Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

DEVELOPMENT CONCEPT OF KARANGASEM DISTRICT, BALI, Essays (university) of Tourism Economics and management

Karangasem Regency as one an autonomous region and has the authority to organize governance and development certainly require special attention to overcome inequalities or gaps and improve conditions its economy. One of the policies that can be pursued by local government namely by developing the region.

Typology: Essays (university)

2020/2021

Available from 02/19/2023

salsabilla-zahra
salsabilla-zahra 🇮🇩

5 documents

1 / 45

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
KONSEP PENGEMBANGAN KABUPATEN KARANGASEM BALI
1.1
Latar Belakang
Perkembangan kota yang pesat secara tidak langsung dapat menyebabkan
terjadinya kesenjangan pembangunan antar-daerah. Hal ini disebabkan ada
kecenderungan daerah yang mengalami pertumbuhan pesat biasanya memiliki
sarana prasarana yang lebih lengkap, seperti prasarana perhubungan, jaringan
listrik, jaringan telekomunikasi, perbankan, asuransi, dan tenaga kerja terampil.
Kelengkapan fasilitas ini dapat terjadi sebagai hasil investasi swasta pada suatu
kota atau merupakan hasil kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah tersebut
berupa penetapan kota-kota tertentu menjadi suatu pusat pertumbuhan (growth
center). Pusat pertumbuhan merupakan salah satu peran penting suatu kota.
Beberapa peran kota, seperti pusat pengembangan ekonomi dan pusat
pelayanan jasa wilayah secara langsung dan tidak langsung terkait dengan peran
kota sebagai pusat pertumbuhan wilayah.
Secara garis besar, ada tiga konsep pokok pembangunan wilayah
berdasarkan penataan ruang, yaitu pusat pertumbuhan (growth pole), integrasi
fungsional (functional integration), dan pendekatan desentralisasi (Alkadri, et al
2001). Konsep pertama adalah pusat pertumbuhan. Konsep ini menekankan
perlunya investasi terpusat di pusat-pusat pertumbuhan wilayah/perkotaan yang
sudah memiliki infrastruktur yang baik. Konsep kedua adalah integrasi
fungsional. Karena adanya fungsi-fungsi yang saling melengkapi, konsep ini
merupakan pendekatan alternatif, dengan mengutamakan integrasi yang
diusulkan antara pusat-pusat pertumbuhan yang berbeda. Selain itu, konsep ini
menempatkan kota atau wilayah dalam struktur hierarkis sebagai pusat layanan
relatif terhadap kota atau wilayah lain. Konsep ini banyak dianut oleh para
perencana kota di Indonesia, meskipun integrasinya tidak didasarkan pada
potensi produksi, tetapi semata-mata karena fungsi pemerintah.
Kabupaten Karangasem merupakan salah satu dari sembilan
kabupaten/kota di Provinsi Bali yang secara geografis terletak di ujung paling
timur Pulau Bali dengan ibukotanya Amlapura. Berdasarkan Portal Resmi
Pemerintah Kabupaten Karangasem, destinasi wisata Kabupaten Karangasem
terbagi kedalam beberapa sub yaitu wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner,
wisata religi dan wisata sejarah. Pada tahun 2019 Kabupaten Karangasem
memiliki pertumbuhan ekonomi paling rendah yaitu 6.00 persen dibandingkan
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e
pf1f
pf20
pf21
pf22
pf23
pf24
pf25
pf26
pf27
pf28
pf29
pf2a
pf2b
pf2c
pf2d

Partial preview of the text

Download DEVELOPMENT CONCEPT OF KARANGASEM DISTRICT, BALI and more Essays (university) Tourism Economics and management in PDF only on Docsity!

KONSEP PENGEMBANGAN KABUPATEN KARANGASEM BALI

1.1 Latar Belakang Perkembangan kota yang pesat secara tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan pembangunan antar-daerah. Hal ini disebabkan ada kecenderungan daerah yang mengalami pertumbuhan pesat biasanya memiliki sarana prasarana yang lebih lengkap, seperti prasarana perhubungan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, perbankan, asuransi, dan tenaga kerja terampil. Kelengkapan fasilitas ini dapat terjadi sebagai hasil investasi swasta pada suatu kota atau merupakan hasil kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah tersebut berupa penetapan kota-kota tertentu menjadi suatu pusat pertumbuhan (growth center). Pusat pertumbuhan merupakan salah satu peran penting suatu kota. Beberapa peran kota, seperti pusat pengembangan ekonomi dan pusat pelayanan jasa wilayah secara langsung dan tidak langsung terkait dengan peran kota sebagai pusat pertumbuhan wilayah. Secara garis besar, ada tiga konsep pokok pembangunan wilayah berdasarkan penataan ruang, yaitu pusat pertumbuhan (growth pole), integrasi fungsional (functional integration), dan pendekatan desentralisasi (Alkadri, et al 2001). Konsep pertama adalah pusat pertumbuhan. Konsep ini menekankan perlunya investasi terpusat di pusat-pusat pertumbuhan wilayah/perkotaan yang sudah memiliki infrastruktur yang baik. Konsep kedua adalah integrasi fungsional. Karena adanya fungsi-fungsi yang saling melengkapi, konsep ini merupakan pendekatan alternatif, dengan mengutamakan integrasi yang diusulkan antara pusat-pusat pertumbuhan yang berbeda. Selain itu, konsep ini menempatkan kota atau wilayah dalam struktur hierarkis sebagai pusat layanan relatif terhadap kota atau wilayah lain. Konsep ini banyak dianut oleh para perencana kota di Indonesia, meskipun integrasinya tidak didasarkan pada potensi produksi, tetapi semata-mata karena fungsi pemerintah. Kabupaten Karangasem merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali yang secara geografis terletak di ujung paling timur Pulau Bali dengan ibukotanya Amlapura. Berdasarkan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Karangasem, destinasi wisata Kabupaten Karangasem terbagi kedalam beberapa sub yaitu wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, wisata religi dan wisata sejarah. Pada tahun 2019 Kabupaten Karangasem memiliki pertumbuhan ekonomi paling rendah yaitu 6.00 persen dibandingkan

dengan kabupaten lain di Provinsi Bali. Kabupaten Karangasem sebagai salah satu daerah otonom dan memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan tentunya memerlukan perhatian yang khusus untuk mengatasi ketimpangan atau kesenjangan dan memperbaiki kondisi perekonomiannya. Salah satu kebijakan yang dapat ditempuh pemerintah daerah yaitu dengan melakukan pengembangan wilayah. 1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, megidentifikasi atau menganalisis, mengkaji dan merumuskan konsep Pengembangan Wilayah di Kabupaten Karangasem dengan melihat berbagai sumber data baik secara kuantitatif maupun kualitatif serta mengetahui bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan Wilayah di Kabupaten Karangasem. 1.3 Ruang Lingkup 1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Kabupaten Karangasem yang terletak di ujung Timur Pulau Bali dan merupakan salah satu dari 9 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bali. Secara geografis Kabupaten Karangasem berada pada posisi 80 00’ 00’’ – 80 41’ 37,8’’ Lintang Selatan dan 1150 35’ 9,8’’ – 1150 54’ 8,9’’ Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Karangasem Secara administratif terdiri dari dari 8 kecamatan, dengan 78 desa/kelurahan (75 desa definitif, 3 kelurahan), 532 banjar dinas, 52 lingkungan dengan luas 839,54 km² atau atau 14,90 % dari luas Provinsi Bali (5.632,86 Km²). Batas administratif wilayah Wonosobo adalah :

  • Sebelah utara berbatasan dengan Laut Bali
  • Sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
  • Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Klukung, Bangli dan Buleleng. 1.3.2 Ruang Lingkup Materi Menurut RKPD tahun 2020 proses perencanaan pembangunan memiliki kebijakan pengembangan dengan mengedepankan skala prioritas pembangunan
    1. 2 Analisis Konektivitas antar kota, antara kota – desa, dan antar pusat pertumbuhan BAB 4 KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH 4.1 Tujuan, Kebijakan, Dan Strategi Pengembangan Wilayah (gunakan metode SWOT untuk merumuskan strategi) 4.2 Konsep Pengembangan Wilayah Kabupaten Berupa Sketsa Spasial (struktur dan pola ruang). Jelaskan skenario dan asumsinya dan berikan juga penjelasan mengenai konsep pengembangan wilayahnya. 4.3 Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten

BAB 2

GAMBARAN UMUM

2.1 Profil Fisik Dasar dan Lingkungan 2.1.1 Pembagian Administrasi Kabupaten Karangasem yang terletak di ujung Timur Pulau Bali dan merupakan salah satu dari 9 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bali. Secara geografis Kabupaten Karangasem berada pada posisi 80 00’ 00’’ – 80 41’ 37,8’’ Lintang Selatan dan 1150 35’ 9,8’’ – 1150 54’ 8,9’’ Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Karangasem Secara administratif terdiri dari dari 8 kecamatan, dengan 78 desa/kelurahan (75 desa definitif, 3 kelurahan), 532 banjar dinas, 52 lingkungan dengan luas 839,54 km² atau atau 14,90 % dari luas Provinsi Bali (5.632,86 Km² ), dengan pembagian seperti tabel berikut : Tabel 1. Pembagian Wilayah Kabupaten Karangasem Kecamatan Luas Wilayah Persentase District Area Percentage Km^2 Hektar Hectare

  1. Rendang 109,7 10.970 13,
  2. Sidemen 35,15 3.515 4,
  3. Manggis 69,83 6.983 8,
  4. Karangasem 94,23 9.423 11,
  5. Abang 134,05 13.405 15,
  6. Bebandem 81,51 8.151 9,
  7. Selat 80,35 8.035 9,
  8. Kubu 234,72 23.472 27, Karangasem 839,54 83.954 100, Sumber: BPS Kabupaten Karangasem 2020 Batas administratif wilayah Karangasem adalah :
  • Sebelah utara berbatasan dengan Laut Bali
  • Sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
  • Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Klukung, Bangli dan Buleleng.

dan sebagian besar dari Satgas Randal Kab. Karangasem IV-54 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 wilayah Karangasem memiliki ketinggian antara 100 - 500 m dpl dan 500 - 1000 m dpl. Ini berarti bahwa sebagian wilayahnya merupakan perbukitan sampai pegunungan. Daerah datarannya hanya meliputi 13,4% dari luas wilayah yakni hanya tersebar di daerah pantai yang merupakan lokasi wilayah perencanaan. Apabila diperhatikan maka ada beberapa kecamatan yang memiliki ketinggian > 100 meter yaitu Kecamatan Rendang, Bebandem dan Selat sedangkan Kecamatan Sidemen ketinggiannya > 60 meter. Dengan kondisi seperti ini dapat diperoleh gambaran bahwa keempat kecamatan tersebut tidak memiliki wilayah pesisir atau termasuk daerah pedalaman.

1. Sehubungan dengan adanya pemanfaatan sudut lereng secara optimum

untuk berbagai keperluan maka tingkat kelerengan lahan di Kabupaten Karangasem dapat diklasifikasikan dengan lebih detail per masing- masing kecamatan sebagai berikut : Kemiringan lereng 0 – 8%, merupakan daerah datar (flat to almost flat), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 23.090,00 Ha atau 27,5% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.011,00 Ha atau 21,7% dari luas daerah dengan kemiringan 0 – 8%.

2. Kemiringan lereng 8 – 15%, merupakan daerah agak landai (gentle

sloping), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan kecuali Kecamatan Sidemen dengan luas daerah 12,860 Ha atau 15,3% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.826 Ha atau 45,3% dari luas daerah dengan kemiringan 8 – 15%.

3. Kemiringan lereng 15 - 25%, merupakan daerah agak curam

(moderately steep), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 16.682,00 Ha atau 19,9% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Satgas Randal Kab. Karangasem IV- 57 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 Kecamatan Rendang yaitu seluas 5.634 Ha atau 33,8% dari luas daerah dengan kemiringan 15 - 25%.

4. Kemiringan lereng 25 - 40%, merupakan daerah curam (moderately

steep), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas

daerah 14.794 Ha atau 17,6% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Abang yaitu seluas 3.495 Ha atau 23, 6% dari luas daerah dengan kemiringan 25 - 40%.

5. Kemiringan diatas >40%, merupakan daerah sangat curam semua

kecamatan dengan luas daerah 16.258 Ha atau 19,7% total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 4.898 Ha atau 29,6% dari luas daerah dengan kemiringan > 40% Gambar 2. Peta Topografi Kabupaten Karangasem Sumber : Bappeda Kabupaten Karangasem

Litologinya berupa lava dan breksi Gunung Api Seraya. Lava berwarna abu-abu kehitaman. Breksi berwarna coklat. Formasi Miosin terdapat di perbukitan Kecamatan Manggis dan Selat. Litologinya berupa breksi dan lava merupakan formasi Ulakan. Lava berwarna abu-abu kehitaman dan breksi berwarna coklat kehitaman. Gambar 3. Peta Geologi Kabupaten Karangasem Sumber : Bappeda Kabupaten Karangasem

2.1.4 Geomorfologi Secara geomorfologi bentuk lahan pada Kabupaten Karangasem Bali mayoritas merupakan bentukan lahan yang berasal dari aktivitas vulkanik sebagaimana dapat dilihat pada peta. Wilayah yang ditandai dengan warna pink dan hijau merupakan wilayah dengan bentukan lahan hasil aktivitas vulkanik atau dapat dikatakan bahwa pada Kabupaten Karangasem ini hampir seluruh wilayah merupakan bentuk lahan hasil aktivitas vulkanik. Gambar 5. Peta Geomorfologi Kabupaten Karangasem Sumber : Bappeda Kabupaten Karangasem

2.1.5 Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Karangasem berupa jenis

mediteran, alluvial, latosol, dan regosol.

Jenis tanah mediteran merupakan bagian terkecil (147 ha atau

0,2%), sebarannya di bagian pesisir kecamatan Manggis seperti sebagian

wilayah Desa Antiga, wilayah Desa Ulakan, wilayah Desa Manggis,

wilayah Nyuh Tebel (Kecamatan Karangasem).

Jenis tanah alluvial tersebar di Kecamatan Sidemen, Manggis,

Karangasem, Bebandem dan Selat. Kemudian latosol (luas 36.325 ha

Gambar 6. Peta Jenis Tanah Kabupaten Karangasem Sumber : Bappeda Kabupaten Karangasem

2.1.6 Curah Hujan

Selama tahun 2020, curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada

bulan Januari hingga Maret dengan curah hujan tertinggi terjadi pada

bulan Januari mencapai 420,4 mm dengan hari hujan sebanyak 25 hari.

Sedangkan pada bulan September, berdasarkan pengamatan di Stasiun

Meteorologi Kahang-Kahang, cuaca berada pada kondisi yang paling

kering dibandingkan bulan-bulan lainnya. Di samping tidak pernah turun

hujan, kelembapan udara pada bulan ini merupakan yang terendah

dengan rata-rata penyinaran matahari yang cukup tinggi. Suhu yang

cukup tinggi mencapai 28°C juga semakin membuat cuaca di Karangasem

semakin panas.

Gambar 7. Peta Curah Hujan Kabupaten Karangasem Sumber : Bappeda Kabupaten Karangasem

Gambar 8. Peta Guna Lahan Kabupaten Karangasem Sumber : Bappeda Kabupaten Karangasem

2.2 Profil Demografi dan Sosial Budaya Penduduk memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Melalui berbagai aspek seperti besarnya jumlah penduduk, penyebaran geografis, kepadatan penduduk, komposisi dalam usia serta jenis kelamin, pendidikan dan kesehatan, serta tingkat pertumbuhannya, maka jelaslah bahwa penduduk dapat mempengaruhi pembangunan khususnya pertumbuhan ekonomi. Tabel 2. Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Distribusi Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk, Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Karang Asem, 2020 Kecamatan Subdistrict Penduduk Population Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun Annual Population Growth Rate (%) Persentase Penduduk Percentage of Total Population Kepadatan Penduduk per km Population Density per sq.km Rasio Jenis Kelamin Penduduk Population Sex Ratio (1) (2) (3) (4) (5) (6) Rendang 41 782 1,20 8,49 381 103, Sidemen 37 045 1,55 7,52 1 054 101, Manggis 54 608 2,10 11,09 783 101, Karangasem 100 036 1,87 20,32 1 062 102, Abang 80 345 2,71 16,32 600 103, Bebandem 54 941 1,92 11,16 675 102, Selat 44 284 1,46 8,99 552 100, Kubu 79 361 3,25 16,12 339 105, Karang Asem 492 402 2,12 100,00 587 102, Sumber: BPS Kabupaten Karangasem Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karangasem Tahun 2016- 2020

Kecamatan

Jumlah Penduduk (Ribu Jiwa)

Rendang 39,25 39,58 39,91 40,23 40,

Sidemen 32,82 32,98 33,13 33,29 33,

Manggis 45,43 45,56 45,75 45,93 46,

Karangasem 86,78 87,50 88,02 88,60 89,

Abang 62,35 62,56 62,79 62,91 63,

Bebandem 46,07 46,16 46,30 46,39 46,

Selat 39,38 39,51 39,68 39,86 40,

Kubu 58,72 58,95 59,22 59,39 59,

D. Pengadaan Listrik dan Gas 9588.32 11960.59 14399 15673.74 16881. E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 15680.34 17438.40 19234 20374.98 22085. F. Konstruksi 703134.84 785725.47 879830.70 1003686.81 1099394. G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 633913.43 699148.70 783382.20 871249.30 940617. H. Transportasi dan Pergudangan 2129918.59 2359469.99 2547870.10 2792634.54 3026246. I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1299462.65 1454530.98 1633116 1819784.01 2009978. J. Informasi dan Komunikasi 367860.14 408747.67 456715.40 502110.08 544074. K. Jasa Keuangan dan Asuransi 549684.92 606575.15 647050.70 685694.31 752889. L. Real Estate 503748.78 535155.68 580489.20 615901.75 658421. M, N. Jasa Perusahaan 87622.71^ 98551.96^ 111296.80^ 121021.57^ 129386. O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 927474.29 1015601.68 1148712.10 1254616.15 1309821. P. Jasa Pendidikan 278629.26^ 316297.25^ 353870.20^ 393603.01^ 440047. Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 218786.09 249924.80 291816.90 326500.38 357524. R,S, T, U. Jasa lainnya 247662.39^ 280821.10^320613 359384.32^ 403026. PDRB 12233229.08 13410890.81 14598384.60 15886255.44 17084380. Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2021 Tabel 6. Distribusi PDRB Kategori Industri Distribusi Pdrb Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Persen) 2016 2017 2018 2019 2020 A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 26.61 25.87 25.16 24.55 26. B. Pertambangan dan Penggalian 3.38 3.12 3 2.95 3. C. Industri Pengolahan 4.09 3.97 3.97 3.96 4.

D. Pengadaan Listrik dan Gas 0.09 0.10 0.10 0.10 0. E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.13 0.13 0.13 0.13 0. F. Konstruksi 5.86 6.03 6.32 6.44 6. G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5.21 5.37 5.48 5.51 5. H. Transportasi dan Pergudangan 17.59^ 17.45^ 17.58^ 17.71^ 17. I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10.85 11.19 11.46 11.77 8. J. Informasi dan Komunikasi 3.05 3.13 3.16 3.18 3. K. Jasa Keuangan dan Asuransi 4.52 4.43 4.32 4.41 4. L. Real Estate 3.99 3.98 3.88 3.85 4. M, N. Jasa Perusahaan 0.73 0.76 0.76 0.76 0. O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7.57 7.87 7.90 7.67 8. P. Jasa Pendidikan 2.36 2.42 2.48 2.58 2. Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.86 2 2.06 2.09 2. R,S, T, U. Jasa lainnya 2.09 2.20 2.26 2.36 2. Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2021 Dilihat dari urutan tingkat distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku didapatkan bahwa sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan berada pada tingkat distribusi yang paling tinggi dengan tingkat distribusi sebesar 26.44% pada tahun 2020, hal ini diakibatkan oleh tingginya luas lahan untuk pertanian serta hutan dan juga karena Kabupaten Karangasem ini berada di wilayah pesisir jadi hasil perikanan pun tinggi 2.3.2 Pertumbuhan Ekonomi Tabel 7. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kategori Industri PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Konstan 2016 2017 2018 2019 2020 A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

3 2503783.20^ 2591513.58^ 2671574.49^ 2729581. B. Pertambanga n dan Penggalian 337035.07 330140.60 323360.75 339983.91 341030. C. Industri Pengolahan 397366.66 406863.30 431025.01 454281.78 443398. D. Pengadaan Listrik dan Gas 8486.56 9105.80 9467.65 10045.78 9377.