





Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Materi mengenai akuntansi penyusutan
Typology: Lecture notes
1 / 9
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
2.500. 2.000. 1.500. 1.000.
Penyusutan
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 1 2 3 4 5
Aset tetap pada umumnya memiliki masa manfaat yang terbatas (kecuali tanah). Pada saat sebuah aset habis manfaatnya, aset tersebut tidak bisa digunakan lagi baik dengan nilai sisa maupun tanpa nilai sisa. Di sisi lain, seiring dengan penggunaan aset maka terdapat beban depresiasi yang dihitung secara periodik. Selisih antara nilai aset pada saat perolehan dengan akumulai depresiasi merupakan nilai buku dari aset tersebut. Terdapat beberapa metode dalam perhitungan depresiasi sebuah aset. Berikut merupakan metode depresiasi yang akan dibahas pada bab ini:
Dengan menggunakan metode ini, beban penyusutan sebuah aset akan memiliki nilai yang sama besar di setiap periodenya. Sehingga, jika dibutkan grafik untuk nilai penyusutan, akan membentuk garis lurus, karena itulah metode ini disebut dengan metode garis lurus.
Besarnya penyusutan dengan menggunakan metode ini dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
๐ถโ๐
๐
Dengan : r = beban depresiasi per periode C = harga perolehan S = nilai sisa n = jumlah periode/masa maanfaat
CONTOH (1): Sebuah mesin seharga Rp 20.000.000 diperkirakan memiliki masa manfaat 20 tahun dengan nilai sisa Rp 2.000.000. Dengan menggunakan metode garis lurus, hitunglah besarnya pernyusutan tiap tahun, dan buatlah tabel penyusutannya!
Diketahui : C = Rp 20.000.
S = Rp 2.000.
n = 5
Ditanyakan : r =?
๐ถโ๐ ๐
๐ ๐ 20.000.000โ๐ ๐ 2.000. r = 20 = Rp 3.600.
Akhir Tahun ke-
Beban Penyusutan Rp
Akumulasi Penyusutan Rp
Nilai Buku Rp Rp 20.000.000 โ (3)
Beban depresiasi untuk setiap tahun:
Tahun pertama : 13.000 x Rp 360 = Rp 4.680.000 Tahun kedua : 11.000 x Rp 360 = Rp 3.960.000 Tahun ketiga : 10.000 x Rp 360 = Rp 3.600.000 Tahun keempat : 8.500 x Rp 360 = Rp 3.060.000 Tahun kelima : 7.500 x Rp 360 = Rp 2.700.
Akhir Tahun ke-
Beban Penyusutan Rp
Akumulasi Penyusutan Rp
Nilai Buku Rp Rp 20.000.000 โ (3)
Pada umumnya, biaya perawatan dan perbaikan untuk aset yang baru lebih murah dibandingkan dengan aset yang umurnya lebih lama. Sehingga, beban penyusutan pada awal masa manfaat dibebankan lebih besar dibandingkan dengan nilai penyusutan pada tahun- tahun selanjutnya. Hal tersebut bertujuan agar total biaya penyusutan, perawatan, dan perbaikan selama masa manfaat tidak banyak berbeda.
1.3.1 Metode Jumlah Angka Tahun
Dengan menggunakan metode jumlah angka tahun, semakin lama beban penyusutan akan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh penggunaan fraksi yang semakin kecil dari tahun ke tahun dalam menghitung nilai penyusutan. Dalam fraksi tersebut yang menjadi pembilang adalah sisa masa manfaat, dan jumlah angka tahun sebagai penyebut. Perhitungan penyusutan setiap periode adalah dengan mengalikan fraksi dengan (C โ S ) , berikut merupakan persamaan utntuk menetukan besarnya penyusutan pada setiap periode:
Sisa masa manfaat
n(n + 1) 2
ร ( S โ C)
Dengan : r = beban depresiasi per periode C = harga perolehan S = nilai sisa n = jumlah periode/masa maanfaat
CONTOH (1): Sebuah gedung seharga Rp 350.000.000 memiliki masa manfaat 5 tahun dengan nilai sisa Rp 50.000.000. Hitunglah besarnya penyusutan per tahun sampai dengan akhir tahun ke-5 dan buatlah tabel penyusutannya!
Diketahui : C = Rp 350.000.
S = Rp 50.000.
n = 5
Jumlah angka tahun = ๐^ (^ ๐^ +1) 2
Ditanyakan : r per tahun =?
Solusi :
r = fraksi ร (C โ S)
Tahun pertama:
5 15 x Rp 300.000.000 =Rp 100.000.
Tahun kedua :
(^4) x Rp 300.000.000 = Rp 80.000. 15
Tahun ketiga :
(^3) x Rp 300.000.000 = Rp 60.000. 15
Tahun keempat:
(^2) x Rp 300.000.000 = Rp 40.000. 15
Tahun kelima :
(^1) x Rp 300.000.000 = Rp 20.000. 15 Rp 300.000.
4
n = jumlah periode/masa maanfaat nilai buku = nilai perolehan โ akumulasi depresiasi
CONTOH (2): Mesin seharga Rp 200.000.000 memiliki masa manfaat 4 tahun. Berapakah besarnya penyusutan untuk setiap tahun?
Diketahui : C = Rp
200.000.000 n = 4
Ditanyakan : r per tahun =?
Solusi : r = fixed annual rate ร nilai buku ๐ fixed annual rate = (1 โ โ (^) ๐ถ ) ร 100%
Akhir Tahun ke-
Annua l Fixed Rate
Penyusutan Rp
Akumulasi Penyusutan Rp
Nilai Buku Rp Rp 200.000.000 โ (4)
0 200.000.
๐
1.3.3 Metode Saldo Menurun Ganda
Perhitungan besar penyusutan menggunakan metode saldo menurun ganda pada dasarnya sama dengan metode saldo menurun. Perbedaannya hanya terletak pada annual rate. Pada metode saldo menurun ganda, annual rate didapat dengan membagi 100% dengan masa manfaat.
r = ๐i๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐ ๐๐๐ก๐ ร nilai buku
Dengan : fixed annual rate = ( 100%^ ) x 2 ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐ก
r = beban depresiasi per periode C = harga perolehan S = nilai sisa n = jumlah periode/masa maanfaat nilai buku = nilai perolehan โ akumulasi depresiasi
CONTOH (3): Perlengkapan seharga Rp 11.000.000 memiliki masa masa manfat 5 tahun. Hitunglah besarnya penyusutan setiap tahun dengan menggunakan metode saldo menurun ganda!
Diketahui : C = Rp 11.000.
n = 5
Ditanyakan : r per tahun =?
Solusi : r = fixed annual rate ร nilai buku
fixed annual rate = ( 100%^ ) x 2 masa manfaat 100% = ( 5 ) x 2
Akhir Tahun ke-
Annua l Fixed Rate
Penyusutan Rp
Akumulasi Penyusutan Rp
Nilai Buku Rp Rp 11.000.000 โ (4)