Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Aliran Fluida dengan Arrangement of Apparatus, Lab Reports of Laboratory Practices and Management

Aliran fluida pada pipa dapat menimbulkan head loss dan friction loss. Head loss merupakan nilai kerugian energi dari setiap fluida yang mengalir di dalam saluran pipa. Friction loss adalah suatu nilai untuk mengetahui seberapa besarnya reduksi tekanan total (total head) yang diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem pengaliran. Percobaan aliran fluida bertujuan untuk menjelaskan tentang pola aliran fluida di dalam pipa, menghitung pressure drop dan friction loss aliran fluida dalam pipa

Typology: Lab Reports

2019/2020

Uploaded on 03/10/2023

tiara-dwisca-nadimisia-2007113917
tiara-dwisca-nadimisia-2007113917 🇮🇩

2 documents

1 / 57

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA I
ALIRAN FLUIDA
Oleh:
KELOMPOK VI
KELAS A
Calvin Apredo 2007113918
Tiara Dwisca Nadimisia 2007113917
Widiasti Sukmaningrum 2007110682
Dosen Pengampu:
Zulfansyah, ST., MT.
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Riau
Pekanbaru
2022
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e
pf1f
pf20
pf21
pf22
pf23
pf24
pf25
pf26
pf27
pf28
pf29
pf2a
pf2b
pf2c
pf2d
pf2e
pf2f
pf30
pf31
pf32
pf33
pf34
pf35
pf36
pf37
pf38
pf39

Partial preview of the text

Download Aliran Fluida dengan Arrangement of Apparatus and more Lab Reports Laboratory Practices and Management in PDF only on Docsity!

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA I

ALIRAN FLUIDA

Oleh:

KELOMPOK VI

KELAS A

Calvin Apredo 2007113918 Tiara Dwisca Nadimisia 2007113917 Widiasti Sukmaningrum 2007110682 Dosen Pengampu: Zulfansyah, ST., MT.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Riau

Pekanbaru

LEMBAR KENDALI

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA I

Modul Praktikum : Aliran Fluida Kelompok/Kelas : VI/A Nama Praktikan : 1. Calvin Apredo 2007113918

  1. Tiara Dwisca Nadimisia 2007113917
  2. Widiasti Sukmaningrum 2007110682 Dosen Pengampu : Zulfansyah, ST.,MT Tanggal Materi Keterangan

iii

Lembar Pengesahan Laporan Praktikum

Laboraturium Instruksional Teknik Kimia I

Aliran Fluida

Dosen Pengampu Praktikum Labtek I dengan ini menyatakan bahwa: Kelompok VI Calvin Apredo 2007113918 Tiara Dwisca Nadimisia 2007113917 Widiasti Sukmaningrum 2007110682

  1. Telah melakukan perbaikan-perbaikan yang disarankan oleh Dosen Pengampu/Asisten Praktikum
  2. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Aliran Fluida dari praktikum Laboratorium Instruksional Teknik Kimia I yang disetujui oleh Dosen Pengampu/Asisten Praktikum. Pekanbaru, Desember 2022 Dosen Pengampu.. Zulfansyah, ST., MT. NIP. Catatan Tambahan:

iv

ABSTRAK

Aliran fluida pada pipa dapat menimbulkan head loss dan friction loss. Head loss merupakan nilai kerugian energi dari setiap fluida yang mengalir di dalam saluran pipa. Friction loss adalah suatu nilai untuk mengetahui seberapa besarnya reduksi tekanan total ( total head ) yang diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem pengaliran. Percobaan aliran fluida bertujuan untuk menjelaskan tentang pola aliran fluida di dalam pipa, menghitung pressure drop dan friction loss aliran fluida dalam pipa, dan mengetahui peralatan yang berkaitan dengan transportasi fluida. Percobaan aliran fluida dilakukan pada pipa lurus 10 mm Smooth bore test pipe , 17,5 mm Smooth bore test pipe , sudden enlargement , sudden contraction , 45° elbow, dan 90° elbow dengan bukaan valve sebesar 25%, 50%, 75% dan 100%. Nilai head loss yang paling besar terdapat pada 10 mm Smooth bore test pipe yaitu sebesar 8,8543 InHg. Jenis aliran yang terjadi pada pipa adalah aliran turbulen karena memiliki nilai Reynolds Number yang lebih dari 4000. Head loss sebanding dengan kecepatan fluida dan pressure drop sebanding dengan kecepatan fluida. Sedangkan besarnya friction factor memiliki hubungan tidak sebanding terhadap nilai Reynolds Number. Kata Kunci: Reynold Number, Friction loss, Head loss, Laju Alir, Pressure drop

ABSTRACT

Fluid flow in the pipe can cause head loss and friction loss to appear. Head loss is the energy loss value of each fluid flowing in the pipeline. Friction loss is a value to find out how much the total pressure reduction (total head) is caused by the fluid when it passes through the flow system. The fluid flow experiment aims to explain the pattern of fluid flow in the pipe, calculate the pressure drop and friction loss of fluid flow in the pipe, and find out the equipment related to fluid transportation. Fluid flow experiments were carried out on straight pipes 10 mm Smooth bore test pipe, 17.5 mm Smooth bore test pipe, sudden enlargement, sudden contraction, 45° elbow and 90° elbow with valve openings of 25%, 50%, 75% and 100%. The highest head loss value was found in the 10 mm Smooth bore test pipe, which was 8. InHg. The type of flow that occurs in the pipe is turbulent flow because it has a Reynolds Number value of more than 4000. Head loss is proportional to the fluid velocity and pressure drop is proportional to the fluid velocity. Meanwhile, the magnitude of the friction factor has a disproportionate relationship to the value of the Reynolds Number. Keywords: Reynold Number, Friction loss, Head loss, Flow Rate , Pressure drop

vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR TABEL

  • Gambar 2.1 Jenis-Jenis Aliran Halaman
  • Gambar 2.2 Elbow 90° dan 45°
  • Gambar 2.3 Threaded Tee
  • Gambar 2.4 Sudden Expansion
  • Gambar 2.5 Sudden contraction
  • Gambar 2.6 Diagram Moody
  • Gambar 3.1 Rangkaian Alat General Arrangement Of Apparatus
  • Gambar 4.1 Grafik Head loss dan Friction loss pada Pipa 10 mm……………….
  • Gambar 4.2 Grafik Reynolds Number terhadap Friction loss pada Pipa 1 0 mm
  • Gambar 4.3 Perbandingan Head loss dan Friction loss pada Pipa 17,5 mm
  • Gambar 4.4 Perbandingan Reynolds Number dan Friction loss Pipa 17,5 mm
  • Gambar 4. 5 Perbandingan Head loss dan Friction loss pada Elbow 45°...............
  • Gambar 4. 6 Perbandingan Reyolds Number dan Friction loss Pada Elbow 45°
  • Gambar 4.7 Perbandingan Head loss dan Friction loss pada Bend 90°.................
  • Gambar 4.8 Perbandingan Reynolds Number terhadap Friction loss Bend 90°
  • Gambar 4.9 Grafik Faktor Gesekan dengan NRe pada Enlargement ……………...
  • Gambar 4.10 Grafik Faktor Gesekan dengan Nre pada Contraction
  • Tabel 4.1 Data Literatur Fluida Halaman
  • Tabel 4.2 Data Literatur Diameter Pipa
  • Tabel 4.3 Head loss dan Friction loss pada 10 mm Smooth Bore Test Pipe
  • Tabel 4.4 Friction loss dan Reynolds Number 10 mm Smooth Bore Test Pipe
  • Tabel 4.5 Pressure Drop pada 10 mm Smooth bore test pipe
  • Tabel 4.6 Head loss dan Friction loss pada 17,5 mm Smooth Bore Test Pipe
  • Tabel 4.7 Friction loss dan Reynold Number 17,5 mm Smooth Bore Test Pipe
  • Tabel 4.8 Pressure drop pada 17,5 mm Smooth Bore Test Pipe
  • Tabel 4.9 Head loss dan Friction loss pada Elbow 45°......................................
  • Tabel 4.10 Friction loss dan Reynolds Number Elbow 45°
  • Tabel 4.11 Pressure drop pada Elbow 45°
  • Tabel 4.12 Head loss dan Friction loss pada Bend 90°........................................
  • Tabel 4.13 Friction loss dan Reynolds Number pada Bend 90°
  • Tabel 4.14 Pressure drop pada Bend 90°
  • Tabel 4.15 Hasil Percobaan pada Sudden Contraction
  • Tabel 4.16 Friction loss dan Pressure drop Sudden Contraction

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Fluida merupakan zat yang memiliki bentuk kontinyu yang dapat berubah sesuai dengan wadah yang menaunginya. Fluida tidak dapat menahan bentuk secara permanen. Fluida mengalami perubahan bentuk mengikuti ruang yang ditempatinya. Aliran fluida adalah gerakan dari bahan seperti cairan ataupun gas yang terdispersi melalui area tertentu. Zat cair mampu mengalir karena ikatan molekul dalam fluida lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat (White, 1988). Transportasi fluida merupakan salah satu operasi teknik kimia yang sering dijumpai di industri kimia. Bahan baku yang digunakan berupa fluida sehingga sistem perpipaan untuk tempat mengalir fluida sangat dibutuhkan keberadaannya. Fluida tidak hanya mengalir melalui sebuah pipa. Aliran fluida akan melewati berbagai jenis pipa yang bervariasi ukuran ID pipa, seperti enlargement , contraction , dan lain-lain (White, 1988). Peristiwa yang terjadi pada aliran fluida bermacam-macam, seperti friction loss dan head loss. Friction loss adalah gesekan antara air dengan permukaan dalam pipa atau antara air dengan valve dan fitting. Gaya gesek dalam pipa menyebabkan terjadinya hambatan pada tekanan pompa. Head loss adalah peristiwa kehilangan energi mekanik persatuan massa. Head loss dibagi menjadi dua macam yaitu major head loss dan minor head loss. Besarnya head loss pada pipa disebabkan karena beberapa parameter, yaitu diameter dalam pipa, debit aliran, viskositas fluida, dan sudut yang ada pada belokan pipa (Wibowo, 2013). Praktikum aliran fluida dilakukan untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di dalam pipa. Fluida yang dilewatkan ke dalam pipa akan membentuk gesekan antara pipa dengan fluida. Besarnya gesekan yang terjadi tergantung pada kecepatan, kekerasan pipa, diameter dan viskositas fluida yang digunakan. Gesekan yang terjadi dapat mempengaruhi aliran fluida dalam pipa. Jenis aliran dalam pipa dapat terjadi secara tiga tahap yaitu aliran laminar, aliran turbulen, ataupun aliran transisi yang nilainya dapat diketahui dengan menghitung nilai

Reynolds Number (Wibowo, 2014). 1.2 Tujuan Tujuan pada percobaan aliran fluida adalah:

  1. Menjelaskan tentang pola aliran fluida dalam pipa.
  2. Menghitung pressure drop dan friction loss aliran fluida dalam pipa.
  3. Menjelaskan peralatan-peralatan yang berkaitan dengan transportasi fluida.

memiliki sifat tidak tetap sehingga selalu mengikuti bentuk wadahnya. Fluida yang mengalir pada pipa akan mengalami kehilangan energi ( head loss ) diakibatkan adanya gesekan antara fluida dengan fluida dan fluida dengan pipa. Energi hilang pada fluida dalam sistem perpipaan disebabkan karena lintasan pipa dilalui oleh fluida, seperti belokan pada pipa, penyempitan pada pipa (kontraksi), dan pembesaran pada pipa (ekspansi). Percobaan aliran fluida dilakukan untuk mempelajari sistem perpipaan dengan variasi diameter pipa pada aliran fluida terhadap nilai head loss (H) (Rahayu dkk, 2021). 2.2 Sifat-Sifat Fluida Sifat-sifat fluida menyangkut konsep-konsep penting aliran fluida, karena sifat-sifat fluida ini mempengaruhi statika maupun dinamika dari fluida atau obyek yang ada pada fluida tersebut (Prabowo dkk, 2016). 2.2.1 Massa Jenis ( Density ) Massa jenis sebuah fluida, dilambangkan dengan huruf Yunani ρ (rho), didefinisikan sebagai massa fluida per satuan volume. Massa jenis digunakan untuk karakteristik massa sebuah sistem fluida. Nilai kerapatan suatu fluida berbeda dengan fluida lainnya, untuk cairan pengaruh tekanan dan temperatur sangat kecil terhadap harga kerapatan. Massa jenis dinyatakan dengan Persamaan 2.1 (Prabowo dkk, 2016). ρ = m v

Keterangan: 𝜌 : Kerapatan massa (kg/m^3 ) 𝑚 : Massa fluida (kg) 𝑣 : Volume fluida (m^3 )

2.2.2 Gravitasi Jenis ( Specific Gravity) Gravitasi jenis sebuah fluida dilambangkan dengan SG. SG didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan fluida tersebut dengan kerapatan air pada temperatur 4°C. Pada temperatur ini kerapatan air adalah 1000kg/m3. Gravitasi jenis dihitung menggunakan Persamaan 2.2 (Prabowo dkk, 2016). SG = ρ ρH 2 O

Keterangan: SG : gravitasi jenis ρ : massa jenis materi (kg/m^3 ) ρH 2 O : massa jenis air pada suhu 4°C (kg/m^3 ) 2.2.3 Viskositas ( Viscosity) Viskositas fluida adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak atau disebabkan benda padat yang bergerak di dalam fluida. Besar gesekan yang ditimbulkan fluida disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Kekentalan atau viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah misalnya air, mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar. Viskositas dihitung menggunakan Persamaan 2. (Prabowo dkk, 2016). 𝑣 = 𝜇 𝜌

Keterangan: 𝑣 : viskositas kinematik (m^2 /s) 𝜇 : viskositas dinamik (kg/m.s) 𝜌 : massa jenis (kg/m^3 )

tekanan tinggi menuju bagian lainnya yang bertekanan rendah. Fluida mempunyai penurunan kecepatan, jika fluida tersebut mengalir dari suatu bagian bertekanan rendah, menuju bagian lain bertekanan tinggi. Adanya hubungan antara tekanan, kecepatan, dan ketinggian dinyatakan pada Persamaan 2.6 (Prabowo dkk, 2016). 𝑃 𝜌

𝑣^2 2

  • 𝑔𝑧 = konstan ...............................................................(2.6) Keterangan: 𝑃 : tekanan (N/m^2 , Pa) 𝜌 : massa jenis fluida (kg/m^3 ) 𝑣 : kecepatan aliran fluida (m/s) 𝑔 : percepatan gravitasi (m/s^2 ) ℎ : ketinggian pipa dari tanah (m) Persamaan 2.6 adalah persamaan Bernoulli untuk aliran inkompresibel, berlaku sepanjang garis arus, atau jika aliran irotasional berlaku pada semua titik dalam medan aliran (Prabowo dkk, 2016). 2.2.6 Aliran Inkompressibel di dalam Saluran Aliran fluida dalam pipa dapat bersifat laminar, transisi, dan turbulen. Parameter yang digunakan untuk mengetahui jenis aliran tersebut adalah bilangan Reynolds (Nre). Dari hasil analisa dimensional diperoleh Persamaan 2.7 (Prabowo dkk, 2016). 𝑁𝑅𝑒 = 𝜌×𝑣×𝐷 𝜇

Keterangan: 𝜌 : massa jenis (kg/m^3 ) 𝑣 : kecepatan rata-rata (m/s) 𝐷 : diameter (m) 𝜇 : viskositas dinamik (kg/m.s) Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tidak berdimensi. Titik kritis aliran inkompresibel di dalam saluran adalah Re=2000. Bilangan Reynolds dapat digunakan sebagai indikator jenis aliran suatu fluida. Jenis-jenis aliran pada fluida adalah sebagai berikut (Prabowo dkk, 2016).

  1. Aliran Laminar Aliran yang bergerak dalam lapisan-lapisan, laminan-laminan dengan satuan lapisan meluncur secara lancar. Viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan. Aliran laminar memiliki bilangan Reynolds kurang dari 2100 (NRe < 2100)
  2. Aliran Transisi Aliran transisi adalah aliran fluida yang terjadi ketika aliran fluida berubah dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran ini memiliki bilangan Reynolds yang berada diantara 2100 sampai dengan 4000 (2100 <NRe< 4000).
  3. Aliran Turbulen Aliran turbulen adalah aliran yang penggerak dari partikel-partikel fluidanya sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Turbulensi yang terjadi pada aliran fluida turbulen membangkitkan tegangan geser yang merata di seluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian-kerugian aliran. Intensitas turbulensi sangat dipengaruhi oleh Bilangan Reynolds. Bilangan Reynolds pada aliran turbulen lebih besar dari 4000 (NRe>4000). Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir bisa berupa cairan atau gas. Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu baik benda padat maupun fluida didasari pada hukum gerak Newton yang digabungkan dengan hukum gaya yang sesuai. Aliran laminar adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel- partikel fluidanya sejajar dengan garis-garis arusnya. Partikel-partikel fluida pada aliran laminar seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur satu arah pada lapisan yang bersebelahan (Prabowo dkk, 2016). Aliran transisi adalah kondisi partikel fluida berada pada peralihan dari kondisi seragam menuju kondisi acak. Kecepatan aliran yang relatif besar menghasilkan aliran yang tidak laminar melainkan kompleks, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan yang lain. Ciri aliran turbulen adalah tidak adanya

𝐿 𝐷 𝑣^2 2 𝑔

Keterangan: 𝐻𝑙 : head loss mayor (m) 𝑓 : faktor gesekan (dapat diketahui melalui diagram Moody ) 𝐿 : panjang pipa (m) 𝐷 : diameter pipa (m) 𝑣 : kecepatan aliran (m/s) 𝑔 : percepatan gravitasi (m/s^2 ) 2.3.2 Head loss Minor Head loss minor dapat terjadi karena adanya sambungan pipa ( fitting ) seperti katup (valve), belokan (elbow), saringan (strainer), percabangan (tee), pembesaran pipa (expansion), pengecilan pipa (contraction), dan sebagainya (Prabowo dkk, 2016).

  1. Elbow Elbow atau belokan merupakan suatu alat yang sering digunakan pada suatu sistem perpipaan. Elbow merupakan jenis komponen pada sistem pipa dengan bentuk yang membungkuk pada sudutnya yang bisa dimanfaatkan pada sudut sehingga pipa menjadi lurus. Fungsi elbow adalah untuk membelokkan aliran fluida di dalam pipa (Prabowo dkk, 2016). Gambar 2.2 Elbow 90° dan 45°
  1. Percabangan ( tee ) Sambungan tee merupakan jenis sambungan pipa tiga arah dengan komponen yang berfungsi membagi aliran air ke dalam dua arah. Penggunaan tee adalah untuk mengalirkan aliran fluida menuju dua arah yang berbeda dalam satu siklus tertentu yang dipasang secara paralel (Prabowo dkk, 2016). Gambar 2.3 Threaded Tee
  2. Pembesaran ( expansion ) Pembesaran dalam suatu perpipaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembesaran mendadak atau terjadi secara tiba-tiba yang sering kali disebut dengan sudden expansion ataupun sudden enlargement (Prabowo dkk, 2016) Gambar 2.4 Sudden Expansion
  3. Pengecilan ( contraction ) C ontraction dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sudden contraction (pengecilan secara tiba-tiba) dan gradual contraction (pengecilan secara bertahap) (Prabowo dkk, 2016).