Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Domestic Electrical Installations: Standards and Building Codes, Study notes of Electrical Engineering

This document offers a foundational overview of domestic electrical installations, covering key aspects such as standardization, voltage classification, building categories, and external influences. it details international and national standardization bodies, explains voltage levels from power generation to consumption, categorizes buildings based on usage and tariff implications, and discusses external factors influencing electrical installations. The information is suitable for introductory study in electrical engineering or related fields.

Typology: Study notes

2023/2024

Available from 05/09/2025

lingga-mandala-putra
lingga-mandala-putra 🇮🇩

9 documents

1 / 29

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Instalasi Listrik Domestik
1
1
PENDAHULUAN
1.1 PERATURAN DAN STADARISASI
Tujuan dilakukan standarisasi adalah untuk mencapai keseragaman
dalam hal ukuran, bentuk dan mutu barang, dengan makin rumitnya
konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang dihasilkan
maka standarisasi menjadi suatu keharusan. Dalam standarisasi
memungkinkan dilakukannya pengawasan dan penetapan terhadap jenis
bahan dan barang dan juga spesifikasi teknik lainya sehingga mengurangi
terjadinya kesalahan, dengan adanya standarisasi maka akan diperoleh
kualitas yang lebih baik.
Dalam bidang kelistrikan terdapat suatu lembaga internasional yang
menangani hal tersebut yakni “International Electrotechnical Commission”
atau IEC. Organisasi ini disamping mengatur masalah standarisasi juga
menetapkan aturan aturan yang di pergunakan dalam bidang kelistrikan.
Organisasi ini juga menerbitkan publikasi-publikasi yang disebut standar atau
norma yang akan menjadi acuan secara internasional dalam bidang
kelistrikan.
Dalam hal standarisasi tiap-tiap Negara juga memiliki lembaga
stadarisasi nasional, dimanana lembaga masing-masing Negara tersebut
berhak unutk menetapkan stndarisasi dan aturan yang berlaku di Negara
tersebut. Perbedaan antara norma-norma nasional menghambat
perdagangan barang / produk secara internasional, sehingga diharapkan
lembaga standarisasi tiap-tiap Negara tetap mengacu pada standar IEC. Di
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d

Partial preview of the text

Download Domestic Electrical Installations: Standards and Building Codes and more Study notes Electrical Engineering in PDF only on Docsity!

PENDAHULUAN

1.1 PERATURAN DAN STADARISASI

Tujuan dilakukan standarisasi adalah untuk mencapai keseragaman dalam hal ukuran, bentuk dan mutu barang, dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang dihasilkan maka standarisasi menjadi suatu keharusan. Dalam standarisasi memungkinkan dilakukannya pengawasan dan penetapan terhadap jenis bahan dan barang dan juga spesifikasi teknik lainya sehingga mengurangi terjadinya kesalahan, dengan adanya standarisasi maka akan diperoleh kualitas yang lebih baik. Dalam bidang kelistrikan terdapat suatu lembaga internasional yang menangani hal tersebut yakni “International Electrotechnical Commission” atau IEC. Organisasi ini disamping mengatur masalah standarisasi juga menetapkan aturan – aturan yang di pergunakan dalam bidang kelistrikan. Organisasi ini juga menerbitkan publikasi-publikasi yang disebut standar atau norma yang akan menjadi acuan secara internasional dalam bidang kelistrikan. Dalam hal standarisasi tiap-tiap Negara juga memiliki lembaga stadarisasi nasional, dimanana lembaga masing-masing Negara tersebut berhak unutk menetapkan stndarisasi dan aturan yang berlaku di Negara tersebut. Perbedaan antara norma-norma nasional menghambat perdagangan barang / produk secara internasional, sehingga diharapkan lembaga standarisasi tiap-tiap Negara tetap mengacu pada standar IEC. Di

Indonesia saat ini sudah terbentu beberapa lembaga standarisai nasional, antara lain : SNI ( Standar Nasional Indonesia), SII (Standar Industri Indonesia), yang bergerak dibidang ketenagalistrikan adalah : LMK (Lembaga Masalah Ketenagalistrikan) dan SPLN (Standar Perusahaan Listrik Negara), Lembaga-lembaga ini akan melakukan pengetesan, pengujian dan penetapan terhadap produk barang atau jasa yang akan beredar dalam wilayah hukum republik Indonesia. Dibawah ini adalah lembaga standarisasi yang dimiliki oleh masing- masing negara beserta symbol yang biasa menyertai produk / barang yang telah melalui standarisasi :

masuk pada tahapan system Distribusi, system Distribusi Tegangan Menengah dikenal dengan system Distribusi Primer dengan tegangan kerja 20 kV dan system Distribusi Tegangan Rendah dikenal dengan Distribusi Sekunder dengan tegangan kerja 380/220 Volt. Klasifikasi Tegangan dapat dibuat sebagai berikut :

  1. Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) Tegangan kerja diatas 500 kV dengan system Transmisi jarak jauh
  2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Tegangan kerja 150 kV dengan system Transmisi jarak menengah
  3. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) Tegangan kerja 20 kV dikenal dengan system Distribusi Tegangan menengah atau Distribusi Primer
  4. Sistem Distribusi Tengan Rendah atau Distribusi Sekunder dengan tegangan kerja 380 Volt (Phasa to Phasa) dan 220 Volt (Phasa to Neutral)
  5. Tegangan Extra rendah, Tegangan yang digunakan adalah dibawah 50 Volt, teganga dibawah 50 Volt adalah nilai tegangan yang aman bagi manusia dan mahluk hidup lainnya, nilai tegangan ini juga diperlukan untuk system control dan keperluan Elektronika.

1.3 KATEGORI BANGUNAN INSTALASI

Bangunan Instalasi dapat dibedakan dalam beberapa kategori yang disesuaikan dengan peruntukan bangunan tersebut yang juga akan dibedakan dalam hal penentuan tariff dasar listrik.

  1. Bangunan tempat tinggal / perumahan (Residential) Golongan Tarif “R”

Kategori bangunan tempat tinggal / perumahan adalah semua jenis bangunan yang dipakai sebagai tempat tinggal, mulai dari rumah sederhana rumah sedang/menengah sampai ketegori rumah mewah. Golongan R-1 dengan daya terpasang (450, 900, 1300, 2200) VA Golongan R-2 dengan daya terpasang (2201 sampai 6600) VA Golongan R-3 dengan daya terpasang diatas 6600 VA

  1. Bangunan Komersil / Bisnis, Golonga Tarif “B” Kategori bangunan komersil / Bisnis adalan semua jenis bangunan yang dipergunakan untuk keperluan usaha / bisnis, mulai dari usaha kecil, menengan sampai usaha besar. Golongan B-1 dengan daya terpasang ( 450, 900, 1300, 2200) VA Golongan B-2 dengan daya terpasang (2201 VA sampai 200 kVA) Golongan B-3 dengan daya terpasang diatas 200 kVA
  2. Bangunan Industri, Golongan Tarif “I” Kategori bangunan Industri adalah semua jenis bangunan yang diperuntukan bagi kegiatan Industri dan Produksi mulai dari industri dengan skala/ukuran kecil, industri skala menengah sampai pada industri skala besar. Golongan I-1 daya terpasang (450, 900, 1300, 2200, 6600, 14.000) VA Golongan I-2 dengan daya terpasang (14 kVA sampai 200 kVA) Golongan I-3 dengan daya terpasang (201 kVA sampai 30.000 kVA) Golongan I-4 dengan daya terpasang diatas 30.000 kVA
  3. Bangunan Pemerintahan, Golongan Tarif “P” Kategori bangunan pemerintahan adalah semua jenis bangunan yang menjadi milik pemerintah termasuk juga yang diperuntukan untuk kepentingan umum. Golongan P-1 daya terpasang ( 450, 900, 1300, 2200, 6600, 14.000) VA

Huruf kedua menunjukan sifat-sifat dari pengaruh luar A = Suhu Sekitar B = Kelembaban C = Ketinggian D = Pegaruh Air E = Benda-benda Asing J = Kekuatan mekanis K = Pengaruh tumbuh tumbuhan (flora) L = Pengaruh binatang (fauna) M = Pengaruh Radiasi N = Pengaruh sinar matahari P = Pengaruh gempa (seismic) Q = Pengaruh petir R = Pengaruh angina Angka menunjukan kelas atau tingkatan dalam setiap pengaruh luar, missal : (1) Pada AA1 adalah suhu sekitar antara -60oC sampai +5o^ C (2) Pada AC2 adalan ketinggian lebih dari 200 meter (3) Pada AD3 adalah pengaruh air akibat semprotan (4) Pada BA4 adalah kemampuan orang yang mengoperasikan instalasi tersebut, dan seterusnya

Dibawah ini adalah Daftar Ringkasan dari Pengaruh Luar (external inluences)

AA Suhu Sekitar AA1 - 60 oC s/d +5oC AA4 - 5 oC s/d +40oC AA2 -40oC s/d +5oC AA5 +5oC s/d +40oC AA3 -25oC s/d +5oC AA6 +5oC s/d +60oC AB Kelembaban AC Ketinggian

AC1 Dibawah 200 meter AC2 Diatas 200 meter AD Pengaruh Air AD1 Diabaikan AD3 Semprotan air AD2 Tetesan air AD4 Percikan air

AD5 Pancaran air AD6 Gelombang air AD7 Pencelupan air AD8 Perendaman air

AN Sinar Matahari AN1 Diabaikan AN2 Cukup berarti

AE Benda Asing AE1 Diabaikan AE2 Kecil AE3 Sangat kecil AE4 Debu AJ Kekuatan Mekanis AK Tumbuhan (flora) AK1 Tidak berbahaya AK2 Berbahaya AL Binatang (fauna) AL1 Tidak berbahaya AL2 Berbahaya AM Radiasi AM1 Diabaikan AM2 Arus bocor AM3 Electromagnetic AM4 Ionisasi AM5 Electrostatic AM6 Induksi

BD Kepindahan BD1 Kepadatan rendah, mudah pindah BD2 Kepadatan rendah, sulit pindah BD3 Kepadatan tinggi, mudah pindah BD4 Kepadatan tinggi, sulit pindah BE Material / bahan BE1 Tidak berbahaya BE2 Bahaya kebakaran BE3 Bahaya peledakan BE4 Bahaya pengotoran CA Konst./ bahan bangunan CA1 Tidak mudah terbakar CA2 Mudah terbakar CB Struktur Bangunan CB1 Diabaikan CB2 Bahaya adanya penyebaran api CB3 Adanya pergerakan struktur CB4 Fleksibel

maka tingkat proteksi yang relevan harus ditunjukan oleh pabrikan dalam buku instruksi yang berkaitan dengan masing-masing susuna pemasangan.

Susunan Kode IP (International Protection) dapat dilihat dibawah ini :

IP 2 3 C H

Huruf Kode (International Protection)

Angka karakteristik pertama (angka 0 – 6 atau huruf X)

Angka karakteristik kedua (angka 0 – 8 atau huruf X)

Huruf tambahan (opsional) (huruf A, B, C, D)

Huruf suplemen (opsional) (huruf H, M, S, W)

Penjelasan mengenai elemen kode IP diberikan dalam table 1. Tabel 1.1 Elemen Kode IP

1 2 3 4

Elemen Angka atau Huruf

Artinya untuk proteksi perlengkapan

Artinya untuk proteksi manusia

Kode huruf IP Dari masuknya benda asing padat

Dari sentuhan langsung kebagian berbahaya

dengan: :

Angka karakteristik pertama

(tanpa proteksi) diameter ≥ 50 mm diameter ≥ 12,5 mm diameter ≥ 2,5 mm diameter ≥ 1,0 mm debu kedap debu

(tanpa proteksi belakang telapak tangan jari perkakas kawat kawat kawat

Dari masuknya air dengan efek merusak

Angka karakteristik kedua

(tanpa proteksi) tetesan air secara vertical tetesan air (miring 15o^ ) semprotan dengan butir air halus semprotan dengan butir air lebih besar pancaran air pancaran air yang kuat peredaman sementara peredaman kontinu Dari sentuhan langsung kebagian berbahaya dengan:

Huruf tambahan (opsional)

A

B

C

D

Belakang telapak tangan Jari perkakas kawat Informasi suplemen khusus untuk Huruf suplemen (opsional)

H

M

S

Aparat tegangan tinggi Gerakan selama uji air Stasioner selama uji air

6 Arus Pengenal : Adalah arus operasi yang mendasari pembuatan peralatan atau perlengkapan listrik tersebut

7 BKE (Bagian Konduktif Ekstra) : Adalah bagian konduktif yang tidak merupakan bagian dari instalasi listrik dan dapat menimbulkan potensial, yang biasanya merupakan potensial bumi

8 BKT (Bagian Konduktif Terbuka) : Adalah bagian konduktif yang gampang tersentuh atau bagian konduktif perlengkapan listrik yang dapat tersentuh dan biasanya tidak bertegangan akan tetapi dapat bertegangan apabila terjadigangguan

9 Celah Proteksi : Adalah celah dengan jarak tertentu sehingga jika terjadi gangguan dalam sisrkit, akan bekerja sebagai proteksi dengan cara mengalirkan arus melalui celah tersebut sesuai dengan tingkat proteksi yang dikehendaki

10 Elektrode Pengetanahan : Adalah bagian konduksif atau kelompok bagian kondukrif yang membuat kontak langsung dan memberikan hubungan listrik dengan bumi

11 GPAS (Gawai Pengaman Arus Sisa) : Adalah gawai yang dipergunakan sebagai pemutus yang peka terhadap arus sisa yang dapat secara otomatis memutuskan sirkit termasuk penghantar netralnya, dalam waktu tertentu bila arus sisa yang timbul karena terjadinya kegagalan isolasimelebihi nilai tertentu sehingga bertahanya tegangan sentuh yang terlalu tinggi dapat dicegah

12 Instalasi Listrik :

Adalah setiap kombinasi dari penghubungan peralatan listrik yang menempati ruang atau lokasi

13 Isolasi : Adalah sifat dielektrik dari segala jenis bahan yang dipakai untuk menyekat atau mamisahkan antara penghantar dengan penghantar atau antara penghantar dengan perlengkapan lainnya

14 KHA (Kemampuan Hantar Arus) : Adalah arus maximum yang dapat dialirkan secara kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang melampaui nilai tertentu

15 KKB (Kontak Kontak Biasa) : Adalah kotak kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-wakktu (tidak tetap) bagi piranti listrik jenis apapun yang memerlukannya, asalkan penggunaanya tidak melampaui batas kemampuannya

16 KKK (Kotak Kontak Khusus) : Adalah kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu jenis pitanti listrik tertentu yang sudah diketahui daya maupun tegangannya

17 Luminair : adalah unit penerangan yang lengkap, yang terdiri atas satu lampu atau lebih dengan bagian yang dirancang untuk mendistribusikan cahaya dan menempatkan, melindungi, serta menghubungkan lampu dengan suplai daya

18 PHB (Panel Hubung Bagi) : Adalah perlengkapan hubung bagi yang pada tempat pelayananya berbentuk suatu panel atau kombinasi panel-panel terbuat dari bahan

24 Sentuhan Langsung : Adalah Sentuhan yang terjadi pada bagian yang aktif dari suatu peralatan atau instalasi yang dalam keadaan normalnya bertegangan atau dilalui oleh arus

25 Sentuhan tak Langsung : Adalah sentuhan yang terjadi pada badan atau kerangka peralatan yang menjadi bertegangan pada waktu terjadinya gangguan atau hubung singkat kebadan peralatan tersebut, dimana bagian peralatan tersebut dalam keadaan normalnya tidak bertegangan atau dilalui arus

26 Sistim IT atau sistim penghantar pengaman (HP)

Adalah sistim yang semua bagian aktifnya tidak dibumikan, atau titik netral dihubungkan kebumi melelui impedansi. BKT instalasi dibumikan secara independent atau kolektif atau ke pembumian sistim

27 Sistim TN atau sistim pembumian netral pengaman (PNP)

Adalah sistim yang mempunyai titik netral yang dibumikan secara langsung, BKT instalasi dihubungkan ketitik tersebut oleh penghantar proteksi 28 Sistim TT atau sistim pembumian pengaman (PP) Adalah sistim yang mempunyai titik netral yang dibumikan langsung dan BKT instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik terpisah dari elektroda bumi sistim tenaga listrik

29 Tegangan sentuh prospektif

Adalah tegangan sentuh tertinggi yang besar kemungkinan dapat timbul pada kejadian gangguan dengan impedansi yang sangat kecil mendekati nol dalam instalasi listrik

30 Tegangan uji Adalah tegangan yang diberikan kepada suatu objek uji untuk menunjukan sifat isolasi objek tersebut

31 Tegangnan Langkah : Adalah perbedaan potensial antara dua titik dipermukaan bumi yang jaraknya sama dengan satu langkah biasa, akibat dari adanya pengaliran arus ketanah lewat electrode pengetanahan 1.7 LAMBANG DAN SIMBOL UNTUK DIAGRAM INSTALASI

No. Lambang/Simbol Penjelasan (^1) Simbol untuk arus searah dan arus bolak balik 2 Motor 1 fasa dan 3 fasa 3 Motor dan Generator DC

(^4) Transformator

(^5) Transformator Isolasi

(^6) Transformator Kontrol

(^17) Saluran Naik

(^18) Saluran Turun

(^19) Percabangan Saluran

6

Saluran dalam jalur Pipa Saluran dalam Jalur dengan 6 Jurusan

(^21) Saluran masuk (manhole)

(^22) Saklar (general)

(^23) Saklar dengan kontrol lampu

(^24) Pentanahan/Pembumian

(^25) Saklar satu arah /satu kutub

(^26) Saklar dua kutub

Saklar tiga kutub

28 Saklar seri

Saklar dua arah

(^30) Saklar silang

(^31) Saklar dengan fungsi timer

(^32) Tombol tekan

(^33) Tombol tekandengan iluminasi

(^34) Saklar impuls

(^35) Saklar dimmer

(^36) Kotak kontak 1 fasa

(^37) Kontak kontak 1 fasa denga pentanahan

(^38) Kotak kontak 3 fasa dengan pentanahan

(^39) Kotak kontak 1 fasa 3 soket

(^40) Soket perangkat telekomunikasi

(^41) Soket perangkat antena