Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Catatan akuntansi keprilkuan 1, Lecture notes of Accounting

catatan akuntansi keprilakuan dan tugas individu

Typology: Lecture notes

2021/2022

Available from 02/03/2023

Indrasiregar
Indrasiregar 🇮🇩

1 document

1 / 7

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PARA
PENGAMBIL KEPUTUSAN
Ø Definisi
Dalam organisasi, pengambilan keputusan biasanya didefinisikan sebagai proses memilih di
antara berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Proses pengambilan
keputusan dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang berurutan, yaitu:
1. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang. Untuk mengenali dan
mendefi-nisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan memerlukan informasi
lingkungan, keua-ngan, dan operasi.
2. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas konsekuensinya. Dalam tahap ini,
sebanyak mungkin alternatif yang praktis diidentifikasikan dan dievaluasi. Fitur-fitur yang dapat
dikuantifika-sikan akan berupa estimasi keuangan atas biaya dan manfaat yang berkaitan dengan
setiap alternatif.
3. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan. Walaupun tahap ini tampaknya rasional,
tetapi keputusan akhir sering kali didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis daripada
fakta-fakta ekonomi.
4. Penerapan dan tindak lanjut. Kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung
pada efisi-ensi dari penerapannya. Untuk menjamin efisiensi penerapannya, umpan balik secara
periodik dan koreksi segera atas segala kesalahan yang terjadi mutlak diperlukan.
Ø Motif Kesadaran
Motif kesadaran sangat penting dalam proses pengambilan keputusan karena merupakan sumber
dari proses berfikir. Dua faktor penting dari motif kesadaran dalam konteks pengambilan
keputusan, yaitu :
1. Keinginan akan kestabilan atau kepastian. Keinginan akan kestabilan menegaskan adanya
kemam-puan untuk memprediksikan.
2.Keinginan akan kompleksitas dan keragaman. Motif kompleksitas menimbulkan keinginan
akan suatu stimulus dan eksplorasi serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk
mencari data baru dari ingatan atau lingkungan, kemudian menyeimbangkannya dan
pf3
pf4
pf5

Partial preview of the text

Download Catatan akuntansi keprilkuan 1 and more Lecture notes Accounting in PDF only on Docsity!

AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PARA

PENGAMBIL KEPUTUSAN

Ø Definisi Dalam organisasi, pengambilan keputusan biasanya didefinisikan sebagai proses memilih di antara berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Proses pengambilan keputusan dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang berurutan, yaitu:

  1. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang. Untuk mengenali dan mendefi-nisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan memerlukan informasi lingkungan, keua-ngan, dan operasi.
  2. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas konsekuensinya. Dalam tahap ini, sebanyak mungkin alternatif yang praktis diidentifikasikan dan dievaluasi. Fitur-fitur yang dapat dikuantifika-sikan akan berupa estimasi keuangan atas biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif.
  3. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan. Walaupun tahap ini tampaknya rasional, tetapi keputusan akhir sering kali didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis daripada fakta-fakta ekonomi.
  4. Penerapan dan tindak lanjut. Kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada efisi-ensi dari penerapannya. Untuk menjamin efisiensi penerapannya, umpan balik secara periodik dan koreksi segera atas segala kesalahan yang terjadi mutlak diperlukan. Ø Motif Kesadaran Motif kesadaran sangat penting dalam proses pengambilan keputusan karena merupakan sumber dari proses berfikir. Dua faktor penting dari motif kesadaran dalam konteks pengambilan keputusan, yaitu :
  5. Keinginan akan kestabilan atau kepastian. Keinginan akan kestabilan menegaskan adanya kemam-puan untuk memprediksikan.
  6. Keinginan akan kompleksitas dan keragaman. Motif kompleksitas menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru dari ingatan atau lingkungan, kemudian menyeimbangkannya dan

mengaturnya dengan motif. Dua faktor penting dari proses pengambilan keputusan adalah kompleksitas dan prediksinya (pasti atau tidak pasti). Dengan menggunakan dimensi-dimensi kompleksitas dan kemampuan untuk membuat prediksi, para ahli psikologi telah mengembangkan empat jenis model keputusan:

  1. Model keputusan yang diprogram secara sederhana.
  2. Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana.
  3. Model keputusan yang diprogram secara kompleks.
  4. Model keputusan yang tidak diprogram diprogram secara kompleks. Ø Jenis-Jenis dari Model Proses
  5. Model Ekonomi. Model tradisional mengasumsikan bahwa seluruh kegiatan dan keputusan manusia adalah rasional sempurna dan bahwa dalam suatu organisasi, terdapat konsistensi antara beragam motif dan tujuan.
  6. Model Sosial. Model ini mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya adalah irasional dan keputu-san yang dihasilkan terutama didasarkan pada interaksi sosial.
  7. Model Kepuasan Simon. Model ini didasarkan pada konsep Simon tentang manusia administrasi, di mana manusia dipandang sebagai rasional karena mereka mempunyai kemampuan untuk berpikir, mengolah informasi, membuat pilihan, dan belajar. PENGAMBIL KEPUTUSAN ORGANISASI Ø Perusahaan sebagai Unit Pengambilan Keputusan Suatu perusahaan dapat dianggap sebagai unit pengambilan keputusan yang serupa dalam banyak hal dengan seorang individu. Untuk mengatasi kelebihan beban dalam pengambilan keputusan, organisasi mengembangkan “prosedur operasi standar” yang formal atau tidak formal untuk masalah-masalah yang berulang. Cyber dan March menggambarkan empat konsep dasar relasional sebagai inti dari pengambilan keputusan bisnis:
  8. Resolusi Semu dari Konflik. Teori keputusan klasik mengasumsikan bahwa konflik dapat diselesai-kan dengan menggunakan rasionalitas lokal.

Kesatuan kelompok didefinisikan sebagai tingkat dimana anggota-anggota kelompok tertarik satu sama lain dan memiliki tujuan kelompok yang sama. Tingkat kesatuan kelompok dipengaruhi oleh jumlah waktu yang dihabiskan bersama oleh para anggota kelompok, tingkat kesulitan dari penerimaan anggota baru ke dalam kelompok, ukuran kelompok, ancaman eksternal yang mungkin, dan sejarah keberhasilan dan kegagalan di masa lalu. Faktor lainnya yang juga mempengaruhi kesatuan kelompok secara mengun-tungkan adalah riwayat dari kelompok itu. Ø Pengambilan Keputusan dengan Konsensus vs Aturan Mayoritas Konsensus dalam konteks pengambilan keputusan didefinisikan oleh Holder (1972) sebagai “kesepakatan semua anggota kelompok dalam pilihan keputusan.” Dalam kebanyakan situasi, konsensus hanya bisa dicapai setelah pertimbangan yang matang serta evaluasi yang kritis atas lebih atau kurangnya. Pengambilan keputusan dengan konsensus membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan dengan penambilan keputusan dengan pengaturan mayoritas. Ø Kontroversi yang Disebabkan oleh Hubungan Atasan - Bawahan Ketika kelompok pengambilan keputusan terdiri atas atasan dan bawahan, kontroversi tidak bisa di-hindarkan. Atasan mempunyai akses terhadap informasi yang berbeda, sehingga memiliki pendapat yang berbeda pula dibandingkan dengan bawahannya. Kualitas dari pilihan keputusan akan sangat bergantung bagaimana atasan menangani kontroversi tersebut. Ø Pengaruh Dasar Kekuasaan Dalam situasi pengambilan keputusan, seseorang mampu memengaruhi hasil keputusan karena we-wenang atau kekuasaan yang diberikan oleh organisasi. Elemen kekuasaan yang paling sering disebutkan adalah kekuasaan posisi, kekuasaan keahlian, kekuasaan sumber daya, atau kekuasaan politik. Ø Dampak dari Tekanan Waktu Tekanan waktu menyebabkan para anggota kelompok menjadi lebih sering setuju guna mencapai konsensus kelompok; lebih kurang menuntut dan lebih bersifat mendamaikan dalam situasi

tawar-menawar; lebih membatasi partisipasi dalam proses pengambilan keputusan hanya pada relatif sedikit anggota; dan lebih menyukai aturan mayoritas. PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PENDATANG BARU VS OLEH PAKAR Studi atas sikap pengambilan keputusan secara keseluruhan menunjukkan bahwa pendatang baru mengumpulkan data tanpa melakukan diskriminasi dan menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data secara diskriminatif guna menindaklanjuti observasi tertentu; mereka secara teratur meringkas data tersebut dan memformulasikan hipotesis. Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data; peneliti membagi tugas analisis keuangan tersebut ke dalam tiga komponen, yaitu:

  1. Pengujian Informasi. Pengujian didefinisikan sebagai kegiatan menganalisis informasi yang disajikan dan menyeleksi untuk dipertimbangkan lebih lanjut, hanya informasi yang terlihat sangat relevan dengan tugas keputusan itu yang harus dilaksanakan. Para pakar lebih banyak mengandalkan aturan-aturan yang diperoleh berdasarkan pengalaman dibandingkan dengan para pendatang baru dan mereka juga menguji data dari lebih banyak tahun.
  2. Integrasi Pengamatan dan Temuan. Integrasi melibatkan pengelompokan atas pengamatan, baik berdasarkan hubungan sebab akibat atau berdasarkan komponen fungsional dari perusahaan. Ketika mengintegrasikan pengamatan dan temuan, para pendatang baru menghubungkan pengamatan dan temuan yang menjelaskan satu sama lain dan mengabaikan yang tidak. Sebaliknya, para pakar menempatkan penekanan khusus pada kontradiksi yang potensial dalam pengamatan dan temuan sebagai alat untuk mendeteksi masalah yang mendasari.
  3. Pertimbangan. Pertimbangan yang digunakan di sepanjang proses pengambilan keputusan tampak lebih jelas dalam formulasi hipotesis, pengembangan petunjuk dalam formulasi keputusan akhir, dan dalam penyusunan ringkasan temuan. PERAN KEPRIBADIAN DAN GAYA KOGNITIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Perbedaan psikologis individu dapat dibagi menjadi dua kategori: kepribadian dan gaya kognitif. Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakinan individu, sementara gaya kognitif mengacu pada cara atau metode dengan mana seseorang menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan informasi. Dalam suatu situasi pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya
  1. Para pembuat keputusan dalam perusahaan yang mengambil keputusan mengenai operasi dan sistem akuntansi digunakan untuk menyusun laporan (manajemen puncak).
  2. Para pengambil keputusan dalam perusahaan yang hanya dapat membuat keputusan mengenai operasi saja (manajer operasi).
  3. Mereka yang berada di luar perusahaan yang membuat keputusan mengenai perusahaan tersebut yang dapat memengaruhi lingkungan dan operasinya, tetapi yang tidak memiliki kendali langsung atas operasi perusahaan atau aktivitas apapun yang dilakukannya. Para peneliti lain mempelajari pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana para pengambil keputusan menyesuaikan terhadap perubahan dalam metode dan terminologi akuntansi. Mereka menemukan bahwa ada dua faktor yang menentukan tingkat penyesuaian, yaitu: umpan balik dan fiksasi fungsional. Ø Umpan Balik Untuk memahami perubahan dalam metode atau istilah akuntansi dan untuk menyesuaikan aturan pengambilan keputusan sesuai dengan itu, maka pengambil keputusan harus menerima informasi mengenai perubahan tersebut atau memiliki umpan balik tidak langsung mengenai perubahan tersebut. Jika seseorang mengabaikan dampak jangka pendek yang mungkin akibat selang waktu antara perubahan dan indikasinya, maka kecil kemungkinannya bahwa tidak terdapat umpan balik sama sekali. Ø Fiksasi Fungsional Sebagai suatu atribut dari pengambilan keputusan, fiksasi fungsional bervariasi tingkatnya dari situasi yang satu ke situasi yang lain namun tidak pernah tidak ada sama sekali.