









Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
dokumen berisi tugas kuliah dari kampus
Typology: Lecture notes
1 / 16
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Dosen Pengampu : Andriyani E. Lay, S.Psi, M.Psikolog Putu Agus Irawan, S.Pd, M.Pd “ALAT TES INTEGENSI” KELOMPOK 8
Puji dan syukur dihaturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa kerena atas berkat dan karunia-Nya penulisan makalah dengan judul “ ALAT TES INTELEGENSI” dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu jenis pengambilan nilai tugas dari proses perkuliahan. Penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam segi materi maupun non-materi. Penulis menyadari akan kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun penulis terima dengan senang hati. Kota Kupang, Maret 2019 Penulis
Intelegensi dikenal sebagai kemampuan dari suatu individu untuk mengorganisasikan kelangsungan hidupnya. Saat ini ada banyak tes yang bisa kita lalui atau kita tempuh untuk mengetahui seberapa tinggi nilai intelegensi kita. Intelegensi biasanya dikenal dengan IQ. Namun, dalam intelegensi terdapat IQ, ada juga SA, dan lain-lain. Makalah ini membahas tentang pengertian, konsep dasar teori dan juga macam-macam tes yang digunakan untuk mengukur intelegensi. B. TUJUAN Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mempelajari dan memahami pengertian, konsep dasar teori, dan macam-macam tes intelegensi sebagai salah satu materi pembelajaran dalam perkuliahan.
Kata tes berasal dari bahasa latin ‘Testum’ yaitu alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Prancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang lain. Lama kelamaan arti tes menjadi lebih umum. Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk menentukan (mengukur) aspek-aspek tertentu dari pada ke pribadian (Azwar, 1987). Sedangkan intelegensi sendiri diartikan sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara aktif (Wechler, 1958). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inteligensi adalah daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru. Oleh karena itu, pengertian dari tes intelegensi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu individu. Hasilnya akan menunjukkan secara umum kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar atau berfikir abstrak dan tidak dapat menunjukkan bidang khusus atau kemampuan khusus apa yang cenderung dikuasai.
● Kecerdasan Proksimal atau Proximal Intelligence. Leo Vygotsky berpendapat bahwa Kecerdasan kognitif seseorang dapat diuji dengan memperhatikan kronologis usia mental orang tersebut dan memperhatikan kapasitas orang tersebut. Maksud kapasitas seseorang adalah perbandingan kemampuan seseorang menyelesaikan suatu masalah seseorang diri dengan apabila mendapat bantuan orang lain dalam menyelesaikan masalah yang serupa. ● Kecerdasan yang dapat dipelajari atau Learnable Intelligence. David Perkins dari Harvard University berpendapat bahwa Kecerdasan dipengaruhi dan dioperasikan oleh beberapa faktor dalam kehidupan yaitu sistem otak, pengalaman hidup, dan kapasitas untuk pengaturan diri. ● Kecerdasan Tri Tunggal atau Triarchic Intelligence. Robert J. Sternberg berpendapat bahwa Kecerdasan manusia dapat diukur dari keseimbangan tiga kecerdasan yaitu kecerdasan kreatif, analisis, dan praktis. Kecerdasan kreatif meliputi kemampuan menemukan dan merumuskan ide serta solusi dari masalah. Kecerdasan analisis digunakan saat secara sadar mengenali dan memecahkan masalah, merumuskan strategi, menyusun dan menyampaikan informasi. Kecerdasan praktis digunakan untuk bertahan dalam hidup seperti keberhasilan mengatasi perubahan. ● Kecerdasan Moral atau Moral Intelligence. Robert Coles berpendapat bahwa Kecerdasan yang menitikberatkan pada prinsip dan nilai-nilai hidup. Kecerdasan Emosional atau Emotional Intelligence. Daniel Goleman berpendapat bahwa Kecerdasan dapat terdiri dari kombinasi 5 komponen, yaitu kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur hubungan atau relasi.
● Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Intelligence. Dalam ESQ kecerdasan spiritual diartikan sebagai kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-lagkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran integralistik (tauhidi) serta berprinsip hanya karena Allah. ● Kecerdasan Majemuk atau multiple intelligences. Howard Gardner dari Harvard University berpendapat bahwa setiap orang mempunyai lebih dari satu kecerdasan, minimal memiliki delapan kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, interpersonal, intrapersonal, musikal, naturalis, visual-spasial, dan kinestestis. Setiap orang memiliki delapan kecerdasan ini dengan kadar perkembangan yang berbeda-beda. C. MACAM-MACAM TES INTELEGENSI Beberapa bentuk tes inteligensi antara lain: a. Tes inteligensi untuk anak-anak (tes Binet, WISC, WPPSI, CPM, CFIT skala 1 & 2, dan TIKI dasar). b. Tes inteligensi untuk remaja - dewasa (TIKI menengah, TIKI tinggi, WAIS, SPM, APM, CFIT skala 3).
● Kemampuan penginderaan (perceptual ability) ● Ingatan (memory) ● Penalaran (reasoning) ● Kelancaran kata-kata (word fluency) Materi yang terdapat dalam skala Stanfordbinet berupa sebuah kotak berisi bermacam-macam benda mainan tertentu yang akan disajikan pada anak-anak. Dua buku kecil yang memuat cetakan kartu-kartu. Sebuah buku catatan untuk mencatat jawaban dan skornya, dan sebuah pedoman pelaksanaan pemberian tes. Materi tes dikelompokan menurut level usia masing-masing. Alfred Binet menggambarkan inteligensi sebagai sesuatu yang fungsional, inteligensi menurut Binet atas tiga komponen yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri. Tes Binet yang digunakan di Indonesia saat ini adalah Stanford Binet Intelligence Scale Form L-M, yaitu revisi ketiga dari Terman dan Merril pada tahun 1960. Terman dan Merril mengklasifikasikan inteligensi berdasarkan standardisasi tes inteligensi Stanford Binet tahun 1937, sebagai berikut :
Karena kebutuhan tes untuk anak-anak disusun Coloured Progressive Matrices (CPM) untuk anak-anak umur 5 – 11 tahun, CPM juga dikenakan pada orang tua atau lanjut usia di atas 60 tahun dengan pendidikan rendah atau menengah. Karena kebutuhan tes untuk orang-orang yang di atas normal (superior) disusun Advanced Progressive Matrices (APM).
_https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/download/479/ http://eprints.walisongo.ac.id/1571/3/093111027_Bab2.pdf http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-rita-eka-izzaty-spsi-msi/hintelegensi -definisi-dan-sejarah-3.pdf http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND.LUAR_BIASA/195706131985031-MAMA N_ABDURAHMAN_SAEPUL_R/TES_INTELIGENSI.pdf https://www.academia.edu/30407938/Inteligensi https://www.academia.edu/24480163/Tes-inteligensii perwiradara.lecture.ub.ac.id/files/2017/02/MATERI-BINET_2017.ppt https://www.academia.edu/6217148/TES_PSIKOLOGI_Tes_Inteligensi_dan_Tes_Bakat