Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

EBT (energi baru dan terbarukan), Exercises of Energy Efficiency

renewable energy, potensi pembangki tenaga bayu di indonesia

Typology: Exercises

2018/2019

Uploaded on 11/01/2021

yusril-abdullah
yusril-abdullah 🇮🇩

5

(2)

1 document

1 / 6

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Tugas 2
KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK TURBIN ANGIN
Disusun Oleh :
Yusril Abdullah D041191109
Energi Baru dan Terbarukan
Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2021
pf3
pf4
pf5

Partial preview of the text

Download EBT (energi baru dan terbarukan) and more Exercises Energy Efficiency in PDF only on Docsity!

Tugas 2

KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK TURBIN ANGIN

Disusun Oleh :

Yusril Abdullah D

Energi Baru dan Terbarukan

Departemen Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

PENDAHULUAN

Turbin angin merupakan sebuah teknologi yang menawarkan sumber energi alternatif yang hemat biaya. Turbin angin ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan energi listrik dalam jumlah besar. Turbin angin ini tidak menimbulkan efek rumah kaca sehingga ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem pembangkit lannya.

Di indonesia memiliki potensi energi angin yang diidentifikasi sekitar 978 MW. Telah dilakukan beberapa penelitian serta pengukuran adanya potensi energi angin yang dilakukan oleh lembaga pemerintah seperti LAPAN dan BMKG. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kecepatan angin rata-rata 3 m/s hingga 7 m/s.

Potensi angin yang terbesar terdapat di wilayah Jeneponto dan Sidrap, yatu wilayah yang berada di Sulawesi Selatan. Saat ini, pada kedua wilayah tersebut sudah terdapat pembangkit listrik tenaga angin. Di Jeneponto memiliki kapasitas 72 MW sedangkan di Sidrap memiliki kapasitas 75 MW. Selain dari wilayah tersebut tentunya masih banyak potensi sumber energi angin yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk melihat adanya potensi energi angin tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor. Adapun yang faktor yang mempengaruhi kecepatan angin tersebut adalah roughness length (Tingkat kekasaran suatu permukaan), stratifikasi thermas, serta Faktor topography. Ketiga faktor tersebut dapat dijadikan suatu landasan untuk merancang suatu project wind power.

Beberapa lokasi strategis yang memiliki potensi tinggi untuk membuat suatu project wind power dengan melihat faktor roughness length (Tingkat kekasaran suatu permukaan), stratifikasi thermas, serta Faktor topography, sebagai berikut :

1. Saree Aceh, Kec. Lembah Seulawah, Aceh Besar Salah satu tempat yang strategis untuk wind energy project adalah di daerah Saree, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar terletak pada koordinat 05˚26’133,47”U dan 95˚42’55,61”T, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD. Daerah Saree merupakan daerah lembah sehingga memiliki Roughness Length yang rendah. Pada pengukuran potensi angin dengan ketinggian 10 m diatas permukaan tanah oleh BMKG SMKP, maka didapatkan kecepatan angin rata-rata 4.53 m/s pada tahun 2016. Pada tahun tersebut, kecepatan angin tertinggi adalah 5.8 m/s an kecepatan angin terendah adalah 3.8 m/s. Pada tahun 2017, kecepatan rata- rata angin yang didapatkan adalah 4.00 m/s. Sedangkan pada tahun 2018, kecepatan rata-rata angin adalah 4.71 m/s.

Untuk memperkiraan potensi daya kincir, maka dilakukan perkalian antara daya angin dengan efisiensi kincir angin. Berdasarkan persamaan, maka didapatkan daya 315,244 Watt/m^2 pada kecepatan angin 4.53 m/s. Pada kecepatan angin 4.00 m/s, maka daya yang dihasilkan adalah 217.036 Watt/m^2. Sedangkan untuk kecepatan angin 4.71 m/s maka daya yang dihasilkan 354,336 Watt/m^2. Berdasarkan data tersebut, daya yang dihasilkan dianggap mampu untuk mencukupi listrik masyarakat.

2. Pulau Sumba, NTT Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. NTT menjadi salah satu tujuan wisata yang sedang berkembang pesat dengan peminat yang banyak. Hal ini tentunya didukung dengan luas wilayah yang mencapai 47.931,54 km2 , 1.192 pulau, serta 5.120.061 penduduk. Nusa Tenggara Timur adalah salah satu tempat yang memiliki potensi energi angin terbesar di Indonesia. Data yang diperoleh dari Wind Atlas menunjukkan bahwa Pulau Sumba di NTT memiliki potensi energi angin terbesar jika dibandingkan dengan pulau yang lain. Kecepatan rata-rata angin di pulau tersebut telah mencapai 5,5 m/s, hal tersebut sangat memungkinkan jika dibangun sebuah pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Terdapat empat wilayah yang menjadi perbandingan untuk lokasi yang paling cocok didirikan sebuah turbin angin. Keempat wilayah tersebut yaitu : Distrik Napu, Distrik Mondu, DIstrik Lameta, Distrik Tawui, dan Distrik Manoekangga. Adapun lokasi yang paling sesuai untuk dipilih sebagai lokasi perancangan PLTB yaitu Distrik Mondu. Lokasi mondu ini memiliki luas wilayah 108 km^2 dan jarak dari pelabuhan adalah 19,9 km sehingga dilihat dari karakeristik wilayah untuk turbin angin sangat sesuai untuk dilakukan pembangunan.

Gambar 2.1 Kecepatan Rata-Rata angin di Distrik Mondu Tiap Bulan Pada data diatas, dapat dilihat bahwa kecepatan rata-rata angin tiap bulannya di Distrik Mondu konsisten yaitu pada kecepatan 4m/s. Selan itu, berdasarkan data dari PLN, kebutuhan listrik pada Pulau Sumba sekitar 10 MW yang berasal dari kebutuhan rumah tangga. Sektor industri dan bisnis belum berkembang di wilayah tersebut sehingga kebutuhan daya listrik sebesar 10 MW dapat dipenuhi oleh adanya PLTB yang menggunakan konsep ladang angin.