Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia, Cheat Sheet of Tourism Economics and management

Menjelaskan tentang aspek manajemen dalam perusahaan yang sangat penting dalam mengkoordinir jalannya perusahaan Aspek sumber daya manusia sebagai hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur kebijakan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat meningkatkan nilai perusahaan Kedua aspek tersebut saling berhubungan agar dapat terciptanya manajemen perusahaan yang baik dan dapat meningkatkan nilai perusahaan

Typology: Cheat Sheet

2022/2023

Uploaded on 11/07/2024

lestarii-ay
lestarii-ay ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

1 document

1 / 18

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Makalah Aspek Keuangan dan Aspek Ekonomi
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan dan Studi Kelayakan Bisnis
Dosen Pengampu : Ibu Sulastri, S.Pd., MSA.
Disusun oleh:
Kelompok 9
Priska Aviona (230422610219)
Reyhan Ratu Zevana (230422605862)
Riko Aprilian Saputra (230422610441)
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2024
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12

Partial preview of the text

Download Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia and more Cheat Sheet Tourism Economics and management in PDF only on Docsity!

Makalah Aspek Keuangan dan Aspek Ekonomi Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan dan Studi Kelayakan Bisnis Dosen Pengampu : Ibu Sulastri, S.Pd., MSA. Disusun oleh: Kelompok 9 Priska Aviona (230422610219) Reyhan Ratu Zevana (230422605862) Riko Aprilian Saputra (230422610441) PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Malang, 27 Oktober 2024 Penulis

Merupakan modal pribadi yang dimiliki oleh pemilik usaha yang kemudian disetorkan untuk menjadi modal operasi usaha.

  1. Saham Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Jika sebuah usaha memilih pendanaan dari instrumen saham, maka sumber dana secara tidak langsung berasal dari para pemegang saham atau pihak yang membeli saham perusahaan tersebut.
  2. Obligasi Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Jika memilih sumber pendanaan obligasi, dana akan di dapatkan ketika surat obligasi berhasil terjual.
  3. Utang Pendanaan dari sumber utang merupakan bentuk pendanaan dari luar dimana perusahaan yang membutuhkan dana akan melakukan pinjaman. Biasanya perusahaan akan mengajukan pinjaman kepada bank ataupun pihak kreditur lainnya dengan jaminan atau syarat tertentu. 5) Leasing Beberapa lembaga keuangan tetapi bukan bank menawarkan jasa untuk menyediakan aktiva yang diperlukan oleh perusahaan. Secara resmi lembaga keuangan tersebutlah yang memiliki aktiva tersebut dan perusahaan hanya menyewanya. C. Laporan Laba Rugi Laporan rugi laba (menurut lembaga non profit disebut laporan sisa hasil usaha) merupakan akumulasi aktivitas yang berhubungan dengan pendapatan, dan biaya selama periode waktu tertentu, contohnya: bulanan dan tahunan, (Darsono dan Ashari, 2004). Komponen laporan laba rugi adalah pendapatan/penjualan (dari usaha utama), harga pokok

penjualan, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum, pendapatan luar usaha (non operasional), serta biaya luar usaha (non operasional). D. Arus Kas Arus kas adalah kas yang ada dalam suatu perusahaan selama periode tertentu. Arus kas menggambarkan berapa banyak uang yang masuk ke perusahaan dan jenis pendapatan yang dihasilkannya. Arus kas juga menggambarkan berapa banyak uang yang dihabiskan dan jenis pengeluaran apa yang dihabiskan. Laporan arus kas disusun untuk mencerminkan perubahan dalam kas selama periode tertentu dan untuk memberikan alasan bagi perubahan arus kas dengan menunjukkan sumber kas dan penggunaannya. Jenis arus kas yang terkait dengan bisnis berasal dari:

  1. Arus kas awal atau arus kas yang lebih dikenal yang merupakan awal dari periode investasi.
  2. Operasi arus kas adalah kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi bisnis.
  3. Terminal arus kas adalah arus kas yang diterima pada akhir bisnis. Laporan keuangan arus kas memiliki pengertian sebagai laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Hal yang biasa disajikan atau digambarkan dalam laporan keuangan arus kas meliputi jumlah kas yang diterima, seperti pendapatan tunai dan investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan, seperti beban-beban yang harus dikeluarkan, pembayaran utang, dan pengambilan prive (pengambilan kas pribadi). Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang disimpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu:
  4. Fungsi Likuiditas: Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
  5. Fungsi Anti Inflasi: Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.

lancar yang dimiliki. Beberapa hal yang tergolong dalam aktiva lancar adalah kas, piutang, persediaan, dan beberapa aktiva lain. Sementara itu yang termasuk dalam utang lancar antara lain utang dagang dan wesel, utang bank, utang gaji, dan sebagainya. Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut: ๐ถ๐‘ข๐‘Ÿ๐‘Ÿ๐‘’๐‘›๐‘ก ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ = (๐ด๐‘˜๐‘ก๐‘–๐‘ฃ๐‘Ž ๐ฟ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ โˆถ ๐‘ˆ๐‘ก๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐ฟ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ) ร— 100% Ketika nilai current ratio mencapai 100% atau setara dengan nilai 1, artinya perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk menutup utang lancar dengan aktiva lancar yang nilainya sama. Maka, semakin besar nilai current ratio mencerminkan kemampuan perusahaan yang juga semakin besar dan mampu dalam menutup utang lancar. b. Quick Ratio Quick Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar yang dimiliki. Ratio ini lebih melihat pada komponen aktiva lancar yang lebih likuid seperti kas, surat berharga, dan piutang. Rumus untuk menghitung Quick Ratio adalah sebagai berikut: ๐‘„๐‘ข๐‘–๐‘๐‘˜ ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ = ๐ด๐‘˜๐‘ก๐‘–๐‘ฃ๐‘Ž ๐ฟ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ โˆ’ ๐‘ƒ๐‘’๐‘Ÿ๐‘ ๐‘’๐‘‘๐‘–๐‘Ž๐‘Ž๐‘› ๐‘ˆ๐‘ก๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐ฟ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ

ร— 100%

c. Cash Ratio Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dan aktiva lancar dengan utang lancar. Aktiva lancar ini diharapkan bisa segera dicairkan menjadi uang kas. Kas yang dimaksud di sini setara dengan uang yang ada di perusahaan yang disimpan di kantor maupun bank. Rumus menghitung nilai Cash Ratio adalah sebagai berikut: ๐ถ๐‘Ž๐‘  โ„Ž ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ = ๐พ๐‘Ž๐‘  + ๐‘†๐‘’๐‘ก๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž ๐พ๐‘Ž๐‘  ๐‘ˆ๐‘ก๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐ฟ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ

ร— 100%

Nilai Cash Ratio yang baik adalah mencapai 100% atau lebih, karena nilai ini akan menggambarkan kekuatan perusahaan dalam menutup utang lancar mereka menggunakan kas dan harta setara kas. Meski begitu, nilai Cash Ratio di bawah 100% yang mendekati 100% juga bisa dianggap menggambarkan kekuatan perusahaan yang cukup baik dalam menutup utang lancar mereka.

  1. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas sebuah perusahaan untuk memanfaatkan segala sumber daya yang mereka miliki. Rasio-rasio yang tergolong dalam Rasio Aktivitas ini akan melibatkan perbandingan antara penjualan maupun investasi dalam berbagai jenis aktiva. a. Perputaran piutang Perputaran Piutang adalah rasio untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang yang dimiliki suatu perusahaan. Cara mengukurnya adalah dengan menghitung berapa rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun. Rumus perputaran piutang adalah sebagai berikut: ๐‘ƒ๐‘’๐‘Ÿ๐‘๐‘ข๐‘ก๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘› ๐‘ƒ๐‘–๐‘ข๐‘ก๐‘Ž๐‘›๐‘” = ๐‘ƒ๐‘’๐‘›๐‘—๐‘ข๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘› ๐ต๐‘’๐‘Ÿ๐‘ ๐‘– โ„Ž ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘Žโˆ’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž ๐‘ƒ๐‘–๐‘ข๐‘ก๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐ท๐‘Ž๐‘”๐‘Ž๐‘›๐‘” Dari rumus tersebut, jika nilai rasio perputaran piutang tinggi (lebih dari 1) maka artinya perusahaan tersebut memiliki efektivitas pengelolaan piutang yang tinggi pula. b. Perputaran persediaan Perputaran Persediaan adalah rasio yang juga mencerminkan likuiditas suatu perusahaan dengan mengukur tingkat efisiensi pengelolaan yang dilakukan perusahaan dan juga penjualan persediaan yang mereka miliki. Jika hasil perhitungan rasio ini tinggi (biasanya akan lebih dari 1), maka perusahaan tersebut diyakini memiliki efektivitas perputaran persediaan dan juga kinerja manajemen perusahaan. Rumus rasio ini adalah: ๐‘ƒ๐‘’๐‘Ÿ๐‘๐‘ข๐‘ก๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘› ๐‘ƒ๐‘’๐‘Ÿ๐‘ ๐‘’๐‘‘๐‘–๐‘Ž๐‘Ž๐‘› = ๐ป๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘”๐‘Ž ๐‘ƒ๐‘œ๐‘˜๐‘œ๐‘˜ ๐‘ƒ๐‘’๐‘›๐‘—๐‘ข๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘› ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘Žโˆ’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž ๐‘ƒ๐‘’๐‘Ÿ๐‘ ๐‘’๐‘‘๐‘–๐‘Ž๐‘Ž๐‘› c. Perputaran total aktiva Perputaran Total Aktiva adalah rasio untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva perusahaan. Jika nilai rasio ini tinggi, maka perusahaan tersebut bisa dinilai sebagai perusahaan dengan sistem manajemen yang baik. Namun, ketika nilai rasio ini relatif rendah (kurang

perusahaan yang sehat memiliki tingkat utang yang tidak melebihi modal sendiri agar beban perusahaan tidak terlampau tinggi. Dari penjelasan tersebut bisa kita buat rumus sederhana Debt to Equity Ratio ini sebagai berikut: ๐ท๐‘’๐‘๐‘ก ๐‘ก๐‘œ ๐ธ๐‘ž๐‘ข๐‘–๐‘ก๐‘ฆ ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ = ๐‘‡๐‘œ๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐‘ˆ๐‘ก๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘€๐‘œ๐‘‘๐‘Ž๐‘™

ร— 100%

  1. Rasio Keuntungan Rasio profitabilitas diperlukan oleh investor dan kreditur untuk menilai jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi perusahaan. Efektifitas dan efisiensi manajemen bisa dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan yang dilihat dari unsur unsur laporan keuangan. Semakin tinggi nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai yang tinggi melambangkan tingkat laba dan efisiensi perusahaan tinggi yang bisa dilihat dari tingkat pendapatan dan arus kas. Dengan demikian, analisis trend industri dibutuhkan untuk menarik kesimpulan yang berguna tentang tingkat laba (profitabilitas) sebuah perusahaan. Rasio profitabilitas mengungkapkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan di mana sistem pencatatan kas kecil juga berpengaruh. Berikut ini jenis-jenis rasio profitabilitas, pengertian analisis rasio keuangan beserta penjelasannya. a. Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Marjin Laba Kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas menunjukkan jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan dan mempertimbangkan biaya yang terlibat dalam memproduksi produk atau layanan. Gross Margin ini sering disebut sebagai Gross Margin Ratio. Margin laba kotor mengukur efisiensi penghitungan harga dasar atau biaya produksi. Semakin besar margin laba kotor (semakin efisien) operasi perusahaan, semakin rendah harga jualnya,

semakin efektif penjualan (penjualan) itu. Sebaliknya, maka perusahaan tidak pandai melakukan operasi. Berikut ini adalah rumus perhitungan laba kotor: ๐บ๐‘Ÿ๐‘œ๐‘ ๐‘  ๐‘ƒ๐‘Ÿ๐‘œ๐‘“๐‘–๐‘ก ๐‘€๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘”๐‘–๐‘› = ๐‘ƒ๐‘’๐‘›๐‘—๐‘ข๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘› โˆ’ ๐ป๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘”๐‘Ž ๐‘ƒ๐‘œ๐‘˜๐‘œ๐‘˜ ๐‘ƒ๐‘’๐‘›๐‘—๐‘ข๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘› ๐‘ƒ๐‘’๐‘›๐‘—๐‘ข๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘› b. Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) Net Profit Margin atau Marjin Laba Bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Marjin Laba Bersih ini disebut juga Profit Margin Ratio (Rasio Marjin Laba). Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini. ๐‘๐‘’๐‘ก ๐‘ƒ๐‘Ÿ๐‘œ๐‘“๐‘–๐‘ก ๐‘€๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘”๐‘–๐‘› = ๐ฟ๐‘Ž๐‘๐‘Ž ๐ต๐‘’๐‘Ÿ๐‘ ๐‘– โ„Ž ๐‘†๐‘’๐‘ก๐‘’๐‘™๐‘Ž โ„Ž ๐‘ƒ๐‘Ž๐‘—๐‘Ž๐‘˜ ๐‘ƒ๐‘’๐‘›๐‘—๐‘ข๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘› c. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio) Tingkat Pengembalian Aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total asset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini. Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut. ๐‘…๐‘‚๐ด = ๐ฟ๐‘Ž๐‘๐‘Ž ๐ต๐‘’๐‘Ÿ๐‘ ๐‘– โ„Ž ๐‘‡๐‘œ๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐ด๐‘ ๐‘’๐‘ก d. Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas) Return on Equity Ratio (ROE) adalah rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas investasi pemegang sahamnya sebagaimana dinyatakan dalam persentase. ROE 149 dihitung dari pendapatan perusahaan hingga modal yang diinvestasikan oleh pemilik bisnis (pemegang saham biasa dan pemegang saham preferen). Pengembalian ekuitas menunjukkan seberapa baik perusahaan mengelola kekayaan bersihnya sehingga tingkat laba diukur dengan investasi pemilik atau pemegang saham perusahaan. ROE adalah keandalan modal sendiri

BAB 11

ASPEK EKONOMI

A. Aspek Ekonomi Aspek ekonomi dalam studi kelayakan bisnis mencakup data data makroekonomi yang dimanfaatkan oleh perusahaan yang dapat dijadikan indikator ekonomi yang dapat di olah menjadi informasi penting. Data makro ekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan perusahaan. Data makro ekonomi tersebut banyak yang dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka studi kelayakan bisnis, misalnya: PDB, investasi, kurs valuta asing, kredit perbankan, anggaran pemerintah, penganggaran pembangunan, perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.

  1. Sisi Rencana Pembangunan Nasional Analisis manfaat proyek ditinjau dari sisi ini, dimaksudkan agar proyek dapat : a. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat Kegiatan usaha yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja lokal tidak perlu digantikan oleh tenaga kerja asing. Dan juga kita harus memperhitungkan dalam penggunaan tenaga mesin terlebih dahulu, apakah pekerjaan tersebut bisa menggunakan tenaga kerja masyarakat sekitar saja. b. Menggunakan sumber daya lokal seperti bahan baku Komponen bahan baku lokal jika dimanfaatkan (dengan catatan kualitas cukup layak sesuai standar) untuk proses produksi, hal ini jelas akan meningkatkan perekonomian di daerah tersebut karena sumber daya lokal ini dapat dijadikan usaha bagi masyarakat menumbuhkan industri lain. c. Menghasilkan dan menghemat devisa Dengan penggunaan bahan baku lokal akan dapat mengurangi penggunaan bahan impor, dengan kata lain kita juga menghemat devisa Negara apalagi jika kandungannya dapat terus menerus dapat ditingkatkan

sampai 100%, dan jika produk yang dihasilkan sebagian atau bahkan seluruhnya untuk pasar ekspor, maka bisnis ini akan menghasilkan devisa. d. Adanya proyek bisnis yang baru Diharapkan tumbuh industry lain baik yang sejenis maupun industri pendukung lainnya, seperti industri bahan baku atau industry sebagai dampak positif adanya kegiatan ekonomi di daerah tersebut. e. Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri Sesuai dengan kemampuan sebagaimana dijelaskan pada point c. maka usaha sejenis perlu dikembangkan di dalam negeri agar kebutuhan dalam negeri terpenuhi dan juga agar tidak terjadi monopoli. f. Menambah pendapatan nasional Dengan tumbuhnya bisnis di dalam negeri seperti dengan diproduksinya produk yang dikonsumsi secara baik didalam negeri, maka impor atas produk dan komponen inputnya berkurang atau bahkan ditiadakan sama sekali.

  1. Sisi Distribusi Nilai Tambah Adapun dimaksud disini adalah agar proyek yang akan dibangun memiliki nilai tambah. Nilai tambah hendaknya dapat dihitung secara kuantitatif. Dalam perhitungan tersebut, agar lebih mudah dapat diasumsikan bahwa proyek berproduksi dengan kapasitas normal. Setelah nilai tambah diketahui besarnya, nilai ini selanjutnya dapat didistribusikan dan perhitunganโ€“ perhitungannya harus jelas hendaknya.
  2. Sisi Nilai Investasi per Tenaga Kerja Penilai berikutnya adalah bahwa proyek mampu meningkatkan kesempatan kerja. Dan salah satu cara mengukur proyek padat modal atau padat karya adalah dengan cara membagi jumlah investasi, yaitu : ๐‘€๐‘œ๐‘‘๐‘Ž๐‘™ ๐‘‡๐‘’๐‘ก๐‘Ž๐‘ + ๐‘€๐‘œ๐‘‘๐‘Ž๐‘™ ๐พ๐‘’๐‘Ÿ๐‘—๐‘Ž Dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat sehingga didapat nilai investasi merupakan jumlah investasi per tenaga kerja. Untuk proyek perluasan, perhitungan nilai investasi merupakan jumlah investasi sebelum dan sesudah investasi, dan model ini belum ditetapkan di Indonesia, yang membedakan padat modal dengan

Contohnya keuntungan lebih banyak dimiliki oleh sebagian kecil golongan tertentu saja. g. Tekanan penduduk yang berat Hal ini disebabkan antara lain naiknya rata-rata umur manusia dibarengi dengan masih besarnya persentase kenaikan jumlah penduduk yang makin lama makin membebani sumber daya lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. h. Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah Hal ini disebabkan karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian utama, disamping itu kualitas alat โ€“ alat produksi , pupuk, teknik pengolahan juga masih relatif rendah. Masih banyak kendala kendala lain yang dapat menghambat pembangunan ekonomi, seperti kelemahan budaya dari masyarakat, ketidaksempurnaan pasar, mekanisme dalam rangka meningkatkan jumlah tabungan dalam negeri, kewirausahaan dan prioritas dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi.

  1. Dukungan Pemerintah Selanjutnya pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di dalam negeri akan menghasilkan devisa bagi Negara. Salah satu bentuk dukungan itu adalah melalui proteksi perdagangan. Proteksi perdagangan merupakan seluruh insentif perdagangan baik berupa proteksi maupun bantuan (subsidi). Oleh karena itu, proteksi perdagangan lebih tepat disebut sebagai insentif perdagangan. Instrumen kebijakan proteksi perdagangan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Kebijakan langsung terhadap komoditi yang bersangkutan:
  • Kebijakan perdagangan luar negeri, terbagi atas dua instrument yaitu: Instrument tarif yang tersendiri atas pajak impor, pajak ekspor, dan subsidi ekspor, serta instrumen Non- Tarif terbagi atas dua pembatasan, yaitu pembatasan kuantitatif, berupa kuota impor dan kuota ekspor, serta pembahasan kualitatif, berupa syarat-syarat kesehatan, kualitas lingkungan dan karantina.
  • Kebijakan perdagangan dalam negeri, terbagi atas:
  1. Pajak penjualan, retribusi, dan kewajiban pembayran lainnya.
  2. Pengaturan distribusi barang.
  3. Pengaturan (stabilisasi)
  • Kebijakan produksi, terdiri atas :
  1. Subsidi / pajak langsung bagi produsen.
  2. Perlindungan harga produksi dan sarana produksi.
  3. Pengaturan penggunaan sarana produksi. b. Kebijakan tidak langsung Kebijakan ekonomi makro, terdiri dari :
  • Over / under valuation nilai tukar
  • Pengaturan suku bunga dan alokasi kredit perbankan
  • Kebijakan proteksi terhadap komoditi lainnya. Dampak dari proteksi perdagangan dapat dilihat paling tidak dari dua aspek, yaitu dampak distorsi dan transfer pendapatan kepada konsumen maupun produsen. Alat ukur yang digunakan untuk ini ialah tingkat proteksi efektif ERP = effective Rate of protection.