleh, atau di dapatkan dari, peralatan penjualan asli. Sebab transaksi-transaksi ini melibatkan menyusun fasilitas produksi, nilai meraka dapat menjadi 100 juta dollar. Panjangnya transaski beli kembali adalah lebih lama dari pada bahwa sebagian perdagangan antar negara sepakat atau ādealā, sebab besarnya proyek-proyek, dan sebab perlunya waktu untuk melengkapi proyek sebelumnya mereka dapat memproduksi barang-barang untuk dikirimkan. Kesepakatan sewa beli kembali adalah variasi dari beli kembali, dimana eksportir menyewa dari pada menjual pabrik, peralatan atau teknologi.
e. Menutup Kerugian (Offset). Menutup kerugian adalah jenis dari teknik perdagangan antar negara yang dipraktekan oleh Pemerintah, sebab ia melibatkan proyek besar disektor sipil dan militer, pesawat komersial dan telekomunikasi seringkali menggunakan perdagangan menututup kerugian (āoffsetā). Negara-negara pengimpor mengggunakan teknis ini di dalam rangka mengeksploitasi investasi mereka sampai mereka mendapatkan keuntungan maksimum, seperti mengunakan perjanjian produksi; mereka dapat keuntungan dari pengalihan keahlian yang tinggi dan teknologi melalui latihan dan menggunakan teknisi dan personil lain. Menutup kerugian dapat dibagi 2 (dua) subkategori ā menutup kerugian langsung dan menutup kerugian tidak langsung.Menutup kerugian langsung melibatkan pengaturan koordinasi produksi, jadi mereka dapat menggunakan sebagai alat untuk alih teknologi, di dalam rangka mengembangkan industri mereka, memperbaiki domestik mereka, mengimplementasikan dan juga keseimbangan pembayaran keuangan. Menutup kerugian tidak langsung tampil ketika negara pengekspor setuju membeli produk-produk yang tidak terakit dari negara-negara pengimpor. Ia kerap kali terjadi ketika industri negara-negara importir tidak merpersiapkan dengan baik sebab struktur industri mereka masih dalam kondisi awal. Meskipun demikian, negara- negara maju juga kadang-kadang mempraktekan menutup kerugian secara tidak langsung, untuk contohnya, ketika perusahaan āDenishā memenangkan suatu kontrak untuk membangun suatu ferry penumpang dan barang untuk Selandia baru pada tahun 1982. Ia melaksanakan untuk menerima komitmen dari kantor āDenishā untuk mengimpor barang-barang Selandia Baru untuk diatas periode 10 tahun.(Michael Rowe,1989) Di dalam operasi mereka, beberapa menutup kerugian menyerupai pengaturan kontrak jual beli. Meskipun demikian, normalnya sebagai perjanjian yang mengikat secara hukum, dimana banyak menutup kerugian jumlahnya lebih sedikit daripada pengertian pemasok negara-negara maju melaksanakan untuk memperkerjakan upaya yang terbaiknya untuk melaksanakan pembelian yang terkait.
b. Mata uang yang mengalami apresiasi adalah Yen (Jepang) dan yang mengalami depresiasi adalah Dollar (Amerika).
opener. Bila importir sudah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor, maka bank melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir dan melaksanakan pembukaan L/C atas nama importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai opening/issuing bank. Pembukaan L/C ini dilakukan melalui salah satu koresponden bank di luar negeri. Koresponden bank yang bertindak sebagai perantara kedua ini disebut sebagai advising bank atau notifiying bank. Advising bank memberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima L/C disebut beneficiary. Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya Eksportir akan mendapatkan bill of lading. Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan pembayaran. Paying bank kemudian menyerahkan sejumlah uang setelah mereka mendapatkan bill of lading tersebut dari eksportir. Bill of lading tersebut kemudian diberikan kepada Importir. Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan dengan barang yang dikirimkan oleh eksportir.
b. Andaikata kedua belah pihak setuju melaksanakan transaksi tersebut secara langsung, tanpa menggunkan sistem L/C, apa kesulitannya dan apa akibat buruknya yang mungkin bias terjadi? Jika kedua belah pihak setuju melaksanakan transaksi secara langsung tanpa menggunakan LC adalah : a. Memungkinkan untuk tidak terjadi pembayaran setelah barang sampai oleh buyer, atau tidak dilunasi oleh buyer b. Barang mungkin tidak dikirimkan oleh seller / exportir c. Barang yang dikirim bisa melebihi yang sudah disepakati dengan jumlah tagihan yang lebih. d. Bisa saja terjadi ketidak sesuaian identitas / spesifikasi antara barang yang disepakati dan barang yang dikirim dan dokumen-dokumen yang dikirimkan. e. Bisa saja terjadi ketidak sesuaian alamat pengiriman dan penerimanya. f. Bisa terjadi ketidaksesuaian harga yang disepakati dengan harga yang ditagih. g. Bisa terjadi perubahan moda pengiriman dan jalur pengiriman.
h. Tidak ada jaminan jika barang rusak di perjalanan. i. Tidak ada info yang jelas mengenai tata cara pembayaran.
istilah portfolio digunakan untuk menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan jasa atau merk yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu perusahaan. Tujuan melakukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko bagi pihak yang memegang portofolio. Pengurangan risiko itu dilakukan dengan diversifikasi risiko. Portofolio secara sederhana bisa disebut kumpulan aset investasi, bisa berupa properti, deposito, saham, emas, obligasi, atau instrumen lainnya. Portofolio saham adalah kumpulan aset investasi berupa saham, baik yang dimiliki perorangan atau perusahaan. Dalam portofolio, seorang investor memiliki kesempatan untuk melakukan diversifikasi (pemilihan banyak sekuritas) pada berbagai kesempatan investasi. Diversifikasi itu sendiri dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pembentukan portofolio menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Selain itu diharapkan akan terbentuk suatu portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak yang ada pada portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah potofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan dengan return maupun terhadap risiko yang dapat ditanggungnya. d. Debt Service Ratio Rasio Hutang atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Debt Ratio adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan mengandalkan hutang untuk membiayai asetnya. Rasio Hutang ini dapat menunjukan proporsi hutang perusahaan terhadap total aset yang dimilikinya. Para Investor dapat menggunakan Rasio Hutang atau Debt Ratio ini untuk mengetahui berapa banyak hutang yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan asetnya. Kreditur juga dapat mengukur seberapa tinggi risiko yang diberikan kepada suatu perusahaan. Semakin tinggi rasionya, semakin besar pula risiko yang terkait dengan operasional perusahaan. Sedangkan rasio utang yang rendah mengindikasikan pembiayaan konservatif dengan kesempatan untuk
meminjam di masa depan tanpa risiko yang signifikan. Rendahnya Rasio Hutang juga memiliki arti hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dari Hutang. Rasio Hutang (Debt Ratio) hampir sama dengan Rasio Hutang terhadap Ekuitas, hanya saja dihitung dalam cara yang berbeda. Rasio Hutang = Total Hutang / Total Aset Contoh: Total Aset = Rp 100.000. Total Hutang = Rp. 70.000. Maka: Rasio Hutang = Total Hutang / Total Aset Rasio Hutang = Rp. 70.000.000,- / Rp. 100.000.000,- Rasio Hutang = 0,7 kali Jadi Rasio Hutang atau Debt Ratio pada Perusahaan PT. XXZZ adalah sebesar 0,7 kali. e. Floating Exchange Rate Sistem Kurs Bebas atau Floating Exchange Rate adalah sistem yang nominal besarnya nilai kurs tukar bergantung pada mekanisme pasar tanpa adanya campur tangan pemerintah. Dalam Sistem Kurs Bebas ini, tinggi serta rendahnya kurs mata uang ditentukan oleh tingkat permintaan serta penawaran terhadap mata uang negara.