





















Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
This document offers a foundational overview of domestic electrical installations, covering key aspects such as standardization, voltage classification, building categories, and external influences. it details international and national standardization bodies, explains voltage levels from power generation to consumption, categorizes buildings based on usage and tariff implications, and discusses external factors influencing electrical installations. The information is suitable for introductory study in electrical engineering or related fields.
Typology: Study notes
1 / 29
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Tujuan dilakukan standarisasi adalah untuk mencapai keseragaman dalam hal ukuran, bentuk dan mutu barang, dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang dihasilkan maka standarisasi menjadi suatu keharusan. Dalam standarisasi memungkinkan dilakukannya pengawasan dan penetapan terhadap jenis bahan dan barang dan juga spesifikasi teknik lainya sehingga mengurangi terjadinya kesalahan, dengan adanya standarisasi maka akan diperoleh kualitas yang lebih baik. Dalam bidang kelistrikan terdapat suatu lembaga internasional yang menangani hal tersebut yakni “International Electrotechnical Commission” atau IEC. Organisasi ini disamping mengatur masalah standarisasi juga menetapkan aturan – aturan yang di pergunakan dalam bidang kelistrikan. Organisasi ini juga menerbitkan publikasi-publikasi yang disebut standar atau norma yang akan menjadi acuan secara internasional dalam bidang kelistrikan. Dalam hal standarisasi tiap-tiap Negara juga memiliki lembaga stadarisasi nasional, dimanana lembaga masing-masing Negara tersebut berhak unutk menetapkan stndarisasi dan aturan yang berlaku di Negara tersebut. Perbedaan antara norma-norma nasional menghambat perdagangan barang / produk secara internasional, sehingga diharapkan lembaga standarisasi tiap-tiap Negara tetap mengacu pada standar IEC. Di
Indonesia saat ini sudah terbentu beberapa lembaga standarisai nasional, antara lain : SNI ( Standar Nasional Indonesia), SII (Standar Industri Indonesia), yang bergerak dibidang ketenagalistrikan adalah : LMK (Lembaga Masalah Ketenagalistrikan) dan SPLN (Standar Perusahaan Listrik Negara), Lembaga-lembaga ini akan melakukan pengetesan, pengujian dan penetapan terhadap produk barang atau jasa yang akan beredar dalam wilayah hukum republik Indonesia. Dibawah ini adalah lembaga standarisasi yang dimiliki oleh masing- masing negara beserta symbol yang biasa menyertai produk / barang yang telah melalui standarisasi :
masuk pada tahapan system Distribusi, system Distribusi Tegangan Menengah dikenal dengan system Distribusi Primer dengan tegangan kerja 20 kV dan system Distribusi Tegangan Rendah dikenal dengan Distribusi Sekunder dengan tegangan kerja 380/220 Volt. Klasifikasi Tegangan dapat dibuat sebagai berikut :
Bangunan Instalasi dapat dibedakan dalam beberapa kategori yang disesuaikan dengan peruntukan bangunan tersebut yang juga akan dibedakan dalam hal penentuan tariff dasar listrik.
Kategori bangunan tempat tinggal / perumahan adalah semua jenis bangunan yang dipakai sebagai tempat tinggal, mulai dari rumah sederhana rumah sedang/menengah sampai ketegori rumah mewah. Golongan R-1 dengan daya terpasang (450, 900, 1300, 2200) VA Golongan R-2 dengan daya terpasang (2201 sampai 6600) VA Golongan R-3 dengan daya terpasang diatas 6600 VA
Huruf kedua menunjukan sifat-sifat dari pengaruh luar A = Suhu Sekitar B = Kelembaban C = Ketinggian D = Pegaruh Air E = Benda-benda Asing J = Kekuatan mekanis K = Pengaruh tumbuh tumbuhan (flora) L = Pengaruh binatang (fauna) M = Pengaruh Radiasi N = Pengaruh sinar matahari P = Pengaruh gempa (seismic) Q = Pengaruh petir R = Pengaruh angina Angka menunjukan kelas atau tingkatan dalam setiap pengaruh luar, missal : (1) Pada AA1 adalah suhu sekitar antara -60oC sampai +5o^ C (2) Pada AC2 adalan ketinggian lebih dari 200 meter (3) Pada AD3 adalah pengaruh air akibat semprotan (4) Pada BA4 adalah kemampuan orang yang mengoperasikan instalasi tersebut, dan seterusnya
Dibawah ini adalah Daftar Ringkasan dari Pengaruh Luar (external inluences)
AA Suhu Sekitar AA1 - 60 oC s/d +5oC AA4 - 5 oC s/d +40oC AA2 -40oC s/d +5oC AA5 +5oC s/d +40oC AA3 -25oC s/d +5oC AA6 +5oC s/d +60oC AB Kelembaban AC Ketinggian
AC1 Dibawah 200 meter AC2 Diatas 200 meter AD Pengaruh Air AD1 Diabaikan AD3 Semprotan air AD2 Tetesan air AD4 Percikan air
AD5 Pancaran air AD6 Gelombang air AD7 Pencelupan air AD8 Perendaman air
AN Sinar Matahari AN1 Diabaikan AN2 Cukup berarti
AE Benda Asing AE1 Diabaikan AE2 Kecil AE3 Sangat kecil AE4 Debu AJ Kekuatan Mekanis AK Tumbuhan (flora) AK1 Tidak berbahaya AK2 Berbahaya AL Binatang (fauna) AL1 Tidak berbahaya AL2 Berbahaya AM Radiasi AM1 Diabaikan AM2 Arus bocor AM3 Electromagnetic AM4 Ionisasi AM5 Electrostatic AM6 Induksi
BD Kepindahan BD1 Kepadatan rendah, mudah pindah BD2 Kepadatan rendah, sulit pindah BD3 Kepadatan tinggi, mudah pindah BD4 Kepadatan tinggi, sulit pindah BE Material / bahan BE1 Tidak berbahaya BE2 Bahaya kebakaran BE3 Bahaya peledakan BE4 Bahaya pengotoran CA Konst./ bahan bangunan CA1 Tidak mudah terbakar CA2 Mudah terbakar CB Struktur Bangunan CB1 Diabaikan CB2 Bahaya adanya penyebaran api CB3 Adanya pergerakan struktur CB4 Fleksibel
maka tingkat proteksi yang relevan harus ditunjukan oleh pabrikan dalam buku instruksi yang berkaitan dengan masing-masing susuna pemasangan.
Susunan Kode IP (International Protection) dapat dilihat dibawah ini :
IP 2 3 C H
Huruf Kode (International Protection)
Angka karakteristik pertama (angka 0 – 6 atau huruf X)
Angka karakteristik kedua (angka 0 – 8 atau huruf X)
Huruf tambahan (opsional) (huruf A, B, C, D)
Huruf suplemen (opsional) (huruf H, M, S, W)
Penjelasan mengenai elemen kode IP diberikan dalam table 1. Tabel 1.1 Elemen Kode IP
1 2 3 4
Elemen Angka atau Huruf
Artinya untuk proteksi perlengkapan
Artinya untuk proteksi manusia
Kode huruf IP Dari masuknya benda asing padat
Dari sentuhan langsung kebagian berbahaya
dengan: :
Angka karakteristik pertama
(tanpa proteksi) diameter ≥ 50 mm diameter ≥ 12,5 mm diameter ≥ 2,5 mm diameter ≥ 1,0 mm debu kedap debu
(tanpa proteksi belakang telapak tangan jari perkakas kawat kawat kawat
Dari masuknya air dengan efek merusak
Angka karakteristik kedua
(tanpa proteksi) tetesan air secara vertical tetesan air (miring 15o^ ) semprotan dengan butir air halus semprotan dengan butir air lebih besar pancaran air pancaran air yang kuat peredaman sementara peredaman kontinu Dari sentuhan langsung kebagian berbahaya dengan:
Huruf tambahan (opsional)
Belakang telapak tangan Jari perkakas kawat Informasi suplemen khusus untuk Huruf suplemen (opsional)
Aparat tegangan tinggi Gerakan selama uji air Stasioner selama uji air
6 Arus Pengenal : Adalah arus operasi yang mendasari pembuatan peralatan atau perlengkapan listrik tersebut
7 BKE (Bagian Konduktif Ekstra) : Adalah bagian konduktif yang tidak merupakan bagian dari instalasi listrik dan dapat menimbulkan potensial, yang biasanya merupakan potensial bumi
8 BKT (Bagian Konduktif Terbuka) : Adalah bagian konduktif yang gampang tersentuh atau bagian konduktif perlengkapan listrik yang dapat tersentuh dan biasanya tidak bertegangan akan tetapi dapat bertegangan apabila terjadigangguan
9 Celah Proteksi : Adalah celah dengan jarak tertentu sehingga jika terjadi gangguan dalam sisrkit, akan bekerja sebagai proteksi dengan cara mengalirkan arus melalui celah tersebut sesuai dengan tingkat proteksi yang dikehendaki
10 Elektrode Pengetanahan : Adalah bagian konduksif atau kelompok bagian kondukrif yang membuat kontak langsung dan memberikan hubungan listrik dengan bumi
11 GPAS (Gawai Pengaman Arus Sisa) : Adalah gawai yang dipergunakan sebagai pemutus yang peka terhadap arus sisa yang dapat secara otomatis memutuskan sirkit termasuk penghantar netralnya, dalam waktu tertentu bila arus sisa yang timbul karena terjadinya kegagalan isolasimelebihi nilai tertentu sehingga bertahanya tegangan sentuh yang terlalu tinggi dapat dicegah
12 Instalasi Listrik :
Adalah setiap kombinasi dari penghubungan peralatan listrik yang menempati ruang atau lokasi
13 Isolasi : Adalah sifat dielektrik dari segala jenis bahan yang dipakai untuk menyekat atau mamisahkan antara penghantar dengan penghantar atau antara penghantar dengan perlengkapan lainnya
14 KHA (Kemampuan Hantar Arus) : Adalah arus maximum yang dapat dialirkan secara kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang melampaui nilai tertentu
15 KKB (Kontak Kontak Biasa) : Adalah kotak kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-wakktu (tidak tetap) bagi piranti listrik jenis apapun yang memerlukannya, asalkan penggunaanya tidak melampaui batas kemampuannya
16 KKK (Kotak Kontak Khusus) : Adalah kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu jenis pitanti listrik tertentu yang sudah diketahui daya maupun tegangannya
17 Luminair : adalah unit penerangan yang lengkap, yang terdiri atas satu lampu atau lebih dengan bagian yang dirancang untuk mendistribusikan cahaya dan menempatkan, melindungi, serta menghubungkan lampu dengan suplai daya
18 PHB (Panel Hubung Bagi) : Adalah perlengkapan hubung bagi yang pada tempat pelayananya berbentuk suatu panel atau kombinasi panel-panel terbuat dari bahan
24 Sentuhan Langsung : Adalah Sentuhan yang terjadi pada bagian yang aktif dari suatu peralatan atau instalasi yang dalam keadaan normalnya bertegangan atau dilalui oleh arus
25 Sentuhan tak Langsung : Adalah sentuhan yang terjadi pada badan atau kerangka peralatan yang menjadi bertegangan pada waktu terjadinya gangguan atau hubung singkat kebadan peralatan tersebut, dimana bagian peralatan tersebut dalam keadaan normalnya tidak bertegangan atau dilalui arus
26 Sistim IT atau sistim penghantar pengaman (HP)
Adalah sistim yang semua bagian aktifnya tidak dibumikan, atau titik netral dihubungkan kebumi melelui impedansi. BKT instalasi dibumikan secara independent atau kolektif atau ke pembumian sistim
27 Sistim TN atau sistim pembumian netral pengaman (PNP)
Adalah sistim yang mempunyai titik netral yang dibumikan secara langsung, BKT instalasi dihubungkan ketitik tersebut oleh penghantar proteksi 28 Sistim TT atau sistim pembumian pengaman (PP) Adalah sistim yang mempunyai titik netral yang dibumikan langsung dan BKT instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik terpisah dari elektroda bumi sistim tenaga listrik
29 Tegangan sentuh prospektif
Adalah tegangan sentuh tertinggi yang besar kemungkinan dapat timbul pada kejadian gangguan dengan impedansi yang sangat kecil mendekati nol dalam instalasi listrik
30 Tegangan uji Adalah tegangan yang diberikan kepada suatu objek uji untuk menunjukan sifat isolasi objek tersebut
31 Tegangnan Langkah : Adalah perbedaan potensial antara dua titik dipermukaan bumi yang jaraknya sama dengan satu langkah biasa, akibat dari adanya pengaliran arus ketanah lewat electrode pengetanahan 1.7 LAMBANG DAN SIMBOL UNTUK DIAGRAM INSTALASI
No. Lambang/Simbol Penjelasan (^1) Simbol untuk arus searah dan arus bolak balik 2 Motor 1 fasa dan 3 fasa 3 Motor dan Generator DC
(^4) Transformator
(^5) Transformator Isolasi
(^6) Transformator Kontrol
(^17) Saluran Naik
(^18) Saluran Turun
(^19) Percabangan Saluran
6
Saluran dalam jalur Pipa Saluran dalam Jalur dengan 6 Jurusan
(^21) Saluran masuk (manhole)
(^22) Saklar (general)
(^23) Saklar dengan kontrol lampu
(^24) Pentanahan/Pembumian
(^25) Saklar satu arah /satu kutub
(^26) Saklar dua kutub
Saklar tiga kutub
28 Saklar seri
Saklar dua arah
(^30) Saklar silang
(^31) Saklar dengan fungsi timer
(^32) Tombol tekan
(^33) Tombol tekandengan iluminasi
(^34) Saklar impuls
(^35) Saklar dimmer
(^36) Kotak kontak 1 fasa
(^37) Kontak kontak 1 fasa denga pentanahan
(^38) Kotak kontak 3 fasa dengan pentanahan
(^39) Kotak kontak 1 fasa 3 soket
(^40) Soket perangkat telekomunikasi
(^41) Soket perangkat antena