









Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
ANALISIS YANG DILAKUKAN DALAM BERBAHASA INDONESIA YANG BERPEDOMAN PADA EYD DAN PUEBI
Typology: Papers
1 / 15
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
YUNISA OKTAVIA, S.Pd., M.Pd. Program Diskusi Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Putera Batam Tahun Ajaran 2022/
(Kesalahan dalam Pengejaan dan Penulisan) ZUNALVADISA SINAGA Universitas Putera Batam Email: Zunal21vadisa@gmail.com, pb210910127@upbatam.ac.id Abstrak Kurangnya pengetahuan dalam berbahasa juga merupakan salah satu hambatan dalam komunikasi. Bentuk dari kurangnya pengetahuan dalam berbahasa yaitu kesalahan dalam berbahasa (Reni Supriani I. R., 2012), hal tersebut tentu saja sangat menghambat komunikasi satu sama lain. Sedangkan bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan untuk bahasa nasional dan juga sebagai bahasa negara. Hal ini menandakan bahwa bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa pengantar di bidang pendidikan tetapi juga bahasa pemersatu warga negara Indonesia. Anda dapat berinteraksi dengan banyak teman sekolah di lingkungan sekolah. Karena banyaknya interaksi maka dibutuhkan banyak kosa kata, sehingga seseorang perlu dapat mengembangkan bahasanya. Sekolah memegang peranan penting dalam pembentukan bahasa Indonesia yang benar. Dalam keberagaman bahasa ada yang disebut dengan variasi bahasa yang cara penggunaannya tentu saja berbeda, tergantung siapa, bagaimana, dan di mana kita menggunakannya (Nadya Arizona, 2016). Jika dilihat dari media penggunaan bahasanya, variasi bahasa dibedakan menjadi 2, yaitu secara lisan dan tulisan. Jika dinilai dari perbedaan media bahasa, bahasa yang digunakan dalam media lisan tidak serumit dan selengkap pada media tulisan. Hanya saja, pada media lisan perlu diperhatikan bagaimana mimik wajah dan intonasi bicara yang digunakan oleh mediator. Sedangkan dalam media tulisan tentu saja hal yang perlu diperhatikan
Fungsi bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa negara yaitu sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan (Ahmad Muzaki, 2019). Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang digunakan. Pada umumnya, masyarakat yang pernah mengenyam dunia pendidikan meskipun hanya pendidikan dasar tentu ia akan menggunakan bahasa Indonesia, namun tak jarang juga diselingi dengan bahasa daerah bahkan kebanyakan orang lebih aktif menggunakan bahasa daerahnya saja. Sehingga tak jarang dijumpai seseorang lebih lancar menggunakan bahasa daerah namun sedikit gagap dalam menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga digunakan dalam pertemuan-pertemuan formal dan pertemuan nasional. Karena, dengan menggunakan bahasa Indonesia semua orang dari setiap daerah yang berbeda yang tentu saja mempunyai beragam bahasa bisa mengerti komunikasi satu sama lain apa bila menggunakan bahasa Indonesia. Pada zaman yang disebut milenial seperti saat ini, semua kegiatan dilakukan dengan baik, baik berupa digital maupun cetak. Iklan atau promosi yang dilakukan dalam media cetak maupun digital dikatakan lebih dapat meningkatkan promosi ketimbang dari mulut ke mulut seperti yang biasa dilakukan seperti membagikan brosur ke orang-orang yang dinilai terlalu boros dalam segi waktu dan biaya. Namun, penulisan kata-kata yang terdapat dalam iklan yang mereka buat tersebut terkadang bahkan sering terjadi kesalahan yang tidak sesuai dengan PUEBI dan KBBI dalam berbahasa. Bahasa merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh makhluk hidup terutama manusia untuk melakukan komunikasi satu sama lain. Di negara Indonesia sendiri bahasa Indonesia merupakan bahasa yang biasa digunakan dalam keseharian terutama dalam kegiatan formal seperti kegiatan pembelajaran ataupun acara-acara pertemuan. Karena, bahasa Indonesia merupakan bahasa keseharian yang sudah ditetapkan sebagai bahasa nasional. Agar tujuan dalam komunikasi yang dilakukan dapat lebih tersampaikan dengan jelas.
Oleh karena itu, telah ditetapkan ketentuan berbahasa yang baik dan benar agar tujuan tersebut dapat tersampaikan dengan baik, terutama dalam iklan ataupun komunikasi lainnya. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bahasa yang digunakan baik dalam media cetak ataupun media digital, apakah sesuai atau tidaknya dengan PUEBI yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendahuluan di atas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan menjadi bahan pembahasan pada jurnal ilmiah ini, diantaranya adalah; 1). apa itu penggunaan bahasa?; 2). Apa yang menjadi landasan dalam berbahasa?; 3). Apa itu kesalahan berbahasa?; dan 4). Berikan contoh kesalahan berbahasa yang ditemui berdasarkan data fakta yang ditemukan!. II. METODE PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa yang masih banyak ditemukan dalam keseharian baik secara tertulis maupun lisan dan mengklasifikasikannya sesuai dengan jenis kesalahannya masing-masing. Sehingga, untuk memenuhi tujuan tersebut penulis menggunakan salah satu metode penelitian yaitu metode deskriptif. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang didasari dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelum membuat sebuah artikel. Penelitian yang berkaitan dengan kesalahan-kesalahan yang ditemui dalam keseharian baik dalam bentuk media cetak ataupun media digital. Sebelum menulis hasil penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan penelitian berupa mencari kesalahan-kesalahan berbahasa yang berada dalam media cetak. Fakta-fakta tersebut kemudian dikumpulkan menjadi data yang kemudian di analisis di mana letak kesalahannya. Setelah itu, kesalahan tersebut diperbaiki hingga menjadi kata atau kalimat yang sesuai dengan PUEBI, EYD, dan KBBI yang ada dan telah ditetapkan.
menyimak, 2) ketrampilan berbicara, 3) keterampilan membaca, 4 ) keterampilan menulis. Aktivitas menulis dipengaruhi oleh kemampuan produktif seseorang (suryanto, 2016). Dalam keberagaman bahasa ada yang disebut dengan variasi bahasa yang cara penggunaannya tentu saja berbeda, tergantung siapa, bagaimana, dan di mana kita menggunakannya (Nadya Arizona, 2016). Jika dilihat dari media penggunaan bahasanya, variasi bahasa dibedakan menjadi dua , yaitu secara lisan dan tulisan. Jika dinilai dari perbedaan media bahasa, bahasa yang digunakan dalam media lisan tidak serumit dan selengkap pada media tulisan. Hanya saja, pada media lisan perlu diperhatikan bagaimana mimik wajah dan intonasi bicara yang digunakan oleh mediator. Sedangkan dalam media tulisan tentu saja hal yang perlu diperhatikan adalah, penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf kapital. Untuk perangkaian kata dan penyusunan kalimat, dalam dua media tersebut sama-sama perlu diperhatikan. Agar bahasa yang kita gunakan sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan pada pedoman bahasa yang telah ditetapkan. Baik dalam variasi ragam bahasa tulis maupun lisan, dibedakan menjadi dua situasi yaitu formal dan nonformal. Dalam penggunaan pada situasi nonformal biasanya tidak terlalu memperhatikan kesempurnaan penggunaan bahasa, lain halnya bila dalam keadaan formal. Tentu saja penggunaan bahasa harus sesempurna mungkin. Baik dalam segi penggunaan kata, perangkaian kata, penyusunan kalimat, penggunaan tanda baca dan huruf kapital, ataupun cara menggunakan atau mencocokkan intonasi, mimik wajah, dan gerak tubuh. Mampu menyesuaikan bahasa dengan keadaan merupakan pengertian penggunaan bahasa yang baik. Namun, menggunakan bahasa yang benar dan tepat juga perlu diperhatikan. Karena hal tersebut akan sangat mempengaruhi apakah kalimat yang kita sampaikan itu dapat dipahami atau tidak oleh lawan bicara kita. Sehingga, menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kamus bahasa Indonesia
merupakan hal yang juga perlu diperhatikan karena hal tersebut akan sangat berpengaruh pada hasil komunikasi kita dengan lawan bicara kita. Selain menjadi alat untuk berkomunikasi, bahasa juga dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Sehingga penggunaan bahasa yang baik dan benar cenderung akan membuat orang-orang di sekitar kita akan memberikan nilai positif tentang kita karena penggunaan bahasa yang baik. Dan juga penggunaan bahasa yang baik dapat memulai komunikasi yang baik juga untuk kedepannya nanti. Selain itu, penggunaan bahasa yang benar dan sesuai juga mampu menghindari kita dari kesalahpahaman serta kebingungan ketika kita dan lawan bicara sedang melakukan komunikasi. Kita bangsa Indonesia memiliki sebuah bahasa yang telah terbukti mampu mempersatukan sekitar 1.128 suku bangsa (JPNN Mobile, 2010) dengan 746 bahasa daerah (sugono, 2008) Dari hal tersebut dapat di simpulkan bahwa penggunaan bahasa yang baik dan benar hal tersebut mampu membawa banyak hal positif. B. Ejaan Bahasa Indonesia Ejaan adalah asas penyusunan atau penulisan (kata atau kalimat) dan juga pemakaian tanda baca (Badan Bahasa Kemendikbud RI, 2020). Sedangkan menurut prihantini, beliau mengungkapkan bahwa ejaan merupakan segala aturan yang merangkup segala hal tentang bagaimana cara menuliskan lambang huruf dan tanda baca (prihantini, 2015). Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan yang telah diterapkan di negara Republik Indonesia mulai sekitar tahun 1972 berdasarkan Surat Pernyataan menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 dan digunakan untuk menggantikan Ejaan Mantra Soewandi atau Mantra Konservatif. Ejaan ini telah beberapa kali dirombak, yaitu pada tahun 1987 berdasarkan Surat Edaran menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 dan tahun 2009 berdasarkan Pedoman
gambaran atau cerminan diri seseorang terhadap negaranya. Semakin baik seseorang dalam berbahasa Indonesia, maka orang-orang dari luar juga akan menilai bahwa suatu negara tersebut sudah mampu memberikan pemahaman secara menyeluruh kepada warga negaranya mengenai penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan (Putri, 2007). D. Kesalahan Berbahasa Kesalahan berbahasa adalah sebuah kasus yang sudah terjadi cara intrinsik, yang bisa terjadi secara tulisan ataupun tertulis (Reni Supriani I. R., 2012). Tidak hanya anak-anak ataupun orang awam yang belum pernah mempelajari bahasa, bahkan orang yang sudah mendalami ilmu berbahasa saja masih bisa terkena kesalahan dalam berbahasa ini. Kesalahan berbahasa ini biasa terjadi karena kemampuan daya ingat yang dimiliki seseorang. Namun bukan hanya karena faktor daya ingat seseorang, kesalahan ini juga bisa terjadi karena seseorang memang belum memahami atau bahkan memang belum mengetahui bagaimana cara menggunakan bahasa yang benar dan sesuai dengan panduan yang sudah di tetapkan dalam PUEBI. Kesalahan berbahasa merupakan kekeliruan yang terjadi atau penulisan dan penempatan kata atau kalimat yang tidak sesuai dengan panduan yang sudah di tetapkan di dalam PUEBI. Selain itu, kesalahan dalam berbahasa juga termasuk dalam penggunaan tanda baca yang ada di dalam suatu kalimat, benar atau tidaknya sudah ditetapkan dalam PUEBI. Dalam bukunya yang berjudul Introducing Appiled linguistic, S.Piet Corder menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa merupakan sebuah pelanggaran terhadap kode bahasa. Pelanggaran tersebut terjadi karena kurangnya penguasaan dan pemahaman seseorang dalam berbahasa.
2. Pembahasan
Berdasarkan hal yang telah di definisikan dengan panjang lebar seperti yang sudah tertera diatas. Penulis perlu mengumpulkan fakta untuk di satukan menjadi data yang kemudian di analisis letak kesalahan yang dimiliki. Dengan itu, penulis akhirnya melakukan analisis untuk menemukan fakta yang akan dikumpulkan menjadi data kemudian di susun untuk digunakan sebagai bukti contoh adanya kesalahan dalam berbahasa. Setelah melakukan analisis langsung, di dapatkan beberapa data yang menjadi bukti dasar masih banyaknya kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa di publik. Bahkan tidak sedikit kesalahan penggunaan bahasa tersebut terjadi dalam iklan yang ditampilkan untuk dilihat untuk masyarakat. Berikut akan diuraikan beberapa data dari kesalahan yang di dapat dari kesalahan berbahasa yang terjadi pada publik.
perguruan tinggi. Tidak hanya dalam dunia akademis namun juga dalam bermasyarakat (Turistiani, 2013). Penggunaan bahasa yang baik pun juga menjadi perhatian penting yang harus seorang mahasiswa perhatikan. Karena hal ini akan menjadi perhatian masyarakat sekelilingnya. Pemahaman berbahasa juga sebagai bentuk adanya pemahaman dari apa yang telah dipelajari dalam pendidikannya. Hal ini juga menjadi tolak ukur seorang mahasiswa sudah mampu atau tidaknya menggunakan bahasa yang benar pada ruang lingkup di luar tempat ia belajar. Apakah dia mampu atau tidaknya membawa pengaruh baik yaitu menjadi cerminan masyarakat sekelilingnya untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar juga. Dari data yang sudah di jumpai dan dari analisis yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa masih sangat banyak dijumpai kesalahan dalam berbahasa. Baik dalam bentuk penggunaan ejaan, tanda baca, imbuhan, dan penggunaan huruf kapital. Bahkan hal tersebut bisa dijumpai di buku-buku yang digunakan untuk pendidikan dasar. Kesalahan berbahasa juga diperhatikan terjadi karena faktor kurangnya kepedulian remaja milenial terhadap bagaimana cara berbahasa yang baik dan benar. Remaja milenial dinilai kurang berminat dalam mendalami bahasa yang ada di negara asalnya sendiri. Banyak remaja yang lebih suka mendalami bagaimana cara berbahasa yang baik dan benar dari bahasa negara asing. Sehingga bahasa Indonesia lambat laun mengalami pergeseran di dalam ruang lingkup remaja milenial saat ini. Sehingga, hal ini menjadi salah satu faktor terbesar yang mengakibatkan banyaknya kesalahan berbahasa yang terjadi di ruang publik. Hanya beberapa remaja saja yang menyukai mendalami dan tata bahasa yang baik dan benar. Bahkan minat baca pun juga menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat kurang mengetahui bagaimana cara berbahasa yang baik dan benar. Di dalam Undang-Undang No. 24 tahun 2009, sudah dijelaskan bagaimana peraturan penggunaan bahasa Indonesia, bendera, lagu kebangsaan dan lambang negara. Dan dalam UUD tahun 1945 juga dijelaskan bagaimana
penggunaan bahasa Indonesia juga termasuk bagaimana pemakaian bahasa Indonesia dalam segala jenis penamaan. V. DAFTAR PUSTAKA Achmad, A. (2011). bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. jakarta : predana media grup. Ahmad Muzaki, C. Y. (2019). PENGENALAN PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUEBI) DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR BAGI PARA GURU. Pengabdian Kepada Masyarakat , 82-86. Ayudia, E. S. (2016). Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Laporan Hasil Observasi Pada Siswa SMP. BASASTRA, Jurnal Bahasa, Sastra Bahasa Indonesia, dan Penggunaannya , 35. Azwardi. (2008). Materi Mata Kuliah Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Menulis Ilmiah, Banda Aceh. Badan Bahasa Kemendikbud RI. (2020). KBBI Daring Versi V. https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Gunawan, H. R. (2017). Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA: Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis , 1-7. Hidayati Firdaus, M. R. (2019). KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA PADA IKLAN BARIS DAERAH JEMBER. Politeknik Negeri Jember , 9. Nadya Arizona, N. E. (2016). Kesalahan Penggunaan Ejaan Dalam Skripsi Mahasiswa Fakultas HUkum UNILA Dan Implikasinya. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Penggunaannya) , 2-4. prihantini. (2015). Panduan Tata Bahasa Indonesia. Master Bahasa Indonesia ,