

Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
APA PERAN SEJARAH SEBAGAI ILMU SOSIAL LAINNYA DALAM KEHIFUPAN BERMASYARAKAT
Typology: Lecture notes
1 / 2
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Pendahuluan Proses pewarisan nilai yang dimaksudkan memungkinkan generasi mendatang untuk memetik makna lain dari sejarah, yaitu yang terkait dengan pemanfaatan peristiwa sejarah yang inspiratif dan mendidik. Sebagaimana dimaksud, Sejarawan harus terlibat secara emosional untuk menghasilkan narasi sejarah yang dapat memberikan proses mewarisi nilai, mengembangkan inspirasi, dan memperdalam makna pendidikan. Keterlibatan emosional ini mulai muncul dari proses memaknai dan menulis peristiwa sejarah. Keterlibatan emosional seperti itu memungkinkan sejarawan untuk mendamaikan emosi mereka dengan peristiwa sejarah yang mereka pelajari.Ini adalah keterlibatan yang bermakna dan tampaknya memungkinkan pembaca untuk merasakan dan mengalami peristiwa yang dimaksud. Namun, keterlibatan emosional dalam penulisan sejarah tidak boleh mendistorsi posisi sumber dan data sejarah sebagai dasar penulisan, jangan sampai sejarawan disibukkan dengan unsur subjektif. Ilmu Sejarah dan Masyarakat Lain Sejarah erat kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Fungsi ilmu-ilmu sosial lainnya adalah menjadi ilmu bantu yang memperkaya penafsiran sejarah. Misalnya, ilmu politik dapat menjelaskan perubahan kekuasaan dengan beberapa teori politik. Ilmu politik konvensional telah lama mendominasi penjelasan peristiwa sejarah. Semua peristiwa selalu dilihat dari perspektif politik. Setelah munculnya sejarah kritis, pendekatan politik mulai menurun dan digantikan oleh pendekatan yang lebih manusiawi yang menyentuh aspek terkecil dari masyarakat yang berkaitan erat. Berbagai ilmu sosial telah berpengaruh dalam mendukung studi sejarah. Sebaliknya, tinjauan sejarah sering digunakan untuk memperkaya penelitian dalam ilmu-ilmu sosial lainnya. Secara khusus digunakan untuk menjelaskan perkembangan ilmiah tersebut dari waktu ke waktu. Hubungan antara sejarah dengan ilmu-ilmu lainnya tidak dapat dipisahkan dewasa ini, terutama dalam menjelaskan perkembangan ilmu-ilmu tersebut dari waktu ke waktu. Hubungan ini tidak bisa lagi dipisahkan antara sejarah dan ilmu-ilmu
lainnya. Kegiatan ekonomi, tentu saja, berkaitan dengan produksi, distribusi, dan perdagangan yang dinyatakan dalam satuan moneter. Sejarah ekonomi sering menggunakan statistik untuk menggambarkan dan mengukur berbagai variabel ekonomi dalam suatu masyarakat. R.G. Collingwood menekankan bahwa sains selalu menghadirkan identitasnya sebagai universal (pengetahuan universal), sedangkan sejarah menawarkan banyak fakta khusus yang berbeda satu sama lain dalam setiap mata pelajaran yang dibahas oleh orang-orang dengan pengetahuan dan pengetahuan tertentu. Kejadian-kejadian khusus seperti pengetahuan khusus (specific knowledge) atau pengetahuan khusus yang kadang-kadang terjadi di luar konsep- konsep umum yang khas dari ilmu-ilmu sosial. Sebenarnya, tidak ada perbedaan potensial dalam pemisahan antara keduanya. Jika kedua bentuk pengetahuan ini berbicara satu sama lain pada saat pengamatan, tidak ada pertanyaan lebih lanjut yang akan mempertanyakan kemungkinan itu. Referensi Gottschalk, L. (2006). Mengerti Sejarah. Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press. Hariyono. (1995). Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya.Hegel, G. W. (1956). The Philosophy of History. New York: Dover Publication. Hugiono, & Poerwantana, P. K. (1987). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina Aksara. Ismaun. (2004). Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.